9/23/2022

Mengenal Museum Penghulu Muhammad Soleh Musi Banyuasin

APERO FUBLIC.- Di Kota Sekayu terdapat sebuah museum yang bertema sejarah dan kebudayaan masyarakat di Kabupaten Musi Banyuasin, masa lalu dan kotemporer. Museum tersebut dinamakan, Museum Penghulu Muhammad Soleh (PMS). Istilah penghulu adalah jabatan keagamaan pada masa Kesultanan Palembang Darussalam sampai masa Kolonial Belanda. Jabatan penghulu tetap dipertahankan karena berkenaan dengan urusan sosial masyakat Islam. Misalnya pernikahan, ibadah, acara-acara masyarakat Islam misalnya yasinan dan lainnya.

Koleksi Museum PMS meliputi artefak, foto kenangan, foto dokumentasi, benda lama, replika. Artefak yang dikoleksi seperti mangkok kuningan, Loyang kuningan, kendi atap, guci, saringan air dari batu, mata tombak, mandau peninggalan puyang. Mandau Puyang Tengah Laman yang disumbangkan oleh Kepala Desa Gajah Mati. Ada juga cucuk use sejenis alat penjalin tikar purun (tikar umbay) yang terbuat dari tulang rusa.

Benda lama, seperti alat musik trampolin, pemutar music klasik atau piring hitam, beliung. Beliung sejenis kapak mata kecil bergagang dahan kayu. Biasanya dibuat dari pohon bernama kandis atau asam kandis agar kuat. Selain itu, dahan kandis bercabang-cabang sehingga mudah membentuknya. Untuk menempatkan mata beliung digunakan anyaman rotan.

Replika yang dipajang, yaitu replika perahu dagang yang bercirikan beratap daun rumbiah. Jenis perahu ini hampir sama dengan perahu kajang yang biasa digunakan di seluruh Sumatera Selatan pada masa lalu untuk berdagang. Kedua replika ponton, sejenis perahu besar yang dapat membawa angkutan cukup besar. Ketiga replika rumah adat atau rumah asli masyarakat Musi Banyuasin. Rumah ini kalau di Kecamatan Sungai Keruh dinamakan uma basepat. Dinamakan demikian karena lantai rumah yang menurun, seperti anak tangga.

Koleksi gambar rumah tokoh-tokoh masa lalu di Musi Banyuasin. Diantaranya, rumah Pangeran H.A. Rivai bin H.A. Hamid, rumah Pangeran H. Anang Mahidin, rumah Pangeran H. Abdul Wahab, rumah Pangeran M. Oemar, rumah Depati Daud, rumah Pangeran H. Anang Mahidin di kecamatan Sanga Desa. Klik disini untuk mengenal sejarah Sanga Desa.

Kemudian masuk masa Musi Banyuasin kotemporer, dimana koleksi berupa foto-foto pemimpin, kegiatan pemerintah, wisata, dan kebudayaan lainnya. Foto-foto yang dikoleksi meliputi foto Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Musi Banyuasin dari waktu ke waktu. Yaitu, Ki. H. Oemar Mustafa periode 1961. H. Abdullah Suin (1972-1977), Letkol CHB (Purn) H. Rozali Harom (1977-1992), Dr. Zainal Ansori (1992-1997), H. Lili Achmadi (1999-2004), H. Sulgani Pakuali S.Ip (2004-2009), Ir. H. Uzer Effendy MS (2004-2009), Riamon Iskandar (2015), AbuSarih, SH. M.Si. (2016-2019). Sugondo (2019-2024).

Kemudian koleksi foto bupati-bupati yang pernah memimpin Kabupaten Musi Banyuasin. Yaitu, H. Usman Bakar (1960-1965), H. Abdullah Awam (1965-1971), Syaibani Azwari (1971-1976), H. Amir Hamzah (1976-1986), Soelistiyono (1986-1991), H. Arifin Djalil (1991-1996), H. Nazom Nurhawi (1996-2001), H. Alex Noerdin (2001-2007), H. Pahri Azhari (2008-2015), H. Dodi Reza Alex Noerdin (2017-2022), Beni Hernedi (2021).

Selain itu, ada koleksi gambar situs makam puyang. Seperti situs makam Puyang Kilat Kemaru, Puyang Depati, Puyang Datu, Puyang Imam Jufri, dan lainnya. Depati atau Pesirah pemimpin marga-marga di Kabupaten Musi Banyuasin. Pemerintahan marga telah ada sejak masa Kedatuan Sriwijaya yang kemungkinan bernama Pedatuan. Pemerintahan marga adalah pemerintahan wilayah yang merdeka bersipat monarki (turun-temurun). Masyarakat yang mendiami wilayah marga masih satu keturunan atau kepuyangan (genalogis). Pemerintahan marga di hapus pada tahun 1979. Masa kekuasaan Orde Baru dengan dikeluarkannya UU No.5/1979.

Di lantai dua terdapat koleksi berupa gambar tempat wisata, karya sastra warga Musi Banyuasin, ruangan bioskop sekaligus tempat teater, sudut baca karya-karya tulis atau dokumentasi Musi Banyuasin. Selain itu, masuk ke museum tidak membayar atau gratis. Halaman depan gedung sering dijadikan warga tempat berolahraga, misalnya senam sehat. Kalau melihat pagar depan terkunci, itu biasa. Sebab, pintu masuk dari samping melalui jalan ke kiri. Lokasi Museum PMS terletak tidak jauh dari menara Muba sejauh kurang lebih 50 meter.

Tunggu apa lagi, yuk kunjungi museum Penghulu Muhammad Soleh di Kota sekayu, ajak teman, sahabat, rekan-rekan anda, keluarga, anak didik. Berwisata, belajar dan bergembira bersama.

Liputan: Joni Apero
Editor: Padli, S.Pd.
Tatagambar. Dadang Saputra


Artikel terkait:

Sy. Apero Fublic

0 komentar:

Post a Comment