6/22/2020

Mengenal Buah Pedare

Apero Fublic.- Buah pedare atau dikenal luas dengan nama kelengkeng. Buah ini memiliki nama ilmiah dimocarpus longan dari marga sapindaceae. Tanaman buah pedare adalah tumbuhan endemik Asia Tenggara. Pada awalnya pedare tumbuh liar di hutan-hutan di pedalam KalimanTan, Sumatera dan lainnya.

Jenis pedare liar buah besar-besar sama seperti pedare hibrida yang banyak dibudidayakan. Hutan yang masih alami. Pedare tersebar luas karena berkembang biak dengan biji yang dibawa oleh hewan atau manusia.

Pada masa selanjutnya tanaman dikotil ini ditanam penduduk di pemukiman mereka. Sehingga buah pedare menjadi buah budidaya manusia. Tanam buah ini sangat mudah tumbuh dan besar. Biasanya pohon pedare tumbuh baik di kawasan tanah renah, hutan tropis. Mampu hidup puluhan bahkan ratusan tahun. Tergantung pada keadaan alam sekitar, misalnya tidak terjadi kebakaran hutan.

Penduduk di Sumatera Selatan menanam pohon buah pedare di kebun-kebun buah-buahan mereka. Biasanya ditanam bercampur dengan tanaman buah lainnya. Seperti duku, petai, jereng, pauh, raman, pedare, manggus (manggis), rambai dan lainnya. Penduduk menamakannya dengan talang buah.

Buah pedare memiliki rasa manis, dengan daging buah yang tipis membalut biji yang berwarna hitam kecoklatan. Kulit buah tipis dan getas. Hama buah pedare seperti kalong, kelelawar, tupai, kera, dan musang.

Tumbuhan buah ini, berbuah pada musim buah-buahan dimana semua buah-buahan berbuah. Ukuran batang pedare mencapai tinggi dua puluh meter atau lebih. Dahan lunak dan mudah patah. Sehingga saat memanjat pohon pedare harus berhati-hati.

Sekarang pohon buah pedare sudah ada versi hibrida atau bibit unggul. Pembudidayaan pedare sudah luas namun masih kurang untuk memenuhi kebutuhan. Mengapa demikian, karena belum banyak pemasok buah pedare sehingga harganya masih tinggi per kilogram. Bagi Anda yang tertarik membudidayakan tanaman buah pedare. Jangan ragu, sebab akan menjadi bisnis dan peluang usaha yang menjanjikan.

Buah pedare dapat diolah menjadi buah pedare kering. Biasanya masyarakat menjadikannya bubur atau sarawe. Di Thailand, Taiwan, Cina pengolahan buah pedare dengan industri pengalengan. Untuk konsumsi biji buah pedare dapat dijadikan cemilan dan diolah menjadi makanan ringan.

Nenek moyang kita zaman dahulu mengawetkan biji pedare dengan diletakkan di atas papi. Papi adalah tempat yang terletak diatas tempat memasak tradisional. Sehingga panas api memasak membuat biji-bijian menjadi awet. Saat masa gagal panen biji pedare kering dapat dijadikan makanan.

Buah pedare memiliki kandungan vitamin c untuk menjaga daya tibuh. Kandungan kalori dapat menjaga stabilitas berat badan.  Dapat mengurangi resiko radikal bebas, dapat menjaga kesehatan mata dan kulit, karena buah pedare mengandung banyak kadar gula, maka untuk pengidap diabetes agar jangan mengkonsumsi terlalu sering apalagi berlebihan. 

Oleh. Adi Putra Pratama.
Editor. Desti. S.Sos.
Fotografer. Dadang Saputra.
Palembang, 23 Juni 2020.

Arti kata: Sarawe: kuliner atau makanan berkuah manis seperti bubur. Papi. tempat penyimpanan sesuatu di atas tempat memasak atau tungku api. Di buat dari bilah-bilah bambu.

Sy. Apero Fublic.

0 komentar:

Post a Comment