-->
Search
24 C
en
  • Penerbit MAF
  • Apero Book
  • JAF
  • LinkedIn
APERO FUBLIC
Terbitkan Artikel Anda
  • Apero Fublic
  • Popular
    • Politik
    • Ekonomi
    • Fotografi
    • Dunia Anak
    • Sosial & Masyarakat
  • Apero Fublic
  • Women
    • Women
    • Tokoh Wanita
    • Skil Wanita
    • Ibu dan Anak
    • Pendidikan & Kesehatan Wanita
  • Gatget
    • Video
  • World
  • Video
  • Featured
    • Penyakit Masyarakat
    • About
    • e-Galeri
    • Post Search
    • Daftar Kata
    • Peribahasa
    • Antologi Puisi INew
    • Antologi Puisi IINew
  • Find
    • Download Artikel
    • Download Feature
    • Andai-Andai
    • Post All
    • Flora Pangan
    • Fauna
    • Picture IndonesiaNew
    • Kamus Bahasa MusiNew
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Brand
    • Sport
    • Fashion
    • Fitness
    • Sunset-Sunrise
    • HijrahNew
    • NasihatNew
APERO FUBLIC
Search

Ruang Sponsor Apero Fublic

Ruang Sponsor Apero Fublic
Home Budaya Daerah Konsep Puyang: Dahulu dan Sekarang
Budaya Daerah

Konsep Puyang: Dahulu dan Sekarang

PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic
17 Sep, 2019 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Apero Fublic.- Masyarakat Melayu Provinsi Sumatera Selatan, memiliki konsep kepuyangan dan gelar puyang. Hampir disetiap tempat ada puyang-puyang masyarakat. Bagaimana pengertian puyang pada masyarakat Melayu Sumatera Selatan. Kata puyang merujuk untuk menghormati seorang manusia. Puyang juga memiliki makna tinggi dan terhormat. Kata puyang terdiri dari dua kosa kata pu dan yang. Kata puyang juga bentuk pengembangan dari kata Uwang atau waang.

Uwang atau waang, di sebagian besar Pulau Sumatera berarti manusia. Secara bahasa kata Pu menggambarkan tempat atau landasan tumpuan. Selain itu, kata Pu juga merujuk pada tempat ketinggian, po'cok atua pucuk. Pu juga bermakna utama atau awal. Kata pu juga bentuk penyederhanaan dari p'o menjadi pu. Apabila gelar puyang muncul sewaktu berkembangnya pengaruh Hindu dan Budha, maka kemungkinan ada keterkaitan dengan bahasa sanskerta.

Masuknya pengaruh Hindu dan Budha sehingga menyerap bahasa sanskerta. Seperti kata hyang yang berarti suatu keberadaan spritual tak kasat mata yang memiliki kekuatan supranatural. Keberadaan spritual dapat bersifat ilahiah atau roh leluhur (wikipedia). Pendiri Kedatuan Sriwijaya juga menggunakan gelar puyang, Pu-hyang Dapunta Jaya Naga. Kata pu-hyang itulah bergeser menjadi puyang saja sebagaimana kita kenal sekarang.

Sehingga, kata puyang kemudian berkembang untuk menamai atau menggelari seorang yang dianggap memiliki kemampuan supranatural atau memiliki kelebihan dari manusia biasa lainnya: seperti pemimpin setempat, tokoh masyarakat, atau orang yang dianggap memiliki kekuatan supranatural (sakti).

Konsep gelar puyang juga terdapat di luar Provinsi Sumatera Selatan. Meliputi wilayah Pulau Sumatera Bagian Timur, meliputi Provinsi Bengkulu, Jambi, Bangka Belitung, dan Lampung. Bentuk pengaruh kosep kepunyangan dipengaruh legenda Si Pahit Lidah versi Jambi dan versi Bengkulu. Berikut konsep pengertian kata puyang pada masyarakat Melayu Sumatera Bagian Timur, studi Sumatera Selatan.

A.Konsep Puyang Masa Lalu.
1). Puyang Dalam Artian Sebagai Pemimpin.
Puyang diartikan sebagai gelar kehormatan pada seseorang pemimpin di suatu tempat. Manusia yang memiliki kelebihan dalam keilmuan dan kebijaksanaan. Menguasai ilmu hukum, adat istiadat setempat sehingga dia sebagai pelindung masyarakatnya dan penegakan hukum.

Pengartian puyang sama, seperti di Jawa sunan. Datuk di Minangkabau dan Malaysia. Daeng di Sulawesi, dan Teuku di Aceh. Puyang sebagai gelar kehormatan dan pengakuan atas kepemimpinannya. Seperti Puyang Depati di Kota Sekayu pada masa Kesultanan Palembang. Puyang Depati diangkat menjadi pemimpin di Marga Sekayu 1733 Masehi. Gelar puyang disini adalah bentuk gelar kehormatan kepemimpinan dari masyarakat.

2). Puyang Dalam Artian Nenek Moyang
Kata Puyang juga memiliki makna leluhur masyarakat setempat. Atau nenek moyang masyarakat setempat. Hal ini, diartikan semisalnya ada ungkapan “zaman puyang kita dulu“ atau “puyang kita orang dari.” Dari kalimat perbincangan kata puyang merujuk ke leluhur masyarakat yang berbincang. Bersifat jamak atau banyak tidak tertuju pada satu orang.

3). Puyang Dalam Artian Kekeramatan
Puyang dalam arti kekeramatan adalah dimana pengertian kata puyang merujuk pada satu orang manusia. Gelar puyang tidak harus penduduk asli, boleh juga seorang pendatang yang menjadi panutan, guru, atau memimpin di tempat mereka. Kalau orang tersebut penduduk asli biasanya penduduk mengaku sebagai anak cucunya. Tapi kalau pendatang masyarakat setempat hanya menggelari puyang dan mengkeramatkannya.

Pada kasus ini, pemberian gelar puyang diwaktu kemudian. Setelah berlalu beberapa generasi. Sehingga masyarakat tidak lagi mengenal secara fisik, tapi hanya berupa cerita tutur. Biasanya ada objek yang dijadikan keramat, kadang berupa makam, kadang hanya sebuah situs.

Dengan demikian, karena dia dianggap tua, setara dengan nenek moyang. Jadi masyarakat akan menyebutnya dengan puyang. Sekaligus sebagai tanda menghormati. Kemudian lama semakin lama, terbentuk gelar puyang untuk orang tersebut. Nama puyang diambil dengan keadaan sekeliling atau dari nama julukan, kadang juga nama asli.

Seperti Puyang Tengah Laman di Desa Gajah Mati, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Menurut penjaga kunci nama asli Puyang Tengah Laman adalah Syaik Djafar Siddiq. Beliau adalah guru agama Islam yang datang sekitar abad 15-16 Masehi ke Desa Gajah Mati.

Tempat keramatnya berupa tanah lapang. Konon tanah lapang tersebut rumah dan tempat aktivitas, seperti mengobati masyarakat, mengempu, dan belajar agama. Seiring waktu tempat tinggal hancur, dan tinggal lahan tanah lapang. Kemudian muncul tanah tumbuh (sarang rayap) dikemudian hari di tanah bekas rumah puyang. Dikeramatkan oleh penduduk. Tanah lapang atau halaman dalam bahasa Melayu Sekayu, Tengah Laman. Maka dijuluki, Puyang Tengah Laman.

4). Puyang Dalam Konsep Cerita Rakyat.
Gelar puyang dalam konsep legenda adalah berupa cerita-cerita tokoh-tokoh fiksi. Dimana masyarakat mempercayai cerita-cerita, dongeng, atau legenda orang sakti. Contoh Puyang Serunting Sakti atau Si Pahit Lidah. Legenda Puyang Kemiri dari Kabupaten Empat Lawang. Kemudian legenda Puyang Burung Jauh dimana tokoh ini sering muncul sebagai burung yang berbunyi jauh-jauh-jauh.

Sehingga masyarakat akan pergi meninggalkan kampung halaman mereka. Sebagai tanda bahaya dari sang puyang untuk masyarakat. Namun walau di dalam cerita rakyat tetap gelar puyang menempatkan kedudukan pada sisi kepemimpinan, orang sakti, dan leluhur. Cerita kepunyangan ini belum dapat diketahui kebenarannya walau dihubungkan dengan tanda-tanda, seperti situs keramat.

5). Puyang Dalam Tatanan Silsilah Keluarga (Adat Peraturan).
Puyang juga menempati kedudukan dalam keturunan atau silsilah keluarga. Puyang sebagai panggilan untuk orang tua dari kakek-nenek kita. Selain itu, panggilan puyang juga digunakan untuk orang-orang yang kedudukannya sejajar dengan puyang kita. Misalnya saudara bungsu dari puyang kita, atau saudara sepupu dari puyang kita.

Walau seumuran dengan orang tua kita, atau kakek nenek kita, tetap dengan  adat peraturan, memanggil dengan, puyang. Maka aturan pemanggilan puyang tidak tergantung umur tapi posisi silsilah. Berikut uraian puyang dalam silsilah keluarga dan konsep tujuh keturunan yang sering disebut masyarakat kita. Sususnan silsilah ini diambil dari sistem adat Melayu Sekayu. Silakan mencocokkan dengan nama wilayah anda.
1. Moneng-moneng
2. Puyang  (1)
3. Kakek-Nenek (2)
4. Ayah dan ibu (3)
5. Anak (kita) (4)
6. Cucu-Cicit  (5)
7. Piut (6)
1. Moneng-moneng (7).

Setelah piut maka silsilah kembali ke moneng-moneng lagi. Anak dari piut akan memanggil puyang dengan moneng-moneng. Begitupun puyang memanggil anak dari piut dengan moneng-moneng. Dari moneng-moneng kembali membentuk garis tujuh keturunan baru. Konsep inilah yang dikenal di Indonesia dengan istilah tujuh keturunan. Anda perna mendengar ungkapan, harta tidak habis dimakan tujuh keturunan. Inilah konsepnya. Setiap tujuh keturunan akan memulai tujuh keturunan baru.

B. Konsep Puyang Masa Sekarang.
1). Pemberian Gelar Puyang 
Banyak orang mengartikan puyang hanya untuk sebutan orang yang sudah tua. Di dalam silsilah keluarga, walau umurnya masih muda namun apabila posisi sejajar dengan puyang (dalam sebuah keluarga), maka piut-piutnya wajib memangginya dengan panggilan puyang. Jadi ukuran umur tidak menentukan.

Anggapan masyarakat sekarang puyang hanya untuk orang tua dan leluhur saja tidak benar dan keliru. Selain digunakan di dalam silsilah dan leluhur. Konsep puyang juga gelar kehormatan untuk seseorang. Bentuk penghargaan pada seseorang atas jasa-jasa orang tersebut. Bentuk pengakuan sebagai seorang pemimpin di daerahnya.

Pada zaman sekarang gelar puyang terlupakan. Hanya dipakai pada sistem silsilah dalam keluarga sekelompok masyarakat di Musi Banyuasin. Gelar puyang menjadi hilang karena tidak ada lagi manusia yang sakti. Kemudian ketahayulan mulai hilang dan mulai berganti kerasionalan.

Untuk menyelamatkan gelar puyang sebagai ciri khas dan warisan budaya. Maka pada zaman sekarang pemakaian gelar puyang sangat diperlukan. Selain untuk menyelamatkan kebudayaan sendiri sekaligus sebagai pengidentitasan masyarakat Melayu Pulau Sumatera. Meliputi Sumatera Selatan, Lampung, bengkulu, Bangka Belitung dan Jambi. Gelar budaya  puyang adalah suatu warisan yang harus di selamatkan oleh generasi sekarang. Mengingat mulai krisis identitas budaya sebagai ciri keberagaman Indonesia.

Konsep puyang pada zaman sekarang dapat diberikan pada seseorang tokoh masyarakat di Pulau Sumatera di lima provinsi tersebut. Seperti gelar untuk orang yang berjasa pada masyarakat dan negara, seperti pahlawan yang gugur semasa perang kemerdekaan.

Tentu tidak semua yang ikut perang, semisalnya seorang pemimpinnya. Kemudian gelar untuk seorang tokoh masyarakat, tokoh agama, budayawan, pecinta lingkungan, pelestari kebudayaan, peneliti bidang akademisi, seniman dan sebagainya.

Selain itu dapat juga diberikan pada pemimpin-pemimpin sekarang, seperti seorang bupati, gubernur, presiden, DPRD (I dan II)-MPR, TNI dan Polri. Pemberian gelar pada Kapolda, Kaporles, dan Pangdam, Panglima TNI, menteri. Selain yang berasal dari dalam lingkup Sumatera Bagian Selatan (putra daerah atau pernah bertugas), gelar dapat juga diberikan pada tokoh-tokoh Nasional dan Internasional.

Sebagai contoh gelar untuk Pahlawan Nasional. Misalnya, Puyang Pahlawan Dr. AK. Gani. Karena beliau pahlawan nasional dan gubernur pertama Sumatera Selatan. Puyang Negeri Batang Hari Sembilan Haji Alex Noerdin. Karena mengingatkan jasa beliau pernah menjadi gubernur Provinsi Sumatera Selatan.

Puyang Hulubalang Bayangkara Kapolri Tito Karnapian. Kenapa ditambah hulubalang bhayangkara karena dia dari kapolisian. Hulubalang adalah jabatan perwira prajurit Melayu masa lalu. Untuk Panglima KODAM Sriwijaya, Puyang Panglima Sriwijaya karena sebagai pemimpin Kodam II Sriwijaya.

Puyang Wanua Melayu Herman Deru. Penambahan wanua adalah kata tempat dalam prasasti peninggalan Kedatuan Sriwijaya. Puyang Nusantara Tujuh Jokowidodo, gelar nasional. Karena beliau adalah Presiden Republik Indonesia. Penambahan kata Nusantara mewakili Indonesia, karena beliau adalah Presiden Indonesia.

2). Hukum dan Mekanisme Gelar Puyang.
Dalam pemberian gelar tentu harus ada mekanisme hukum dan tatacara atau payung hukum yang ditetapkan (UU). Seperti dalam menentukan kriteria atau ukuran pemberian gelar (lisensi), serta tatacara pencabutan gelar dikemudian hari (misalnya penerima gelar menjadi koruptor).

Catatan: gelar puyang bukan gelar bersifat turun temurun. Tapi gelar puyang murni diberikan pada orang biasa yang kemudian menjadi luar biasa, bukan keturunan bangsawan. Tapi boleh juga pemberian pada seorang bangsawan, misalnya Sultan Palembang. Gelar Puyang adalah bentuk penghargaan, penghormatan masyarakat atas jasa-jasa seseorang. Juga sebagai bentuk melestarikan kebudayaan Melayu dan mengembangkannya.
Bangunan bercat hijau adalah tempat Keramat Puyang Tengah Laman di Desa Gajah Mati, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.

Oleh. Joni Apero
Palembang, 17 September 2019.
Sumber diolah dari berbagai sumber: Dari pengamatan langsung, buku-buku membaca di internet, dan memahami sebagai putra daerah Sumatera Selatan.

Sy. Apero Fublic
Via Budaya Daerah
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

Post a Comment

PWI Sumatera Selatan

PWI Sumatera Selatan
Seluruh Wartawan PWI Sumatera Selatan Mengucapkan Selamat HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 80 Tahun

Post Populer

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sunday, July 14, 2024
Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Monday, July 15, 2024
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020

BULETIN APERO FUBLIC

BULETIN APERO FUBLIC

Translate

Search This Blog

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
vimeo Subscribe
instagram Follow
rss Subscribe

Featured Post

Bupati – Wabup Sampaikan Terima Kasih ke 74 Desa, 7 Kelurahan, Forkopimda dan Seluruh Masyarakat

PT. Media Apero Fublic- Sunday, October 19, 2025 0
Bupati – Wabup Sampaikan Terima Kasih ke 74 Desa, 7 Kelurahan, Forkopimda dan Seluruh Masyarakat
APERO FUBLIC   I  BULUNGAN .-  Penutupan syukuran hari jadi Kabupaten Bulungan ke 65 dan Kota Tanjung Selor ke 235 tahun 2025 berlangsung di Kebu…

PUBLIKASI PEMKAB

PUBLIKASI PEMKAB
Kabupaten Musi Banyuasin

Most Popular

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Sunday, November 10, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Tuesday, October 15, 2019
Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Saturday, March 21, 2020
Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Thursday, November 07, 2019
Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Tuesday, June 25, 2019
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
Powered by Blogger
Apero Fublic

Website Archive

  • 2025575
  • 2024203
  • 2023142
  • 2022103
  • 2021365
  • 2020435
  • 2019281

MAJALAH KAGHAS

MAJALAH KAGHAS

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

TABLOID APERO FUBLIC

TABLOID APERO FUBLIC

SELAK MAJO

SELAK MAJO
Karikatur

Labels

Aceh Aceh Besar Amerika Serikat Andai-Andai Angkat Besi APERO FUBLIC Apero Herbal Apero Popularity Arkeologi Artikel Atambua Badan Pemerintah Bandung Bangkinang Banten Batu Bara Batusangkar Baubau Belanda Belu Bengkayang Bengkulu Berita Berita Daerah Berita Internasional Berita Nasional Binjai Biruisme BNN Bola BOLTARA Brand Budaya Budaya Daerah Budaya Dunia Buku Populer Buletin AF Bulungan Cerita Bersambung Cerita Kita Cerita Rakyat Cerpen Dairi Daratan Daratan dan Hutan Deli Serdang Dongeng Dongeng Dunia DPRD Dunia Anak e-Biografi Tokoh Ekonomi Ekonomi Islam Elektronik Energi FASHION Fauna Film Flora Fotografi Gatget Healthy & Fitness Himpunan Muslim HST Hukum Hukum Islam Ibu dan Anak Ilmu Kesastraan Info Desa Iran Islam dan Budaya Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Masyarakat Islam dan Negara Islam dan Sosial JABAR Jakarta Jambi JATENG Jepang Jurnal AF Jurnalisme Kita KABAR Kabar Buku Kabupaten HST KALBAR KALSEL KALTARA KALTIM Kampar Kampus Kanada Karo Kata Mutiara Kepemimpinan Kesehatan Kesehatan dan Pendidikan Wanita kesenian Ketapang Kisah Legenda Kolaka Kriminal Kubu Raya Kuliner Kupang Labuhanbatu LABURA Laporan Penelitian Lebak Lembata Lombok Lubuk Linggau Lubuk Pakam Lubuklinggau Mahasiswa Majalah Kaghas Malaysia Marinir Mask Medan Mempawah Meranti Merauke Militer Mitos Muaro Jambi MUBA Musik NTT OKU Timur Olah Raga Olahraga Opini Otomotif Padang Padang Lawas Padang Panjang Palembang Pantun Papua Barat Daya Papua Selatan Parigi Moutong Pariwisata PDF Pekanbaru Pemerintahan Pendidikan Penyakit Masyarakat Perkebunan Pertanian Pertanian dan Alam Pesisir Selatan Pinrang Politik Populer Bisnis Populer Iklan Populer Produk Populer Profesi Prabumulih PraLeader Problematika Seks Propaganda Public Figure Puisi Puisi Akrostik Pustakawan PWI PWI SumSel Riau Rote Ndao Samarinda Sampah dan Limbah Sastra Kita Sastra Klasik Sastra Lisan Sastra Moderen SDA Sejarah Daerah Sejarah Islam Sejarah Kebudayaan Sejarah Umum Sekayu Seniman Sepak Bola Sepeda Listrik Sepeda Motor Sibolga Silat Simalungun Skil Wanita Smart TV Solok Solok Kota Sorong Sosial dan Masyarakat Sosial Masyarakat Sport Sudut Pandang Sukabumi SULSEL SULTENG SULTENGRA SUMBAR Sumber Air SUMSEL SUMUT Surat Kita Syarce Tablet Tabloid AF Tanah Datar Tanjung Selor Tapanuli Utara TAPUT Tebing Tinggi Teknologi Temanggung TNI TNI AD TNI AL TNI AU Tokoh Wanita Tradisi UKM-Bisnis UMKM Video Women World

Laman Khusus

  • Cahaya
  • Daftar Kata Istilah Baru
  • e-Galeri Apero Fublic
  • Mari Kita Hijrah
  • Nasihat dan Motivasi
  • Apero Quote
  • Pribahasa Indonesia
  • Picture Indonesia
  • Pangeran Ilalang I
  • Pangeran Ilalang II

Pages

  • Pecakapan Sunset Sunrise
  • Flora Pangan Indonesia
  • Fauna Indonesia
  • Dawnload PDF Gratis
  • Dawnload Feature Gratis (PDF)

Recent Posts

Popular Posts

  • Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series
    Goda Series e-Bike APERO FUBLIC.- Berbicara tentang e-Bike atau sepeda Listrik saat ini memang tidak ada habisnya. Kendaraan praktis tanp...
  • Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly
    Sepeda Motor Listrik Produksi U^Winfly APERO FUBLIC.- U^Winfly merupakan Perusahaan Industrial pada sektor bergerak industri kendaraan list...
  • Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G
    Oppo A3 Pro 5G selain tahan benturan kuat juga tahan siraman air APERO FUBLIC.- Pihak Oppo telah merilis ponsel pintar terbaru dari seri A...
  • Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.
    APERO FUBLIC.- Raden Kamandaka sebuah cerita rakyat dari dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Rakyat ini bercerita tentang Keraja...
  • Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
    Apero Fublic.- Pantun Daerah dari Dataran Negeri Bukit Pendape ini adalah warisan pantun berbahasa Melayu. Hadir dari buah pemikiran ne...
  • Mengenal Pohon Serdang
    Proses penganyaman atap dari daun serdang oleh masyarakat. (doc: internet/anoname). APERO FUBLIC.- Pohon serdang merupakan tumbuhan yang san...
  • Asmara Dan Tragedi Semanggi
    Apero Fublic.- Semanggi suatu kawasan yang terletak di Jakarta Bagian Selatan. Pada nama flora Semanggi adalah sekelompok paku air dar...
  • Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik
    Apero Fublic.- Lembar pertama dari naskah Sayir Khadamuddin, diawali dengan basmalah. Syair Khadamuddin adalah bentuk sastra lama dari ...
  • Mengenal Buah Raman
    APERO FUBLIC.- Buah raman atau dikenal juga dengan nama buah aman, dan gandario. Buah asli endemik Indonesia ini banyak tumbuh di pulau ...
  • Dongeng Tolaki: Asal Mula Peredaran Matahari dan Bulan
    Apero Fublic.-  Pada suatu masa pertama kalinya matahari dan bulan mempunyai anak. Masa itu, manusia, hewan dan tumbuhan tidak dapat hidup d...

Editor Post

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
Legenda Kisah Cinta  I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Legenda Kisah Cinta I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Tuesday, January 14, 2020

Popular Post

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sunday, July 14, 2024
Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Monday, July 15, 2024
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Mengenal Pohon Serdang

Mengenal Pohon Serdang

Saturday, August 05, 2023
Asmara Dan Tragedi Semanggi

Asmara Dan Tragedi Semanggi

Tuesday, June 18, 2019
Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Tuesday, June 25, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Dongeng Tolaki: Asal Mula Peredaran Matahari dan Bulan

Dongeng Tolaki: Asal Mula Peredaran Matahari dan Bulan

Friday, August 06, 2021

Populart Categoris

Andai-Andai 1 Artikel 39 Berita 567 Berita Daerah 721 Berita Internasional 29 Berita Nasional 640 Brand 117 Budaya Daerah 29 Cerita Bersambung 20 Cerita Kita 25 Cerita Rakyat 12 Cerpen 10 Dongeng 66 Ekonomi 19 Elektronik 21 FASHION 11 Fauna 4 Flora 62 Healthy & Fitness 14 Ibu dan Anak 1 Islam dan Budaya 11 Islam dan Lingkungan Hidup 7 Islam dan Masyarakat 2 Jurnalisme Kita 17 Kampus 112 Kesehatan 13 Kisah Legenda 10 Kuliner 20 Mitos 15 Olah Raga 61 Opini 64 PDF 3 Pantun 6 Pariwisata 36 Penyakit Masyarakat 6 Problematika Seks 6 Puisi 47 Puisi Akrostik 5 Sampah dan Limbah 1 Sastra Kita 22 Sastra Klasik 53 Sastra Lisan 12 Sejarah Daerah 24 Sejarah Kebudayaan 28 Sepeda Listrik 15 Sport 2 Surat Kita 7 Tablet 20 Teknologi 126 Tokoh Wanita 9 UKM-Bisnis 12 Video 20 Women 4 World 3 e-Biografi Tokoh 23 kesenian 4
APERO FUBLIC

About Us

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan Publikasi dan Informasi yang bergerak dalam bidang Industri Kesusastraan. Apero Fublic merupakan bidang usaha utama bidang jurnalistik.

Contact us: fublicapero@gmail.com

Follow Us

© Copyright 2023. PT. Media Apero Fublic by Apero Fublic
  • Disclaimer
  • Tentang Apero Fublic
  • Advertisement
  • Contact Us