9/21/2022

Pelestarian Aksara Ulu: Melalui Pelatihan dan Penerapannya Pada Sandang.

APERO FUBLIC.- Perkumpulan Pecinta Aksara Ulu Sumatera Selatan (PAU SUMSEL) merupakan wadah kumpulan orang-orang untuk belajar, meneliti, dan melestarikan Aksara Ulu Sumatera Selatan. PAU Sumsel yang telah memiliki payung hukum yang sah melalui kemenkumham di tahun 2020, terus giat melaksanakan beragam kegiatan dan program perkumpulan guna melestarikan, melindungi, menjaga, mengembangkan aksara ulu Sumatera Selatan.

Mulai dari pelatihan, penelitian, pelestarian melalui kaos, papan nama, (name tag), gantungan kunci, serta sosialisasi publikasi, baik secara offline ataupun online. PAU Sumsel juga selalu berkolaborasi dan bekerjasama dengan pihak manapun baik lembaga sosial, lembaga budaya, komunitas, lembaga pemerintah untuk melestarikan aksara ulu Sumsel, sehingga dengan kerjasama dan kolaborasi akan mudah aksara ulu Sumsel berkembang dengan pesat di daerah Sumatera Selatan.

Salah satunya pada tahun 2022, PAU Sumsel mengembangkan program pelatihan dan pelestarian aksara ulu Sumsel pada sandang, melalui program pemerintah yaitu Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud RI) Direktorat Jendral Kebudayaan dengan program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK).

Program ini berlangsung selama lima bulan sejak bulan Juli hingga bulan Nopember, diantara kegiatanya adalah Focus Group Discussion yang telah dilaksanakan pada bulan agustus 2022, yang membahas tentang konsep pelatihan Aksara Ulu dan Penerapannya Pada Sandang, dengan para ahli aksara ulu, pengrajin sandang, praktisi akademisi, birokrasi, pegiata budaya, dan kalangan anak – anak muda para mahasiswa,

Bulan September 2022, PAU Sumsel telah menggelar kegiatan pelatihan Aksara Ulu Sumatera Selatan dan Penerapannya pada Sandang (pembuatan batik ulu berbahan alami). Pelatihan ini dilaksanakan di kota Palembang, kabupaten Muara Enim tepatnya di Kecamatan Lawang Kidul desa Darmo, dan kabupaten Ogan Komering Ulu Timur tepatnya di Kecamatan Cempaka desa Campang Tiga Ilir. Pelatihan ini menghadirkan narasumber ahli aksara ulu Sumsel yaitu Drs. Ahmad Rapani Igama. M. Si, dan DR. Wahyu Rizky Andhifani. S.S. M.M, kemudian pengrajin sandang berbahan alami Anggi Fitrilia, serta praktisi Naskah Melayu Muhammad Daud M.A.

Ketua pelaksana menjelaskan bahwa kegiatan Pelatihan di tiga kota ini diharapkan dapat menciptakan generasi yang peduli terhadap budaya tulis aksara ulu sumsel dan dapat mendorong minat para generasi muda untuk lebih aktif mensosialisasikan aksara ulu Sumsel serta mengajak pengrajin sandang berbahan alami (Galeri Wong Kito) untuk berkolaborasi dalam mengembangkan aksara ulu Sumatera Selatan.

Sedangkan Nuzulur Ramadhona Ketua Perkumpulan Pecinta Aksara Ulu Sumatera Selatan menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan aksara ulu dan penerapannya pada sandang merupakan wujud dari keseriusan kami dari PAU Sumsel untuk mengembangkan dan melestarikan Aksara Ulu Sumsel.

Sebagaimana pesan dari Undang-undang pemajuan kebudayaan no 5 tahun 2017, setelah pelatihan kita akan ada launching produk batik ulu pada bulan oktober pekan ke tiga, agar nantinya dapat meningkatkan perekonomian berbasis kearifan lokal di Sumatera Selatan melalui kerjasama dengan pihak pengrajin Sandang berbahan alami yang ramah lingkungan.



Oleh: Vixkri Mubaroq, S.Hum
(Sekertaris PAU Sumatera Selatan).
Editor. Arip Muhtiar, S.Hum
Tatagambar: Dadang Saputra.

Sy. Apero Fublic

0 komentar:

Post a Comment