PT. Media Apero Fublic

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada bidang usaha Publikasi dan Informasi dengan bidang usaha utama Jurnalistik.

Buletin Apero Fublic

Buletin Apero Fublic adalah buletin yang mengetengahkan tentang muslimah, mulai dari aktivitas, karir, pendidikan, provesi, pendidikan dan lainnya.

Penerbit Buku

Ayo terbitkan buku kamu di penerbit PT. Media Apero Fublic. Menerbitkan Buku Komik, Novel, Dongeng, Umum, Ajar, Penelitian, Ensiklopedia, Buku Instansi, Puisi, Majalah, Koran, Buletin, Tabloid, Jurnal, dan hasil penelitian ilmiah.

Jurnal Apero Fublic

Jurnal Apero Fublic merupakan jurnal yang membahas tentang semua keilmuan Humaniora. Mulai dari budaya, sejarah, filsafat, filologi, arkeologi, antropologi, pisikologi, teologi, seni, kesusastraan, hukum, dan antropologi.

Majalah Kaghas

Majalah Kaghas, meneruskan tradisi tulis tradisional asli Sumatera Selatan.

Apero Fublic

Apero Fublic, merupakan merek dagang PT. Media Apero Fublic bidang Pers (Jurnalistik).

Apero Book

Apero Book merupakan toko buku yang menjual semua jenis buku (baca dan tulis) dan menyediakan semua jenis ATK.

Buletin

Buletin Apero Fublic merupakan buletin yang memuat ide-ide baru dan pemikiran baru yang asli dari penulis.

12/31/2020

Puisi: Sepenggal Kisah

Apero Fublic.- Semua orang memiliki kenangan pada masa lalu. Masa-masa indah dan penuh cerita pada masa itu. Kemudian menjadi kenangan yang indah di kemudian hari. Hati menjerit untuk kembali, tuhan telah jauh perjalanan sekarang.

Kita seperti hanyut dan hilang dari kehidupan. Sebab kita semua memiliki jalan yang berbeda. Lalu perlahan tanpa kabar dan berita. Hingga suatu hari kita baru sadar kalau sudah tua. Masa itu, akan ada penggalan cerita dari kisah kita.

SEPENGGAL KISAH

Kian petang sudah.
Tampak jua merah-merah jingga.
Diakhir hari ini, kawan.
Remang seakan membuat kabur pandangan.
Kita pun sulit menerkah jalan.
Kemana untuk pulang?.
Kemana untuk pergi?.

Kita hanya dapat mengingat-ingat.
Masa itu, masa kebersamaan kita.
Menjadikan kita seperti sekawanan jalan.
Kita bersama, selamanya bersama.
Tawa-tawa itu seperti retakan, yang pecah.
 
Kini sudah petang.
Matahari telah tenggelam.
Di jalan kita berpisah, pulang.
Lalu terlelap tidur yang panjang.
 
Di waktu pagi, sendiri.
Di jendelah kita menanti.
Jalan hidup dan pilihan.
Telah memisahkan kita.
Kini, tinggal sepenggal kenangan.

Oleh. Joni Apero
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra
Palembang, 1 Januari 2021.

Sumber foto: HDS. Lokasi foto di kawasan pariwisata Bukit Pendape, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Buat semuanya bagi yang mau mempublikasikan karya tulis terutama karya puisi dapat mengirimkan ke email redaksi Apero Fublic fublicapero@gmail.com.  Karya puisi harus asli penulis dan dilarang melanggar hak cipta orang lain. Serta tidak melanggar UU Republik Indonesia.

Sy. Apero Fublic

Mengenal: Sepuluh Destinasi Wisata di Kabupaten Musi Banyuasin.

Apero Fublic.- Musi Banyuasin. Liburan adalah hal penting bagi manusia. Sebagai obat setres dan menghilangkan tekanan batin karena rutinitas setiap hari. Dengan liburan manusia dapat merelaksasi kejiwaannya sehingga menjadi santai. Liburan termasuk kebutuhan manusia untuk menjadi sehat secara mental.

Selain itu, liburan bersama-sama keluarga dan teman-teman dapat membuat ikatan kekeluargaan dan persahabatan semakin erat. Untuk itu, ada sepuluh tempat yang wajib Anda kunjungi di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dalam menyambut libur tahun baru, berikut ulasannya.

1. Danau Ulak Lia
Danau Ulak Lia terletak di Kelurahan Soak Baru Kecamatan Sekayu, tepatnya terletak diseberang Kota Sekayu dan berjarak kurang lebih 2,5 Km, dengan luas kurang lebih 75 Ha. Untuk mencapai lokasi danau tersebut transportasi bagus dan lancar, dapat ditempuh melalui jalan darat dengan waktu kurang lebih 20 menit.

Paranoma Danau ini nyaman dan indah dikelilingi oleh pohon-pohon yang rindang dan suasana yang masih alami. Pada musim hujan danau ini akan tampak lebih indah karena air Sungai Musi yang menggenangi seluruh permukaan danau ini.

Menjelang akhir tahun 2020, Danau Ulak Lia semakin indah karena terus dibenahi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Musi Banyuasin. Cocok sebagai tempat rekreasi keluarga maupun wahana berfoto yang instagramable.

2. Danau Kongar
Danau Kongar adalah danau yang terletak di pinggiran Desa Sungai Dua Kecamatan Sungai Keruh yang jaraknya ke Kota Sekayu kurang lebih 45 Km. Untuk mencapai lokasi ditempuh menuju jalan darat. Sebutan Danau Kongar diambil dari nama seorang Warga Negara Amerika bernama Mr. Congger, seorang pengusaha pengeboran minyak yang pada tahun 1949 melakukan pendalaman jalan yang dibuat melintasi sungai tersebut.

Secara umum Danau Kongar berbentuk bundar dan mempunyai cabang-cabang dengan luas diperkirakan kurang lebih 100.000 M2 (10 Ha ) dengan lebar kurang lebih 130 M2 dan panjang kurang lebih 1000 M2 dan kedalamannya kurang lebih 10 M, serta airnya sepanjang tahun tidak pernah kering. Danau Kongar pada hari libur sering dikunjungi masyarakat untuk berekreasi ataupun memancing.

3. Bukit Pendape
Bukit Pendape atau dikenal juga dengan nama Puncak Tertinggi Muba terletak di wilayah Desa Kramat Jaya, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin.

Bukit Pendape dengan ketinggian kurang-lebih 170 MDPL, menawarkan nuansa wisata petualangan dan suasana tradisional khas pedesaan dengai nilai kearifan lokal masyarakat serta pula habitat beberapa tumbuhan langka.

Setiap bulannya hampir ratusan orang mengunjungi Wisata Bukit Pendape Lestari tak terkecuali baik pengunjung dari luar daerah maupun masyarakat Muba sendiri apa lagi pada saat hari libur.

4. Embung Senja
Embung senja merupakan destinasi wisata yang dibuat Tahun 2019 ini merupakan Destinasi Wisata Alam buatan yang baru di Kabupaten Musi Banyuasin, tepatnya berada di Desa Gajah Mati, Kecamatan Babat Supat. Jarak tempuh dari Kota Sekayu Sekitar 1 Jam melalui akses jalan Betung Sungai Lilin.

Embung Senja dikelola oleh Karang Taruna Desa Gajah Mati Kecamatan Babat Supat. Sampai saat ini Embung Senja sudah semakin populer dan dikenal masyarakat sekitar untuk dijadikan pilihan tempat wisata rekreasi bersama keluarga ataupun pasangan.

5. Taman Toga Mangun Jaya
Taman Toga merupakan taman wisata buatan yang dibangun oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Rezeki Jaya Bersama di Kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Babat Toman. Taman Toga pada tahun 2019 menjadi salah satu tempat wisata yang dikunjungi oleh peserta Pekan Daerah (PEDA) KTNA tingkat Prov. Sumsel dimana Kabupaten Musi Banyuasin menjadi tuan rumah. Cocok sebagai sarana rekreasi dalam mengisi libur akhir tahun 2020 ini.

6. Rawa Hijau, Sungai Lilin
Jenuh dengan rutinitas pekerjaan sehari-hari? Atau bosan nongkrong di wilayah perkotaan?.

Objek Wisata Alam Tradisional Rawa Hijau, Kecamatan Sungai Lilin menawarkan sensasi tempat santai yang berbeda. Di lahan seluas 2.5 hektar ini, kamu bisa menikmati indahnya pemandangan alam yang asri dan alami, duduk di kapal atau saung atas air, melihat berbagai jenis tanaman endemik di hutan wisata rawa hijau, rumah pohon yang asik untuk bersantai, serta kapal raksasa yang terdampar seperti film Titanic. Berada di Desa Pinang Banjar, Kecamatan Sungai Lilin, Musi Banyuasin, dengan biaya terjangkau kita bisa menikmati semua fasilitas dan keindahan alam di sana.

7. Taman Kampung Selarai Indah
Taman Kampung Selarai Indah adalah objek wisata rekreasi keluarga yang merupakan wisata alam buatan karena dikelilingi oleh hutan dan terdapat danau, selain itu dilengkapi dengan wahana permainan anak-anak (Semi Outbond) yang dilengkapi sarana wisata air.

Tanpa menghilangkan elemen asli sebagai hutan wisata sehingga taman ini menjadi daya tarik sendiri bagi pengunjung untuk terus datang pada setiap akhir pekan, baik dari dalam muba maupun masyarakat luas.

Taman Selarai Indah berlokasi di jalan Selarai Kelurahan Balai Agung kecamatan Sekayu. Jarak tempuh untuk menempuh lokasi tersebut kurang lebih 20 menit dari kota sekayu menggunakan akses jalan darat.

Taman ini sering dikunjungi wisatawan untuk melihat keindahan alam serta menunggu moment saat sunrise atapun sunset, taman Kampung Selarai Indah juga dapat digunakan sebagai tempat acara pernikahan atau standing party.

8. Danau Ulak Libok
Asri dan air yang bersih serta dikelilingi pepohonan hijau, beginilah suasana Danau Ulak Libok yang menjadi destinasi wisata baru bagi warga Musi Banyuasin yang berada di Desa Kemang Kecamatan Sanga Desa.

Destinasi wisata ini diresmikan secara langsung oleh Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin pada tanggal 29 bulan Oktober tahun 2019. Untuk mengunjungi lokasi Danau ini, bisa ditempuh dengan akses jalur darat yang  bagus sekitar 1,5 jam dari Kota Sekayu.

Moto Danau Ulak Libok adalah 'Qyena', dimana mengandung filosofi ada sesuatu yang ingin ditunjukkan masyarakat Kemang, sesuatu keindahan yang belum dinikmati masyarakat. Disini sudah disiapkan lahan untuk pengembangan, seperti parkir, UMKM, wisata, dan juga untuk olahraga.

9. Taman Terbuka Hijau
Taman yang terletak di depan rumah Dinas Bupati ini merupakan objek wisata yang juga cukup baru di kabupaten Musi Banyuasin. Letaknya dijalan Kol. Wahid Udin, tepatnya berada di Depan Rumah Dinas Bupati Muba. Di taman ini pengunjung bisa berjalan di atas air dengan melintasi jembatan serta bisa swafoto dengan spot-spot yang instagramable.

Taman ini juga mempunyai jembatan berbentuk love yang terdapat banyak payung bergelantungan sehingga menambah keindahan suasana taman dan payung juga bisa berfungsi mengurangi panasnya sinar matahari bagi yang melalui jembatan tersebut. Selain itu, bila sore hari pengunjung bisa menikmati suasana berfoto ketika senja tiba yang tentu sangat indah dan sayang untuk dilewatkan.

10. Manau Kuning
Wisata Manau Kuning terletak di pinggir danau tanah Manau Kuning Kecamatan Jirak Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Berwisata bersama keluarga di sini pengunjung dapat memanjakan mata sembari menikmati kuliner di saung-saung yang telah disiapkan pengelola sedangkan anak-anak bisa asik bermain berenang di kolam yang tersedia.

Di Wisata Manau Kuning juga terdapat beberapa tempat berburu foto dan berselfi ria sebagai kenang-kenangan untuk diunggah di sosial media. Wisata Manau Kuning ini ramai dikunjungi pada saat hari libur dan menjadi objek wisata unggulan bagi masyarakat Kecamatan Jirak Jaya dan sekitarnya. Objek wisata Manau Kuning juga menyediakan Villa bagi pengunjung yang ingin bermalam di sini.

Demikianlah informasi destinasi wisata di Musi Banyuasin yang wajib Anda kunjungi mengisi liburan akhir tahun atau liburan-liburan lainnya. Semoga menginspirasi. Apabila Anda ingin mempublikasikan destinasi wisata daerah Anda. Kirimkan data ke Apero Fublic melalui email redaksi fublicapero@gmail.com.(HS)

Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra
Musi Banyuasin, 31 Desember 2020.

Sy. Apero Fublic.

12/25/2020

Inspirasi Usaha: Martabak Manis Praktis dan Ekonomis

Apero Fublic.- Palembang. Kalau kita banyak mengenal martabak kacang dengan ukuran loyang besar. Kemudian harganya yang tentu juga mahal sebab ukuran besar. Kemudian martabak itu tidak habis dimakan oleh dua atau tiga orang. Sekarang ada pedagang yang menjual jenis martabak yang sangat praktis dan ekonomis.

Martabak Manis, itulah nama dari usaha pedagang martabak di sisi jalan Tanjung Api-Api yang terletak di perbatasan Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin. Martabak yang menyajikan berbagai ukuran, yaitu mini, sedang dan besar. Tersedia berbagai macam jenis rasa yang sesuai selera Anda.

Seperti rasa  martabak susu, oreo susu, greentea matca, srikaya susu, kacang susu, jagung susu, coklat susu, kacang coklat, jagung keju, ketan susu, coklat kismis, kacang coklat, ketan susu, keju susu, keju coklat, keju kismis, keju ketan, keju  kacang, keju kacang coklat, rasa komplit. Semua tersedia dalam ukuran mini, sedang, dan besar.

Apabila tertarik membeli martabak manis yang ekonomis itu. Anda dapat membeli langsung di lokasi penjualan di sekitar gapura perbatasan Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin di jalan Tanjung Api-Api. Buka dari pukul empat sore sampai malam.

Cocok apabila Anda memesan untuk snack ulang tahun, snack seminar, atau kegiatan-kegiatan lainnya. Karena harga martabak manis mulai dari harga tiga ribu rupiah sampai ukuran terbesar tiga puluh delapan ribu rupiah.

Semoga tulisan ini menjadi inspirasi usaha Anda. Kirimkan data usaha Anda ke Apero Fublic untuk publikasi dan promosi.

Oleh. Asdi Merkah, S.Hum.
Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra
Palembang, 26 Desember 2020.
 
Sy. Apero Fublic.

Unik: Kenangan Perabotan Rumah Tangga Jadul

Apero Fublic.- Perabotan rumah tangga adalah hal yang penting dan selalu diperbaharui teknologinya. Alat perabotan rumah tangga adalah teknologi yang pertama di kembangkan oleh manusia. Alat rumah tangga sejak masa purba masih dipakai oleh manusia sampai sekarang, adalah lumpang batu.

Kemudian lesung batu atau lesung kayu. Yang masih digunakan oleh masyarakat di pedesaan. Peninggalan arkeologi juga paling banyak ditemukan adalah sisa-sisa perabotan rumah tangga. Berikut ini beberapa perabotan rumah tangga yang sudah mulai jarang digunakan oleh masyarakat.

1. Guci Bulan
Guci bulan adalah salah satu jenis guci yang pada masa lalu sangat berharga dan berguna bagi masyarakat. Guci ini memiliki fungsi sebagai penyimpanan. Seperti penyimpanan uang logam, beras, makanan, makanan permentasi dan tentunya wadah air. Guci ada yang diproduksi oleh masyarakat lokal dan juga ekspor dari luar Nusantara. Guci juga memiliki berbagai bentuk, ukuran dan nama-nama sesuai penamaan masyarakat setempat.


2.Loyang Kuningan
Loyang yang terbuat dari kuningan ini, memiliki bobot yang berat dan tentunya tahan lama. Loyang kuningan memiliki bentuk bermacam-macam sesuai ukuran tertentu. Ada yang berbentuk persegi lima, segi empat, bundar dan bolong, dan bundar saja. Loyang pembuat kue zaman dulu ini tahan panas tungku api. Di setiap tempat loyang ini memiliki nama sesuai penamaan masyarakat setempat.

3. Kendi Air
Kendi air ini digunakan untuk kendi air minum. Selain itu, juga digunakan untuk syarat atau semacam anti yang bersifat ajaib (tahayul). Guci di isi air lalu digantung di kerangka atap paling atas (talambungan). Masyarakat percaya apabila digantungkan pada atas rumah akan menyebabkan rumah tangga mereka tenang dan tentram. Karena masyarakat dulu dan masyarakat sekarang masih memiliki pola pikir tahayul.

4.Kokoh Kelapa
Kokoh kelapa ada juga yang menyebutnya kukur kelapa. Alat ini untuk mengeluarkan isi buah kelapa. Fungsinya sama seperti parut kelapa. Cara menggunakan; siapkan buah kelapa yang terbelah yang masih ada tempurungnya. Pekerja duduk di atas batang kokoh kelapa dengan posisi menghadap mata besi. Lalu kerukkan daging buah kelapa.

5.Kuali Besi
Kuali besi adalah kuali zaman dulu. Kuali ini tebal dan berat sekali. Kalau mau menggoreng dan memasak, sepuluh menit sebelumnya harap kuali dipanaskan terlebih dahulu. Karena kuali besi berbeda dengan kuali aluminium seperti yang kita gunakan sekarang, lebih cepat panas.

6.Bunang
Bunang adalah hasil kerajinan tangan untuk alat angkut dan wadah. Bunang sejenis keranjang pada umumnya. Hanya bentuknya persegi empat dan memanjang. Bunang untuk wadah biasanya dibuat ukuran besar setinggi satu setengah meter. Untuk angkut disesuaikan dengan kemampuan pemiliknya.

Bunang dibuat dari anayaman bambu, rotan dan diapit (kerangka pengeras) juga terbuat dari rotan yang utuh. Perhatikan apit atau kerangka pengeras dimana terdapat tali melingkar kecil. Itu dinamakan telinga, sedangkan apit bagian bawah dinamakan kaki. Bunang yang didokumentasikan anyamannya terbuat dari bambu.

7.Parut Besi
Parut besi juga salah satu parut yang digunakan oleh masyarakat zaman dulu. Berabad-abad parut ini membantu ibu-ibu memasak di dapur mereka. Parut sangat awet dan tahan lama.

8.Kanjang

Kanjang atau keranjang adalah jenis kerajinan tangan yang berfungsi untuk alat angkut. Dapat menggunakan punggung manusi, punggung kerbau atau sapi. Zaman sekarang dapat digunakan  pada sepeda, dan sepeda motor. Kanjang digunakan masyarakat untuk mengangkut kayu bakar, dan benda-benda yang bentuk besar. Karena anyamannya bolong-bolong tidak dapat digunakan mengangkut padi atau jenis buah butir kecil.

Apabila ingin mengangkut yang butir kecil biasanya penduduk memasukkan yang akan diangkut ke dalam karung atau wadah sejenis. Coba perhatikan pada apit atau kerangka pengeras dari rotan. Pada telinga keranjang terdapat tali angkut. Tali itu dinamakan masyarakat dengan abuk. Abuk terbuat dari kulit kayu bernama terap (nama lokal).

9.Tangguk Udang

Tangguk adalah alat untuk menangkap ikan dan udang sarap. Udang sarap nama lokal jenis udang ukuran kecil yang terdapat banyak di dalam sungai-sungai di Sumatera. Penduduk menamakan udang sarap sebab jenis udang kecil itu selalu berada pada kumpulan sarap di dalam air, diantara gambut-gambut di perairan. Sarap istilah penyebutan sampah alam yang terdiri dari daun dan rerantingan kayu jatuh ke dalam sungai atau diatas permukaan tanah. Tangguk terbuat dari anyaman rotan.

Oleh. Eftaro, S.Hum.
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 26 Desember 2020.

Sy. Apero Fublic.

Mengenal Bubu Kerajinan Masyarakat Sungai Keruh

Apero Fublic.- Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia yang didapat oleh manusia dengan cara belajar. Kebudayaan terwujud dalam tiga bagian, yaitu wujud aktivitas, wujud ide atau gagasan dan wujud benda. Kalau masyarakat awam biasanya mengartikan kebudaan hanya sebatas adat istiadat atau benda klasik. Sehingga banyak yang meremehkan para sarjana kebudayaan.

Berikut ini, hasil kebudayaan masyarakat di Kecamatan Sungai Keruh atau kawasan Dataran Negeri Bukit Pendape, Musi Banyuasin. Berupa hasil kebudayaan jenis anyaman yang unik, bubu. Bubu atau alat tangkap ikan tradisional berupa perangkap terbuat dari bambu.

Bubu sangat baik digunakan untuk menangkap ikan. Selain ramah lingkungan, bubu juga dapat menangkap ikan cukup banyak. Bahkan kadang apabila musim ikan mudik ke hulu. Ikan Mudik adalah istilah penyebutan masyarakat saat musim migrasi ikan menyebar ke sumber-sumber air. Sehingga hasil tangkapan bubu sangat berlimpa.

Banyak sekali jenis-jenis bubu di kawasan Indonesia atau Asia Tenggara. Namun bentuk bubu yang paling baik dan indah adalah hasil kerajinan masyarakat di Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Terdapat beberapa jenis bubu yang sering masyarakat buat. Dengan fungsi yang sesuai kondisi air dan kedalaman sungai.

Pertama, bubu beno yaitu bubu dengan bentuk lentik tengah dan melancip pada ujungnya. Terbuat dari bila-bila bambu yang dihaluskan seperti lidi panjang. Bila bambu kemudian dijalin pada lingkaran terbust dari tumbuhan jenis akar atau rotan.

Lingkaran dibuat sesuai dengan berbagai ukuran, membentuk bubu. Bulatan anyaman bila bambu kemudian di pasang injap di tengah dan muara bubu. Ujung bubu dibuat penutup. Resam, jenis tumbuhan merambat yang digunakan untuk menjalin kerangka bubu. Resam digunakan karena tahan lama walau terendam di dalam air dalam waktu lama.

Injap adalah anyaman bilah bambu yang mengerucut dengan kelenturan tertentu. Sehingga saat ikan masuk dapat menyela pada injap tersebut. Setelah ikan masuk injap merapat kembali. Ujung injap merapat dan lancip membuat ikan tertipu. Injap seolah-olah dinding runcing sehingga ikan tidak mengetahui jalan keluar. Bagian muara juga dipasang injap. Begitulah cara kerja sederhana bubu yang sangat baik dalam menjebak ikan.

Kedua, adalah bubu batang. Dinamakan bubu batang, karena bentuknya bulat seperti gelondongan pohon. Mirip bentuk batang kayu. Ketiga adalah bubu palupu. Dinamakan bubu palupu karena dindingnya terbuat dari palupu atau batang bambu yang dipecahkan. Bubu palupu lebih kecil ukurannya dari bubu beno dan bubu batang. Berbentuk bulat seperti gelondongan kayu kecil.

Cara pemasangan bubu beno dan bubu batang dengan cara membuat pepa bubu. Pepa bubu nama tempat memasang bubu yang dibuat dari kayu. Berbentuk seperti pagar halaman melintang di badan sungai. Dari tebing ke tebing sungai. Pepa bubu ditutupi dengan daun dan rerantingan pohon.

Arus sungai bermanfaat untuk mendorong rerantingan dan daun menjadi menempel pada kerangka pepa bubu. Air masih dapat melewati selah-selah daun tetapi menutup jalan lewat ikan-ikan. Pada bagian-bagian badan pepa bubu dipasang bubu dengan ukuran tertentu.

Pancaran air yang deras dari muara bubu akan menjebak ikan. Ikan menyusuri aliran air di muara bubu dan terperangkap di dalamnya. Untuk bubu palupu pemasangannya berbeda. Yaitu dengan memasang pada saat air naik (dalam) atau hampir banjir.

Bubu palupu di umpan dengan sarangga semut jenis rayap. Nama lokal sarang semut tersebut, tenggil. Sarang semut dibakar lalu dimasukkan kedalam bubu palupu. Lalu bubu palupu di tali cukup panjang dan dilemparkan kedalam sungai. Besok pagi baru bubu diangkat. Biasanya yang masuk bubu palupu jenis ikan tidak bersisik dan udang.

Injap, adalah desain anyaman perangkap ikan di dalam bubu. Ujung lentur dan diruncingkan agar ikan tertipu tidak kembali keluar.

Oleh. Eftaro, S.Hum.
Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 15 Desember 2020.

Sy. Apero Fublic.

Legenda: Sunan Kalijaga Atau Radem Mas Syahid

Apero Fublic.- Menurut cerita, Sunan Kalijaga adalah putra seorang Adipati Tuban, Wilatikta. Sewaktu muda beliau bernama, Raden Syahid. Raden Syahid berperawakan tegap dan besar, juga cerdas. Waktu itu, Raden Syahid memiliki ahlak yang buruk, suka mabuk-mabukan dan berjudi. Karena sudah tidak dapat dinasihati lagi. Raden Syahid diusir oleh ayahnya dari Kadipaten.

Bukan sadar, tapi Raden Syahid tambah menjadi, sekarang dia bergabung dengan berandalan-berandalan di hutan Lodaya.  Kehidupan berandalan di hutan Lodaya selalu merampok orang-orang yang lewat. Merampas apa saja yang dimiliki orang-orang. Raden Syahid pemuda yang lihai, tangkas, dalam segala hal.

Sehingga diapun menjadi pemimpin para berandalan. Kelompok mereka semakin mengganas. Bukan satu dua orang, sekelompk orang mereka sudah berani menghadang. Kelompok berandalan pimpinan Raden Syahid semakin terkenal dan ditakuti orang.

Pada suatu hari, lewatlah orang tua di hutan Lodaya. Melihat itu, langsung saja Raden Syahid dan beberapa orang anak buahnya menghadang. Mereka begitu meremehkan orang tua itu. “Serahkan harta bendamu kalau kau mau selamat.” Kata Raden Syahid dengan ganas. “Bekal makan saja saya tidak membawa. Apalagi harta yang berharga. Tapi, apabila kalian ingin harta kekayaan, ambillah emas yang tergantung di atas itu.” Jawab orang tua itu, seraya menunjuk ke atas pohon enau.

Saat Raden Syahid dan anak buanya melihat ke atas pohon enau. Mereka terkejut, buah pohon enau berkilau seperti emas. Sehingga mereka berusaha naik dan mengambil emas yang tergantung di atas pohon enau. Tapi saat mereka sudah turun, buah enau berubah kembali seperti semulah. Melihat itu, Raden Syahid sangat marah pada orang tua itu. “Coba lihat ke atas, bukankah masih banyak emas bergantungan, ambillah lagi.” Ujar orang tua dengan tenang. Raden Syahid dan anak buahnya bergantian naik mengambil emas tergantung itu. Tapi saat mereka turun dan buah emas itu berubah kembali menjadi buah enau. Mereka akhirnya menjadi lelah sendiri karena naik turun pohon enau.

Menyadari keadaan itu, mulailah Raden Syahid menyadari kalau orang tua dihadapan mereka bukan orang sembarangan. “Ketahuilah wahai anak muda, kalau semua ini adalah petunjuk Allah, kalau harta benda dan kekayaan yang kau kejar tidak kekal seperti buah enau yang kau petik. Lebih-lebih apabila kelak kau dipanggil Allah. Hanyalah sehelai kain kafan yang kau kenakan.” Kata orang tua itu.

Semuanya mulai tertarik dengan orang tua misterius itu. Percakapan terus berlanjut sampai mereka dapat bertanya nama satu sama lain. Baru mereka ketahui kalau orang tua itu adalah, Sunan Bonang.

Raden Syahid dan anak buanyanya menjadi sadar dengan kesalahan mereka. Mereka menerima dakwa Sunan Bonang. Belajarlah Raden Syahid dan anak buanya pada Sunan Bonang.

Setelah dirasa cukup, Sunan Bonang kembali hendak pergi untuk berdakwah. Anak buah Raden Syahid ada yang pulang ke desa mereka dan hidup menjadi orang baik. Ada juga yang tetap mengikuti Raden Syahid.

Raden Syahid pernah bertapa cukup lama. Dia menunggu janji Sunan Boang untuk kembali. Tapi Alkisah Sunan Bonang lupa sehingga tapa Raden Syahid di pinggiran sungai menjadi sangat lama. Sampai tubuh diliputi rumput dan akar tumbuhan merambat. Sehingga, Raden Syahid kemudian dijuluki, Sunan Kalijaga.

******

Raden Mas Syahid atau Sunan Kalijaga adalah pemuda yang cerdas dan mudah belajar. Sehingga semua yang diajarkan Sunan Bonang dapat dia serap dengan cepat dan baik. Selain itu, dia juga banyak belajar dengan Sunan yang lain dan menimba ilmu sendiri.

Sehingga Sunan Kalijaga memiliki ilmu yang tinggi, terutama ilmu agama Islam. Maka diapun kemudian mendirikan sebuah pesantren. Menyebarkan agama Islam dan menjadi ulama yang terkenal. Oleh karena itulah, dia kemudian menjadi salah satu dari Walisongo penyebar Islam di Jawa.

Perkembangan Islam yang pesat di Jawa telah membuat komunitas Islam kuat. Kemudian terbentuklah sebuah Kesultanan Pertama Islam di Jawa Tengah, yaitu Kesultanan Demak. Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Fatah dari Palembang putra Prabu Brawijaya raja Majapahit.

Semasa Palembang dibawa kekuasaan Majapahit setelah mengalami kekosongan pemerintahan dan dikuasai bajak laut. Oleh karena itu, Para Walisongo ingin membuat sebuah masjid di pusat pemerintahan, Kesultanan Demak.

Setelah musyawara para walisongo, masing-masing mendapat tugas memberikan satu tiang sakaguru atau tiang penopang atap. Semua mencari masing-masing, mulai dari Sunan Boang, Sunan Ampel, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan Muria, Sunan Gunungjati, Sunan Drajad, dan Sunan Gresik.

Pada hari yang ditentukan Sunan Kalijaga belum juga memberikan tiang yang menjadi tugasnya. Padahal masjid hari itu sudah mulai didirikan. Sunan Kalijaga juga tidak mungkin lagi mengambil dari hutan. Sunan Kalijaga melihat bekas potongan-potongan pendek sisa membuat tiang dan sisa kerangka lainnya.

Dari sisa kayu atau tatal itulah, Sunan Kalijaga terpikirkan sesuatu. Apabila sisa-sisa kayu disatukan akan berbentuk sebuah tiang. Sunan Kalijaga kemudian mengikat sisa-sisa kayu itu dengan tali dari rumput.

Dengan kesaktiannya tiang dari sisa kayu atau tatal itu menjadi kuat. Saat diuji para Sunan lainnya, tiang itu baik digunakan. Sehingga salah satu tiang masjid Demak terbuat dari tatal kayu atau kayu sisa yang berukuran kecil-kecil.

Setelah masjid selesai, para wali kebingungan menentukan arah kiblat. Maka Sunan Kalijaga kemudian membetulkannya. Dengan tangan dan kanan dan kirinya kemudian dia membetulkan letak mihrab masjid Agung Demak. Sampai sekarang mihrab Masjid Agung Demak agak miring yang menghadap ke Kiblat di Mekkah.

Dikisahkan juga, saat membuat tiang dengan potongan tatal kayu. Sunan Kalijaga menemukan Orong-orong yang mati terkena tatal sehingga badannya putus. Hal itu membuat Sunan Kalijaga bersedih, kemduian dia berdoa pada Allah dan menyambung tubuh orong-orong dengan kayu.

Dengan kehendak Allah orong-orong itu hidup kembali. Sunan Kalijaga semakin dihormati umat Islam, sehingga dia sering diminta ikut musyawara tentang permasalahan Kesultanan Demak.

Suatu hari, Sunan Kalijaga pergi untuk berdakwah. Tibalah dia di sebuah daerah terletak diantara Semarang dan Demak. Dia melihat seorang perempuan yang berlari kencang. Berdesirlah hati Sunan Kalijaga, bukan sebab wajah si Wanita.

Tapi yang tersembunyi dibawa perut perempuan itu, ternyata pusaka Kesultanan Demak. Sunan Kalijaga mengikuti dari belakang, saat itu juga muncul seorang Perwira pasukan demak yang mengejar wanita itu. Perwira itu bertanya, dan Sunan Kalijaga memberitahu arah wanita itu lari.

Wanita yang melarikan pusaka Kesultanan Demak adalah seorang pertapa bernama, Nyai Brintik. Dia mencuri saat sedang ada perjamuan di Istana. Pusaka berupa dua bilah keris, yaitu Keris Kyai Sangkelat dan Keris Kyai Pasupati. Keris akan Nyai Brintik bawa pulang menuju Gunung Brintik.

Sunan Kalijaga yang dari tadi mengikuti dari belakang, sampai juga di kaki Gunung Brintik. Kemudian dia melihat, Nyai Brintik dan Seorang laki-laki sedang berkelahi hebat. Ternyata dia perwira Demak yang bertanya tadi. Lama-kelamaan sang perwira mulai terdesak kalah. Sehingga Sunan Kalijaga datang untuk membantu.

“Kisanak, hendaklah mundur sebentar, biarkan aku melawan.” Kata Sunan Kalijaga. Laki-laki itu mundur.

“Kau juga cari mati, ada apa kau datang ke Gunung Brintik?. Apa kau juga menginginkan pusaka Kesultanan Demak. Setan alaspun tidak akan mampu mengambilnya dariku.” Kata Nyai Brintik dengan berapi-api, marah dan meremehkan.

“Nyai Brintik, sebenarnya belum masanya kau memiliki pusaka itu. Ada baiknya kau kembalikan terlebih dahulu. Sebab apabila kau melanggar kau sendiri yang akan menyesal.” Ujar Sunan Kalijaga dengan lemah lembut. “Kau ingin mengambil pusaka Demak dariku. Langkahi dahulu mayatku.” Kata Nyai Brintik. “Kalau demikian baiklah, akan aku coba. Tiba-tiba Nyai Brintik diserang oleh orang yang tidak dikenal. Sedangkan Sunan Kalijaga dan Perwira Demak duduk istirahat menyaksikan Nyai Brintik yang bertarung hebat.

Sesungguhnya Nyai Brintik hanya berkelahi dengan sebatang pohon yang diciptakan Sunan Kalijaga menjadi menyerupai manusia, yang sakti. Lama-kelamaan Nyai Brintik menjadi lelah karena berkelahi terus tanpa henti. Betapa hebat musuhnya dalam pikiran Nyai Brintik.

Sementara Perwira Demak merasa heran melihat Nyai Brintik seolah-olah bertarung dengan sebatang pohon, menendang, menusuk. Nyai Brintik akhirnya menyerah dan mengaku kalah. Dia begitu malu kalau ternyata dirinya dari tadi berkelahi dengan sebatang pohon. Tampak batang pohon rusak dan terluka. Kemudian dia menyerahkan pusaka Kesultanan Demak.

Senjata dikembalikan kepada Sultan Demak. Nyai Brintik kemudin diangkatnya menjadi muridnya. Sunan Klaijaga terus berdakwah dan demikianlah sedikit cerita tentang Sunan Kalijaga. Makam Sunan Kalijaga terletak di Desa Kadilangu, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Rewrite. Tim Apero Fublic
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 1 November 2020.
Sumber: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Cerita Rakyat Daerah Jawa Tengah. Jakarta, 1982.

Sy. Apero Fublic.

12/24/2020

Jambu Bangkok: Usaha Kecil Hasil Besar

Apero Fublic.- Jambu biji Bangkok adalah jenis jambu biji yang besar. Daging dan kulit buah tebal dan renya. Kulit luar berwarna hijau muda, dan daging buah berwarna putih. Biji buah tidak begitu rapat.

Daerah penghasil Jambu Bangkok yang cukup terkenal di Indonesia salah satunya dari Sumatera Utara. Jambu Biji Bangkok termasuk jenis jambu biji yang besar. Jambu biji nama latinnya psidium guajava. Tanaman yang berasal dari Brazil.

Cukup muda untuk menemukan jajanan Jambu Bangkok. Sekarang dapat dijumpai jajanan rujak jambu bangkok di pinggiran jalan-jalan. Dengan wadah kotak kaca jambu bangkok dijajakan di sisi jalan. Biasanya harganya satu porsi sepuluh ribu dengan pilihan rasa asam pedas dan asam manis.

Tentu akan menjadi hal yang menguntungkan apabila mulai dari sekarang Anda mengembangkan budidaya Jambu Bangkok. Selain untuk dijadikan bisnis. Seperti usaha rujak jambu bangkok, dijual langsung utuh, untuk oleh-oleh, jual es jambu bangkok dan lainnya. Jambu Bangkok sekarang sedang marak sehingga harganya menjadi tinggi.

Oleh. Rama Saputra
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra
Palembang, 24 Desember 2020.

Sy. Apero Fublic

12/13/2020

Mengenal Industri Batubata Tertua di Indonesia 1898

Apero Fublic.- Batubata sudah digunakan di Nusantara sejak lama, seperti semasa Kedatuan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit dan selanjutnya. Namun, usaha dengan skala industri baru ada pada akhir abad ke 19 Masehi.

Pada masa Kesultanan Riau Lingga masih berdiri Pulau Batam adalah bagian dari wilayah Kesultanan Riau Lingga. Tanggal 26 Juli 1898 Yang Dipertuan Muda Raja Muhammad Yusuf al-Ahmadi mengeluarkan surat pelimpahkan pengelolaan Pulau Batam kepada Raja Ali Kelana.

Untuk memulai tugas dan pengembangan ekonomi di Pulau Batam. Raja Ali Kelana kemudian membangun pabrik percetakan batubata dengan nama Batam Brick Works. Pada permukaan batubata hasil percetakan di muat nama, BATAM.

Raja Ali Kelana dikenal dengan Engku Kelana. Dia juga calon Yang Dipertuan Muda Kesultanan Riau Lingga (perdana mentri). Salah satu anggota organisasi kemasyarakatan Rusyidiyah Club dan Dewan Kerajaan. Beliau juga seorang penulis aktif sama seperti Raja Ali Haji. Selain itu, dia juga seorang pengusaha sukses pada zamannya. Untuk mengenang Raja Ali Kelana nama beliau diabadikan menjadi nama Bumi Perkemahan terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, di Kota Batam.

Memulai pembangunan pabrik batubata, awalnya Raja Ali Kelana berkerjasama dengan Sam Ong Leong orang Cina yang tinggal di Pulau Singapura. Raja Ali Kelana selanjutnya mengembalikan modal Sam Ong Leong. Sehingga modal pabrik batubata menjadi modal mandiri. Sejak itu, pabrik batubata berkembang pesat dan mulai ekspor ke luar negeri. Seperti ke Singapura, Johor, Hanoi, Thailand, Hindia Belanda, dan daerah Riau-Lingga dan daerah sekitar.

Untuk melakukan pengenalan usaha, pabrik batubata milik Raja Ali Kelana memasang iklan di surat kabar, Teh Singapore and Straits Directory. Pada tahun 1902, nilai jual per laksa seharga 40 dolar sampai 50 dolar. Laksa atau sepuluh ribu ukuran jual masa itu. Usaha pengenalan pabrik juga mengikuti pameran-pameran usaha. Tahun 1901 mengikuti pameran di Pulau Pinang, tahun 1902 dan 1903 di Hanoi. Serta pernah mendapatkan penghargaan atau award.

Kantor perwakilan dan pengenalan produks bertempat di Singapura. Terletak di 135 Prinsep Street, Singapura. Gudang terletak di Mirbau Road antara tahun 1901-1902. Kemudian pinda ke Beach Road dari 1903 sampai 1908. Pembukaan gudang baru juga di Pulau Saigon tahun 1909.

Untuk manager perusahaan Batam Brick Work, Raja Ali Kelana menunjuk orang Eropa, Mr. Benson. Setelah kontrak habis jabatan berakhir. Kemudian manager diserahkan kepada anak angkat beliau yang keturunan Arab, Said Syek Al-Hadi. Dari bisnis batubata tersebut Raja Ali Kelana semakin kaya. Kemudian beliau untuk menunjang usahanya membeli sebuah kapal uap, dinamakan Laurah.

Diantara bangunan yang menggunakan peroduksi Batam Brick Work meliputi bangunan di Johor dan Singapura. Begitu juga dengan wilayah Riau, Pulau Penyengat. Baru-baru ini ditemukan juga penggunaan batubata produksi Batam Brick Work digunakan oleh Belanda juga. Seperti pembangunan Bunker Belanda yang di temukan di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Tepat di Desa Rantau Kasih, Kecamatan Lawang Wetan.

Oleh. Totong Mahipal
Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra
Palembang, 14 Desember 2020.


Sy. Apero Fublic

12/10/2020

Milenial Muara Enim: Aksi Yang Luar Biasa?

Apero Fublic.- Muara Enim.- Himpunan Mahasiswa Muara Enim, HKTI Muara Enim, DPD PGK Muara Enim, Forum Milenial Sriwijaya Muara Enim, dan Perwakilan Pemuda Karantaruna Desa Lingga dan Desa Keban Agung melakukan kunjungan Serta Sosialisasi ke tempat Budidaya Tanaman Rosella Binaan CSR PTBA (Bukit Asam), Tbk di SIBA Centre di Jalan Pasar Baru, Desa Lingga, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan (10/12/2020).

Tanaman Rosella memiliki nama latin hibiscus sabdariffa adalah jenis tanaman obat-obatan. Memiliki banyak kandungan bahan kimia alami yang terdapat di bagian batang, daun dan buahnya. Selain itu, rosella juga dapat diolah menjadi minum seperti teh dan lainnya. Untuk kesehatan dapat mengobati penyakit jantung, memperlambat perkembangan kanker, mengatasi peradangan, meredahkan demam dan banyak lagi. Sehingga tanaman rosella sangat bermanfaat. Di zaman sekarang budidaya rosella adalah peluang bisnis (alodokter).

Dalam kunjungan Ketua Himpunan Mahasiswa Muara Enim Adie Kusuma mengungkapkan. “Bahwasanya, kunjungan ini adalah perpanjangan silahturahmi kami saat kami ketemu pihak CSR PTBA yang membina Budidaya tanaman Rosella dan juga hal ini bagian dari program pembinaan ekonomi kreatif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Muara Enim Serasan Sekundang.

perwakilan CSR PTBA, Tbk yang juga merupakan pembina dari Sentral Industri Bukit Asam (SIBA) yaitu ibu Listati yang didampingi oleh Dian Afriana selaku ketua SIBA Rosella menyampaikan. “Kami berharap anak-anak muda milenial ini dapat ikut berperan serta dalam  bidang promosi dan pemasaran produk-produk Sentral Industri Bukit Asam baik Rosella, Kopi, Batik Kujur,  Rajut dan Songket,” tuturnya.

Ditempat yang sama, Ketua Forum Milenial Sriwijaya Muara Enim, Adi Saputra. Sekaligus yang mengkoordinatori beberapa lembaga dalam kegiatan hari ini. Mengungkapkan harapan dan tujuan dari kegiatan mereka kemarin. “Melalui kegiatan ini, para generasi milenial yang tergabung dalam kunjungan ke tempat budidaya Tanaman Rosella. Didorong untuk mampu mengasah diri tentang Industri Rumahan atau home industry melalui Tanaman Herbal rosela ini. Apalagi impian para kaum milenial itu salahsatunya sukses dalam bisnis, seperti budidaya rosela. Dalam kunjungan ini, kami diedukasi oleh Tim SIBA Rosella tentang pembudidayaan Tanaman Rosella. Kegiatan kemudian dilanjutkan melihat langsung pengolahannya serta dijamu dengan produk olahan yang bahan bakunya dari tanaman Rosella. Diantaranya Kue pai Rosela, seduhan Teh Rosela dan Sirup Herbal Rosella,” tutur Adi.

Foto dokumentasi saat kunjungan.

Oleh. Rama Saputra
Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra
Palembang, 11 Desember 2020.


Sy. Apero Fublic

Sejarah Hari Jadi Kota Batam

Apero Fublic.- Batam adalah sebuah Kotamadia di Provinsi Kepulauan Riau. Batam sekarang dikenal dengan daerah industri di Indonesia. Kota Batam termasuk kawasan yang sangat pesat kemajuaannya. Karena menjadi sentra industri dan terletak setrategis diantara Selat Malaka dan Selat Singapura. Batam menjadi daerah tujuan pencari kerja di Indonesia setelah Jakarta.

Kota Batam pada awalnya hanyalah wilayah kecil dalam kekuasaan Kesultanan Riau-Lingga. Batam merupakan pulau sepi yang terletak di perairan Selat Malaka. Sehingga menjadi sangat setrategis untuk wilayah Industri.

Semasa Kesultanan Riau-Lingga dipimpin oleh Sultan Abdul Rahman Muazam Syah I dan Yang Dipertuan Muda VI Raja Jakfar pada 18 Desember 1829 atau 22 Jumadil Akhir 1245 Hijrah,  memberikan kuasa untuk memimpin daerah pulau Batam sekarang kepada Nong Isa.

Nong Isa atau Raja Isa adalah bangsawan keturunan Melayu Bugis. Nong adalah nama panggilan sewaktu kecil atau nama kecil beliau. Kata nong dalam terminologi Melayu adalah anak sulung.

Raja Isa atau Nong Isa adalah putra sulung Yang Dipertuan Muda V Raja Ali Ibni Daeng Kamboja ibni Daeng Parani. Setiba di Pulau Batam Nong Isa atau Raja Isa membangun sebuah kampung bersama kaum kerabat Melayu dan Bugis. Kemudian kampung bernama Kampung Nongsa atau kampung Nong Isa.

Dari Kampung Nongsa, Raja Isa memulai menata pemerintahan di Pulau Batam atau Nongsa. Pembukaan perkebunan dan terus berdatangan masyarakat dari daerah lain. Sehingga daerah Nongsa terus menjadi ramai. Sepeninggal Raja Isa atau Nong Isa pada tahun 1831. Kampung Nongsa dan Pulau Batam telah terbentu tiga wilayah Pemerintahan sebagai wakil Yang Dipertuan Muda X Raja Muhammad Yusuf al-Ahmadi.

Meliputi wilayah Nongsa dan sekitarnya yang wilayahnya dipisahkan oleh Sungai Ladi dan sampai ke Pantai Utara Batam. Ke sebelah Timur sepanjang pantai sampai ke Kampung Bagan dekat Sungai Duriangkang, Kangboi, dan Sungai Asiamkiang.

Bagian wilayah kedua adalah Pulau Bulu meliputi seluruh wilayah selain Nongsa di Pulau Batam. Ditambah Pulau Galang, Rempang, Tanjung Sauh, Setokok, Bulan, Bulang, Bulang Kebam, Lamba, Sambu, dan Belakangpadang.

Wilayah ketiga adalah Wilayah Sulit, yang meliputi Pulau Cembol, Kepala Jeri, Kasu, Telaga Tujuh, Geranting, Mecam, Sugi, Moro, Kateman, dan Durai. Kelak pada masa berikutnya dalam Pemerintahan Kolonial Belanda dari ketiga wilayah itu dilebur menjadi dua bagian wilayah yang dipimpin oleh Amir. Seorang Amir (pemimpin) berkedudukan di Pulau Bulu dan seorang berpangkat Kepala yang berkedudukan di Nongsa.

Pada masa awal kemerdekaan Pulau Batam dan sekitarnya menjadi kecamatan dan pusat pemerintahannya di Pulau Buluh, kemudian pindah ke Pulau Belakangpadang. Sekarang Pulau Batam sudah menjadi sebuah Pemerintahan Kota atau Kotamadia Batam.

Hari jadi Kota Batam diambil dari keluarnya surat mandat pada Raja Isa atau Nong Isa sebagai pemegang kekuasaan wakil Kesultanan Riau-Lingga pada 18 Desember 1829.

Oleh. Joni Apero
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra
Palembang, 10 November 2020.
Sumber. Ahmad Dahlan. Sejarah Melayu. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2014.
 
Sy. Apero Fublic