Kampus
Mahasiswa
Opini
Pendidikan
Teknologi
Media Sosial: Manfaat Besar atau Risiko Nyata bagi Remaja ?
Perubahan Interaksi Sosial Remaja di Era Digital
APERO FUBLIC I OPINI.- Media sosial kini menjadi ruang utama bagi remaja Indonesia. Dengan lebih dari 143 juta pengguna aktif, platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube ikut membentuk cara mereka berpikir, berinteraksi, dan memandang diri sendiri. Dampaknya tidak selalu positif seperti tekanan sosial, kecemasan, perundungan siber, hingga gangguan konsentrasi menjadi masalah yang semakin sering muncul, terutama ketika remaja merasa harus tampil sempurna di dunia digital.
Di sisi lain, penelitian juga menunjukkan bahwa media sosial dapat menjadi ruang aman bagi sebagian remaja untuk mencari dukungan, mengekspresikan diri, dan membangun identitas. Temuan pada remaja usia 12–15 tahun bahkan menunjukkan hubungan yang paradoks: mereka merasa lebih bebas saat online, tetapi di saat yang sama rentan terhadap konflik dan penyalahgunaan ruang digital.
Karena itu, pendampingan dari keluarga dan sekolah menjadi kunci. Literasi digital perlu dipahami sebagai kebutuhan dasar agar remaja mampu memilah informasi dan memahami dampak emosional dari aktivitas mereka di dunia maya.
Pada akhirnya, media sosial hanyalah alat. Remaja bisa berkembang atau justru terjebak masalah, tergantung bagaimana mereka menggunakannya. Mereka perlu dibekali kemampuan untuk bersikap cerdas, kritis, dan beretika agar dunia digital benar-benar menjadi ruang yang menguatkan jati diri dan membentuk generasi yang lebih bertanggung jawab.
Ditulis/Oleh: Adhelia Meiza Putri
Editor. Tim Redaksi
Tentang Penulis: Mahasiswi Universitas Airlangga, Surabaya, pemerhati isu opini sosial, pendidikan digital, dan perkembangan dunia remaja. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, remaja Indonesia menjadi kelompok yang paling cepat beradaptasi. Namun, kecepatan ini tidak serta-merta diiringi kemampuan untuk memilah, memahami, dan memaknai informasi yang mengalir tanpa henti di ruang digital. Di sinilah literasi digital memegang peran penting bukan sekadar keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan berpikir kritis yang menentukan kualitas generasi muda.
Sy. Apero Fublic
Via
Kampus


Post a Comment