PT. Media Apero Fublic

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada bidang usaha Publikasi dan Informasi dengan bidang usaha utama Jurnalistik.

Buletin Apero Fublic

Buletin Apero Fublic adalah buletin yang mengetengahkan tentang muslimah, mulai dari aktivitas, karir, pendidikan, provesi, pendidikan dan lainnya.

Penerbit Buku

Ayo terbitkan buku kamu di penerbit PT. Media Apero Fublic. Menerbitkan Buku Komik, Novel, Dongeng, Umum, Ajar, Penelitian, Ensiklopedia, Buku Instansi, Puisi, Majalah, Koran, Buletin, Tabloid, Jurnal, dan hasil penelitian ilmiah.

Jurnal Apero Fublic

Jurnal Apero Fublic merupakan jurnal yang membahas tentang semua keilmuan Humaniora. Mulai dari budaya, sejarah, filsafat, filologi, arkeologi, antropologi, pisikologi, teologi, seni, kesusastraan, hukum, dan antropologi.

Majalah Kaghas

Majalah Kaghas, meneruskan tradisi tulis tradisional asli Sumatera Selatan.

Apero Fublic

Apero Fublic, merupakan merek dagang PT. Media Apero Fublic bidang Pers (Jurnalistik).

Apero Book

Apero Book merupakan toko buku yang menjual semua jenis buku (baca dan tulis) dan menyediakan semua jenis ATK.

Buletin

Buletin Apero Fublic merupakan buletin yang memuat ide-ide baru dan pemikiran baru yang asli dari penulis.

12/01/2023

Tania Depani: PEMANFAATAN FASILITAS KOREAN CORNER

PEMANFAATAN FASILITAS KOREAN CORNER
DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Tania Depani

Jl. Prof.K.H. Zainal Abidin Fikri KM.3,5 Palembang, Sumatera Selatan,30126 Prodi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN RADEN FATAH

Taniadefani07@gmail.com


Abstract

Various services are provided by the library of the Indonesian University of Education (UPI) with the aim of meeting the needs of users. One of the services provided is the Korea-Indonesia Cultural Corner or what is often called the Korean Corner, where a service was established as a result of collaboration between UPI and the Korean Embassy who then looked for the right place, then chose the UPI library as the manager of the Korean Corner. The Korean Corner is in the form of a service equipped with several collections about Korea and also other facilities in it, therefore the Korean Corner can help the library meet the needs of the library users. So in this article we will discuss how to use Korean corner collection materials in the Library of the Indonesian University of Education. This study aims to find out and deepen our knowledge regarding the use of Korean corner collection materials for users. The method used in this study was an interview with a qualitative approach, the results of which were obtained from 1 informant, namely the librarian. Data collection techniques were carried out by means of interview literature studies.

Keywords: Collection Material, Korean Corner, Library.

Abstrak

Berbagai layanan disediakan oleh perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Salah satu layanan yang diberikan adalah Korea-Indonesia Cultural Corner atau yang sering disebut juga Korean Corner, dimana suatu layanan yang didirikan dari hasil kerjasama antara pihak UPI dengan Kedutaan Besar Korea yang kemudian mencari tempat yang tepat, lalu kemudian memilih perpustakaan UPI sebagai pengelola Korean Corner tersebut. Korean Corner yaitu berupa layanan dengan dilengkapi beberapa koleksi tentang korea dan juga fasilitas lain didalamnya, maka dari itu Korean Corner dapat membantu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pemustaka. Maka pada artikel ini akan membahas tentang bagaimana pemanfaatan bahan koleksi korean corner di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendalami pengetahuan kita mengenai pemanfaatan bahan koleksi korean corner bagi pemustaka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan pendekatan kualitatif, yang hasilnya didapatkan dari 1 orang informan yaitu Pustakawan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur wawancara.

Kata Kunci : Bahan Koleksi, Korean Corner, Perpustakaan.


PENDAHULUAN

Perpustakaan merupakan salah satu tempat dimana masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dengan berbagai sumber di dalamnya. Perpustakaan tidak hanya sebuah gedung saja, namun, berbagai bentuk sumber informasi yang juga dikelola oleh perpustakaan. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 bahwa perpustakaan merupakan suatu lembaga atau institusi pengelola berbagai jenis koleksi dengan sistem yang baku dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan perguruan tinggi dan juga fungsi lain dari perpustakaan.

Selain sebagai sumber informasi, perpustakaan juga haruslah memenuhi kebutuhan pemustakanya dengan meningkatkan pelayanan yang cepat, tepat waktu, dan benar.Perpustakaan perlu meningkatkan layanan yang ada di perpustakaan, dengan begitu kebutuhan pemustaka akan semakin terpenuhi dan membuat pemustaka akan menjadi lebih puas. Salah satu cara atau strategi dalam memgembangkan layanan yaitu mengadakan kerjasama antara pihak perpustakaan baik dengan program studi maupun dengan lembaga lain.

Tentu saja dalam kerjasama ini juga perlu disesuaikan dengan karakteristik pemustaka yang ada di perpustakaan tersebut.Berbagai layanan disediakan oleh perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Salah satu layanan yang diberikan adalah Korea-Indonesia Cultural Corner atau yang sering disebut juga Korean Corner, dimana suatu layanan yang didirikan dari hasil kerjasama antara pihak UPI dengan Kedutaan Besar Korea yang kemudian mencari tempat yang tepat, lalu kemudian memilih perpustakaan UPI sebagai pengelola Korean Corner tersebut. Korean Corner

yaitu berupa layanan dengan dilengkapi beberapa koleksi tentang korea dan juga peralatan lain didalamnya, maka dari itu Korean Corner dapat membantu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pemustaka khususnya dengan keberadaan prodi Pendidikan Bahasa Korea yang berada di Universitas Pendidikan Indonesia dan juga mendukung beberapa masukkan dari Berbagai layanan disediakan oleh perpustakaan Universitas Pendidikan indonesia (UPI) dengan tujuan untuk Memenuhi kebutuhan pemustaka.

Salah satu layanan yang diberikan adalah Korea-Indonesia Cultural Corner atau yang sering disebut juga Korean Corner,dimana suatu layanan yang dididirikan dari hasil kerjasama antara pihak UPI dengan Kedutaan Besar Korea yang kemudian mencari tempat yang tepat, lalu kemudian memilih perpustakaan UPI sebagai pengelola Korean Corner tersebut.

Korean Corner yaitu berupa layanan dengan dilengkapi beberapa koleksi tentang korea dan juga peralatan lain didalamnya, maka dari itu Korean Corner dapat membantu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pemustaka khususnya dengan keberadaan prodi Pendidikan Bahasa Korea yang berada di Universitas Pendidikan Indonesia dan juga mendukung beberapa masukkan dari pemustaka ditengah perkembangan kebudayaan korea yang semakin meningkat di Indonesia terutama dikalangan mahasiswa.

Dengan begitu pihak UPI terutama pihak dari prodi Pendidikan Bahasa Korea berinisiatif mengajukan kerja sama kepada Duta Besar Korea dan juga mendiskusikannya dengan pihak perpustakaan UPI untuk memenuhi kebutuhan akademiknya dan juga meningkatkan komunikasi dengan Duta Besar Korea itu sendiri. Akan tetapi selain layanan ini juga berguna untuk prodi Pendidikan Bahasa Korea, layanan ini sering dimanfaatkan oleh pemustaka lain dengan berbagai faktor dan juga tujuannya masing-masing.

Perpustakaan merupakan suatu hal yang sangat sering kita temui. Perpustakaan dapat kita jumpai disetiap negara, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, bahkan desa. Secara umum, perpustakaan di indonesia terbagi menjadi beberapa jenis yaitu: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Badan Perpustakaan Daerah, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Lembaga Keagamaan, Perpustakaan Internasional, Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara-Negara Asing, Perpustakaan Pribadi, dan Perpustakaan Digital (Sutarno NS.2006:37).

Perpustakaan juga memiliki tugas dan fungsi yang sama yaitu menghimpun, memelihara, dan memberdayakan koleksi yang dimilikinya. Selanjutnya fungsi spesifik perpustakaan dapat kita temukan dalam Undang-Undang Perpustakaan No.43 Tahun 2007 Bab I Ketentuan Umum Pasal 3. Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskam bahwa perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.

Peran perpustakaan perguruan tinggi, tidak hanya fokus pada bagaimana mengolah informasi akademik dan menyajikannya kepada publik, akan tetapi memberikan layanan juga merupakan salah satu tugas yang sangat penting dan perlu diperhatikan untuk memberikan kenyamanan dan kepuasan dengan layanan yang diberikan. Begitulah, cara untuk membuat perpustakaan menjadi salah satu tempat pusat informasi yang dibutuhkan dengan layanan yang baik dan memuaskan. Sebagaimana yang dijelaskan pada Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004) bahwa kewajiban yang harus dilakukan perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan, mengolah dan merawat bahan pustaka, melakukan pengadministrasian dan juga memberikan layanan kepada pemustaka.

Perpustakaan harus memperhatikan ketersedian koleksi yang ada di perpustakaan dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan pemustaka di perpustakaan tersebut. Kebutuhan informasi pemustaka dipengaruhi oleh kesadaran dalam dirinya dan peran yang dibutuhkan pemustaka bahwa mereka menyadari bahwa pengetahuan yang ia miliki masih kurang atau belum terpuaskan dengan sebuah informasi sehingga ada keinginan untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Informasi tersebut dapat digunakan untuk menambah pengetahuannya mengenai lingkungan akademik, tugas pribadi sesuai dengan apa yang dibutuhkan yaitu pemustaka sebagai mahasiswa yang aktif di sivitas akademik, pendidikan, hiburan dan untuk mengambil suatu kesimpulan atau keputusan.

Suatu perpustakaan tidak hanya tentang informasi dan koleksi saja, akan tetapi juga sebagai ruang fisik. Perpustakaan sebagai ruang fisik diartikan sebagai tempat yang dapat dirasakan oleh para pemustaka secara fisik serta dapat dimanfaatkan dari beragam layanan yang disediakan oleh perpustakaan tersebut. Perpustakaan perlu menyediakan kebutuhan pemustaka yang membuat pemustaka nyaman dan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan informasinya saja, akan tetapi bagaimana pemustaka akan merasakan fasilitas yang digunakan secara psikologis. Konsep ruang fisik perpustakaan akan sangat berkaitan dengan fasilitas yang perlu disediakan di perpustakaan, dimulai dari layanan, perabotan, koleksi, teknologi dan juga desain interior yang ada di perpustakaan.

Berbagai layanan yang disediakan oleh perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dibuat untuk memenuhi kebutuhan para pemustakanya. Salah satu layanan yang diberikan adalah Korea-Indonesia Cultural Corner (KICC) atau yang sering disebut juga Korean Corner, dimana suatu layanan yang berawal didirikan dari hasil kerjasama antara pihak Universitas Pendidikan Indonesia dengan Kedutaan Besar Korea yang kemudian mencari tempat yang tepat, lalu kemudian memilih perpustakaan UPI sebagai pengelola Korean Corner tersebut.

Korean Corner sendir yaitu layanan yang dilengkapi beberapa koleksi tentang korea dan juga Fasilitas lain didalamnya, maka dari itu Korean Corner dapat membantu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pemustaka khususnya dengan keberadaan Program Studi yang berkaitan dengan bahasa korea yaitu Pendidikan Bahasa Korea yang berada di Universitas Pendidikan Indonesia dan juga mendukung beberapa masukkan dari pemustaka ditengah pengaruh Korean Wave (Gelombang Korea) dimana hal tersebut mempengaruhi gaya hidup masyarakat Indonesia. Mulai dari selera musik, gaya berpakaian, makanan, cara bersikap, produk kecantikan, dan lain sebagainya yang semakin meningkat di Indonesia terutama dikalangan mahasiswa.

Dengan begitu pihak UPI terutama pihak dari prodi Pendidikan Bahasa Korea berinisiatif mengajukan kerja sama kepada Duta Besar Korea dan juga mendiskusikannya dengan pihak perpustakaan UPI untuk memenuhi kebutuhan akademiknya dan juga meningkatkan komunikasi dengan Duta Besar Korea itu sendiri. Akan tetapi selain layanan ini juga berguna untuk prodi Pendidikan Bahasa Korea, layanan ini sering dimanfaatkan oleh pemustaka lain dengan berbagai faktor dan juga tujuannya masing-masing.

Berbagai fasilitas disediakan di Korean Corner ini seperti komputer, televisi, meja dan bantal duduk, desain menarik, sirkulasi udara yang baik, tempat yang nyaman, koleksi cetak maupun non-cetak, dan masih banyak fasilitas lainnya, sehingga membuat para pemustaka merasa nyaman berada di ruangan tersebut. Sebagaimana pernah dilakukan survey oleh salah satu pustakawan UPI yaitu Bu Dian mengenai kepuasan pemustaka terhadap Korean Corner secara umum, bahwa kebanyakan mahasiswa sudah merasa puas dengan keberadaan Korean Corner ini.

Mengacu pada uraian diatas maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana Pemanfaatan Fasilitas Korean Corner di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. Melalui penelitian ini, diharapkan Para pencari informasi atau pemustakan dapat memanfaatkan fasilitas korean corner dengan baik.


METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Desain penelitian kualitatif merupakan desain penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Desain penelitian kualitatif merupakan desain penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. (Moloeng, 2013: 6).


Sedangkan, penelitian deskriptif menurut Sulistyo Basuki (2006: 110) yaitu penelitian yang mencoba mencari deskripsi yang tepat dan cukup dari semua aktivitas, objek, proses, dan manusia. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Arikunto (2010: 129) mendefinisikan bahwa sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun sumber data tersebut meliputi:


1. Data Primer

Data primer menurut Mukhtar (2013: 100) adalah data yang dihimpun langsung oleh seorang peneliti, umumnya dari hasil observasi terhadap situasi sosial dan diperoleh dari tangan pertama atau subjek (informan) melalui proses wawancara. Data primer dalam penelitian ini adalah informasi yang diberikan oleh Pustakawan Perpustakaan UPI mengenai Pemanfaatan Fasilitas Korean Corner Selain itu, data primer dalam penelitian ini juga didapat melalui observasi langsung ke tempat penelitian. Peneliti melakukan pengamatan kemudian mencatat peristiwa atau situas dan data di tempat kejadian.


2. Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti. Data sekunder merupakan data yang berjenjang, diperoleh melalui sumber tangan kedua atau ketiga. Data sekunder dikenal juga sebagai data pendukung atau pelengkap data primer yang digunakan oleh peneliti. Data sekunder dapat berupa gambar-gambar, dokumentasi, grafik, manuskrip, tulisantulisan tangan dan berbagai dokumentasi lainnya (Mukhtar, 2013: 100). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua hal. Pertama adalah 3 penelitian sejenis yang pernah dilakukukan sebelum penelitian ini.


Penelitian Pertama, di Perpustakaan Universitas Hasanuddin Makasar yang dilakukan oleh Sari (2016), yang mendapatkan kesimpulan bahwa koleksi di Korean Corner tersebut seringkali dimanfaatkan pemustaka untuk yang memang ingin mempelajari mengenai kebudayaan Korea, ada juga yang hanya mengisi waktu luang dengan memanfaatkan koleksi non fisiknya. Karena ruang baca yang disediakan juga cukup membuat pemustaka nyaman dan juga beberapa fasilitas lainnya yang non cetak, sehingga dapat memudahkan pemustaka.


Penelitian Kedua pernah juga dilakukan oleh Nisa (2015) membahas mengenai Persepsi Pemustaka terhadap layanan Korean Corner di perpustakaan Universitas Hasanudin Makasar, hasilnya adalah data bahwa persepsi pemustaka dari sudut pandang keberadaan koleksi dan juga layanan sudah baik dan dapat dimanfaatkan oleh pemustaka. Kemudian, untuk penelitian tentang Corner lainnya terdapat peneliti meneliti tentang BI Corner yang kemudian dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan informasi referensi pemustaka.


Penelitian Ketiga dilakukan oleh Yuliwardani (2018) tentang “Pengaruh Pemanfaatan Koleksi BI Corner terhadap Pemenuhan Referensi Perkuliahan di Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah”, yang menjelaskan bagaimana pemanfaatan fasilitas BI Corner dihubungkan dengan pemenuhan referensi perkuliahan, dan menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Sehingga BI Corner tentu saja perlu dimanfaatkan baik oleh mahasiswa tersebut agar menambah bahan referensi perkuliahan.


Informan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang, meliputi: 1 (satu) orang Pustakawan Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia dan 1 (satu) orang Pengelola Perpustakaan Korean Corner. Analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu analisis data model Miles dan Huberman. Terdapat tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian (data display), penarikan kesimpulan, berikut penjelasannya:


1. Reduksi Data

Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono, 2008:247). Analisis data pada penelitian ini, dimulai dengan membuat transkip wawancara dengan memutar kembali rekaman hasil wawancara oleh informan mengenai Pemanfaatan fasilitas Korean Corner kemudian dipilah berdasarkan informasi yang relevan mengenai tujuan penelitian.


2. Penyajian Data

Penyajian data dapat dipahami sebagai langkah penyajian data, dimana data yang telah selesai direduksi disajikan agar dapat dipahami untuk mendapatkan kesimpulan dan jawaban permasalahan penelitian. Penyajian data dapat dilakukan dengan mengelompokan data yang sesuai dengan permasalahannya masing-masing. Penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah melalui teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2008:249). Dalam penelitian mengenai Pemanfaatan Fasilitas Korean Corner ini untuk memudahkan penarikan kesimpulan dalam setiap data yang diperoleh baik dari metode observasi, wawancara maupun studi dokumentasi, data juga disajikan dalam bentuk tabel.


3. Penarikan Kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2008:252), yaitu penarikan simpulan dan verifikasi. Penarikan simpulan dilakukan setelah semua data direduksi dan disajikan dengan rapi penarikan kesimpulan ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Penelitian dengan judul “Pemanfaatan Fasilitas Korean Corner di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia” dilakukan dengan teknik analisis data kualitatif. Subjek dalam penelitian ini merupakan informan yang memberikan data saat wawancara yakni satu orang Pengelola Fasilitas Korean Corner Perpustakaan Universitas Indonesia yaitu Ibu Dian Arya Susanti, S. Sos., M.T. Adapun objek dalam penelitian ini adalah Pemanfaatan Fasilitas Korean Corner.


Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama dengan 1 orang pengelola fasilitas Korean Corner yaitu Ibu Dian Arya Susanti, S.Sos.,M.T. bahwa Korean corner sendiri sudah berdiri sejak bulan Februari 2017 dan salah satu tujuan dari adanya fasilitas ini karena keberadaan program studi yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia yaitu Pendidikan Bahasa Korea.


Selain karena keberadaan prodi, salah satu keberadaan fasilitas Korean Corner ini dikarenakan faktor budaya korea atau korean wave yang baru-baru ini marak dan semakin trend dikalangan anak muda khususnya mahasiswa. Korean Corner sendiri memiliki kira-kira koleksi buku sekitar 120 Judul buku, dan Majalah terdapat 7 judul yang merupakan koleksi bulanan terhitung dimulai di tahun 2019 yang mana koleksi tersebut berasal dari hibahan langsung oleh Korean Cultural Corner.

 

Data Pengunjung Korean Corner.


Berdasarkan pengamatan dan pernyataan Pengelola perpustakaan, Pemustaka yang Paling banyak berkunjung ke Korean Corner adalah para Pemustaka yang memang berkuliah di UPI. Bu Dian mengatakan bahwa untuk statistik data pengunjung kita belum membuat, namun dari data yang ada di buku tamu pengunjung setidaknya ada 8-10 orang setiap harinya yang memanfaatkan fasilitas Korean Corner di Perpustakaan UPI.


Kunjungan pemustaka yang memanfaatkan Fasilitas Korea Corner pada tahun 2022 memiliki minat baca yang tinggi pada fasilitas korean corner dibuktikan dengan data buku tamu pengunjung. Berikut adalah hasil dari data buku tamu pengunjung per-Tahun :


Tahun

UPI

NON UPI

2017

910 Orang

5 Orang

2018

855 Orang

7 Orang

2019

765 Orang

3 Orang

2020

615 Orang

2 Orang

2021

750 Orang

3 Orang

2022

820 Orang

4 Orang

2023

740 Orang

3 Orang

Tabel 1. Data Pengunjung Per-Tahun

Pemanfaatan Fasilitas Korean

Corner Bagi Pemustaka.  


Dengan berbagai fasilitas yang telah disediakan di Korean Corner seperti; komputer,televisi, meja dan bantal duduk, desain yang menarik, wifi, sirkulasi udara yang sejuk, koleksi cetak maupun non-cetak, dll menjadikan para pemustaka merasa nyaman berada di ruangan tersebut menurut survey yang telah dilakukan pada tahun 2017.


Namun, terdapat beberapa alasan yang membuat pemustaka kurang nyaman di ruangan tersebut. Faktor kurang nyamannya pemustaka seperti colokan yang rusak,komputer yang terkunci, jaringan internet atau wifi yang terbatas yang membuat kurangnya antusias pemustaka untuk berkunjung ke ruangan Korean Corner.


Gambar 1. Name Plate Peresmian KICC (Korean Indonesia Culture Corner)

Gambar 2. Fasilitas komputer yang disediakan di Korean Corner

Gambar 3. Rak bahan koleksi Korean Corner

Gambar 4. Fasilitas meja dan sofa duduk bagi Pemustaka Korean Corner

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil wawancara penelitian tentang pemanfaatan fasilitas Korean Corner di Perpustakaan Universita Pendidikan Indonesia diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1) Layanan fasilitas Korean Corner sudah cukup baik, namun terdapat beberapa kendala yaitu fasilitas yang sebagian rusak seperti, colokan yang rusak,komputer yang terkunci, jaringan internet atau wifi yang terbatas yang membuat kurangnya antusias pemustaka untuk berkunjung ke ruangan Korean Corner.

2)  Minat pemustaka Korean Corner setiap tahunnya mengalami naik turun dibuktikan         dengan adanya data buku tamu pengunjung setiap tahunnya.

3) Sedikitnya jumlah koleksi Korean Corner membuat para pemustaka menjadi tidak memanfaatkan dengan baik fasilitas yang di sediakan ruangan Korean Corn.


DAFTAR PUSTAKA

Moloeng, Lexy J.2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mukhtar.2013. Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Press Group

Qori Rahmi Fauziah Ismaya, 2019Pemanfaatan Korean Corner Di Perpustakaan Universitas  Pendidikan Indonesia (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa Korea)

Sutarno N.S. 2003 Perpustakaan dan Masyarakat

Soekanto, Soerjono. 2003.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Standar Nasional Perpustakaan. 2011 Standar Pengelolaan Perpustakaan Desa atau kelurahan

Sulistyo -Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian kuantitatif. Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


Sy. Apero Fublic