6/28/2019

Syair Cerita. Hatiku Terdiam

Apero Fublic.- Cerita Hatiku yang terdiam, berawal dari perasaan kasih yang tak berbalas. Kisah ini adalah kisah cintaku yang mencintai seseorang gadis. Tetapi ternyata cintaku bertepuk sebelah tangan. Walau mengetahui aku berusaha memperjuangkan cintaku. Dengan segala upaya aku berusaha untuk mendapatkan pujaan hatiku.

Namun semua usahanya kandas, dan terhenti karena orang yang aku cintai lebih memilih, pemuda lain. Telah memiliki seorang yang ia cintai. Aku juga menyadari si pemuda itu, lebih sempurna dari aku. Sehingga si dia menolak cintaku dengan keras, dengan sangat menyakitkan. Ada rasa tidak dapat menerima  kenyataan, kecewa yang dalam. Aku hanya bisa pasrah dengan kenyataan, dan mencoba mengerti, secara logika.


Namun, ada hal yang tidak dapat menerima logika. Hatiku tidak menerima, hatiku tetap memujanya. Hatiku terus meminta hatinya. Hatikulah yang meminta cinta itu. Hatikulah yang memaksa dan selalu merengek untuk meminta hatinya. Ketika penolakan begitu menghebat dan itu tidak mungkin.

Barulah hati mengerti dan terdiam. Terdiam seribu bahasa, terdiam dari bahasa Rindu. Terdiam dalam kelam, terdiam dalam sepi. Ada sembilu di mulutnya, yang menyayat jiwaku. Teras pilu di hatiku, dan terasa pahit rasanya. Hatiku seperti menjadi bisu seketika, sehingga membawa murung di hari-hariku kemudian. Aku berkata; bersabarlah wahai hatiku, nanti kita mencari sahabat yang baru.

Dunia luas terbentang, aku tau kau kesepian selama ini. Semoga sebuah hati segera bertemu untuk teman mu, sepanjang hayat ini. Hatiku, diamlah untuk beberapa saat, dan kemudian tersenyumlah. Kau tahu, suatu hari nanti dia akan menyesali sebab dia melukai hati yang tulus.


HATIKU TERDIAM


Adakah sanggahan maha dahsyat

Sanggahan yang menutup semua pintu

Langit pun sedikit gemetar

Sehingga kilat bagai bersilap diantara dua gunung


Pecah sudah segala cermin

Hancur berkeping dalam pecahan-pecahan

Berserak bagai pasir di pantai

Bertabur bagai debu disapu angin

Hancur bagai tetes hujan menghantam batu


Duh, pedih-pedih perih

Nan sembilu bersilang di kulitku

Mata memercik bulir bening

Denyut sakit menahan napas

Lalu hatiku terdiam

Terdiam dari harapan, terdiam dari mimpi

Terdiam keindahan, terdiam dari manis

Terdiam dalam harapan, terdiam dari kasih

Terdiam dari rindu, terdiam dari rasa sayang


Saat kau berkata, kau punya kekasih

Kau menjelas, tak cinta akan aku

Hatimu bermilik orang lain

Aku bukan apa-apa

Sampai kapan pun itu


Hatiku terdiam, menahan pilu

Hatiku terdiam karena menangis

Hatiku terdiam karena sakit


Kini hatiku sepi, berhenti menyebut namamu

Sering sendiri dalam lamunan

Akan hidup yang tak bertua, pikirnya

Hatiku terdiam, tak lagi meminta mu

Hatiku terdiam ia tak mau bertemu denganmu

Tak berkata-kata, tak berucap, menjadi bisu

Hatiku terdiam

Diam seribu bahasa cinta.


Oleh: Joni Apero.

Editor. Desti. S.Sos
Fotografer. Dadang Saputra.
Palembang, 1 September 2017.

Catatan: Yang mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi teman-teman yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun, cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara dan sebagainya.


Kirim saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama pengirim.

Sertakan nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat email: fublicapero@gmail.com idline: Apero Fublic.  Messenger. Apero fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.

Sy. Apero Fublic

0 komentar:

Post a Comment