8/05/2023

Mengenal Pohon Serdang

Proses penganyaman atap dari daun serdang oleh masyarakat. (doc: internet/anoname).

APERO FUBLIC.- Pohon serdang merupakan tumbuhan yang sangat bermanfaat dalam kehidupan masyarakat tradisional zaman dahulu sampai sekarang. Pohon serdang dinamakan dalam bahasa latin saribus rotundifolius. Pohon ini merupakan masi kerabat pohon palem-paleman atau areceae, berakar serabut. Kalau kita perhatikan pohon sedang hampir mirip pohon kelapa, sawit, salak, pinang, rumbiah, kurma, ibul, enau dan jenis rotan.

Tumbuhan tersebut tumbuh lurus tidak bercabang. Tidak memiliki dahan seperti pohon tapi merupakan pelepah lunak. Pelepah berpungsi sebagai tangkai daun sekaligus dahan. Ada pelepah yang berduri dan tidak seperti pohon kelapa. Pohon Serdang mencapai ketinggian antara 15 sampai 25 lebih. Batang pohon bulat berserat dan berkulit keras. Tumbuh di kawasan tropis Asia Tenggara terutama di Indonesia. Serdang dalam bahasa Filipina adalah Luyong dan anahaw.

Pondok tipologi Anjing Meraung beratap daun serdang. (doc: internet/anoname).

Pohon serdang pelepahnya berduri besar dikedua sisi pelepa. Pelepa sekaligus menjadi tangkai daun yang berbentuk telapak tangan terbuka posisi terbalik. Buah bulat sebesar genggaman tangan manusia dewasa. Tumbuh subur di tanah berair dangkar seperti celah beluran, benca, rawa-rawa, paya-paya dan kawasan renah. Berkembang biah dengan buah, lalu tersebar melalui aliran air ke hilir. Sehingga pohon serdang dapat dijumpai di kawasan arus air.

Pohon serdang dimanfaatkan daunnya untuk atap bangunan tempat tinggal. Seperti pondok, rumah, gudang, bilik padi dan lainnya. Atap dari daun serdang mampu bertahan antara lima sampai sepuluh tahun. Tergantung dari ketebalan pelasan atap. Pelas istilah penyebutan untuk satuan anyaman atap dari daun serdang atau daun rumbiah.

Tulang pelas atap terbuat dari bila bambu, dan penjalin terbuat dari rotan. Pada zaman sekarang tali penjalin sering digantikan dengan tali platik keras. Di Kolombia pohon serdang dijadikan tanaman hias. Pemanenan daun yang terlalu sering akan menyebabkan ukuran daun mengecil. Daun untuk atap dimabil daun tua yang berwarna hijau mengkilat agar tahan lama.


Pohon serdang atau saribus rotundifolius. (doc: wikipedia)

Pohon serdang masa lalu sengaja di tanah oleh masyarakat disekitar pemukiman mereka (ladang, rompok, dusun, talang). Merupakan tumbuhan berharga dan dilindungi. Selain daun, serdang juga dikonsumsi ubutnya. Umbut bagian muda pohon serdang yang terlatak antara pucuk dan batang pohon. Pengambilan umbut dilakukan penebangan, lalu mencencang bagian pelepa. Membuang bagian keras dan mengambil bagian lembut (umbut). Pohon yang diambil umbut biasanya pohon serdang yang sudah mencapai ketinggian tertentu. Sebab sudah sulit mengambil daun-daunya.

Pohon serdang sudah sangat dekat dengan kehidupan masyarakat masa lalu. Sehingga menjadi bagian dari perkembangan budaya masyarakat di pedalaman Sumatra, Kalimantan, Filipina dan lainnya. Sebuah kesultanan bernama Kesultanan Serdang didirikan tahun 1723 di kawasan berawa-rawa yang banyak terdapat pohon serdang.

Berawal dari konflik keluarga Kesultanan Deli. Seorang pangeran pergi mengungsi ke Kuala yang masuk perlindungan Kesultanan Aceh. Kuala merupakan nama daerah dalam bahasa Aceh. Sultan dari Kesultanan Serdang pertama adalah Tuanku Umar Djunjungan. Sekarang bekas wilayah Kesultanan Serdang berkembang menjadi dua kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai.

Di Indonesia ada Kesultanan Serdang Bedagai dan telah menjadi kabupaten. Di Filipina ada kota yang bernama Mandaluyong yang juga mengambil nama pohon serdang. Luyong merupakan nama pohon serdang dalam bahasa Filipina. Masyarakat Mandaluyong menghubungkan sejarah mereka dengan Kerajaan Majapahit semasa Anka Widyaya dan Permaisuri Sasaban dari Kerajaan Sapa.

Kata Mandaluyong berasal dari dua kata Mandala dan luyong. Mandala merupakan daerah pertahan dalam kekuasaan sistem pemerintahan tradisional di Indonesia. Sedangkan Luyong berarti pohon serdang. Secara bahasa dapat diterjemahkan menjadi daerah yang terdapat banyak pohon serdang. Sama halnya dengan Kuala Serdang yang bermakna daerah yang ditumbuhi banyak pohon serdang. Kemudian menjadi daerah bernama Kesultanan Serdang.

Oleh: Joni Apero
Editor. Rama Saputra

Sy. Apero Fublic

0 komentar:

Post a Comment