Kisah Singkat Perjuangan Seorang Penjaga Sekolah dan Penjual Makanan di Kantin Sekolah yang Berusaha Untuk Menyekolahkan Anak-Anaknya
APERO FUBLIC. OPINI.- Perkenalkan Nama saya Nurkarima, saya berusia 24 tahun dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara Ini adalah kisah nyata saya kisah kecil dari seorang anak sederhana. Mungkin tidak ada yang istimewa di dalamnya bagi orang lain. Namun bagi saya, kisah ini adalah untaian mutiara dalam kehidupan keluargaku.Setiap langkah yang saya tempuh menyimpan pelajaran, setiap perjuangan mengandung hikmah. Di balik kesederhanaan, ada harapan dan doa yang tidak pernah putus dari orang tua Dan dari situlah kekuatan saya berasal.
Satu ungkapan dariku: “Memang benar, dunia ini terus berputar. tidak ada yang tahu kapan kita berada di atas, dan kapan kita harus berada di bawah” Karena itulah, penting bagi kita untuk menabung bukan hanya menabung uang, tapi juga menabung ilmu, pengalaman, kebaikan, dan kesabaran untuk masa depan yang belum kita tahu arahnya.Ungkapan ini akan lebih kamu pahami setelah membaca kisah kecil yang aku tulis ini. Kisah sederhana dari seorang anak biasa, namun penuh makna bagi kehidupanku dan keluargaku.
Saya tumbuh dalam keluarga yang biasa dan sederhana. Sedikit ingin saya ceritakan tentang masa lalu keluarga saya yang menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup ini.Papa saya dahulu bekerja sebagai penjaga sekolah di SD Negeri 190, sementara Mama memiliki toko sembako kecil di rumah. Saya dilahirkan sebagai anak yang sehat dan normal.
Namun, saat saya berusia tiga tahun, saya mengalami sebuah kecelakaan kecil saya terjatuh dari kursi. Kejadian itu tampak sepele, tetapi seiring waktu, pendengaran saya mulai melemah. Setelah diperiksakan ke dokter, ternyata ada saraf yang terjepit yang mempengaruhi kemampuan pendengaran saya. Sejak itu, orang tua saya berjuang keras untuk mengobati saya, dengan harapan agar pendengaran saya bisa kembali normal seperti sediakala.Pada masa itu, kondisi ekonomi keluargaku masih tergolong cukup baik. Pendapatan papa mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga, dan mama pun terus berusaha mendapatkan tambahan dari toko sembakonya untuk membiayai pengobatan saya.
Masa itu merupakan kenangan yang tidak terlupakan masa di mana keluargaku saling menguatkan dan saling mendukung tanpa keluh.Ketika saya mulai duduk di bangku sekolah dasar, saya menjadi anak yang pendiam. Rasa tidak percaya diri sering muncul, karena keterbatasan dalam pendengaran dan cara bicara saya yang sedikit cadel membuat saya kesulitan untuk bergaul dengan tteman-teman saya.
Saya lebih banyak diam dan mengamati, namun jauh di dalam hati saya, ada harapan besar untuk bisa tumbuh seperti anak-anak lainnya.Seiring waktu, kondisi ekonomi keluarga mulai membaik. Papa pun memberanikan diri untuk mengikuti tes PNS, demi memberikan kehidupan yang lebih baik bagi kami. Alhamdulillah, perjuangan papa membuahkan hasil. Keberhasilan papa menjadi PNS membawa harapan baru bagi keluarga kami, terutama bagi saya.Bukan hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari segi perhatian dan kasih sayang. Papa dan mama tidak pernah lelah memberikan yang terbaik bukan hanya materi, tetapi juga dukungan moral, doa, dan kebersamaan yang terus menjadi kekuatan utama dalam hidup saya sampai saat ini.
Papa dan Mama menyekolahkankami satu persatu, hingga perlahan-lahanku bisa mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan tekad dan kerja keras, impian mereka untuk melihat anak- anaknya menjadi sarjana akhirnya mulai terwujud, menjadi kebanggaan dalam hidup mereka.Setiap anak memang memiliki jalan dan proses yang berbeda. Ketika saya memutuskan untuk ikut tes kuliah di UIN Raden Fatah Palembang, saya diterima di kampus tersebut. Awalnya saya sangat senang, namun seiring berjalannya waktu dan memasuki dunia perkuliahan, rasa minder kembali muncul. Keterbatasan
pendengaran saya membuat saya sering takut, takut tidak bisa mengikuti perkuliahan dengan baik, takut terkucilkan oleh lingkungan, dan takut tidak mampu bertahan.Namun, ujian dari Allah SWT tidak berhenti sampai di situ.
Di saat saya berada di semester akhir, musibah besar datang menimpa saya dan adik saya sebuah kecelakaan hebat yang hampir merenggut nyawa saya. Kecelakaan itu begitu parah, hingga saya hanya memiliki kemungkinan hidup sekitar 1%. Bahkan dokter sempat hampir menyerah melihat kondisi saya saat itu.Tubuh saya berlumuran darah. Papa dan Mama nyaris tidak bisa berkata-kata melihat kondisi anaknya. Mereka terus berdoa sambil memanggil nama saya berulang kali. Dan di tengah keputusasaan itu, Allah SWT menunjukkan kuasa-Nya. Setelah beberapa kali dipanggil oleh orang tua dan dokter, saya mulai memberikan sedikit respon.Namun saya belum sepenuhnya sadar.
Saya berada dalam kondisi setengah koma. Dokter mengatakan bahwa kesadaran penuh hanya akan datang jika saya mampu melewati 7 hari kritis Hari-hari itu menjadi masa paling gelap dalam hidup saya tidak bisa duduk, tidak bisa bicara, dan kepala saya mengalami benturan hebat yang sangat memengaruhi kondisi tubuh saya. Saya belajar satu hal penting dari peristiwa itu:’Kita tidak pernah tahu kapan ujian dari Allah akan datang. Kita tidak pernah tahu kapan hidup berubah dalam sekejap. Tapi selama masih ada doa, masih ada harapan’.
Sekian lama saya harus beristirahat di rumah untuk memulihkan kondisi kesehatan saya. Proses pemulihan itupun saya jalani dengan sabar, sambil melakukan terapi dan rutin kontrol ke rumah sakit untuk mengecek apakah kondisi saya sudah pulih secara total atau belum.Dokter menyarankan agar saya tidak terlalu banyak berpikir dan diminta untuk fokus pada pemulihan fisik dan mental terlebih dahulu.Namun, dalam hati saya tetap menyimpan tekad yang besar: saya ingin melanjutkan studi saya dan menyelesaikan skripsi ini
Saya tahu kondisi saya belum sepenuhnya stabil, dan jalan yang saya tempuh tidak mudah. Tapi saya tidak ingin menyerah.
Saya ingin kembali melakukan penelitian, menyelesaikan apa yang sudah saya mulai, dan menuntaskan studi saya dengan sebaik mungkin.Meski banyak proses dan tahapan yang harus saya jalani, saya percaya bahwa dengan niat, doa orang tua, dan izin Allah SWT, saya bisa melewati semuanya. Saya ingin membuktikan, bahwa meski sempat terjatuh, saya bisa bangkit dan menyelesaikan perjuangan ini hingga akhir.Kalau kamu ingin, aku bisa bantu menyatukan seluruh cerita ini menjadi satu narasi perjalanan lengkap dari masa kecil sampai skripsi, atau disusun dalam format kata pengantar skripsi yang menyentuh hati.
Saya saat ini sedang menyelesaikan skripsi akhir dengan judul "Peran Pengelola Perpustakaan dalam Meningkatkan Literasi Siswa di SMA Karya Ibu Palembang". Untuk mencapai tahap ini, saya telah melalui banyak proses, mulai dari mengajukan judul, beberapa kali bimbingan, hingga akhirnya judul tersebut disetujui oleh dosen pembimbing. Bahkan di masa libur semester, saya tetap datang ke kampus untuk bimbingan karena dosen saya tetap meluangkan waktu.
Penelitian saya lakukan di SMA Karya Ibu Palembang, yaitu sekolah tempat saya menempuh pendidikan waktu SMA dulu. Hal ini menjadi pengalaman yang cukup emosional karena saya kembali ke tempat yang memiliki banyak kenangan sambil menggali informasi terkait peran perpustakaan dalam meningkatkan literasi siswa.Dalam menjalani proses skripsi ini, saya tidak sendirian. papa saya selalu mendampingi, mengantar saya ke kampus maupun tempat penelitian, karena saya tidak diperbolehkan menggunakan motor sendiri. Selain itu, saya juga dibantu oleh teman-teman yang memberikan masukan terkait penyusunan proposal seminar, terutama hal-hal yang belum saya ketahui.Saat ini saya sedang mempersiapkan proposal seminar (sempro) dan menunggu jadwal pelaksanaannya. Harapan saya adalah bisa segera menyelesaikan tahapan ini dan melanjutkan ke tahap-tahap akhir agar bisa lulus dari program studi Ilmu Perpustakaan.
Saya meyakini bahwa pengelolaan perpustakaan yang baik sangat penting dalam menumbuhkan minat baca siswa. Literasi bukan hanya soal membaca, tetapi juga tentang kemampuan memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi dari berbagai sumber. Oleh karena itu, melalui penelitian ini saya ingin menunjukkan bahwa peran pengelola perpustakaan sangat strategis dalam meningkatkan literasi di kalangan siswa.
Saat ini saya sedang mengambil waktu untuk beristirahat dari kegiatan rutin kampus agar bisa fokus menyelesaikan skripsi saya. Dalam kondisi kesehatan yang belum sepenuhnya pulih di mana saya masih sering merasakan pusing akibat benturan kepala dari kecelakaan yang pernah saya alami saya tetap berusaha melanjutkan perjuangan ini.Di sela-sela waktu istirahat, saya juga membantu mama berjualan di kantin sekolah. Sambil membantu orang tua, saya terus memperbaiki skripsi yang sebelumnya telah dikoreksi oleh dosen pembimbing.
Saya manfaatkan setiap waktu luang untuk menyempurnakan hasil tulisan saya, karena saya sadar ini adalah langkah penting menuju kelulusan.Dengan segala keterbatasan dan tantangan yang saya hadapi, saya tetap berusaha hadir ke kampus untuk menghadap dosen. Alhamdulillah, hasil kerja keras tersebut membuahkan hasil proposal skripsi saya akhirnya diterima dan disetujui oleh dosen pembimbing.Kini, saya sedang mempersiapkan semua berkas dan persyaratan untuk mengikuti seminar proposal, yang merupakan tahapan penting selanjutnya dalam proses penyelesaian skripsi saya.
Saya berharap, langkah ini menjadi awal yang baik menuju kelulusan dan masa depan yang lebih cerah. Inilah kisah perjalanan hidup saya seorang anak dari penjual makanan di kantin sekolah yang berjuang menyelesaikan perkuliahan di kampus UIN Raden Fatah Palembang. Dengan penuh semangat dan kerja keras, saya memilih untuk meneliti topik “Peran Pengelola Perpustakaan dalam Meningkatkan Literasi Siswa di SMA Karya Ibu Palembang” sebagai judul skripsi saya.Segala usaha yang saya lakukan tidak lepas dari dukungan luar biasa dari kedua orang tua saya. Papa dan mama selalu mendoakan saya setiap hari, agar segala urusan perkuliahan saya diberi kelancaran, kemudahan, dan hasil terbaik. Saya tahu, doa mereka adalah kekuatan terbesar yang mendorong saya untuk tetap teguh dan tidak menyerah.
Saya akan terus berjuang di sini. Semoga skripsi ini bisa saya selesaikan dengan baik di tahun 2026, dan setelah itu saya berharap dapat memperoleh pekerjaan yang layak. Saya ingin membalas semua pengorbanan orang tua saya, membahagiakan mereka, dan memuliakan mereka dengan prestasi saya.
Saya ingin menjadi anak kebanggaan Papa, Mama, dan keluarga. Semoga keluarga kami dihormati oleh masyarakat karena perjuangan, ketulusan, dan nilai-nilai yang telah mereka tanamkan dalam diri saya sejak kecil. Terima kasih untuk semua cinta dan doa yang tidak pernah putus. Perjalanan ini saya dedikasikan sepenuhnya untuk kalian.
Papa, Mama, Ayuk, dan Adek Aku sangat mencintai dan menyayangi kalian.Terima kasih telah menjadi bagian terpenting dalam hidupku.Doa, dukungan, dan cinta kalian adalah alasan aku tetap kuat hingga hari ini.Segala perjuangan ini ingin aku persembahkan untuk kalian.
Post a Comment