-->
Search
24 C
en
  • Penerbit MAF
  • Apero Book
  • JAF
  • LinkedIn
APERO FUBLIC
Terbitkan Artikel Anda
  • Apero Fublic
  • Popular
    • Politik
    • Ekonomi
    • Fotografi
    • Dunia Anak
    • Sosial & Masyarakat
  • Apero Fublic
  • Women
    • Women
    • Tokoh Wanita
    • Skil Wanita
    • Ibu dan Anak
    • Pendidikan & Kesehatan Wanita
  • Gatget
    • Video
  • World
  • Video
  • Featured
    • Penyakit Masyarakat
    • About
    • e-Galeri
    • Post Search
    • Daftar Kata
    • Peribahasa
    • Antologi Puisi INew
    • Antologi Puisi IINew
  • Find
    • Download Artikel
    • Download Feature
    • Andai-Andai
    • Post All
    • Flora Pangan
    • Fauna
    • Picture IndonesiaNew
    • Kamus Bahasa MusiNew
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Brand
    • Sport
    • Fashion
    • Fitness
    • Sunset-Sunrise
    • HijrahNew
    • NasihatNew
APERO FUBLIC
Search

Ruang Sponsor Apero Fublic

Ruang Sponsor Apero Fublic
Home Biruisme Neofeodalisme Pada Dunia Pendidikan dan Akademisi di Indonesia
Biruisme

Neofeodalisme Pada Dunia Pendidikan dan Akademisi di Indonesia

PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic
18 Jul, 2019 1 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Apero Fublic.- Sejarah dunia tidak bisa lepas dari paham feodalisme. Feodalisme sesunggunya bukan lahir dari monarki atau pemerintahan absolut. Feodalisme lahir dari kekerdilan jiwa-jiwa yang merasa mulia dan terhormat, rakus dan serakah. Hadir disebabkan oleh orang bodoh yang pandai menjilat.

Hanya saja feodalisme menunggangi monarki dan masuk kedalam jiwa manusia yang kerdil tersebut. Sesunggunya, banyak juga raja-raja yang baik dan adil. Feodalisme yang runtuh di awal abad ke-20 adalah bentuk feodalisme dalam tata pemerintahan dan politik. Sedangkan paham feodalisme berurat berakar didalam jiwa manusia. Feodalisme masih dianut oleh masyarakat luas di zaman sekarang.


Sifat feodalisme dapat kita lacak dari cerita-cerita, sejarah. Di mana kaum bangsawan dan raja-raja merasa selalu benar. Hukum sesuai perkataannya dan sesuka hatinya. Penentang akan dipancung atau akan dikalahkan. Dihancurkan dengan kejam. Apabila ada hal-hal yang menyinggung dirinya yang mulia itu.

Maka orang itu akan di habisi. Apalagi kalau orang tersebut hanyalah orang kecil atau rakyat jelata yang bodoh. Atau istilah yang paling lazim disebut sewenang-wenang. Berbuat sesuai dengan kebutuhan ego dirinya sendiri. Apabila sudah begini, mau tidak mau pengikutnya, manusia di sekitarnya akan menjadi penjilat untuk bertahan.

Tidak ada katah bangkangan atau tidak ada yang lebih hebat dan berkuasa selain mereka (kaum bangsawan). Mereka bilang, "mau lebih hebat dari aku??? katanya A tetap A, tidak akan berubah B. Seperti itulah kiranya sifat kaum feodalisme dahulu.


Di zaman sekarang feodalisme hadir kembali ke dalam jiwa individu-individu. Yang saya istilahkan dengan neo-feodalime atau feodalisme wujud baru. Neofeodalisme hadir pada manusia-manusia kerdil yang berjiwa rendah. Merasa dirinya lebih hebat, merasa berkuasa, merasa terhormat, merasa martabatnya tinggi.

Apabila diistilahkan bahasa Melayu Sekayu “mentang-mentang.” Mereka sangat tersinggung kalau dirinya tidak dihormati orang. Dia juga marah kalau orang yang berurusan dengannya agak mendesak. Mengganggu waktu dia santai seperti ngobrol, bermain handpone, atau dia sedang tidur.

Atau juga orang berkata yang tidak sesuai kehendaknya, berlawanan pendapat dia tidak menyukainya. Dia sangat suka apabila melihat orang mengemis dan merendah di hadapnnya. Kedudukannya, jabatan, pangkat dijadikan sebagai bentuk keangkuhan dan alasan mempersulit orang. DIa merasa lebih terhormat, bermartabat, dari seseorang.

Kemudian dia sangat suka apabila diperlakukan dengan istimewa dan di sanjung. Semua perkataannya dibenarkan. Orang penganut neofeodalisme ini akan baik pada orang yang menyenangkannya saja. Apabila dia laki-laki, dia akan baik dengan perempuan cantik. Kurang peduli dengan laki-laki dalam berurusan dengannya.


Paham neofeodalisme biasanya muncul, seumpama awalnya dia orang biasa, kemudian dia menjadi seseorang berkedudukan. Lalu sifatnya berubah, tidak lagi mau makan di tempat murah, sok bersih, pilih-pilih. Dahulunya suka makan singkong, sekarang tidak mau lagi. Kalau dia seorang dosen strata dua (s2) sifatnya biasa, ketika dia sudah strata tiga (s3) merasa sangat hebat ilmunya.

Dia meremehkan jenjang pendidikan yang di bawanya. Sifat neofeodalisme hadir di setiap tempat, dipemerintahan atau swasta. Yang jelas lawannya adalah individu yang di bawah posisinya. Misalnya, atasan dengan bawahan, guru terhadap murid, dosen terhadap mahasiswa, aparat dengan rakyat, pejabat dengan rakyat dan bawahannya, bos dan anak buah, majikan dengan pembantu, laki-laki terhadap wanita.

Yang jelas adanya pihak yang merasa di atas angin. Kemudian ada yang mentang-mentang lalu memperlakukan semena-mena. Saya akan menggambarkan bagaimana neofeodalisme dalam dunia pendidikan  dan dunia akademisi. Berikut dua narasi perumpamaan untuk perbandingan:

"Suatu hari, aku pernah antri di ATM disekitar kampus. Ada dua orang mahasiswi yang berada di depanku, antri. Setelah pengguna keluar, yang paling depan masuk. Saat aku dan mahasiswi itu antri, datang seorang dosen, dia sudah tua seumuran dengan kakekku. Kami berdua menyalimi tangan profesor itu. Dengan sedikit basa-basi. Setelah pengguna tadi keluar maka kami mempersilakan bapak profesor itu. Tetapi sambil tersenyum ia mempersilakan mahasiswi di depanku. Kemudian si mahasiswi masuk ATM dan melakukan aktivitasnya. Setelah keluar, maka itu giliranku.

Karena aku dengan alasan menghargai yang tua, dan sekaligus dosen saya, maka saya mempersilakan bapak profesor untuk masuk lebih dahulu. Tetapi profesor kembali menolak. Dia hanya bilang memang antriannya saya yang lebih dahulu, maka itu hak saya, dan ia tidak mau mengambil hak orang. Beberapa kali aku merasa tidak enak, maka dia tetap pada pendiriannya. Kalau orang antri, siapa pun dia maka ia harus antri juga. Bukan karena umur, bukan jabatan, bukan seberapa banyak gelar, bukan kedudukan, bukan pangkat, laki atau perempuan, anak dan dewasa."

"Beberapa hari kemudian, aku kembali ke ATM, sebab aku tidak pernah banyak mengantongi uang. Dengan teori seratus ribu sekali tarik, dan diusahakan cukup selama-lamanya. Maklum itu kantong mahasiswa, kalau tidak hemat akan ada musibah kelaparan. Kembali antri, saat aku antri sama seperti biasa. Di ATM akan ada banyak pengantri. Saat kami antri ada juga datang seorang dosen laki-laki yang datang. Kami semua tahu kalau itu dosen, dari cara penampilannya, seorang mahasiswi juga kenal.

Seperti biasa dalam barisan antri.  Mahasiswi yang paling depan seperti biasa perlakuannya, ya perasaan menghormati. Mahasiswi itu mempersilakan si dosen untuk masuk ATM lebih dulu. Saat di persilakan si dosen senang, dan dia tersenyum lebar. Tanpa ada rasa bersalah, merasa itu hal biasa saja. Ia tidak memperhatikan beberapa mahasiswa, seorang ibu hamil, dan aku yang sudah dari tadi antri. Mungkin si mahasiswi yang kenal, paling depan ikhlas, belum tentu yang lainnya, seperti si ibu hamil tua."


Pembahasan dari dua narasi tersebut, adalah bentuk penggambaran sifat neofeodalisme. Apabila dicermati, sunggu berbeda antara dua sikap dosen tersebut. kejadian itu, dari dua sifat yang bertentangan. Sifat dosen yang kedua adalah bentuk sifat neofeodalisme tulen.

Dia menggunakan pengaruh, kedudukan, umur, kuat sebagai laki-laki, untuk merampas hak orang lain. Hal yang seharusnya terjadi, dia ganti dengan kepentingannya. Dia menunda hajat orang, demi menunaikan hajat dirinya, padahal itu posisi hak orang. Dia tanpa merasa bersalah, dan tanpa berdosa apalagi malu, memanfaatkan hal yang dia miliki tersebut.

Bagaimana kalu hal tersebut sedikit lebih serius, atau bagaimana apabila dia merasa direndahkan oleh sikap orang lain sama halnya seperti yang dia lakukan. Orang berfaham neofeodalisme akan tersinggung, dan marah besar apabila haknya dirampas orang lain. Bagaimana apabila dia diposisi antri lalu orang lain menyerobot, maka dia akan mengumpat dan mencaci maki.


Ketika seseorang dosen sudah menyandang sifat neofeodalisme, maka sifatnya akan terlihat dalam aktivitas akademisinya. Dosen seperti itu, apabila dia merasa ada hal yang kritis, adanya pendapat yang berbeda, beberapa kali si mahasiswa memberikan pertentangan pemikiran, dan dia terpojok, maka dia tidak akan mau pengertian. Sebab dia merasa dirinya sudah cukup tahu dan lebih pintar.

Kenapa, karena dia merasa malu, marah, emosi, dia tidak terima kalah dari mahasiswa yang baru belajar. Dimana dia merasa, gelar yang sudah strata  dua atau tiga, umurnya lebih tua, dan kedudukan sebagai dosen akan tercoreng. Muncul keangkuhannya yang begitu tinggi sehingga berdampak pada perlakuaannya, dan pelayanannya. Dia mersa tersinggung sebab merasa tidak dihargai atau diremehkan.


Padahal sebagai seorang dosen, bukan dia sebagai super power dalam kebenaran keilmuan. Karena kebenaran itu dimiliki oleh setiap pemikiran, dalam artian keilmuan. Bahkan kebenaran dapat ditemukan di tempat pelacuran sekalipun. Bagaiman ada kebenaran disana? karena lebih mulia pelacur ketimbang para koruptor yang bertopeng dalam kehormatan. Karena diantara pelacur itu, ada juga yang memberi makan anak atau keluarnya. Dan yang mendatangi mereka adalah orang-orang rendahan sesungguhnya.

Coba kita pikirkan sebuah filsafat yang menyatakan di ruang kosong tidaklah kosong. Mengapa, karena di dalam sebuah ruang kemungkinan ada semut atau nyamuk. Dan seandainya sudah dibersihakan semua, masih ada atom-atom udara yang memenuhi ruang kosong tersebut. Maka lihatlah kebenaran dengan kebijakan. Bukan merasa hebat dengan gelar, umur, kedudukan, dan emosional.

Intinya cari kebenaran itu, dengan pengertian bukan sesuai dengan hanya mengadalkan pemahaman kita. Al-Quran saja kalau kita mencari kesalahannya, maka kesalahan itu dimana-mana (orientalisme). Tetapi apabila kita mencari kebenaran, maka kebesaran Allah kita temui. Sebab pemaham kita sejalur dengan yang kita kuasai saja, dimana orang-orang tidak hadir di alam pikiran kita yang kita renungkan.


Kalangan akademisi sesunggunya bukan mendoktrin pemahaman mereka sendiri atau memaksa kebenaran satu pihak. Setiap orang memiliki jalan pemahaman dan pemikiran yang dia telusuri. Tugas dosen membangun pemahaman dan pemikiran itu agar menginjak kebenaran. Kadang, pemahaman generasi baru akan berbeda dengan pemahaman generasi sebelumnya.

Walau pemahamannya salah, nanti saat dia menginjak pematangan keilmuan, dia akan menyadarinya sendiri, kebijakan seorang guru. Jadi para pengajar atau dosen tidak perlu repot menjelaskan, menekan, bahwa dia benar, dan hebat. Dampak dari itu, membuat pertentangan dalam emosional pribadinya, sehingga berdampak pada layanan dan perlakuannya pada si murid atau mahasiswa. Dengan demikian akhirnya dia sebagai pendidik gugur, dan hanya menjadi seorang pekerja di dunia pendidikan.


Bahkan, ada juga usaha-usaha menyingkirkan posisi, atau mengurangi nilai. Mahasiswa yang sedang dalam tahap pembelajaran, dimana pola-pikir mereka baru tumbuh. Memerlukan ruang untuk mereka mengungkap cara membuka pemikiran. Tetapi akhirnya tumbang oleh neofeodalisme para dosen atau tenaga pengajar.

Faham neofeodalisme juga yang mengalirkan sifat mahasiswa yang menurut saja atau cari aman, apa kata dosen pengajar mereka, pembimbing atau penguji. Mereka tidak berani memberikan pemahaman yang beda, frontal, apalagi mengkritik sikap dosen yang kurang tepat. Karena sifat neofeodalisme dari sang dosen akan menyulitkan mereka.

Sifat mereka berubah ketus, keras, mempersulit, dan seakan tidak ada kompromi. Tanpa sadar mereka telah mencampur adukkan emosi pribadi kedalam tugas sebagai pendidik. Mengapa demikian, karena para pendidik akan menemukan watak-watak murid yang sangat berbeda-beda. Maka tugas pendidik melunakkan watak-watak itu. Bukan bertempur, bukan mengalakan, bukan meremehkan, dan merasa si dosen (guru) yang paling jago.


Berikut ini, aku menguraikan sifat neofeodalisme dari seorang guru Sekolah Dasar saya dahulu. Suatu hari kami belajar matematika. Si guru bilang pelajaran itu, berupa bentuk lingkaran, itu adalah kurva kata si guru. Dia menjelaskan kurva ada yang tertutup ada yang terbuka. Kemudian seorang temanku bilang itu adalah elips.

Si guru yang merasa guru, sudah mengajar puluhan tahun, rambut sudah putih, dibantah oleh anak sekolah dasar berumur sebelas tahun. Dia sangat marah sekali. Bantahan teman saya sesuai, karena dia memiliki buku matematika yang menjelaskan demikian. Si guru, beberapa kali menyerang  dengan kata-kata kasar dan memojokkan si murid.


Padahal si guru seharusnya tidak perlu marah, cukup bilang khilaf atau lupa, saja sudah cukup. Dia bole memberikan pujian bahwa dia sudah mengingatkan. Ketika pendidik tidak tahan dengan hal demikian, maka dia sudah kalah yang sesungguhnya. Dia sudah gagal menjadi pendidik. Akibat dari kemarahan tersebut, meyebabkan kami tidak mau lagi memberikan masukan, dan mengiyakan saja apa kata si guru.

Begitupun di kalangan mahasiswa, saat akan sidang mereka akan bersikap kompromi, lalu mengiyakan dan mengikuti saja. Agar tidak dipersulit, tidak dikurang nilai. Padahal mahasiswa memiliki hak, mempertahankan skripsinya. Penilaian bukan dari bertentangnya, tetapi dari kebenaran dan nilai positif pemikirannya. Adanya usaha perjuangan yang sesuai kemampuannya, jangan di samaratakan dengan kemampuan seorang strata tiga. Karena ada dosen yang tidak mau ditentang pendapatnya.

Disebabkan sifat neofeodalisme yang sudah berurat berakar pada jiwanya, sebagai orang pintar. Maka neofeodalisme akan menyebabkan tidak adanya sifat kritis baginya. Harus ada pengimbangan pola pikir dan pengertian. Nanti hasil dari didikan orang-orang neofeodalisme ini, akan melahirkan sarjanah-sarjanah lemah.

Mereka akan menjadi penutup kebenaran walau mereka mengetahui kebenaran tersebut. Maka dari itu, timbul istilah di kalangan masyarakat kita “cari aman” lalu cari muka” dan jadi penjilat” agar mereka aman dan lancar. Sebagaimana waktu mereka kulia dahulu.

Karena apabila ada cekcok sedikit, tidak sepaham, banyak membantah, membuat dia tersinggung, maka akan berdampak pada kesulitan dalam berhubungan dengannya. Ada pepatah mengatakan, "pedang akan tahu tajam atau tidaknya, kalau sudah menggores tangan tuanya. Begitupun mahasiswa, apakah ia berhasil dalam belajarnya ketika lidanya mulai dapat berbicara dan otaknya sudah berpikir.

Perna anda tersingkir oleh faham neofeodalime???


"Baru-baru ini ada pemberitaan tentang seorang mahasiswi strata tiga (s3) di sebuah Universitas di Riau melaporkan rektornya, sebab si rektor melempar lembaran disertasi setebal 250 halaman dan mengenai tangannya. Si rektor ini sering sekali mempersulit mahasiswa, yang berurusan dengannya. Ini adalah  bagian dari bentuk neofeodalisme di dunia akademisi, dia tuan dan mahasiwa bawahan, benarkah adab seorang pendidik demikian??? (dikutip dari Detiknews. Jumat 14 Desember 2018."

“Yang perlu di antisipasi adalah neofeodalisme yang mengara pada pelecehan seksual oleh oknum pendidik atau dosen. Sebab mereka menggunakan pengaruh mereka untuk perbuatan buruk tersebut. Kalau di kampus biasanya itu menjadi rahasia umum.”


Faham neofeodalisme bukan hanya tentang sifat pertentangan saja, tetapi juga pada sifat neofeodalisme kompromi. Faham neofeodalisme kompromi adalah sifat yang memberikan kemudahan supaya nama pengajar atau dosen tetap aman dalam survei, atau pada pengawasan kampus (sekolah). 

Neofeodalime ini juga tidak kala buruk dengan faham neofeodalime pertentangan. Disini mereka memberikan kemudahan yang akan memicu penyimpangan metode belajar, tidak aktif dalam mengajar, asal selesai. Atau neofeodalisme kompromi ini, berdampak pada perlakuan istimewa pada seseorang, pada orang-orang yang dapat di perlakukan yang tidak sesuai dengan norma pendidikan.

Neofeodalisme kompromi adalah bentuk bibit dari sifat korupsi, sifat balas jasa, karena disini ada sifat imbal balik yang didapat, antara mahasiswa dan dosen. Imabal balik apa saja, tergantung kompromi mereka walau tidak bersepakat seperti jual beli. Misalkan, dosen jarang masuk kemudian semua mahasiswa dapat A.


Kesimpulan.
Mahasiswa adalah calon pemikir-pemikir bangsa yang akan memimpin generasinya. Jangan sampai lahir neofeodalisme baru, lalu faham neofeodalisme ber-regenerasi terus. Jangan sampai neofeodalisme menutup keberanian berpikir mereka-mereka.

Neofeodalisme adalah musuh demokrasi dan hak azazi manusia yang bersembunyi dalam jiwa mereka-mereka berkedudukan, kaya, atau kuat. Dalam dunia pendidikan, imbas neofeodalisme menyebabkan budaya cari aman di tengah masyarakat.

Kemudian melahirkan sipat diam atau menutup kebenaran. Lalu mematikan motivasi paham-paham baru yang dihidayakan untuk dia memimpin pada generasinya. Hancurkan sifat neofeodalisme, dan salam revolusi biru.

Oleh. Joni Apero.
Editor. Selita. S.Pd.
Palembang, 18 Desember 2018.

Sy. Apero Fublic
Via Biruisme
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

1 comment

  1. Info loker jne belitangJuly 18, 2019 at 9:40 AM

    Bagaimana kiat-kiat agar terhindar dari sifat neofeodalisme?

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
Add comment
Load more...

PWI Sumatera Selatan

PWI Sumatera Selatan
Ayo, ikuti dan ramaikan.

Post Populer

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

Friday, June 06, 2025

BULETIN APERO FUBLIC

BULETIN APERO FUBLIC

Translate

Search This Blog

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
vimeo Subscribe
instagram Follow
rss Subscribe

Featured Post

Bupati Muba H M Toha Semarakkan Syukuran Hari Bhayangkara ke-79 Polres Muba

PT. Media Apero Fublic- Tuesday, July 01, 2025 0
Bupati Muba H M Toha Semarakkan Syukuran Hari Bhayangkara ke-79 Polres Muba
APERO FUBLIC. MUSI BANYUASIN.- Suasana hangat penuh keakraban mewarnai acara syukuran Hari Bhayangkara ke-79 yang digelar Polres Musi Banyuasin di Pendopoan G…

Most Popular

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Sunday, November 10, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Tuesday, October 15, 2019
Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Saturday, March 21, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Thursday, November 07, 2019
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Powered by Blogger
Apero Fublic

Website Archive

  • 2025225
  • 2024203
  • 2023142
  • 2022103
  • 2021365
  • 2020435
  • 2019281

MAJALAH KAGHAS

MAJALAH KAGHAS

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

TABLOID APERO FUBLIC

TABLOID APERO FUBLIC

SELAK MAJO

SELAK MAJO
Karikatur

Labels

Andai-Andai APERO FUBLIC Apero Herbal Apero Popularity Arkeologi Artikel Berita Berita Daerah Berita Internasional Berita Nasional Biruisme Bola Brand Budaya Daerah Budaya Dunia Buku Populer Buletin AF Cerita Bersambung Cerita Kita Cerita Rakyat Cerpen Daratan Daratan dan Hutan Dongeng Dongeng Dunia Dunia Anak e-Biografi Tokoh Ekonomi Ekonomi Islam Elektronik Energi FASHION Fauna Film Flora Fotografi Gatget Healthy & Fitness Himpunan Muslim Hukum Hukum Islam Ibu dan Anak Ilmu Kesastraan Info Desa Islam dan Budaya Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Masyarakat Islam dan Negara Islam dan Sosial Jurnal AF Jurnalisme Kita Kabar Buku Kampus Kata Mutiara Kepemimpinan Kesehatan Kesehatan dan Pendidikan Wanita kesenian Kisah Legenda Kriminal Kuliner Laporan Penelitian Majalah Kaghas Mask Mitos Musik Olah Raga Opini Otomotif Pantun Pariwisata PDF Pemerintahan Pendidikan Penyakit Masyarakat Pertanian dan Alam Politik Populer Bisnis Populer Iklan Populer Produk Populer Profesi PraLeader Problematika Seks Propaganda Public Figure Puisi Puisi Akrostik Pustakawan PWI PWI SumSel Sampah dan Limbah Sastra Kita Sastra Klasik Sastra Lisan Sastra Moderen SDA Sejarah Daerah Sejarah Islam Sejarah Kebudayaan Sejarah Umum Seniman Sepeda Listrik Sepeda Motor Skil Wanita Smart TV Sosial dan Masyarakat Sport Sudut Pandang Sumber Air Surat Kita Syarce Tablet Tabloid AF Teknologi Tokoh Wanita UKM-Bisnis Video Women World

Laman Khusus

  • Cahaya
  • Daftar Kata Istilah Baru
  • e-Galeri Apero Fublic
  • Mari Kita Hijrah
  • Nasihat dan Motivasi
  • Apero Quote
  • Pribahasa Indonesia
  • Picture Indonesia
  • Pangeran Ilalang I
  • Pangeran Ilalang II

Pages

  • Pecakapan Sunset Sunrise
  • Flora Pangan Indonesia
  • Fauna Indonesia
  • Dawnload PDF Gratis
  • Dawnload Feature Gratis (PDF)

Recent Posts

Popular Posts

  • Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan
    Apero Fublic.- Pada masyarakat Melayu ada sistem adat tatacara memanggil seseorang. Orang yang tidak mengikuti adat peraturan dalam mem...
  • Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah
    APERO FUBLIC. SUMATERA SELATAN.- Palembang – Bupati Muba H. M Toha, didampingi Kepala Dinas Kominfo Muba Herryandi Sinulingga dan Kepala Ba...
  • Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
    Apero Fublic.- Pantun Daerah dari Dataran Negeri Bukit Pendape ini adalah warisan pantun berbahasa Melayu. Hadir dari buah pemikiran ne...
  • Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal
    APERO FUBLIC. MUBA.- Setelah berhasil melakukan peralihan pengelolaan kelistrikan dari PT MEP ke PLN, Bupati Muba H M Toha bersama Wakil Bup...
  • PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H
    Suasana di Kantor PWI di Kota Palembang APERO FUBLIC. PALEMBANG.- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel rangkaian menyambut Hari Raya I...
  • Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113
    APERO FUBLIC. SEKAYU.- Dalam rangka memperingati Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113. Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Musi Banyuasin M...
  • Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba
    APERO FUBLIC. MUSI BANYUASIN.- Pembukaan Festival Kuliner Kitek Nia Tahun 2025 dengan tema The Taste of Musi Banyuasin yang berlangsung di ...
  • Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK
    APERO FUBLIC. MUBA-JIRAK JAYA.- Untuk mengoptimalkan Program Kerja. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Musi Ba...
  • e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II
    Apero Fublic.- Ilalang atau juga sering di sebut alang-alang memiliki nama ilmiah  imperata cylindrica . Ilalang jenis rumput berdaun ...
  • Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.
    APERO FUBLIC.- Raden Kamandaka sebuah cerita rakyat dari dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Rakyat ini bercerita tentang Keraja...

Editor Post

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Legenda Kisah Cinta  I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Legenda Kisah Cinta I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Tuesday, January 14, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Thursday, November 28, 2024
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019

Popular Post

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

Friday, June 06, 2025
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113

Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113

Thursday, June 19, 2025
Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba

Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba

Thursday, June 26, 2025
Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

Sunday, June 15, 2025
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020

Populart Categoris

Andai-Andai 1 Artikel 38 Berita 225 Berita Daerah 403 Berita Internasional 20 Berita Nasional 305 Brand 117 Budaya Daerah 29 Cerita Bersambung 20 Cerita Kita 22 Cerita Rakyat 12 Cerpen 9 Dongeng 66 Ekonomi 12 Elektronik 21 FASHION 4 Fauna 4 Flora 62 Healthy & Fitness 14 Ibu dan Anak 1 Islam dan Budaya 11 Islam dan Lingkungan Hidup 5 Islam dan Masyarakat 2 Jurnalisme Kita 16 Kampus 104 Kesehatan 5 Kisah Legenda 10 Kuliner 18 Mitos 15 Olah Raga 30 Opini 58 PDF 3 Pantun 6 Pariwisata 36 Penyakit Masyarakat 6 Problematika Seks 6 Puisi 47 Puisi Akrostik 5 Sampah dan Limbah 1 Sastra Kita 22 Sastra Klasik 53 Sastra Lisan 12 Sejarah Daerah 24 Sejarah Kebudayaan 28 Sepeda Listrik 15 Sport 2 Surat Kita 7 Tablet 20 Teknologi 125 Tokoh Wanita 6 UKM-Bisnis 12 Video 20 Women 4 World 3 e-Biografi Tokoh 23 kesenian 2
APERO FUBLIC

About Us

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan Publikasi dan Informasi yang bergerak dalam bidang Industri Kesusastraan. Apero Fublic merupakan bidang usaha utama bidang jurnalistik.

Contact us: fublicapero@gmail.com

Follow Us

© Copyright 2023. PT. Media Apero Fublic by Apero Fublic
  • Disclaimer
  • Tentang Apero Fublic
  • Advertisement
  • Contact Us