PT. Media Apero Fublic

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada bidang usaha Publikasi dan Informasi dengan bidang usaha utama Jurnalistik.

Buletin Apero Fublic

Buletin Apero Fublic adalah buletin yang mengetengahkan tentang muslimah, mulai dari aktivitas, karir, pendidikan, provesi, pendidikan dan lainnya.

Penerbit Buku

Ayo terbitkan buku kamu di penerbit PT. Media Apero Fublic. Menerbitkan Buku Komik, Novel, Dongeng, Umum, Ajar, Penelitian, Ensiklopedia, Buku Instansi, Puisi, Majalah, Koran, Buletin, Tabloid, Jurnal, dan hasil penelitian ilmiah.

Jurnal Apero Fublic

Jurnal Apero Fublic merupakan jurnal yang membahas tentang semua keilmuan Humaniora. Mulai dari budaya, sejarah, filsafat, filologi, arkeologi, antropologi, pisikologi, teologi, seni, kesusastraan, hukum, dan antropologi.

Majalah Kaghas

Majalah Kaghas, meneruskan tradisi tulis tradisional asli Sumatera Selatan.

Apero Fublic

Apero Fublic, merupakan merek dagang PT. Media Apero Fublic bidang Pers (Jurnalistik).

Apero Book

Apero Book merupakan toko buku yang menjual semua jenis buku (baca dan tulis) dan menyediakan semua jenis ATK.

Buletin

Buletin Apero Fublic merupakan buletin yang memuat ide-ide baru dan pemikiran baru yang asli dari penulis.

8/19/2023

LAPORAN INTERNASIONAL: Mengapa Aksi Bakar Salinan Al-Quran Terus Berulang ?

APERO FUBLIC.- Ada dua aksi provokasi pada umat Islam yang dilakukan oleh masyarakat kafir Barat. Pertama pembuatan karikatur atau jenis-jenis ilustrasi yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW. Kedua adalah pembakaran beberapa salinan dari kitab suci Al-Quran. Penggambar kartun bernama Lars Vilks berasal dari Swedia. Hidup dalam perlindungan polisi setelah kejadian tersebut. Koran Charlie Hebdo di Perancis memuat karikatur Nabi Muhammad (2012) dan koran Jyllands-Posten di Denmark (2005).

Di Amerika Serikat dua pendeta bernama Bob Old dan Danny Allen keduanya melakukan aksi membakar salinan Al-Quran pada hari Sabtu di hadapan sekelompok orang yang sebagiannya merupakan wartawan (11/9/2010). Pendeta Terry Jones sebelumnya juga telah melakukan pembakaran satu salinan Al-Quran tahun 2011 dan 2012. Baru-baru ini pembakaran salinan kitan Suci Al-Quran kembali di lakukan di Eropa, Swedia dan Denmark (2023). Masyarakat Barat juga menolak Resolusi PBB tentang pencegahan dan mengatasi masalah pembakaran salinan (cetakan) dari Al-Quran.

Sedikit pembahasan seputar pembakaran salinan Al-Quran yang terus menerus dilakukan oleh mereka. Kita patutu curiga dengan media yang meliput dan memuat berita tentang pembakaran salinan Al-Quran. Mungkin mereka bertujuan untuk mengangkat rating dan popularitas media mereka atau kreator mereka. Perbuatan mereka jelas berkeinginan untuk membangkitkan kemarahan umat Islam. Sehingga umat Islam melakukan perbuatan-perbuatan yang merusak citra Islam di mata masyarakat Internasional. Seperti sekelompok orang menyerang redaksi koran Charlie Hebdo dan mereka dilabeli teroris dan Islam anti kebebasan oleh masyarakat Internasional (menurut mereka). Walau pun faktanya sebagian besar rakyat di negara mereka tidak setuju dengan perbuatan mereka.

Buntut dari pelecehan satu salinan Al-Quran masyarakat di Pakistan menyerang gereja dan membakar rumah warga sekitar. Gereja hancur dan rumah hangus terbakar lalu penduduk mengungsi. Aksi pelecehan pada salinan Al-Quran seperti diikuti oleh penduduk di negara lain bentuk provokasi. Pelaku mungkin sengaja atau terorganisir untuk menciptakan provokasi. Atau merupakan agen kelompok tertentu untuk mengadu domba. Pemerintah dan ulama-ulama negara mayoritas Muslim harus benar-benar memberikan penjelasan dan pengendalian yang baik dalam kasus seperti ini. Agar tidak terjadi seperti di Pakistan dan Irak dalam menanggapi masalah pelecehan pada satu atau dua salinan Al-Quran atau pelecehan pada Nabi Muhammad.

Mengapa mereka melakukannya, karena mereka tahu kita sebagai muslim terlalu besar bereaksi dalam menanggapi aksi membakar atau melecehkan satu atau beberapa salinan Al-Quran. Kita sebagai muslim semuanya mencintai Al-Quran yang suci. Disana berisi firman Allah SWT yang menjadi tuntunan hidup kita muslim dan manusia. Kita yakin firman-firman Allah tertulis di dalam Al-Quran kebenarannya mutlak dan sangat suci. Kita semua sebagai muslim merasa tidak nyaman dengan aksi mereka membakar Al-Quran. Marah dan sangat kecewa, sebagai muslim kita tidak pernah memperlakukan non muslim dengan buruk.

Namun mengapa aksi mereka lakukan terus menerus dan berulang-ulang. Karena mereka tahu kita akan merespon dengan aksi berlebihan. Mereka juga tahu kita akan marah juga sakit hati dan akan membuat aksi-aksi yang diluar kendali. Semakin kita marah dan menunjukkan rasa sakit hati mereka akan semakin suka. Semakin besar aksi kita mereka akan semakin suka dan rencana mereka berhasil. Para pelaku hanyalah boneka dari suatu kelompok pembenci Islam atau orang bodoh yang tidak tahu Islam. Atau mungkin pelakunya mencari sensasi dan dibayar, tidak mustahil dia agen suatu kelompok.

“Ada sebuah cerita kecil yang diceritakan orang-orang tua di desaku. Dahulu di zaman penjajahan Kolonial Belanda. Tentara Belandai itu ingin menguasai sebuah desa yang kaya. Tapi semua laki-laki dan anak muda di desa itu kuat dan hebat. Sudah lama orang Belanda ingin menghancurkan dengan berbagai cara. Tapi semua rencana mereka gagal dan gagal. Sampai akhirnya mereka memikirkan cara yang menyenangkan dan tidak perlu banyak biayah perang. Tentara Belanda atau tentara Anjing Belana (tentara pribumi) mengadu domba masyarakat antar Individu. Awalnya dua orang remaja laki-laki bernama Maman dan Sumaun. Keduanya dibawa ke hadapan kerumunan Belanda dan warga. Lalu orang-orang Belanda membentuk dua kelompok juga. Satu kelompok mendukung Maman dan satu kelompok mendukung Sumaun.

“Guk. Guk. Opas, Knil sini kalian.” Seorang tentara Belanda memanggil Anjingnya yaitu seorang tentara Belanda asli orang pribumi. Lalu dengan patuh si anjing datang dengan lidah menjulur dihadapan tuannya. Tentara Belanda itu berbisik pada anjingnya dan mengajarkan sesuatu. Terlihat si anjing mengangguk-angguk sambil lidah menjulur.

Anjing Belanda sok kebelandaan itu maju. Lalu dia membuat gambar dua bulatan di tanah dihadapan Sumaun dan Maman. Setelah gambar bulatan dibuat dan dilengkapi mata dan mulut. Si Anjing Belanda berseragam tentara Belanda berkata:

“Ini kepala bapakmu Maman. Yang ini kepala bapakmu Sumaun. Kalau Sumaun laki-laki hapus kepala bapak Maman. Kalau Maman laki-laki hapus gambar kepala bapak Sumaun.” Kata Anjing Belanda. Maman kemudian menghapus gambar kepala bapaknya. Sumaun tidak mau kalah lalu dia menghapus gambar kepala bapak Maman. Dia menginjak-injak berulang-ulang, dan tanpa malu Sumaun mengencingi gambar di tanah itu. Setelah itu, keduanya emosi dan marah. Mereka berdua tidak terima karena gambar kepala bapaknya di hapus dengan kaki dan diiinjak-injak dengan kaki. Maman lebih emosi karena gamabar kepala dikencingi oleh Sumaun.

Kemudian keduanya berkelahi dan saling menyerang. Pukul memukul hajar menghajar dengan amarah yang meluap-luap. Wajah mereka berdarah, tubuh luka-luka, dan banyak tulang patah. Sementara orang Belanda tertawa-tawa terbahak-bahak. Mereka bertepuk tangan dan bersorak-sorak. Maman dan Sumaun pun terjatuh, karena lelah dan kesakitan.

“Maman, jangan menyerah dia telah menghina bapakmu, dan mengencingi bapakmu. Dimana harga dirimu dan pembelaan terhadap ayahmu dan martabatmu.” Ujar seorang tentara Belanda.

“Sumaun, jangan takut pada dia, dia telah menghinamu. Menginjak-injak kepala bapakmu yang berharga. Dimana harga dirimu dan kelelakianmu. Ayo, hajar dia dan hancurkan dia.” Ujar orang belanda kelompok satunya mendukung Sumaun. Kemudian Maman dan Sumaun semangat kembali menyalah-nyalah. Merekapun bertarung lagi sementara orang Belanda dan anjing-anjingnya tertawa, bersorak-sorak dan bertepuk tangan sambil makan dan minum. Sampai akhirnya Maman dan Sumaun terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Keesokan harinya orang Belanda dan para anjing-anjingnya melakukan lagi cara yang sama. Kembali dua pemuda mereka bawa ke hadapan mereka dan warga yang ramai. Kemudian kedua pemuda itu berkelahi dengan sengitnya. Semua kekuatan mereka keluarkan untuk saling mengalahkan. Mereka merasa bangga dengan kekuatan masing-masing. Merasa bangga membelah kehormatan dan kesucian kepala bapak mereka. Padahal yang mereka hapus hanyalah gambar yang tidak berguna. Gambar yang berupa coretan di atas tanah. Sedangkan kepala bapak mereka sebenarnya tidak tersentuh sedikitpun. Tidak luka sedikitpun dan bahkan kepala bapak mereka memandangi alam yang indah.

Akhirnya seluruh pemuda desa itu berkelahi semuanya satu sama lain. Ada yang membakar rumah tetangganya karena dianggap keluarga dari teman berkelahi mereka tadi. Dia masih keluarga penghina kepala bapaknya. Sedangkan tetangga tidak tahu menahu akan permasalahan itu. Pemuda desa itu semua terluka dan lelah. Mereka tidak mampu berbuat sesuatu, apalagi membuat teknologi. Sebab pikiran mereka begitu rendah dan bodoh. Tinggal orang tua-tua yang berjaga-jaga. Lalu desa mereka ditaklukkan oleh tentara Belanda dan anjing-anjingnya. Tanpa perlu keluar satu peluru pun dan tanpa susa payah.

Begitulah keadaan kita muslim sekarang di seluruh dunia. Salinan satu Al-Quran dibakar, kita menghancurkan rumah ibadah agama lain. Maka rusaklah kepercayaan umat lain pada kita. Di Irak masyarakat membakar Kedutaan Swedia. Dimana-mana terdapat demonstari yang besar-besar menguras energi. Mereka itu tidak membakar Al-Quran, dan mereka tidak akan mampu membakar Al-Quran. Mereka hanya membakar satu salinan Al-Quran saja. Atau meletakkan sepatu di atas satu salinan Al-Quran. Modal mereka sangat sedikit sekali, hanya seratus ribu rupiah kalau di Indonesia untuk satu salinan Al-Quran yang ada terjemahannya. Hanya 30 ribu rupiah untuk satu salinan tidak ada terjemahannya. Sepadankah, modal sedikit itu kita tanggapi dengan menghancurkan rumah ibadah agama lain atau satu duta besar. Mereka itu mengakali kita dan kita muslim mereka buat permainan. Ecek-ecek, sekelas anak kecil yang belum dewasa.

Kitab suci Al-Quran akan selalu ada dan tidak akan mampu mereka hinakan. Mereka hanya melakukan pembakar satu atau beberapa salinan Al-Quran atau meletakkan alas kaki di atas salinan Al-Quran yang tidak ada pengaruh sedikitpun. Di setiap negara yang berpenduduk Islam salinan Al-Quran terus di cetak dan dicetak. Al-Quran di hafal di pesantren-pesantren, dan dibaca setiap kali shalat. Di Somalia Al-Quran dihafal oleh anak-anak. Di Indonesia pada tahun 2024 target Kemenag RI dapat mencetak 1 sampai 2 juta eksemplar Al-Quran dalam setahun. Belum lagi negara-negara Islam di dunia yang memiliki percetakan masing-masing.

Begitu juga percetakan Raja Fadh, Al-Quran dicetak dengan terjemahan ke 78 bahasa-bahasa di dunia berjumlah 18 juta eksemplar dalam setahun. Aksi mereka itu tidak merubah sedikitpun firman-firman Allah di dalam Al-Quran. Tidak sedikitpun membuat iman muslim terganggu. Mereka putus asa untuk menghancurkan Al-Quran dengan kekuatan mereka. Sehingga hanya membakar satu atau dua eksemplar Al-Quran yang dapat mereka lakukan. Sungguh tiada bandingannya, dan kita tidak perlu berbuat kerusakan hanya aksi bodoh mereka.

Di Spanyol orang yang ingin menghancurkan Islam dan memusnahkan Al-Quran dengan cara membantai dan mengusir Muslim Andalusia. Tapi sekarang, perlahan tapi pasti Islam kembali dan ayat-ayat Al-Quran kembali terdengar di Spanyol. Masjid mulai dibangun dan komunitas muslim kembali tumbuh. Dahulu Jengis Khan membantai jutaan orang Islam dan membakar ribuan salinan Al-Quran di Baghdad dan dikerajaan Islam lainnya.

Tapi pada masa cucu Jengis Khan, malah keturunan mereka yang membangun kekuatan Islam dan membelah Islam. Mereka mencetak Al-Quran dan membangun masjid dimana-mana di Asia. Dari Asia Tengah sampai Rusia, sampai ke Cina, masuk Asia Selatan sehingga Islam tersebar dan Al-Quran tersebar. Di daerah asli Jengis Khan pun sudah ada suku-suku Mongolia yang menjadi Muslim dan membaca Al-Quran. Kalau kita bandingkan sekarang tentang buruknya perlakuan dan besarnya kebencian mereka hal itu menandakan, Islam sedang tumbuh.

Maka dari itu, dalam menyikapi aksi pembakaran Al-Quran dari orang-orang kurang ajar, bodoh dan provokasi baiklah kita diam. Sikapi dengan baik dan santai juga. Blokir akun-akun media sosial yang menayangkan aksi tersebut. Jangan tonton, jangan komentari atau membaca. Lalu tandai konten laporan media massa yang menayangkan aksi tersebut dengan, spam.

Lakukan aksi yang kratif dan murah juga. Misalnya membaca Al-Quran secara massal di suatu tempat. Jangan mencaci maki para pelaku dan biarkan saja. Jangan viralkan aksi mereka agar mereka tidak besar kepala. Jangan membuat aksi merusak apa pun, apalagi sampai merusak tempat ibadah umat lain. Karena, perbuatan tersebut akan membuat mereka bahagia. Karena provokasi mereka berhasil dan membuat buruk citra Islam di mata manusia Internasional.

Kalau kita petik pelajaran dari cerita Semaun dan Maman, tentu baiklah diam dan pergi. Lalu bekerja sama membangun benteng pertahanan dan membangun persenjataan. Sebab garis bulat di tanah bukan kepala bapak mereka. Begitu konyol dan bodoh apabila mereka bertarung dan bertengkar hanya sebab itu. Garis bulat di atas tanah hanyalah gambar tiruan yang dibuat oleh musuh mereka. Merupakan provokasi dan adu domba yang sangat murahan dan kuno. Tapi mengapa kita masih juga menjadi Semaun dan Maman.

Orang Olokan dan Orang Gurak

Pada masyarakat Sekayu kata olokan bermakna seseorang yang sangat suka melakukan sesuatu sesuai apa kata orang atau kehendak orang. Dia ingin dirinya terlihat hebat dan gagah oleh pujian orang. Dia ini hebat, dia pembelah, dia pemberani dan pemarah. Pokoknya orang olokan suka terlihat eksis dengan aksi bodoh. Olokan dapat berupa sanjungan atau cacian yang membuat orang tersebut berbuat diluar kendali.

Sedangkan kata gurak menggambarkan sifat atau karakter seseorang yang sangat suka melihat dan menjerumuskan orang dalam masalah. Orang gurak memiliki sifat dengki, iri, perusak, jahat dan suka melihat orang dalam kesulitan. Orang gurak ini, memiliki trik-trik tertentu agar orang marah baik pada dirinya dan orang lain. Orang gurak selalu memilih korban untuk dia olok-olok atau dia jerumuskan. Dia bahagia dan tertawa-tawa dengan puas sekali saat trik olokannya berhasil.

Dalam pembahasan ini orang gurak termasuk orang-orang yang melakukan aksi-aksi membakar salinan Al-Quran dan pelecehan terhadap Islam. Orang olokan adalah orang yang menanggapi aksi pelecehan terhadap simbol Islam dengan cara berlebihan, luapan amarah dan emosi. Bagi pemakan olokan dari orang gurak itu suatu kebanggan. Tapi pada sisi orang gurak itu adalah keberhasilan triknya, karena dia tahu sifat orang olokan. Janganlah kita menjadi umat yang makan olokan dari orang-orang gurak (jahat hati).

Jangan menjadi muslim yang makan olokan, dan jauhi orang kafir yang gurak.

Oleh: Sulaiman Adi Nugroho
Palembang, 19 Agustus 2023.

Sy. Apero Fublic

8/16/2023

Sedekah Juada: Menyemarakkan 17 Agustus dengan Kelezatan Kuliner Tradisional Musi Banyuasin

Foto bersama tim sedekah juada.

SELAMAT; HUT Republik Indonesia ke 78 Tahun 17 Agustus 2023-17 Agustus 1945.


APERO FUBLIC.- Sekayu, 15 Agustus 2023 - Dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78, Arsi Muba menggelar acara istimewa berupa Sedekah Juada di Kelurahan Kayuara.

Juada, penganan yang mirip dengan dodol, dibuat dari bahan-bahan alami seperti tepung ketan, gula merah, santan kelapa, dan kemudian dimasak dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Proses pembuatannya membutuhkan keterampilan khusus yang diturunkan dari generasi ke generasi, menjadikannya salah satu lambang kearifan lokal Kabupaten Musi Banyuasin.

Herdoni Syafriansyah, Ketua Arsi Muba, menyatakan bahwa acara Sedekah Juada ini harusnya dilaksanakan pada tahun 2021, namun pandemi yang melanda dunia menghambat pelaksanaannya hingga tahun ini. Dia berharap melalui acara ini, masyarakat dapat lebih mengenal, mengapresiasi, dan mempromosikan kuliner tradisional yang enak ini. Proses acara ini adalah memasak juada bersama masyarakat, lalu juada tersebut dibagi-bagikan kembali kepada masyarakat sekitar.

Tak lupa, pihak penyelenggara mengucapkan terima kasih kepada para sponsor yang telah mendukung kelancaran acara ini. Kehadiran mereka sebagai sponsor turut menunjukkan komitmen dan perhatian dalam mendukung dan mempromosikan kekayaan budaya lokal.

Sedekah Juada bukan hanya tentang kuliner semata, tetapi juga tentang memperingati kemerdekaan dengan cara yang unik dan bermakna. Melalui cita rasa yang autentik, organisasi kesusastraan dan kebudayaan Arsi Muba berharap agar warisan kuliner ini dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang serta semoga ke depannya kita bisa kembali menyelenggarakan acara ini dengan lebih besar dan meriah. (HS)

ALBUM KEGIATAN




Editor. Arip Muhtiar, S. Hum.
Palembang, 17 Agustus 2023.

Foto Doc: HS

Sy. Apero Fublic

Kisah Perjuangan: Letjen (Purn) H. Alamsyah Ratu Perwiranegara

Letjen (Purn) H. Alamsyah Ratu Perwiranegara

Kisah Singkat Perjuangan Kemerdekaan di Wilayah Komering.


APERO FUBLIC.- Letjen (Purn) H. Alamsyah Ratu Perwiranegara merupakan salah satu tokoh pejuang kemerdekaan di masa rovolusi fisik di Sumatera Selatan. Alamsyah Ratu Perwiranegara lahir pada tanggal 25 Desember 1925 kotabumi Lampung, dan meninggal tanggal 8 januari 1998. Riwayat pendidikannya Alamsyah mengenyam pendidikan dasar di Tanjung Karang, kemudian melanjutkan di Lampung Gakuin (setingkat SMP) dan kemudian melanjutkan ke tingkat SMA.

Dimasa penjajahan Jepang, Alamsyah mengikuti pendidikan militer Gyu Gun. Alamsyah memulai pengabdiannya sejak tahun 1943 sebagai kepala staf kompi Gyugun Pengawal Pantai di Krui Lampung, hingga di tahun 1972 beliau memperoleh kepercayaan sebagai Letnan Jenderal TNI dan menjadi Duta besar RI untuk Belanda.

Alamsyah Ratu Perwiranegara juga pernah menjabat sebagai Menteri Agama tahun 1978 – 1983 di masa kabinet pembangunan III dan di masa kabinet pembangunan IV beliau pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan tahun 1983-1988. Dalam artikel ini penulis akan membahas tentang perjuangan Alamsyah Ratu Perwiranegara di wilayah Komering tahun 1945-1948.

Berita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus1945, sampai di Provinsi Sumatera Selatan kota Palembang, pertamakali di dengar oleh saudara Mailan, seorang operator radio dari Palembang Shimbun pada tanggal 22 Agustus 1945. Kemudian berita ini diteruskan kepada Dr. A. K. Gani salah satu tokoh Nasional dan merupakan Gubernur pertama di Sumatera Selatan. Dr. A.K. Gani langsung menghubungi para tokoh di Sumatera Selatan dan menyebarluaskan informasi tentang kemerdekaan.

Alamsyah Ratu Perwiranegara sejak mendengar berita kemerdekaan Indonesia, beliau dengan tim nya langsung bergerak dan datang ke pelosok-pelosok daerah Sumatera Selatan, untuk menyebarluaskan informasi terkait proklamasi kemerdekaan Indonesia, salah satunya ke daerah Ogan Komering Ulu dan sekitarnya.

Alamsyah Ratu Perwiranegara dengan pidatonya membakar semangat juang rakyat, para pemuda serta Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang ada didaerah tersebut, mengajak untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 agustus 1945. Rakyat menyambut gembira berita proklamasi kemerdekaan Indonesia yang disampaikan oleh Alamsyah Ratu Perwiranegara dan timnya.

Dengan modal tekad yang bulat serta keberanian, berkorban harta, tenaga, nyawa, bangsa Indonesia mulai menyusun barisan perjuangan, mengorganisir sistem pemerintahan agar dapat mempertahankan kemerdekaan, dengan semboyan perjuangan “Merdeka atau Mati”.

Pasca perang lima hari lima malam di kota Palembang, yang menyebabkan pihak Indonesia (Sumatera Selatan), harus mundur sejauh 20 Km. Peristiwa tersebut tidak melemahkan perjuangan Indonesia untuk berjuang mempertahanakan kemerdekaan. Salah satu strategi di Sumatera Selatan dalam menyusun gerakan perjuangan nya yaitu di daerah Komering Area, dengan menjadikan Alamsyah Ratu Perwiranegara, sebagai pemimpin di daerah Komering Area, dengan memimpin Resimen 44 Garuda Merah yang berkedudukan di daerah Ogan Komering Ilir, pada saat itu pangkatnya adalah Kapten.

Ketika Belanda melanggar perjanjian yang disepakati, Belanda memasuki batas wilayah garis demarkasi yaitu radius 20 Km dari kota Palembang, menyebabkan terjadinya pertempuran hebat, Belanda melalui kekuatan senjata alat perang dan mobil pancernya untuk menggempur pertahanan pasukan Indonesia di wilayah Komering Area, melihat banyak nya rakyat yang gugur dalam perang, maka Kapten Alamsyah Ratu Perwiranegara menarik mundur pasukan dan menjadikan desa Gunung Batu menjadi markas Resimen 44.

Strategi Alamasyah Ratu Perwiranegara sebagai komandan Komering Area menggerakkan dan mengintruksikan pasukan Resimen 44, bersama rakyat bahu membahu untuk mendirikan dapur umum, menumbangkan pohon-pohon besar sebagai rintangan dan penghalang jalan untuk Belanda, kemudian membuat lobang-lobang perlindungan serta usaha-usaha menghancurkan jembatan, untuk menghambat jalannya pasukan Belanda yang akan kembali memasuki daerah Komering Area.

Meskipun demikian pada tanggal 27 Desember 1947, Belanda tetap melakukan penyerangan di wilayah Gunung Batu, dan mengancam markas Resimen 44 Garuda Merah. Kondisi semakin memburuk karena serangan dari Belanda dari berbagai penjuru yaitu darat dan sungai, kondisi perlawanan yang tidak seimbang antara pasukan Indonesia mengalami kekalahan, menyebabkan pasukan Resimen 44 batalyon garuda merah dibawah pimpinan Kapten Alamsyah Ratu Perwiranegara harus mundur dan mengatur strategi kembali yang berkedudukan di desa Campang Tiga, sehingga tanggal 28 Desember 1947 desa Gunung Batu telah kuasai dan dijadikan markas pasukan Belanda.

Konsolidasi Kapten Alamsyah Ratu Perwiranegara beserta timnya selalu dilakukan disetiap perpindahan pusat kedudukan demi membuka ruang strategi untuk melawan pasukan Belanda yang sangat lengkap dengan alat perang, konsolidasi strategi biasanya dilakukan di salah satu rumah warga dan itu menjadi basis atau markas nya pasukan Indonesia yang tergabung dalam Resimen 44.

Salah satu strategi serangan yang telah dirancang yaitu intruksi Kapten Alamsyah kepada pasukan yang berjumlah 55 orang dengan senjata kecepek dan bambu runcing untuk menyerang serdadu Belanda yang sedang istirahat di rumah warga, perang ini disebabkan oleh, salah satu warga Campangtiga terbunuh oleh pasukan Belanda, pertempuran dahsyat terjadi, pasukan  Alamsyah dengan strategi gerilya nya, berlangsung di hutan Campangtiga atau dikenal dengan istilah Talang Gabul, Cugumilang  dan Pamorangan, namun di awal tahun 1948 desa Camapang Tiga dapat dikuasai juga oleh Belanda, penguasaan tersebut berlangsung hingga persetujuan Renville, dan  Kapten Alamsyah Ratu Perwiranegara sebagai ketua tim untuk menarik seluruh pasukan dari “Pocket Area” yang masih berada di hutan-hutan di daerah front Komering, tugas tim ini dilakukan sampai penyerahan kedaulatan Republik Indonesia.

Demikianlah tulisan singkat tentang kisah perjuangan salah satu tokoh lokal Alamsyah Ratu Perwiranegara diwilayah Komering, mesikipun selalu mengalami kemunduran dan kekalahan, tapi hikmah yang patut kita ambil adalah semangat juang yang tak pernah padam, untuk menjaga dan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Oleh. Vixkri Mubaroq, S. Hum
Guru SD IT Bina Ilmi Palembang.

Sy. Apero Fublic