-->
Search
24 C
en
  • Penerbit MAF
  • Apero Book
  • JAF
  • LinkedIn
APERO FUBLIC
Terbitkan Artikel Anda
  • Apero Fublic
  • Popular
    • Politik
    • Ekonomi
    • Fotografi
    • Dunia Anak
    • Sosial & Masyarakat
  • Apero Fublic
  • Women
    • Women
    • Tokoh Wanita
    • Skil Wanita
    • Ibu dan Anak
    • Pendidikan & Kesehatan Wanita
  • Gatget
    • Video
  • World
  • Video
  • Featured
    • Penyakit Masyarakat
    • About
    • e-Galeri
    • Post Search
    • Daftar Kata
    • Peribahasa
    • Antologi Puisi INew
    • Antologi Puisi IINew
  • Find
    • Download Artikel
    • Download Feature
    • Andai-Andai
    • Post All
    • Flora Pangan
    • Fauna
    • Picture IndonesiaNew
    • Kamus Bahasa MusiNew
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Brand
    • Sport
    • Fashion
    • Fitness
    • Sunset-Sunrise
    • HijrahNew
    • NasihatNew
APERO FUBLIC
Search

Ruang Sponsor Apero Fublic

Ruang Sponsor Apero Fublic
Home Cerita Bersambung RADEN KAMANDAKA: Patih Reksanata Dari Kadipaten Pasirluhur (3)
Cerita Bersambung

RADEN KAMANDAKA: Patih Reksanata Dari Kadipaten Pasirluhur (3)

PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic
02 Jan, 2024 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

APERO FUBLIC.- Raden Banyakcatra tiba di Kadipaten Pasirluhur. Kadipaten yang berada dalam kekuasaan Prabu Kandadaha. Banyakcatra masuk Kota Raja Kadipaten Pasirluhur dengan penuh harapan. Dia amati setiap tempat yang dia kunjungi dan membeli makanan di sebuah kedai makan. Banyak mata memperhatikannya, tapi mereka tidak memperdulikan. Hanya sebatas menegur atau sekedar basah basi saja. Raden Banyakcatra yang ramah dan terlihat sebagai orang baik membuat kehadirannya tidak dicurigai orang-orang Pasirluhur. Pasar kadipaten tampak sibuk dengan aktivitas jual beli. Prajurit banyak berlalu lalang meronda memastikan keamanan kota.

Sementara itu, Patih Reksanata sedang duduk-duduk di beranda istana berbincang-bincang dengan istri beliau. Duduk menghadap taman yang penuh bunga-bunga mekar. Tampak prajurit berjaga dan beberapa prajurit berlalu lalang patroli memastikan keamanan istana. Dalam pembicaraannya terdengar beliau begitu sedih karena tidak mendapatkan seorangt anak laki-laki. Dia sudah tua, siapa yang akan meneruskan tahtanya di Kadipaten Pasirluhur. Dari arah depan bangunan istanah, seorang abdi istana datang menghadap.

“Ampun, baginda saya memohon menghadap.” Ujar kepala abdi istana sambil membungkuk memberikan sembah hormat. Abdi istanah berwenang mengatur rumah tangga istana, dan memimpin semua pekerjaan harian di istana.

“Ada apa, Paman.” Ujar Patih Reksanata dengan berwibawa dan lembut.

“Begini Baginda, di luar istanah ada seorang pemuda yang memaksa berjumpa dengan baginda. Bahkan dia sudah bertarung dengan beberapa orang penjaga gerbang istana.” Jawab abdi istanah yang berumur lima puluhan tahun itu.

“Oh, siapa anak muda ini.” Pikir Patih Reksanata, tampak istri beliau juga penasaran dan menoleh ke arah patih dengan penuh tanda tanya. “Adakah kau bertanya asal usulnya, namanya atau tujuannya ingin menghadap.” Tanya Patih Reksanata.

“Dia mengaku bernama, Kamandaka. Dia bermaksud ingin mengabdi pada kadipaten dan bernaung dibawah perlindungan keadilan baginda. Itulah yang dia katakan saat saya berbincang-bincang.” Jawab abdi istanah yang setia itu.

“Baiklah, persilahkan dia menghadap. Kesini saja, tidak perlu ke aulah istana.” Ujar Patih Reksanata. Kepala Abdi istanah pergi, menuju gapura dimana seorang pemuda menunggu. Dua orang dayang datang menghantarkan makanan ke hadapan patih. Patih Reksanata tampak tenang dan berbincang dengan istrinya. Dari jauh mereka melihat putrinya yang sedang bermain ditemani beberapa dayang istana dan berlalu menuju taman yang ada kolam berair jernih.

*****

Kepala abdi istana kembali diikuti seorang pemuda dan dikawal delapan prajurit bersenjata lengkap. Mereka akan memastikan keamanan Patih Reksanata. Patih Reksanata melihat pemuda yang tampan, dan bertubuh tegap. Dari perilaku dan tindak tanduknya tampak kalau dia seorang pemuda yang terpelajar. Kepala Abdi, pemuda itu, datang menghadap lalu duduk bersimpuh dihadapan Patih Reksanata. Patih Resanata berkata di dalam hatinya, “kalau Aku memiliki anak laki-laki, pasti usianya juga seumuran dengan pemuda ini.” Kata hati Patih Reksanata, dia tampak tertegun beberapa saat sehingga suasana hening.

“Anak muda, siapa namamu.” Tanya Patih Reksanata.

“Nama hamba, Kamandaka Prabu.” Jawab Raden Banyakcatra dengan mantap.

“Sepertinya kau bukan rakyat di Pasirluhur.” Kata sang prabu.

“Ampun baginda patih, saya rakyat di Kadipaten Pasirluhur. Hambah berasal dari Desa Kalipucang.” Jawab Raden Banyakcatra yang menyamar dengan nama Kamandaka.

“Lalu apa tujuanmu.” Tanya Patih Reksanata.

“Ampun, beribu ampun atas kelancangan hamba, Patih. Hamba datang ingin mengabdikan hidup saya pada Kadipaten Pasirluhur. Saya ingin belajar ilmu perang, keprajuritan, ilmu tatanegara, dan ilmu pengetahuan lainnya.” Kata Raden Banyakcatra atau Kamandaka.

“Oh, demikian rupanya. Apakah tekad sudah sangat kuat dengan tujuanmu itu. Sebab, tugas negara bukan hal mudah dan bukan pulah hal ringan. Harus serius, dan mementingkan urusan negara dan keselamatan negara dibanding urusan pribadi.” Ujar Patih Pasirluhur denga penuh wibawah.

“Hamba siap denga semua tanggung jawab demikian, Patih.” Jawab Kamandaka atau Raden Banyakcatra.

“Aku meminta waktu untuk mempertimbangkan permintaanmu. Harap kau sabar menunggu, dan akan Aku sampaikan melalui Paman Kepala Abdi keputusanku nantinya.” Ujar Patih Reksanata. Kemudian Kepala Abdi istanah dan Kamandaka kembali keluar. Kemudian Kamandaka di antar kembali keluar istana, dan dia diminta untuk menunggu beberapa hari.

*****

Tujuh hari berlalu, Patih Reksanata berpikir dengan bijak. Dia mendiskusikan dengan beberapa penasihat kadipaten dan dihadiri Kepala Abdi. Semua juga setuju, sebab memang memerlukan tenaga muda dalam beberapa urusan kenegaraan. Selain itu, beliau juga merasa prihatin dengan si pemuda yang menghadap bernama Kamandaka itu. Patih Reksanata juga tertarik melihat anak muda itu, setidaknya dia akan terhibur dari kesedihannya karena tidak memiliki anak laki-laki sebagai pewaris tahtanya di Kadipaten Pasirluhur. Akhirnya Kamandaka diizinkan untuk mengabdi di istana dan belajar tentang ilmu pemerintahan.

Sementara Raden Banyakcatra menunggu dengan harap-harap cemas. Dia tidak pergi jauh dari gapura istanah kadipaten. Setiap hari dia berada disana menunggu sampai kepala Abdi istana datang memberi tahu keputusan Patih Reksanata. Akhirnya yang ditunggu muncul, dan Raden Banyakcatra menghampiri dengan dada berdebar.

“Kamandaka, kau diminta menghadap oleh Patih Reksanata.” Ujar Kepala Abdi istana Kadipaten Pasirluhur. Raden Banyakcatra mengiakan, dan menuju aulah istana Kadipaten Pasirluhur. Sesampai disana, Raden Banyakcatra menghadap dan terjadi dialog disaksikan pembesar kadipaten.

“Apakah kau sudah menikah.” Tanya Patih Reksanata.

“Belum Patih, saya masih bujangan dan belum memikirkan hal itu.” Jawab Kamandaka atau Raden Banyakcatra.

“Baiklah, apa kau sudah siap dengan keputusanmu. Menjadi abdi kadipaten sama halnya menjadi abdi negara adalah hal yang serius, kalau kau main-main seperti anak-anak. Kau akan dihukum peggal kepala.” Kata Patih Reksanata.

“Saya siap bertanggung jawab, Patih.” Jawab Raden Banyakcatra.

“Semua keperluanmu akan ditanggung kadipaten, dan semua keperluanmu diurus Kepala Abdi.” Jelas Patih Reksanata.

Sejak hari itu, Raden Banyakcatra di Kadipaten Pasirluhur dikenal dengan nama, Kamandaka. Dia menjadi siswa belajar ilmu administari pemerintahan dan keprajuritan di Kadipaten Pasirluhur. Dia dipersiapkan sebagai tenaga masa depan di kadipaten. Selain itu, dia juga memiliki tugas-tugas lain membantu kepentingan istana kadipaten. Seperti menjadi tukang kebun, pengurus kuda, pengurus ternak, atau pengambil kayu bakar, pemanen padi dan lainnya. Karena asrama siswa kadipaten penuh, terpaksa Kamandaka tinggal sekamar dengan petugas taman istana Kadipaten Pasirluhur.

Suatu hari, Kamandaka mendapat tugas membantu menata taman bunga istana Kadipaten Pasirluhur. Kamandaka bekerja sejak matahari terbit dengan punuh semangat. Dia membuat ide baru dalam menata taman bunga agar bertambah cantik dan indah.

*****

Suatu pagi, Patih Reksanata ditemani istrinya berjalan-jalan keliling istanah. Menikmati matahari pagi yang bersinar hangat lembut. Patih akhirnya tiba di taman bunga di sisi istana kadipaten. Dia dan istrinya begitu kagum dengan penataan baru. Para prajurit, dayang-dayang, dan semua abdi istana juga mengakui keindahan taman itu. Banyak bagian-bagian bunga dibuat plang papan dan ditulis juga nama-nama bunga atau pohon.

Beberapa hari kemudian patih memanggil kepala petugas kebun yang tinggal sekamar dengan Kamandaka. Patih menanyakan abdi mana yang mengerjakan tugas kebun bunga beberapa hari lalu. Abdi itu berkata jujur, kalau Kamandaka yang melakukannya. Selama bertahun-tahun menjadi kepala abdi pengurus taman, baru kali ini katanya dia menemui abdi yang pandai dan rajin.

“Patih, saya amati sepertinya anak muda ini bukan orang sembarangan. Saya merasa ada sesuatu yang tersembunyi pada Kamandaka.” Ujar Kepala taman istana. Mendengar itu, Patih Reksanata menjadi kagum dan semakin tertarik dengan Kamandaka. Dia juga merasakan hal yang sama dengan si abdi kebun istana. Namun mereka tidak mengetahui dan memiliki bukti tentang Kamandaka.

“Sampaikan pada Kamandaka, agar dia segerah menghadap saya.” Ujar Patih, dan kepala abdi taman menyampaikan pesan itu. Membuat Kamandaka bertanya-tanya dan merasa khawatir. Melihat kekhawatiran Kamandaka tampak dari wajahnya si kepala taman istana memberi penjelasan yang baik. Sehingga Kamandaka menjadi cerah kembali, dia pun segerah menghadap malam itu juga.

*****

“Ampun gusti patih, apakah ada kesalahan hamba, sebelumnya saya memohon maaf.” Kata Kamandaka dengan rasa khawatir.

“Tidak ada Kamandaka, duduklah dengan tenang. Saya ingin bicara hal yang serius.” Pinta Patih, yang duduk ditemani istri beliau.

“Baiklah patih.” Jawab Kamandaka. Mereka duduk biasa, tidak formal seperti biasa. Kamandaka menjadi bingung, tapi dia menuruti perintah sang Patih. Lama mereka berbincang satu sama lain. Sampai akhirnya patih membicarakan inti dari pertemuan mereka.

“Kamandaka, kami berdua sudah tua dan tidak mendapatkan seorang anak pun. Jangankan anak laki-laki, seorang anak perempuan pun tidak dikaruniahkan Hyang Widi pada kami. Telah banyak usaha selama ini untuk mendapat seorang anak. Berdoa, berobat dan bersamadi namun kami memang ditakdirkan tidak memiliki seorang anak. Kami pun pasrah, dan menerima takdir ini. Kami mencari beberapa anak muda untuk diangkat anak. Tapi belum satu pun menemukannya. Kalau sekedar anak tentu mudah, tapi untuk mewariskan tahta kadipaten bukan pekara mudah. Sebab ini urusan pemerintahan yang menyangkut hidup rakyat.” Jelas Patih Reksanata. Kamandaka mengerti masalah keluarga patih Reksanata.

“Lalu apa yang dapat saya bantu untuk masalah Patih.” Ujar Kamandaka dengan penuh rasa prihatin.

“Saya dan istri sudah sepakat, kalau kami ingin mengangkatmu sebagai anak kami.” Ujar Patih Reksanata. Kamandaka terkejut bukan alang kepalang, dia tidak menyangka sama sekali dengan keputusan sang patih.

“Gusti Patih, baginda yang muliah. Apakah tidak salah berkata, atau hamba yang salah mendengar. Saya hanya anak desa yang rendah dan miskin. Bagaimana bisa menjadi anak gusti patih dan nyai Patih yang mulaih.” Ujar Kamandaka sambil bersimpu di lantai, di hadapan Patih Reksanata.

“Kemuliaan manusia tidak diukur dari kedudukan, jabatan, tahta, atau kekayaan. Tapi diukur dari ahklaknya yang muliah, dari ilmu yang dia miliki dan dia gunakan untuk kebaikan manusia. Kejujuran, rasa tanggung jawab, berjiwa kesatria, yang dia miliki merupakan harta yang paling berharga. Manusia yang memiliki semua itu, merupakan manusia yang muliah. Kami melihat itu ada pada dirimu, Kamandaka.” Ujar Patih dengan berwibawa, membuat Kamandaka tidak bisa berkata-kata lagi.

Akhirnya, Kamandaka menerima keputusan sang Patih. Keesokan harinya diumumkan pada seluruh rakyat di Kadipaten Pasirluhur. Kamandaka, kemudian diperlakukan sebagai seorang bangsawan, dia pun dipanggil Raden Kamandaka. Memiliki kamar yang indah, dan mendapat wewenang sebagai wakil patih. Di istana Kepatihan (istana pribadi patih) semua abdi menghormatinya sebab baik ahklak dan budi pekertinya. Begitu juga rakyat diseluruh Kadipaten Pasirluhur.


Bersambung ke part 4.

Sumber: Radjiati, BA. Raden Kamandaka; Cerita Rakyat Dari Daerah Banyumas, Jawa Tengah). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sy. Apero Fublic

Via Cerita Bersambung
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

Post a Comment

PWI Sumatera Selatan

PWI Sumatera Selatan
Seluruh Wartawan PWI Sumatera Selatan Mengucapkan Selamat HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 80 Tahun

Post Populer

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sunday, July 14, 2024
Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Tuesday, June 25, 2019

BULETIN APERO FUBLIC

BULETIN APERO FUBLIC

Translate

Search This Blog

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
vimeo Subscribe
instagram Follow
rss Subscribe

Featured Post

Kesbangpol Samarinda Gelar Sosialisasi Penguatan Ideologi Pancasila bagi Generasi Muda

PT. Media Apero Fublic- Thursday, October 16, 2025 0
Kesbangpol Samarinda Gelar Sosialisasi Penguatan Ideologi Pancasila bagi Generasi Muda
APERO FUBLIC   I  SAMARINDA .- Semangat merah putih tampak jelas di Aula Kecamatan Samarinda Ulu , Jalan Juanda pada Kamis (16/10/2025) pagi tadi. Ratusan pel…

PUBLIKASI PEMKAB

PUBLIKASI PEMKAB
Kabupaten Musi Banyuasin

Most Popular

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Sunday, November 10, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Tuesday, October 15, 2019
Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Saturday, March 21, 2020
Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Thursday, November 07, 2019
Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Tuesday, June 25, 2019
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Powered by Blogger
Apero Fublic

Website Archive

  • 2025547
  • 2024203
  • 2023142
  • 2022103
  • 2021365
  • 2020435
  • 2019281

MAJALAH KAGHAS

MAJALAH KAGHAS

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

TABLOID APERO FUBLIC

TABLOID APERO FUBLIC

SELAK MAJO

SELAK MAJO
Karikatur

Labels

Aceh Aceh Besar Amerika Serikat Andai-Andai APERO FUBLIC Apero Herbal Apero Popularity Arkeologi Artikel Atambua Badan Pemerintah Bangkinang Banten Batu Bara Batusangkar Baubau Belanda Belu Bengkayang Bengkulu Berita Berita Daerah Berita Internasional Berita Nasional Binjai Biruisme BNN Bola BOLTARA Brand Budaya Budaya Daerah Budaya Dunia Buku Populer Buletin AF Bulungan Cerita Bersambung Cerita Kita Cerita Rakyat Cerpen Dairi Daratan Daratan dan Hutan Deli Serdang Dongeng Dongeng Dunia DPRD Dunia Anak e-Biografi Tokoh Ekonomi Ekonomi Islam Elektronik Energi FASHION Fauna Film Flora Fotografi Gatget Healthy & Fitness Himpunan Muslim HST Hukum Hukum Islam Ibu dan Anak Ilmu Kesastraan Info Desa Iran Islam dan Budaya Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Masyarakat Islam dan Negara Islam dan Sosial JABAR Jakarta Jambi JATENG Jepang Jurnal AF Jurnalisme Kita Kabar Buku Kabupaten HST KALBAR KALSEL KALTARA KALTIM Kampar Kampus Kanada Karo Kata Mutiara Kepemimpinan Kesehatan Kesehatan dan Pendidikan Wanita kesenian Ketapang Kisah Legenda Kolaka Kriminal Kubu Raya Kuliner Kupang Labuhanbatu LABURA Laporan Penelitian Lebak Lembata Lombok Lubuk Linggau Lubuk Pakam Lubuklinggau Mahasiswa Majalah Kaghas Malaysia Marinir Mask Medan Mempawah Meranti Merauke Militer Mitos Muaro Jambi MUBA Musik NTT OKU Timur Olah Raga Olahraga Opini Otomotif Padang Padang Lawas Padang Panjang Palembang Pantun Papua Barat Daya Papua Selatan Parigi Moutong Pariwisata PDF Pekanbaru Pemerintahan Pendidikan Penyakit Masyarakat Perkebunan Pertanian Pertanian dan Alam Pesisir Selatan Pinrang Politik Populer Bisnis Populer Iklan Populer Produk Populer Profesi PraLeader Problematika Seks Propaganda Public Figure Puisi Puisi Akrostik Pustakawan PWI PWI SumSel Riau Rote Ndao Samarinda Sampah dan Limbah Sastra Kita Sastra Klasik Sastra Lisan Sastra Moderen SDA Sejarah Daerah Sejarah Islam Sejarah Kebudayaan Sejarah Umum Seniman Sepak Bola Sepeda Listrik Sepeda Motor Sibolga Silat Simalungun Skil Wanita Smart TV Solok Solok Kota Sorong Sosial dan Masyarakat Sosial Masyarakat Sport Sudut Pandang Sukabumi SULSEL SULTENG SULTENGRA SUMBAR Sumber Air SUMSEL SUMUT Surat Kita Syarce Tablet Tabloid AF Tanah Datar Tanjung Selor Tapanuli Utara TAPUT Tebing Tinggi Teknologi Temanggung TNI TNI AD TNI AL TNI AU Tokoh Wanita Tradisi UKM-Bisnis UMKM Video Women World

Laman Khusus

  • Cahaya
  • Daftar Kata Istilah Baru
  • e-Galeri Apero Fublic
  • Mari Kita Hijrah
  • Nasihat dan Motivasi
  • Apero Quote
  • Pribahasa Indonesia
  • Picture Indonesia
  • Pangeran Ilalang I
  • Pangeran Ilalang II

Pages

  • Pecakapan Sunset Sunrise
  • Flora Pangan Indonesia
  • Fauna Indonesia
  • Dawnload PDF Gratis
  • Dawnload Feature Gratis (PDF)

Recent Posts

Popular Posts

  • Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series
    Goda Series e-Bike APERO FUBLIC.- Berbicara tentang e-Bike atau sepeda Listrik saat ini memang tidak ada habisnya. Kendaraan praktis tanp...
  • Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.
    APERO FUBLIC.- Raden Kamandaka sebuah cerita rakyat dari dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Rakyat ini bercerita tentang Keraja...
  • Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
    Apero Fublic.- Pantun Daerah dari Dataran Negeri Bukit Pendape ini adalah warisan pantun berbahasa Melayu. Hadir dari buah pemikiran ne...
  • Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly
    Sepeda Motor Listrik Produksi U^Winfly APERO FUBLIC.- U^Winfly merupakan Perusahaan Industrial pada sektor bergerak industri kendaraan list...
  • Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik
    Apero Fublic.- Lembar pertama dari naskah Sayir Khadamuddin, diawali dengan basmalah. Syair Khadamuddin adalah bentuk sastra lama dari ...
  • Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G
    Oppo A3 Pro 5G selain tahan benturan kuat juga tahan siraman air APERO FUBLIC.- Pihak Oppo telah merilis ponsel pintar terbaru dari seri A...
  • Mengenal Buah Raman
    APERO FUBLIC.- Buah raman atau dikenal juga dengan nama buah aman, dan gandario. Buah asli endemik Indonesia ini banyak tumbuh di pulau ...
  • Dongeng Tolaki: Asal Mula Peredaran Matahari dan Bulan
    Apero Fublic.-  Pada suatu masa pertama kalinya matahari dan bulan mempunyai anak. Masa itu, manusia, hewan dan tumbuhan tidak dapat hidup d...
  • Dongeng Tolaki: Pertandingan Rusa dan Kura-Kura.
    Apero Fublic.-  Suatu ketika seekor rusa berjalan-jalan di pinggiran rawa-rawa. Di sana dia menjumpai seekor kura-kura, yang tampak merayap ...
  • Mengenal Pohon Serdang
    Proses penganyaman atap dari daun serdang oleh masyarakat. (doc: internet/anoname). APERO FUBLIC.- Pohon serdang merupakan tumbuhan yang san...

Editor Post

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
Legenda Kisah Cinta  I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Legenda Kisah Cinta I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Tuesday, January 14, 2020

Popular Post

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sunday, July 14, 2024
Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Tuesday, June 25, 2019
Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Monday, July 15, 2024
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Dongeng Tolaki: Asal Mula Peredaran Matahari dan Bulan

Dongeng Tolaki: Asal Mula Peredaran Matahari dan Bulan

Friday, August 06, 2021
Dongeng Tolaki: Pertandingan Rusa dan Kura-Kura.

Dongeng Tolaki: Pertandingan Rusa dan Kura-Kura.

Friday, August 06, 2021
Mengenal Pohon Serdang

Mengenal Pohon Serdang

Saturday, August 05, 2023

Populart Categoris

Andai-Andai 1 Artikel 39 Berita 539 Berita Daerah 695 Berita Internasional 29 Berita Nasional 612 Brand 117 Budaya Daerah 29 Cerita Bersambung 20 Cerita Kita 25 Cerita Rakyat 12 Cerpen 10 Dongeng 66 Ekonomi 19 Elektronik 21 FASHION 11 Fauna 4 Flora 62 Healthy & Fitness 14 Ibu dan Anak 1 Islam dan Budaya 11 Islam dan Lingkungan Hidup 7 Islam dan Masyarakat 2 Jurnalisme Kita 17 Kampus 111 Kesehatan 13 Kisah Legenda 10 Kuliner 20 Mitos 15 Olah Raga 52 Opini 64 PDF 3 Pantun 6 Pariwisata 36 Penyakit Masyarakat 6 Problematika Seks 6 Puisi 47 Puisi Akrostik 5 Sampah dan Limbah 1 Sastra Kita 22 Sastra Klasik 53 Sastra Lisan 12 Sejarah Daerah 24 Sejarah Kebudayaan 28 Sepeda Listrik 15 Sport 2 Surat Kita 7 Tablet 20 Teknologi 126 Tokoh Wanita 9 UKM-Bisnis 12 Video 20 Women 4 World 3 e-Biografi Tokoh 23 kesenian 4
APERO FUBLIC

About Us

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan Publikasi dan Informasi yang bergerak dalam bidang Industri Kesusastraan. Apero Fublic merupakan bidang usaha utama bidang jurnalistik.

Contact us: fublicapero@gmail.com

Follow Us

© Copyright 2023. PT. Media Apero Fublic by Apero Fublic
  • Disclaimer
  • Tentang Apero Fublic
  • Advertisement
  • Contact Us