-->
Search
24 C
en
  • Penerbit MAF
  • Apero Book
  • JAF
  • LinkedIn
APERO FUBLIC
Terbitkan Artikel Anda
  • Apero Fublic
  • Popular
    • Politik
    • Ekonomi
    • Fotografi
    • Dunia Anak
    • Sosial & Masyarakat
  • Apero Fublic
  • Women
    • Women
    • Tokoh Wanita
    • Skil Wanita
    • Ibu dan Anak
    • Pendidikan & Kesehatan Wanita
  • Gatget
    • Video
  • World
  • Video
  • Featured
    • Penyakit Masyarakat
    • About
    • e-Galeri
    • Post Search
    • Daftar Kata
    • Peribahasa
    • Antologi Puisi INew
    • Antologi Puisi IINew
  • Find
    • Download Artikel
    • Download Feature
    • Andai-Andai
    • Post All
    • Flora Pangan
    • Fauna
    • Picture IndonesiaNew
    • Kamus Bahasa MusiNew
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Brand
    • Sport
    • Fashion
    • Fitness
    • Sunset-Sunrise
    • HijrahNew
    • NasihatNew
APERO FUBLIC
Search

Ruang Sponsor Apero Fublic

Ruang Sponsor Apero Fublic
Home e-Biografi Tokoh Tokoh Bangsa: Wage Rudolf Supratman
e-Biografi Tokoh

Tokoh Bangsa: Wage Rudolf Supratman

PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic
06 Aug, 2021 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
APERO FUBLIC.- Wage Rudolf Supratman lahir pada tanggal 9 Maret 1903, anak ke tujuh. Lahir di sebuah desa Pulau Jawa. Saat lahir beliau dinamakan oleh ibunya dengan, Wage. Wage diambil dari hari kelahirannya sekaligus mengingat kelahiran beliau. Ayah Wage adalah seorang sersan Pasukan KNIL (Koninklidjk Nederlands Indisch Leger), bernama Djoemeno Senen Sastrosoehardjo. Sang ayah kemudian menambahkan namanya dengan Supratman, menjadi Wage Supratman.

Ayah beliau kemudian membuatkan akta kelahiran untuk beliau (geboorte acte), dan tertulis kalau dia lahir ditangsi Meester Cornelis (Jatinegara). Menginjak usia sekolah, Wage Supratman ikut dengan keluarga kakak sulungnya, Nyonya Rukiyem Supratiyah van Eldik di Makasar. Dari sinilah dia mendapat nama tambahan lagi dari kakak iparnya, yaitu Rudolf. Dengan tambahan itu, lengkaplah nama beliau sebagaimana kita kenal sekarang, Wage Rudolf Supratman.

Tambahan nama Belanda bukan tanpa alasan, dengan demikian Wage dapat masuk sekolah anak-anak Eropa, Europese Legere School (ELS). Kedudukannya disamakan dengan orang Belanda asli (gelijkgesteld). Wage Kecil berangkat dari Batavia ke Makasar pada umur 11 tahun, 1914. Dalam pelayarannya dia menumpang kapal laut legendaris Van der Wijk.Kapal laut ini mengingatkan kita pada novel karya Buya Hamka atau film berjudul, Tenggelamnya Kapal Van der Wijk.

Wage kecil menyukai musik, dan sangat terkesan dengan permainan biolah kakak iparnya, van Eldik. Van Eldik juga seorang sersan KNIL. Dalam perjalanan itu, dia menyatakan kalau dia menyukai musik, terutama permainan biola. Setelah tinggal di Makasar dia kemudian menjadi anggota grup band pimpinan van Eldik bernama, Black White Jazz Band. Black dan White menggambarkan kalau pemain musik terdiri dari orang pribumi yang kulit berwarna dan orang kulit putih (Eropa).

Nama Wage menjadi tenar juga, dan para gadis menyebutnya dengan Meneer Supratman. Karena waktu itu dia menjadi guru bantu setelah tamat dari sekolah Normaal School di Makasar.

Wage Rudolf Supratman awal karirnya sebagai seorang guru. Kemudian ditugaskan di pedalaman Sulawesi (Singkang). Kakaknya khawatir dengan keselamatan dirinya, sehingga dia diminta untuk berhenti dari Pegawai Pemerintah (PNS). Kemudian dia mencurahkan perhatiannya pada seni musik. Dia mengenal dan mempelajari lagu kebangsaan Perancis, La Marseilles karya Rouget de L’ise. Dari sini dia terinspirasi dan bercita-cita suatu saat nanti dapat menciptakan lagu kebangsaan sendiri (Indonesia).

Wage sempat menjadi juru tulis di kantor dagang Firma Nedem, lalu pindah kerja ke kantor pengacara Schulten. Pada awalnya kehidupan Wage dihabiskan bergembira ria, namun sejak tahun 1924 hatinya berubah. Dia berpikir kalau kehidupannya selama ini tidak memiliki arti yang baik. Perhatiannya mulai beralih pada bidang politik dan pergerakan pemuda Indonesia.

Mulai dia membaca koran-koran terutama koran, Sin Po. Mengikuti cerama, mengikuti pemberitaan dari koran Pemberitaan Makasar. Dari kegiatannya itu, Wage masuk daftar orang yang diawasi oleh pemerintah Kolonial Belanda melalui Dinas Intelijen Belanda atau PID (Politieke Intilichtingen Dienst). Karena menjaga nama baik keluarga kakaknya, dia mengurangi kegiatannya.

Keinginan Wage Rudolf Supratman untuk membuat lagu kebangsaan terus menggebu di dalam jiwanya. Dia mengurung diri di dalam kamar, namun tidak menemukan inspirasi untuk menciptakan lagu-lagu kebangsaan. Oleh karena itulah, dia berpikir kalau harus terjun langsung ke lapangan dan ikut dalam pergerakan kemerdekaan bersama-sama pemuda dan masyarakat luas. Di Pulau Jawa adalah tempat pergerakan pemuda di seluruh Hindia Belanda berkumpul. Timbulah keinginannya untuk pergi ke Pulau Jawa. Kepergiannya diiringi rasa haru keluarga kakaknya, dan biola pemberian kakak iparnya, van Eldik dia bawak juga.

Kaum pergerakan diawasi dengan Undang-Undang Pemerintah (Regering Reglementen), yang mengancam kaum pergerakan kemerdekaan. Wage tiba di Jawa Timur, Kota Surabaya. Di sini yang pertama dia bergaul dengan Kelompok Studi Indonesia (KBI). Mulailah dia menyelami jiwa kebangsaan Indonesia. Akhir tahun 1924 dia meninggalkan Surabaya, menuju Cimahi di Warung Contong- tempat kediaman orang tuanya.

Sebua harian, Kaoem Moeda yang sangat terkenal waktu itu, di Bandung. Koran ini terkenal karena kritikan yang tajam pada Pemerintahan Kolonial Belanda. Wage mendaftar menjadi salah satu wartawan disana. Suasana Bandung penuh hiruk pikuk gerakan pemuda, dimana Soekarno mendirikan Kelompok Studi Umum. Organisasi Budi Utomo juga bergejolak, dimana pada April 1925 menyelenggarakan kongres mendesak Belanda terhadap kesewenangan pada kaum buruh (poenale sanctie).

Gaji menjadi wartawan tidak sebesar gajinya di Makasar. Namun karena jiwa perjuangannya dan idealismenya tidak dia pikirkan. Untuk menambah penghasilan, dengan bermain musik di Gedung Societeit Bandung. Siang sebagai wartawan, malam sebagai pemain musik. Membuat dia bekerja terlalu keras dan atas nasihat dokter untuk mengurangi kegiatannya. Untuk itu, dia meminta berhenti sementara dari reporter Harian Kaoem Moeda.

Kebetulan Perada Harapan sedang mencari orang untuk menyelenggarakan biro pers Alpena (Algemene Pers Niews Agency) di Batavia (Jakarta). Wage menerima tawaran sebagai desk editor dan wartawan. Wage menerima tawaran itu, dan pergi ke Batavia. Biro pers Alpena adalah perusahaan kecil, hanya dikerjakan tiga orang, Perada Harapan sebagai direktur. Kadar sebagai Tata Usaha dan sekretaris, dan Wage sebagai asisten Perada Harapan.

Karena itu, kehidupan Wage menjadi sangat sederhana. Dia hanya memiliki sepasang sepatu putih, sepasang jas putih, pakaian bekerja, selembar kain sarung, sebuah peci, dan tas kulit. Kalau sepasang sepatunya yang dicat dengan kapur siri tidak kering karena hari mendung. Wage tidak dapat pergi ke kantor. Karena itulah, sempat terlintas dia ingin kembali ke Makasar, atau menjadi pemain musik lagi.

Dalam keadaan kesulitan, walau sekedar mencari makan. Wage melihat iklan dari koran Sin Po yang sedang mencari wartawan, terutama orang Melayu. Wage mendaftar, bersama sepuluh orang lainnya dia mengikuti tes. Wage lulus dan diterima sebagai wartawan. Koran Sin Po waktu itu sedang tenar. Didirikan oleh sejumlah pengusaha nasionalis, dipimpin oleh Kwik Kek Beng.

Menjadi wartawan di Sin Po cukup menyenangkan, dari sini juga dia dapat berkenalan dengan tokoh-tokoh pergerakan. Diantaranya M. Tabrani, Soegondo Djojopoespito, dan Soemarsono. Dari merekalah Wage mendapat informasi tentang sekelompok pemuda yang akan menyelenggarakan Kongres Pemuda Indonesia.

Nama Wage Rudolf Supratman mulai dikenal luas sebagai wartawan mulai dikenal luas, saat dia meliput kegiatan Kongres Pemuda Indonesia I pada 30 April sampai 2 Mei 1926. Kemudian Kongres Pemuda Indonesia II pada 27 sampai 28 Oktober 1928. Dari sana namanya muncul dalam sejarah pergerakan bangsa Indonesia. Berita dimuat secara besar-besaran pada koran dimana dia bekerja, Koran Tionghoa, Sin Po. Selain koran Sin Po, berita KPI (I-II), juga dimuat oleh Pers Melayu.

Dari pergaulan dan sentuhan dengan kaum pergerakan, membuat hasrat menciptakan lagu-lagu perjuangan menggelora. Lagu pertama yang diciptakan berjudul, Dari Barat Sampai ke Timur. Lagu ini kemudian sangat populer di kalangan pemuda-pemuda di Batavia. Tertarik dengan pidato M. Tabrani, dia menemuinya secara pribadi dan berkata. “Mas Tabrani, saya terharu pada pidato yang diucapkan dalam Kongres Pemuda Indonesia Pertama, terutama pidato Mas Tabrani dan pidato Sumarto. Cita-cita satu Nusa, satu Bangsa, yang digelari Indonesia Raya itu saya akan buat. Dan namanya, Indonesia Raya (M. Tabrani, 1975).”

Kegiatan kaum muda terus diikuti Wage, tiga kali seminggu dia datang ke gedung Indonesisch Clubgebow (Gedung Pemuda). Pemuda tahu kalau Wage mempunyai konsep lagu kebangsaan dan akan mengakui sebagai lagu kebangsaan Indonesia. Pada bulan Desember 1926 terjadi huru hara pemberontakan Komunis, dan Pemerintah Kolonial memperketat keamanan. Gedung Pemuda, Jalan Keramat Raya 106 kemudian diawasi oleh intelijen (PID).

Memasuki tahun 1927 kegiatan para pemuda kembali ramai. Wage sebagai wartawan mendapat informasi rencana pendirian Organisasi Perserikatan Nasional Indonesia (PNI). Berdiri pada  4 Juli 1927, Ketua Soekarno dan sekretaris Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo. Desember 1927 Wage mengikuti apel PNI, dan terkesan dengan pidato Soekarno. Pada Mei 1928 Organisasi PNI (Perserikatan Nasional Indonesia) berubah nama menjadi Partai Nasional Indonesia.

Dalam pada itu, Wage juga ikut menyebarkan paham kemerdekaan dan kebangsaan Indonesia. Dia menjadi agen dari media pers lainnya, seperti Persatuan Indonesia, Timboel, Soeloeh Indonesia Moeda, Soeloeh Rakyat Indonesia, Indonesia Raya. Bersamaan dengan itu, Wage menciptakan lagu bertema patriotisme berjudul Indonesia Hai Ibuku. Pada tanggal 13 Septemeber 1928 setelah meliput kelahiran Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI). Terciptlah lagu, Bendera Kita.

Wage ingin lagu kebangsaannya dinyanyikan dalam kongres pemuda, sehingga dia memberikan salinan lagu pada para pemuda. Penutupan Kongres Pemuda Indonesia II tanggal 28 Oktober 1928. Pada malam penutupan Wage berangkat lebih awal, memakai jas putih-putih, berkopiah, sepatu putih mengkilap, membawa biolahnya dan segerah bergeromol dengan wartawan-wartawan Melayu. Soegondo menjanjikan bahwa Wage boleh memainkan lagunya saat istirahat.

Namun, karena khawatir akan terjadinya penutupan acara oleh Pihak Kolonial Belanda karena menyanyikan lagu kebangsaan. Padahal kongres hanya tinggal mengumumkan hasil keputusannya saja. Maka Soegondo meminta lagi dinyanyikan hanya instrumennya saja. Suatu ketika, Wage memberikan salinan lagu, Indonesia Raya pada Soekarno. Sehingga, pada Kongres PNI tanggal 18-20 Desember 1929 lagu kebangsaan Indonesia kembali berkumandang. Dalam kongres itu, menetapkan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesia.

Pada awalnya Pemerintah Kolonial Belanda tidak melarang lagu Indonesia Raya. Banyak dinyanyikan oleh pemuda dan anak-anak secara luas. Sehingga Belanda menjadi hawatir dan melarang menyanyikan lagu Indonesia Raya pada tahun 1930. Wage kemudian ditangkap lalu di introgasi. Saat diintrogasi dia ditanyai, mengapa dinamakan lagu kebangsaan, mengapa ada kata merdeka-merdeka, dan apa maksud menciptakan lagu Indonesia Raya.

Wage menjawab, tujuannya adalah menciptakan lagu-lagu perjuangan. Untuk kata “merdeka-merdeka” bukan dari dia. Tapi dari anak-anak muda, aslinya katanya adalah “muliah-muliah. Mengapa disebut lagu kebangsaan dengan tepat Wage menjawab kalau itu keputusan dari Kongres PNI II tanggal 20 Desember 1929. Dia pun akhirnya dibebaskan.

Pelarangan menyanyikan lagu Indonesia Raya mendapat protes dari Volksraad. Sehingga akhirnya Pemerintah Kolonial Belanda kembali mengizinkan tetapi di dalam ruangan yang tertutup. Saat Jepang masuk bulan Maret 1942 diawal penjajahan terhadap Indonesia. Lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan. Dalam perjalanannya kemudian lagu Indonesia Raya kembali dilarang dinyanyikan. Kemudian Jepang terdesak oleh kekuatan sekutu, dan Jepang berbalik menjanjikan kemerdekaan.

Kemudian terbentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Tugas pertama adalah membentuk Panitia Lagu Kebangsaan Indonesia. Sehingga ada sedikit perubahan musikal dan kata-kata dalam lagu Indonesia Raya. Pada tanggal 16 November 1948 dibentuklah Panitia Indonesia Raya. Sebagai hasilnya, pada tanggal 26 Juni 1958 dikeluarkan Peraturan Pemerintah RI Tentang Lagu Kebangsaan, Indonesia Raya. Peraturan terdiri dari 6 Bab, mengatur tata tertib dan penggunaan Lagu Indonesia Raya. Dilengkapi pasal-pasal penjelasnya, dengan demikian tercapailah keseragaman dalam nada, irama, iringan, dan gubahan lagu.

Namun sayang, jauh sebelum masuk kedalam masa kemerdekaan Indonesia. Wage mulai sering sakit-sakitan, dan dokter memaksa dia berhenti bekerja dari koran Sin Po pada November 1933. Wage sempat menulis romas sosial, berjudul Perawan Desa. Tetapi saat akan Wage cetak salinannya dirampas oleh Pihak Kolonial Belanda. Dia kecewa dan sangat marah. Wage menikah degan seorang wanita bernama Salamah. Sebagai janda pahlawan dia menerima tunjangan 95.000 rupiah (nilai rupiah zaman dahulu) per bulan  bantuan presiden dan Departemen Sosial.

Lagu ciptaan beliau cukup banyak, diantaranya Indonesia Raya yang kita kenal sebagai lagu kebangsaan kita sekarang. Kemudian lagu berjudul Dari Barat Sampai ke Timur, Bendera Kita, Ibu Kita Kartini, Indonesia Hai Ibuku, Bangunlah Hai Kawan, Mars KBI, Mars Parindra, Suryo Wirawan, dan Matahari Terbit.

Pada 17 Agustus 1938 dia wafat, dan dimakamkan di Pemakaman Kanjeran, Surabaya. Untuk menghormati jasa-jasa beliau, masyarakat Indonesia melalui Pemerintahan Repulik Indonesia menganugerahin sebagai Pahlawan Nasional dan Bintang Mahaputra Utama Kelas II berdasarkan SK Presiden Repulik Indonesia No. 016/TK/1971. Kemudian selanjutnya pada tanggal 19 Juni 1974  Pemerintah zaman Orde Baru memberikan Piagam Penghargaan. Delapan belas tahun kemudian (31 Maret 1956) setelah wafatnya, makam Pahlawan Nasional Wage Rudolf Supratman dipindahkan ke pemakaman baru di Tambak Segaran Wetan dengan Upacara Kenegaraan.

Naskah Lagu Indonesia Raya 1928

Indonesia, tanah airku.
Tanah tumpah darahku.
Di sanalah aku berdiri.
Menjaga, pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku.
Kebangsaan tanah airku.
Marilah kita berseru.
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku.
Hiduplah negeriku.
Bangsaku, jiwaku semua.
Bangunlah rakyatnya.
Bangunlah bangsanya.
Untuk Indonesia Raya. (Wage Rudolf Supratman).

Oleh. Tim Apero Fublic
Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 5 April 2021.
Sumber: Yanto Bashri dan Retno Suffatni (ed). Sejarah Tokoh Bangsa. Dalam: ST. Sularto. Wage Rudolf Supratman Menunggu Pelurusan Fakta Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa, 2011. Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/620652392373837850/.

Sy. Apero Fublic

Via e-Biografi Tokoh
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

Post a Comment

PWI Sumatera Selatan

PWI Sumatera Selatan
Ayo, ikuti dan ramaikan.

Post Populer

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

Friday, June 06, 2025

BULETIN APERO FUBLIC

BULETIN APERO FUBLIC

Translate

Search This Blog

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
vimeo Subscribe
instagram Follow
rss Subscribe

Featured Post

Investor Bakal Garap Pabrik CPO di Tungkal Jaya Muba. Nilai Investasi Capai Rp240 Miliar

PT. Media Apero Fublic- Thursday, July 03, 2025 0
Investor Bakal Garap Pabrik CPO di Tungkal Jaya Muba. Nilai Investasi Capai Rp240 Miliar
APERO FUBLIC. PALEMBANG.— Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) kembali dilirik investor yang bergerak dalam pengolahan minyak mentah kelapa sawit dan pabrik pengol…

Most Popular

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Sunday, November 10, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Tuesday, October 15, 2019
Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Saturday, March 21, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Thursday, November 07, 2019
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Powered by Blogger
Apero Fublic

Website Archive

  • 2025230
  • 2024203
  • 2023142
  • 2022103
  • 2021365
  • 2020435
  • 2019281

MAJALAH KAGHAS

MAJALAH KAGHAS

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

TABLOID APERO FUBLIC

TABLOID APERO FUBLIC

SELAK MAJO

SELAK MAJO
Karikatur

Labels

Andai-Andai APERO FUBLIC Apero Herbal Apero Popularity Arkeologi Artikel Berita Berita Daerah Berita Internasional Berita Nasional Biruisme Bola Brand Budaya Daerah Budaya Dunia Buku Populer Buletin AF Cerita Bersambung Cerita Kita Cerita Rakyat Cerpen Daratan Daratan dan Hutan Dongeng Dongeng Dunia Dunia Anak e-Biografi Tokoh Ekonomi Ekonomi Islam Elektronik Energi FASHION Fauna Film Flora Fotografi Gatget Healthy & Fitness Himpunan Muslim Hukum Hukum Islam Ibu dan Anak Ilmu Kesastraan Info Desa Islam dan Budaya Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Masyarakat Islam dan Negara Islam dan Sosial Jurnal AF Jurnalisme Kita Kabar Buku Kampus Kata Mutiara Kepemimpinan Kesehatan Kesehatan dan Pendidikan Wanita kesenian Kisah Legenda Kriminal Kuliner Laporan Penelitian Majalah Kaghas Mask Mitos Musik Olah Raga Opini Otomotif Pantun Pariwisata PDF Pemerintahan Pendidikan Penyakit Masyarakat Pertanian dan Alam Politik Populer Bisnis Populer Iklan Populer Produk Populer Profesi PraLeader Problematika Seks Propaganda Public Figure Puisi Puisi Akrostik Pustakawan PWI PWI SumSel Sampah dan Limbah Sastra Kita Sastra Klasik Sastra Lisan Sastra Moderen SDA Sejarah Daerah Sejarah Islam Sejarah Kebudayaan Sejarah Umum Seniman Sepeda Listrik Sepeda Motor Skil Wanita Smart TV Sosial dan Masyarakat Sport Sudut Pandang Sumber Air Surat Kita Syarce Tablet Tabloid AF Teknologi Tokoh Wanita UKM-Bisnis Video Women World

Laman Khusus

  • Cahaya
  • Daftar Kata Istilah Baru
  • e-Galeri Apero Fublic
  • Mari Kita Hijrah
  • Nasihat dan Motivasi
  • Apero Quote
  • Pribahasa Indonesia
  • Picture Indonesia
  • Pangeran Ilalang I
  • Pangeran Ilalang II

Pages

  • Pecakapan Sunset Sunrise
  • Flora Pangan Indonesia
  • Fauna Indonesia
  • Dawnload PDF Gratis
  • Dawnload Feature Gratis (PDF)

Recent Posts

Popular Posts

  • Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah
    APERO FUBLIC. SUMATERA SELATAN.- Palembang – Bupati Muba H. M Toha, didampingi Kepala Dinas Kominfo Muba Herryandi Sinulingga dan Kepala Ba...
  • Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan
    Apero Fublic.- Pada masyarakat Melayu ada sistem adat tatacara memanggil seseorang. Orang yang tidak mengikuti adat peraturan dalam mem...
  • Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
    Apero Fublic.- Pantun Daerah dari Dataran Negeri Bukit Pendape ini adalah warisan pantun berbahasa Melayu. Hadir dari buah pemikiran ne...
  • Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal
    APERO FUBLIC. MUBA.- Setelah berhasil melakukan peralihan pengelolaan kelistrikan dari PT MEP ke PLN, Bupati Muba H M Toha bersama Wakil Bup...
  • PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H
    Suasana di Kantor PWI di Kota Palembang APERO FUBLIC. PALEMBANG.- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel rangkaian menyambut Hari Raya I...
  • Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113
    APERO FUBLIC. SEKAYU.- Dalam rangka memperingati Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113. Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Musi Banyuasin M...
  • Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba
    APERO FUBLIC. MUSI BANYUASIN.- Pembukaan Festival Kuliner Kitek Nia Tahun 2025 dengan tema The Taste of Musi Banyuasin yang berlangsung di ...
  • Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK
    APERO FUBLIC. MUBA-JIRAK JAYA.- Untuk mengoptimalkan Program Kerja. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Musi Ba...
  • e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II
    Apero Fublic.- Ilalang atau juga sering di sebut alang-alang memiliki nama ilmiah  imperata cylindrica . Ilalang jenis rumput berdaun ...
  • Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.
    APERO FUBLIC.- Raden Kamandaka sebuah cerita rakyat dari dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Rakyat ini bercerita tentang Keraja...

Editor Post

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Legenda Kisah Cinta  I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Legenda Kisah Cinta I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Tuesday, January 14, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Thursday, November 28, 2024
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019

Popular Post

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

Friday, June 06, 2025
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113

Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113

Thursday, June 19, 2025
Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba

Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba

Thursday, June 26, 2025
Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

Sunday, June 15, 2025
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020

Populart Categoris

Andai-Andai 1 Artikel 38 Berita 230 Berita Daerah 408 Berita Internasional 20 Berita Nasional 310 Brand 117 Budaya Daerah 29 Cerita Bersambung 20 Cerita Kita 22 Cerita Rakyat 12 Cerpen 9 Dongeng 66 Ekonomi 12 Elektronik 21 FASHION 4 Fauna 4 Flora 62 Healthy & Fitness 14 Ibu dan Anak 1 Islam dan Budaya 11 Islam dan Lingkungan Hidup 5 Islam dan Masyarakat 2 Jurnalisme Kita 16 Kampus 104 Kesehatan 5 Kisah Legenda 10 Kuliner 18 Mitos 15 Olah Raga 30 Opini 58 PDF 3 Pantun 6 Pariwisata 36 Penyakit Masyarakat 6 Problematika Seks 6 Puisi 47 Puisi Akrostik 5 Sampah dan Limbah 1 Sastra Kita 22 Sastra Klasik 53 Sastra Lisan 12 Sejarah Daerah 24 Sejarah Kebudayaan 28 Sepeda Listrik 15 Sport 2 Surat Kita 7 Tablet 20 Teknologi 125 Tokoh Wanita 6 UKM-Bisnis 12 Video 20 Women 4 World 3 e-Biografi Tokoh 23 kesenian 2
APERO FUBLIC

About Us

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan Publikasi dan Informasi yang bergerak dalam bidang Industri Kesusastraan. Apero Fublic merupakan bidang usaha utama bidang jurnalistik.

Contact us: fublicapero@gmail.com

Follow Us

© Copyright 2023. PT. Media Apero Fublic by Apero Fublic
  • Disclaimer
  • Tentang Apero Fublic
  • Advertisement
  • Contact Us