PT. Media Apero Fublic

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada bidang usaha Publikasi dan Informasi dengan bidang usaha utama Jurnalistik.

Buletin Apero Fublic

Buletin Apero Fublic adalah buletin yang mengetengahkan tentang muslimah, mulai dari aktivitas, karir, pendidikan, provesi, pendidikan dan lainnya.

Penerbit Buku

Ayo terbitkan buku kamu di penerbit PT. Media Apero Fublic. Menerbitkan Buku Komik, Novel, Dongeng, Umum, Ajar, Penelitian, Ensiklopedia, Buku Instansi, Puisi, Majalah, Koran, Buletin, Tabloid, Jurnal, dan hasil penelitian ilmiah.

Jurnal Apero Fublic

Jurnal Apero Fublic merupakan jurnal yang membahas tentang semua keilmuan Humaniora. Mulai dari budaya, sejarah, filsafat, filologi, arkeologi, antropologi, pisikologi, teologi, seni, kesusastraan, hukum, dan antropologi.

Majalah Kaghas

Majalah Kaghas, meneruskan tradisi tulis tradisional asli Sumatera Selatan.

Apero Fublic

Apero Fublic, merupakan merek dagang PT. Media Apero Fublic bidang Pers (Jurnalistik).

Apero Book

Apero Book merupakan toko buku yang menjual semua jenis buku (baca dan tulis) dan menyediakan semua jenis ATK.

Buletin

Buletin Apero Fublic merupakan buletin yang memuat ide-ide baru dan pemikiran baru yang asli dari penulis.

9/05/2020

Tanggapan Peristiwa: Dua Wartawan dan Seorang LSM Diserang Warga

Apero Fublic.- Musi Banyuasin. Menanggapi peristiwa beberapa hari lalu, yang menimpa dua rekan wartawan WM dan IH dan seorang sahabat LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang sedang melakukan liputan Investigasi pada sebuah proyek pembangunan Sekolah Dasar.

Namun dalam peliputan, kedua rekan wartawan dan seorang anggota LSM tersebut diserang oleh oknum yang bersangkutan. Peristiwa terjadi pada 1 September 2020. Yang menyebabkan korban mengalami luka-luka. Yaitu LSM, AG (32) terkena benda tajam dan luka pada tubuh korban. Setelah peristiwa terjadi korban melapor ke Kapolres Musi Banyuasin. Perkara dalam proses penangganan dan penyelidikan.

Menyikapi kekerasan pada insan Pers tersebut.  Ada dua indikator penyebab, ketidaktahuan dan kehilafan oknum pelaku. Ketidaktahuan tentang tugas dan fungsi seorang wartawan.

Oleh karena itu, sosialisasi hukum dan pengenalan pengetahuan pers harus digalakkan di tengah masyarakat. Seperti sosialisasi UU 40 Tahun 1999 Pasal 18 yang berbunyi. “Setiap orang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat tugas wartawan. Dipidana dua tahun penjara atau denda paling banyak 500 juta.”

Dari pasal ini sudah cukup dan jelas untuk semua masyarakat memaklumi pekerjaan wartawan. Wartawan adalah bagian dari elemen masyarakat non formal yang memiliki tugas Kontrol Sosial, Kontrol Politik, Kontrol Anggaran Negara agar tidak terjadi penyelewengan bebas.

Mungkin banyak pihak yang sangat kesal, jengah, benci dan tidak munyukai wartawan atau jurnalis. Menganggap kehadiran wartawan atau jurnalis seperti kehadiran bencana.

Namun rasa kekhawatiran dari pihak tersebut bukan tanpa alasan. Sebab wartawan adalah mata dan telinga rakyat banyak. Tentu mereka tidak suka apabila hal-hal yang tidak baik terungkap ke publik.

Dengan demikian menurut hemat saya. Keseluruhan wartawan memiliki agenda dan kewajiban rutin dalam memperkenalkan fungsi dan tugas Wartawan pada masyarakat.

Diharapkan dengan  demikian muncul kesadaran yang tinggi atas profesi wartawan serta memberikan keterbukaan saat datang Investigasi wartawan atau laporan jurnalis atau kebebasan pers.

Mulai dari pengenalan melalui media, baik cetak maupun elektronik. Secara langsung dengan cara audiensi (Wartawan-masyarakat), dan berkunjung langsung ke masyarakat umum.

Sebagai nasihatnya, untuk pelaku usaha terutama pengelolah anggaran atau uang rakyat agar menjalankan tugas dengan baik dan transparan. Para penegak hukum dan masyarakat secara luas. Supaya melakukan hal-hal dengan benar dan tidak menuruti hawa nafsu saja. Sehingga tidak menyebabkan masalah saat berjumpa dengan wartawan atau jurnalis.

Tim Apero Fublic berharap semoga kedua rekan Jurnalis dan LSM cepat sehat seperti sediah kalah. Semoga perjuangan dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat tidak menjadi kendur. Tetap semangat dan pantang menyerah. Untuk pihak yang berwajib semoga dapat menegakkan hukum secara adil di keduabelah pihak. (SJR)

Sekayu, 6 Agustus 2020.
Segemen: Tanggapan Peristiwa.
 
Sy. Apero Fublic.

Naskah Sastra Klasik: BHAGAWADGITA

Apero Fublic.- Serat adalah sejenis karya sastra terdahulu yang berisi tentang ajaran-ajaran budi pekerti dan kebaikan hidup. Serat masuk dalam kesastraan klasik daerah Jawa diantaranya daerah Sunda. Serat Bhagawadgita adalah cerita yang muncul dari India. Kemunculan serat Bhagawadgita karena pengaruh kesastraan Hindu dari India.

Namun dalam jalan cerita disesuai dengan kebudayaan di Indonesia, yaitu Sunda. Karya sastra klasik tentang Pandawa Lima memiliki banyak versi. Salah satunya yang kita bahas ini. Adalah hasil dari saduran Raden Raden Ngabei Hardjosaputro ke dalam Bahasa Jawa. Serat Bhagawadgita diambil dari epos cerita Mahabarata yang keenam dari yang menceritakan panglima perang dari Hindustan.

Bhagawadgita pada awalnya ditulis oleh Resi Wiyasa dalam Bahasa Sanskerta yang terdiri dari 700 seloka dalam delapan belas bab atau dikenal dengan delapan belas wiraossan (percakapan). Seloka adalah sejenis cara menulis yang berbentuk syair, pantun atau nasihat yang berbait-bait (kesastraan Melayu).

Karena ajaran Bhagawadgita sangat terkenal masa itu, membuat sastra Bhagawadgita cepat menyebar ke luar Hindustan (India). Naskah Bhagawadgita pertama kali ditulis diperkirakan antara tahun 450-460 Sebelum Masehi. Perkiraan dinisbatkan pada kesastraan Mahabarata yang juga ditulis beberapa waktu sebelumnya.

Masuknya pengaruh kebudayaan India ke Nusantara (Indonesia), juga mengikuti masuknya kesastraan India. Salah satunya adalah sastra klasik Bhagawadgita. Oleh pujangga di Nusantara naskah yang berbahasa sanskerta diterjemahkan kedalam bahasa daerah, terutama Bahasa Jawa Kuno dan masa-masa berikutnya ditulis juga kedalam bahasa Jawa Baru.

Cerita serat Bhagawadgita yang disadur oleh Raden Ngabei Hardjosapoetra menyebutkan juga kalau dari cerita keenam sastra klasik Mahabarata. Bercerita tentang perjalanan hidup lima putra Pandu yang dijuluki Pandawa yang berperang melawan saudaranya dikenal dengan Kurawa. Pertempuran antara Pandawa dan Kurawa terjadi di medan Kurusetra dikenal dengan Perang     Baratayuda.

Panglima perang kelompok Pandawa adalah Arjuna. Sebelum berperang senapati Arjuna diberi wejangan atau petua dari Sri Kresna yang berisi tentang ajaran hidup seorang kastria. Petua tersebulah yang kemudian dikenal dengan ajaran Bhagawadgita.

Bhagawad Gita.
(Kidung Suksma, utawa rerepening Jawata).
Wiraosan ingkang sapisan.
1.pangandikanipun Prabu Dristarastra.
Heh Sanjaya, sabanjure kapriye kahanane para putraningsung, lan sulane Pandhu, kang nedya bondayuda satekane ana Tegal Kuru,iya tegal kang sukci.

2.Aturipun Sanjaya.
Rikala Prabu Duryudana anguningani bilih wadyabalanipun para putraning Pandhu ingkang sakalangkung ageng punika sampun angrakit gelaring ngayuda, enggal merepeki gurunipun (Durna) sarwi umatur.

3. Kapirsanana guru, wadyanipun Pandhutanaya ingkang sakalang kung ageng sampun karakit gelaring ngaprang dening atmajaning Drupada, murid paduka ingkang lebda ing pengolah prang.

4.Lah punika para Senapati ageng ingkang angirit wadya sikep jempraning. Kados ta Suyudana, Wirata, tuwin Drupada, ingkang sami awahana rata, ingkang boboting ngayuda sami kaliyan Bima tuwin Arjuna.

5.Dhristoketu, Sekitana, sarta Narendra ing Prajakasi (Benares) ingkang surayeng ngalaga, Purujit Kuntiboja tuwin Narendra ing Nagri Swibi, sami bebanthenging manungsa.

6.Kang prakosa risang Abimayu, atmajanipun Sumbadra, tuwin kang ambeg sura pun Hutamuya, sutanipun Drupati sami wahana rata.

7.Dhuh para dwija (ingkang sampun kalahiraken kaping kali) (1), Sinten ingkang mungguh anindhihi wadyabala, saking pamanggih kula ingkang langkung prayogi inggih amung paduka.

8.Inggih  paduka pijambak punapa Sang Bisma (Senapati ning Kurawa kaprena eyangipun Duryudana utawi Pandhawa), punapa Karna tuwin Kripa sami pilih tandhingipun ing ngayuda, Aswatama, sarta Wikarna miwah atmajaning Samadati.

9.Saha para Senapati sanesipun malih, awit saking tresnanipun dateng..................(halaman 8).

Berikut terjenmahan ke dalam Bahasa Indonesia.
Bhagawadgita.
(Nyanyian Tuhan atau Senandung Dewata).
Percakapan kesatu.

1.Kata Prabu Dristarastra.
Hai Sanjaya, selanjutnya bagaimana keadaan para putraku dan anak-anak Pandu yang akan berperangtanding setelah mereka berada di Tegal Kuru, suatu tempat yang suci?
2.Jawab Sanjaya.
Ketika Prabu Duryudana mengetahui bahwa perajurit anak-anak Pandu yang begitu besar jumlahnya sudah bersiapsiaga menggelar perang, ia segera menemui Durna, gurunya, seraya berkata;

3.Lihatlah guru, anak buah Pandutanaya yang begitu banyak sudah bersiapsiaga dipimpin Drupada, murid guru yang ahli dalam taktik perang.

4.lihatlah disana para panglima besar beserta perajurit pemanah seperti Duryudana Wirata, dan Drupada degan kereta perangnya yang berkekuatan sama dengan Bima atau Arjuna.

5.Dristoketu, Sekitana, dan raja dari Prajakasi (Benares) yang gagah berani dalam perang, perajurit Kuntiboga beserta raja dari Negara Swibi  yang berbenteng manusia.

6.Yang gagah perkasa Risang Yodamannyu anak Sumbadra serta sang pemberani Hutamuya, anak Drupati, yang berkendaraan kereta.

7.Wahai para pendeta (yang sudah dilahirkan dua kali) (1), Siapakah yang pantas menjadi pemimpin perajurit, menurut pendapat saya yang paling tepat hanyalah guru.

8.Hanya guru atau Sang Bisma (panglima Kurawa yang masih Kakek Duryudana maupun Pendawa), ataupun Karna serta Kripa sama-sama terampil dalam perang, Aswatama dan wikarna serta anak-anak Samadati.

9. Juga para panglima perang lainnya, karena cinta terhadap....................(halaman 88).

Bagi Anda yang ingin lebih banyak tahu atau untuk referensi karya ilmiah dan inspirasi kesastraan. Dapat menjumpai buku dokumentasi alih aksara dan transliterasi  naskah klasik Bhagawadgita di Perpustakaan milik Pemerintah seperti Perpustakaan Daerah dan Perpustakaan Nasional Pusat di Jakarta. Atau mencari tahu di e-pusnas dengan kata pencarian Bhagawadgita. Buku terdiri dari dua bahasa, yaitu Bahasa Melayu Sunda dan terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia.

Oleh. Tim Apero Fublic
Editor. Desti. S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 6 Agustus 2020.
Sumber: Soimun Hp, Dkk. Bhagawadgita. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992/1993.

Sy. Apero Fublic.

9/04/2020

Mengenal Naskah Kaba: Rantak Si Gadih Ranti

Apero Fublic.- Kaba adalah kesastraan klasik dari daerah Melayu Minangkabau, Sumatera Barat. Kaba sama dengan sastra klasik hikayat pada kesastraan Melayu lainnya. Sebuah kesastraan yang berdasarkan hasil kreativitas mengarang nenek moyang orang Indonesa. Cerita berupa superioritas seseorang, keluarga raja dan keajaiban.

Berikut ini cuplikan dari naskah kaba Rantak si Gadih Ranti. Di dokumentasi oleh Selasih dan diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1986. Buku naskah kaba terdiri dari ringkasan cerita, dan 12 sub judul. Buku terdiri dari 164 halaman isi. Tapi sayang naskah tidak ditransliterasi ke dalam Bahasa Indonesia.

Sub judul pertama, Tuanku Maharajo, kedua Puti Balego Cayo, ketiga Balego Cayo Melahirkan, keempat Puti Gadih Ranti, kelima Galanggang Puti Gadih Ranti, keenam Gadih Ranti Masuk Galanggang, ketujuh Gadih Batandiang di Galanggang, kedelapan Gadih Ranti Bajalan Panjang, Kesembilan si Gadih Kanai Pakasiah, kesepuluh Manalangkai ka Koto Tuo, kesebelas Patamuan Anak jo Andeh, keduabelas Gadih Ranti Jadi Rajo.

1.Tuanku Maharajo.
Takano pulo nak bakaba.
Kaba carito rang saisuak.
Pado maso daulu kalo.
Pado zaman nan ndak jaleh lai.
Ado garan saurang rajo.
Andeh surinyo iyo banamo.
Iyo puti Balego Cayo.
 
Tantang urang nan baduoako.
Iduik sanang aman sentosa.
Dek inyo elok kaduonyo.
Rakyaik sayang bakeh inyo.
Rasaki banyak padi manjadi.
Taranak bakambang biak.
Kabun ladang banyak hasianyo.
Barang dagang malimpah ruah.
 
Tapi ado mah samacam.
Nan manjadi buah pikiran.
Kepado urang baduo ko.
Lah lamo bana inyo naiak lamin.
Alah sampai balasan tahun.
Alun juo mandapek anak.
Lah risau bana keduonyo.
 
Banyaklah dukun nan diimbau.
Banyak rang pandai didatangi.
Urang batarak dalam rimbo.
Anak nan tidak kunjuang dapek.
 
Acok managih Balego Cayo.
Maraok ka haribaan Tuanku Rajo.
Bakato inyo maso itu.
“Ampun Tuanku kanduang.
Baapo garan kito nangko.
Siapo kan ganti kito isuak.
Pado pikiran hati ambo.
Elok dipanggia tukang tenuang.
Disuruah liek bakeh inyo.
Siapo garan kito nan salah.
Jiko tibo di badan ambo.
Iyo ambo urang nan madua.
Buang hambo dari ustano.
Usah ambo dicaraikan.
Buek pondok dalam rimbo.
Bia ambo tingga di sinan.
 
Tuanku cari Puti lain.
................................ (halaman 21-22). Berikut cuplikan diakhir naskah kaba Rantak si Gadih Ranti pada sub judul Gadih Ranti jadi Rajo.
 
Sahinggo iko kaba ambo.
Iyo sakiko ambo danga.
Dari anduang kanduang ambo.
Banamo Siti Sari Anam.
Anak ka anam dari moyang ambo.
Lah banyak kaba ambo tulih.
Dari inyo kasadonyo.
Alah salapan itu kini.
Inyo iyo guru ambo.
Dalam adaik jo limbago.
Poko agamo iyo jugo.
Inyo indak basikolah.
Tapi banyak nan didanganya.
Inyo iyo pandai mangaji.
Sarato taat baibadaik.
 
Kok untuang pambari Allah.
Kok umua lai panjang juo.
Nak ambo tulih duo tigo lai.
Banyak lai simpanan ambo.
Nan dapek dari Rang Gaek ko.
Hendaknyo ado manfaatnyo.
Pado urang mudo-mudo.
Dek banyak barisi pelajaran.
Tentang adaik budi bahaso. (halaman 164).
*Tamat*

Bagi Anda yang tertarik untuk mengetahui lebih jauh. Atau mungkin dapat dibahas dalam sebuah karya ilmia seperti skripsi atau tesis kesastraan. Dapat menemukan buku kaba Rantak si Gadih Ranti di perpustakaan milik Pemerintah Daerah atau Perpustakaan Pusat Nasional.

Rewrite: Tim Apero Fublic.
Editor. Selita. S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 4 Agustus 2020.
Sumber: Selasi. Rantak si Gadih Ranti. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986.

Sy. Apero Fublic.

KABA: Rantak Si Gadih Ranti.

Apero Fublic.- Tuanku Maharajo adalah Raja Nagari Koto Tuo. Istrinya bernama Puti Balego Cayo, anak dari pamannya. Itu berarti Tuanku Maharajo anak dari paman istrinya, bersepupu. Rakyatnya juga sangat mencintai Tuanku Maharajo.

Kehidupan keluarga mereka bahagia aman dan tentram. Namun, ada satu hal yang membuat mereka resah. Yaitu, belum dikaruniai oleh yang maha kuasa seorang anak. Suatu hari istrinya menangis bersedih di pangkuan Maharajo.

“Kakanda, ada baiknya kita memanggil seorang dukun. Agar mengetahui siapa diantara kita yang mandul. Apabila aku yang mandul; Aku bersedia diasingkan di tepi hutan dan tinggal di dalam pondok sederhana. Tapi jangan aku diceraikan. Sedangkan kakanda boleh menikah dengan wanita lain yang Kakanda sukai. Kata Balego Cayo.

Mendengar itu, Tuanku Maharajo tertawa ringan mendengar perkataan istrinya. Dia tidak sampai hati berbuat demikian. Dia juga tidak pernah berpikir akan menikah lagi walau istrinya mandul. Sebab, istrinya sudah menjadi yatim piatu dan juga masih saudara sepupunya. Tidak mungkin dia berbuat menyakiti hati istrinya tercinta. Maharajo berniat bertapa untuk berdoa pada Allah agar dikaruniahi seorang anak.

“Adinda, kakanda berencana bertapa untuk mendekatkan diri pada Allah. Agar kita dikaruniahi seorang anak.” Kata Tuanku Maharajo.

“Kalau demikian kehendak kakanda. Aku sebagai istri akan mendukung dan mendoakan agar kakanda berhasil dalam pertapaan.” Kata Balego Cayo. Keingin bertapa itu disampaikan pada orang tua Maharajo, Tuanku Sutan Maharajo. Bermacama-macam nasihat diberikan pada Tuanku Maharajo. “Anakku, hal yang jangan pernah kau lakukan adalah mempelajari ilmu-ilmu yang bersifat syirik lagi menyesatkan.” Kata Tuanku Sutan Maharajo.

Di hari yang ditentukan berangkatlah Tuanku Maharajo ke Bukit Kepanasan di lereng Bukit Campak. Disertai seorang Pendekar yang akan mengajarkan ilmu silat. Juga seorang yang alim yang akan menuntun beribadah. Pendekar itu juga yang akan mengurus tempat dan makan mereka. Sehingga Tuanku Maharajo dapat beribadah dengan baik. Kegiatan diatur dengan baik, sehingga tidak ada waktu yang terbuang.

Setelah tiga bulan kemudian tinggal di hutan itu. Tampak ada tanda-tanda kehamilan pada Puti Balego Cayo. Dia ingin memberitahu suaminya Tuanku Maharajo. Tapi dia khawatir karena belum pasti. Tentu akan mengecewakan suaminya kalau salah, ternyata dia belum hamil. Karena tanda-tanda orang hamil biasanya tidak dia rasakan, seperti perubahan nafsu makan.

Akhirnya dia pergi menemui suaminya, memberi tahu kalau dia hamil. Tuanku Maharajo ingin memberitahu kedua orang tuanya hal itu. Puti Balego Cayo diminta menunggu saja di tempat bertapanya dihutan, Bukit Kepanasan.

Maka datanglah orang tua Maharajo. Waktu berlalu cepat, sekarang usia kandungan Balego Cayo sudah tujuh bulan. Di istana kedua orang tuanya, datuk, dan para mantri telah menanti kepulangan mereka.

Dua bulan berikutnya Balego Cayo melahirkan seorang anak perempuan yang cantik. Di pukullah beduk untuk memberitahu rakyat banyak. Banyak rakayat datang ikut bergembira, serta membawa makanan dengan ikhlas tanpa diminta oleh Tuanku Maharajo. Selama empat puluh hari rakyat datang terus bergantian untuk menjaga dan bergembira atas lahirnya Tuan Putri mereka, bernama Putih Gadih Ranti.

Pada hari keempat puluh diadakan acara Turun Mandi dan cukur rambut. Istana dihiasi dengan bermacam-macam hiasan dan buanga-bunga. Acara Turun Mandi dimana anak dibawa ke sungai untuk dimandikan.

Sepanjang jalan diarak dan diiringi musik rebana dan qasidah. Setelah kembali ke istana, selanjutnya diberikan pada kakek dan neneknya yang memberi hadiah. Begitu juga tamu-tamu yang datang juga memberi hadiah.

Puti Gadih Ranti tumbuh dengan baik dan sehat. Dua tahun kemudian lahir lagi seorang putra laki-laki. Membuat keluarga raja bertambah bahagia. Kemudian setiap dua tahun lahir lagi anak laki-laki.

Anak bungsu yang ke tujuh diberi nama Puti Bungsu. Puti Gadih Ranti memiliki sifat seperti anak laki-laki. Dia juga suka berteman dan bermain bersama anak-anak laki-laki. Umur sembilan tahun Gadih Ranti sudah pandai ilmu silat, memainkan pedang dan lainnya.

Di usia sepuluh tahun Gadih Ranti tidak lagi suka bermain. Sekarang dia suka membantu keluarga bekerja, seperti mengambil kayu bakar, membatu kerja di sawah, di ladang. Melihat semua itu, rakyat menjadi sangat menyayangi Putri Puti Gadih Ranti. Usia sepuluh tahun dia dipingit di atas anjung perak. Dia diajarkan keahlian wanita, seperti menenun, menyulam, menerawang, dan lainnya.

Sekarang Gadih Ranti bertambah dewasa. Dia tidak boleh lagi bermain di luar. Hanya sekali seminggu untuk mandi ke tepian mandi. Saat dia keluar itulah, banyak anak muda yang melihat Puti Gadih Ranti. Sehingga banyak yang tergila-gila dengan kecantikan Puti Gadih Ranti. Usia remaja dia tidak boleh keluar sama sekali. Maka akan diadakan acara Memancang Gelanggang untuk mencari jodoh Putih Gadih Ranti.

Karena Puti Gadih Ranti putri kesayangan rakyat, maka tempat menerima tamu diperluas. Makanan juga dibuat banyak. Acara Memancang Gelanggang diawali dengan mengarak Gadih Ranti ketepian dan dimandikan. Kemudian dia didandani dan duduk di anjungan peranginan untuk menyaksikan pertandingan yang dilakukan peserta yang ingin menikahinya.

Acara dipimpin oleh Raja Janang dari Bonjol. Hari pertama berjalan lancar, diahari kedua terjadi keributan entah apa yang terjadi. Puti Gadih Ranti pun turun ke tengah gelanggang untuk mengetahui yang terjadi. Maka dari itu, Gadih Ranti berkata lantang di tengah gelanggang. Gelanggang dibuka untuk mencari jodohnya.

Oleh karena itu dia menantang langsung semua peserta. Barang siapa yang dapat mengalahkannya, maka dia berhak menjadi suaminya. Bagi Puti Gadih Ranti dalam mencari seorang pendamping hidup. Tidak perlu yang tampan dan kaya. Yang penting dapat membimbing kejalan yang diridhoi Allah, serta baik memperlakukannya.
*****
Beberapa hari kemudian belum satupun yang dapat menarik hati Gadih Ranti. Dia akhirnya kembali turun langsung ke gelanggang. Sang ayah tidak khawatir dengan turun langsungnya Puti Gadih Ranti. Pertandingan pertama Gadih Ranti berhadapan dengan Sutan Pandakian anak Raja Kulai anak Raja Kulai.

Pertarungan kedua melawan Sutan Kenaikan anak Raja Janang yang sangat berkeinginan memperistri Gadih Ranti. Namun keduanya kalah dan kemudian berlanjut sampai pertandingan ke sepuluh. Menjelang soreh pertandingan pencarian jodoh Gadih Ranti dihentikan, dilanjutkan besok pagi.

Gadih Ranti melompat keatas panggung pertandingan. Tepuk tangan meriah menyambutnya. Adiknya Sutan Pamenan bersyukur sang kakak menang melawan Sutan Kenaikan yang sombong. Gelanggang pertandingan terus bertambah ramai. Banyak sekali yang ingin menyaksikan Putri Cantik yang pandai bermain silat.

Bertarung melawan sutan-sutan yang ingin memperistrinya. Gadih Ranti hanya kalah oleh Sutan Malin Putih anak dari gurunya sendiri. Tapi Sutan Malin Putih tidak mau meneruskan pertandingan karena merasa tidak sebanding dengan Gadih Ranti sebab dia bukan berasal dari keluarga raja.

Sudah empat hari pertandingan dan tidak ada lagi yang mendaftar untuk bertanding. Gadih Ranti berkeliling dan tidak menemukan lagi yang mau bertarung. Akhirnya sayembara pencarian jodoh diakhiri. Di dalam gelanggang ada seorang pemuda bernama Sutan Malano dari Palupuh. Dia hadir setiap hari tapi tidak ikut bertanding.

Saat ditanya Raja Janang mengapa tidak ikut bertanding. Alasannya karena dia berasal dari kerajaan kecil yang miskin. Akan sangat menyedihkan kalau dia kalah. Karena dia menyukai Gadih Ranti, meminta ayahnya melamarnya, tapi ayahnya keberatan. Hal itu diceritakan Raja Janang pada Gadih Ranti. Sehingga Gadih Ranti merasa tertarik dengan pemuda itu.

Satu bulan kemudian Gadih Ranti kembali dipingit dianjuangan perak. Dia keluar hanya sekali seminggu untuk mandi ketepian. Dia kembali benci dengan kehidupan seperti itu. Suatu hari, Gadih Ranti bersama tiga sahabatnya dan tiga dayangnya pergi dari istana. Masing-masing membawa buntalan pakaian dan berangkat waktu subuh. Gadih Ranti memiliki harimau peliharaan yang dia rawat sejak kecil, bernama Dubalang Kecil. Harimau inilah yang menjaga kutujuhnya.

Keesokan harinya sesudah sembahyang zuhur barulah Tuanku Marajo tahu bahwa Gadih Ranti sudah pergi dari istana. Tuanku Maharajo memerintahkan beberapa orang untuk mencari Gadih Ranti. Tetapi, jangankan bertemu jejaknya pun tidak di jumpai karena dihapus oleh harimau peliharaan Gadih Ranti, Dubalang Kecil. Mereka ada yang menyamar menjadi laki-laki, ada juga yang berpakaian seperti seorang putri. Di setiap tempat yang mereka lalui, selalu berganti pakaian. Sehingga jejak benar-benar tidak terlacak.

Tuanku Maharajo memanggil Tuanku Lubuak Landua guru Gadih Ranti untuk bermusyawara. Dia juga menyesal karena terlalu banyak ilmu yang diturunkan pada Puti Gadih Ranti. Dia bersedia ikut mencari Gadih Ranti, serta membujuk untuk pulang. Satu bulan berlalu, Gadih Ranti meninggalkan istana. Tidak satu pun bertemu dengan orang yang dia kenal. Seandainya bertemu dia juga menghindar.

Setelah tiba di Kurai Mandiangin dia mulai berpikir. Hendak kemana kiranya perjalanan mereka. Gadih Ranti meminta kepada enam temannya untuk pulang. Sedangkan dia tidak akan pulang. Gadih ranti takut kedua orang tuanya marah. Dia sebagai anak raja tentu tidak boleh berbuat semaunya. Tapi semua temannya tidak mau pulang. Karena mereka ikut pergi karena atas kemauan sendiri. Maka mereka tidak akan berpisah walau apapun terjadi.

Mendengar pernyataan teman demikian, maka Gadih Ranti akhirnya mau pulang. Dia tidak tega membawa sahabatnya dalam kesulitan perjalanan terus menerus. Tapi sebelum pulang dia ingin singgah di Palupua. Ingin melihat Lubuk Sakti yang banyak berisi ikan. Tapi ikan tidak boleh ditangkap karena berbahaya bisa membunuh penangkapnya. Mereka sepakat dan pergi menuju Palupua dipagi hari.

Mereka tiba, lalu menuju sebuah gubuk di tepi hutan untuk bermalam. Saat mereka tiba di gubuk, ada tiga anak muda melihat mereka. Salah seorang pemuda tampak menyukai Gadih Ranti, berwajah tampan dan berperawakan tinggi kuat. Mereka merasa lapar dan memasak makanan. Kemudian ada ketukan di pintu gubuk. Saat masuk orang itu bertanya.

“Kalau boleh tahu, apa maksud dan tujuan kalian datang ke Palupua?.”

“Kami sekelompok orang dusun yang pulang dari Ladang dan kami rupanya tersesat. Besok kami akan pergi kembali pulang.” Jawab Gadih Ranti.

Ternyata laki-laki itu adalah Sutan Maulano. Sekarang dia tahu keberadaan Gadih Ranti. Maka dia meminta ayah dan ibunya membujuk Gadih Ranti. Sebab Gadih Ranti tahu kalau dia berada di istana Palupua tentu orang tuanya akan tahu. Maka Gadih Ranti berkata dia lebih baik mengakhiri hidupnya di Lubuk Sakti.

Karena dia juga pasti dihukum oleh ibu dan ayahnya. Ibu Sutan Maulano berkata, tidak mungkin orang tua mau mencelakai anaknya, hanya karena urusan kecil. Atas saran teman tertuanya, Gadih Ranti akhirnya mau ikut ke istana Palupuah.

Puti Andam Sari ibu Sutan Maulano berniat mengambil Gadih Ranti menjadi anak dan menantunya. Sebagai ganti anak perempuannya yang mati bunuh diri karena tidak direstui menikah dengan pemuda pilihannya.

Tentu Gadih Ranti akan menolak kalau itu hanya keinginan Puti Andam Sari saja, sedangkan Sutan Maulano tidak berniat. Tapi sesungguhnya Sutan Maulano juga menyukai Puti Gadih Ranti. Sejak Gadih Ranti menghilang dia juga pergi mencari Gadih Ranti.
*****
Tuanku Batang Palupuah ayah Sutan Maulano ditemani beberapa orang mentri dan seorang penghulu pergi ke Nagari Koto Tuo menemui Tuanku Maharajo. Mereka ingin meninjau sikap Maharajo bagaimana kalau anaknya, Puti Gadih Ranti pulang.

Tuanku Maharajo merasa gembira ketika anaknya dipinang orang. Tapi dia merasa sedih dan menceritakan keadaan anaknya yang sudah menjadi gadis liar bersama enam temannya. Dia juga tidak tahu masih hidup atau sudah mati.

Kalau anaknya pulang Tuanku Maharajo akan menghukum berat. Seandainya rakyatnya meminta di hukum mati. Maka dia akan menghukum mati, Puti gadih Ranti. Tapi kesalahan itu juga datang dari dirinya, sebab terlalu banyak memberikan ilmu pada Gadih Ranti yang masih sangat muda. Dia juga ingat betapa sulitnya mendapatkan anak Gadih Ranti, sampai bertapa di Bukit Kepanasan.

Maka diberitahu kalau Gadih Ranti berada di isntana Negeri Palupuah. Mendengar itu, bahagialah Tuanku Maharajo dan pinangan pun diterima. Beberapa hari kemudian ayah dan Ibu Gadih Ranti dan para datuk pergi ke Negeri Palupuah untuk membicarakan tentang pernikahan Puti Gadih Ranti dengan Sutan Maulano.

Di istana Palupuah juga bersiap, menyambut secara adat kedatangan rombongan dari Nagari Koto Tuo. Begitu mengharukan pertemuan anak dan kedua orang tuanya. Mereka mengira kalau Gadih Ranti kurus kering karena kurang makan dan kurang tidur.

Tapi justru sebaliknya dia bertambah cantik. Puti Balego Cayo berterima kasih pada ibu Sutan Maulano yang telah membantu dan menyelamatkan anak mereka. Musyawara keluarga selesai dan Gadih Ranti, sahabatnya pulang ke Nagari Koto Tua.

Beberapa bulan kemudian dilangsungkan akad nikah Sutan Maulano dengan Puti Gadih Ranti di Nagari Koto Tuo. Pernikahan begitu meria, yang menyelenggarakan bermacam pertunjukan. Diantaranya acara khataman Al-Quran. Disinilah Sutan Maulano diketahui kemampuannya.

Sutan Maulano ternyata begitu fasih dan bersuara merdu saat membaca Al-Quran. Pandai juga dia dengan terjemahan Al-Quran sehingga dia begitu menguasai ilmu Al-Quran. Gadih Ranti semakain terpikat dengan Sutan Maulano. Sebab dia ingin mencari suami yang dapat menuntunnya dunia dan akhirat.

Setelah menikah Sutan Maulano tinggal di Koto Baru dirumah neneknya. Selalu membantu pekerjaan di rumah orang tua mereka. Baik di Nagari Koto Tuo dan di Nagari Palupuah. Sutan Maulano memiliki usaha perdagangan yang berhasil. Dia pun bermaksud mendirikan istana baru di negeri yang belum berpenghuni. Mereka hidup rukun dan bahagia, lalu dikaruniahi anak bernama Sutan Makrifat.

Tuanku Maharajo bertamah terus usianya. Dia bertambah lemah dan sering sakit-sakitan. Maka ingin menyerahkan tahtanya pada Puti Gadih Ranti. Sebab adiknya Sutan Pamenan belum cukup umur.

Gadih Ranti menolak, tapi karena dukungan dan desakan rakyat kahirnya dia terpaksa menggantikan ayahnya dengan gelar, Tuantu Puti Sari Mudo. Tujuh tahun kemudian adiknya Suan Pamenan sudah cukup umur. Maka dia menyerahkan tahta itu pada adiknya dengan gelar, Tuantu Maharajo Bungsu.

Sutan Maulano menggantikan kedudukan ayahnya, Taunku Batang Palupuah di Nagari Palupuah. Sewaktu kepemimpinan Nagari Koto Tua diserahkan pada adiknya. Gadih Ranti dan suaminya Sutan Maulano tinggal di istana, Nagari Palupuah bersama kedua anaknya, Sutan Makrifat dan Putri Cahayo Pagi.

Oleh: Selasih.
Rewrite. Tim Apero Fublic
Editor. Desti. S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 30 Agustus 2020.
Sumber: Selasih. Rantak Si Gadih Ranti. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986.

Sy. Apero Fublic.

9/02/2020

Mengenal Pohon Bulian Atau Pohon Ulin.

Apero Fublic.- Musi Banyuasin. Mengenal kayu Bulian tumbuhan endemik Indonesia yang terdapat di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.  Kayu Bulian memiliki beberapa nama lokal diantaranya; kayu belian, bulian, kayu besi, kayu onglen, dan ulin. Nama-nama tersebut sesui penyebutan di setiap daerah-daerah di Indonesia.

Kayu ulin atau kayu bulian, memiliki nama ilmiah eusideroxylon zwageri dari marga lauraceae. Tinggi batang pohon bulian mencapai antara 30 sampai 35 meter diatas permukaan tanah. Untuk diameter batang dari 60 sampai 120 centimeter.

Pada zaman kerajaan dan kesultanan, kayu bulian atau kayu ulin ini menjadi komoditas perdagangan. Zaman Kedatuan Sriwijaya kayu bulian dijadikan benteng istanah raja atau bangsawan. Selain itu kayu ini juga diekspor ke luar negeri.

Selain untuk bangunan rumah, istana, juga dimanfaat untuk membangun masjid. Sistem pembangunan masjid yang memakai tiang sakaguru untuk penopang atap bangunan masjid tradisional di Asia Tenggara. Sekarang pun, masih ada masjid-masjid tradisional masih tetap mempertahankan tiang sakaguru kayu bulian ini.

Pada masyarakat pedalaman atau pedesaan. Kayu ulin atau bulian dijadikan tiang-tiang rumah panggung. Kayu ini sangat tahan lama dan anti air. Sehingga diburu warga untuk dijadikan tiang rumah-rumah mereka.

Ada empat jenis kayu ulin atau bulian ini. Bulian Abang, adalah bulian yang batangnya berwarna coklat kemerahan. Bulian Itam yaitu pohon bulian yang batang pohonnya berwarna coklat gelap. Bulian konyet yaitu pohon bulian dengan warna kekuningan.

Bulian sirap bercirikan warna batang coklat muda. Bulian sirap inilah yang sering dijadikan atap sirat rumah atau masjid oleh penduduk. Bulian sirap adalah jenis bulian yang mudah dibelah. Tapi daya tahan sama dengan kayu bulian lainnya.

Karena terlalu tinggi pemanfaatan membuat kayu bulian menjadih langkah. Karena penebangan tidak seimbang dengan pertumbuhan kayu bulian yang memakan waktu lama. 

Saat ini pohon kayu bulian sudah sangat langkah sekali. Di Kabupaten Musi Banyuasin salah tempat yang masih dapat menjumpai pohon bulian atau ulin ini, terdapat di Kawasan Hutan Lindung Bukit Pendape.

Terletak di Desa Jebang, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Semoga kedepannya ada sistem budidaya dan program pelestarian yang lebih meyakinkan, budidaya dan pembibitan. Agar pohon kayu bulian tidak punah.

Oleh. Sujarnik.
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Sekayu, 2 September 2020.

Sy. Apero Fublic.

Hentikan Pembukaan Pekebunan-Perkebunan Oleh Perusahaan dan BUMN

Apero Fublic.- Pada masa penjajahan Kolonial Belanda. Bangsa kita menjadi buruh dengan upa murah di perkebunan milik Kolonial Belanda dan perkebunan milik swasta. Sehingga kehidupan bangsa kita terpuruk, sebagai bangsa kacung dan babu bangsa asing. Masyarakat penjajah hidup mewah, senang dan nyaman dengan harta berlimpa. Sedangkan bangsa kita hidup kotor, bangun pagi bekerja di perkebunan, makan seadanya dan tinggal di dalam gubuk.

Memasuki masa kemerdekaan dengan harapan kehidupan rakyat menjadi lebih baik. Tidak ada lagi perbudakan manusia dengan topeng buruh atau pekerja gajih rendah. Tapi, walau sudah merdeka penduduk bangsa Indonesia masih menjadi buruh di perkebunan-perkebunan. Baik itu milik swasta atau milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

Karyawan perusahaan memang hidup cukup makan. Tapi untuk perkembangan dan peningkatan ekonomi sudah tertutup. Seumur hidup tetap menjadi buruh perkebunan tanpa ada perkembangan kehidupan. Begitulah yang sedang terjadi di Indonesia saat ini. Sedikit demi sedikit tanah rakyat, hutan ulayat, tanah negara terus menjadi lahan perkebunan industri.

Dalam waktu beberapa dekade ini. Dampak kemiskinan dan habisnya dasar usaha petani memang belum tampak. Namun seiring waktu dimana pertumbuhan penduduk terus meningkat. Maka kebutuhan pengembangan lapangan usaha mandiri rakyat terus bertumbuh.

Sementara kuota bekerja di perkebunan industri tetap tidak bertambah. Justru semakin berkurang karena perkembangan teknologi. Misalnya teknologi panen dimana awalnya mempekerjakan 20 orang. Setelah ada alat teknologi hanya mempekerjakan satu orang kontraktor.

Sementara perusahaan hanya mampu mempekerjaan karyawan dengan ukuran terbatas. Untuk ukuran perkebunan yang luas seribu hektar. Perusahaan hanya cukup mempekerjakan 200-300 orang karyawan. Begitu juga tenaga kerja akan tetap bertahan dalam kurun waktu lama sampai mereka pensiun.

Sehingga tidak dapat memenuhi unsur lapangan kerja wilayah sekitar perkebunan. Sementara populasi masyarakat terus bertambah. Oleh karena itu, pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat segerah menghentikan pembukaan lahan untuk perkebunan industri milik swasta atau BUMN. Menghentikan izin pembukaan lahan milik rakyat baik itu dengan sistem bagi hasil atau perusahaan membeli tanah milik rakyat.

Demi untuk kemajuan dan kehidupan masyarakat jangka panjang. Agar masyarakat dapat bertumbuh cerdas dan kreatif dalam menumbuh kembangkan usaha-usaha mandiri dari tanah yang mereka miliki. Masyarakat harus didik cerdas dan berpikiran maju. Jangan sampai mereka bodoh sebab berpikir sesaat sebatas umur mereka. Dorong usaha milik rakyat dan tumbuhkan pengusaha-pengusaha baru.

Bagiamana pun, pembukaan perkebunan skala luas. Harus mulai dihentikan dari sekarang (2020). Agar masyarakat tidak menjadi budak perkebunan. Serta tidak menutup tingkat pola mandiri masyarakat dalam mengembangkan usaha. Sekali lagi, hentikan membeli tanah rakayat dan membodohi masyarakat.

Sebelum kita menyesal nanti dimana buruknya kehidupan masyarakat kita akibat tingkat kemiskinan. Kekacauan ekonomi dan meningkatnya kriminalitas. Mari berbena agar kita tidak lagi memakai mental jajahand atau bersifat penjajah. Mari pemuda kita harus mulai bangkit dan menentang sistem kuno oleh sekelompok orang. Mulai membangun bangsa dengan akal yang bijaksana. Salam Revolusi Biru (BIRU).

Oleh. Joni Apero
Palembang, 2 September 2020.
 
Sy. Apero Fublic.

9/01/2020

Aturan dan Etika Saat Mendaki Atau Berkunjung Ke Bukit Pendape

Apero Fublic.- Musi Banyuasin. Dimana bumi diinjak di situ langitu dijunjung. Pepata ini memberi nasihat untuk kita semua dalam bersosial masyarakat dimana kita datangai atau kita kunjungi. Setiap tempat memiliki aturan dan norma-norma yang berlaku.

Sehingga kita sebagai manusia yang berpikir dan berahlak. Patut untuk mentaati norma-norma tersebut. Sekarang kita berbicara tentang norma berkunjung ke sebuah kawasan wisata alam. Tentu saja, aturan menyesuaikan dengan kondisi alam setempat.

Aturan bukan mempersulit tapi justru memperbaiki agar kebaikan kita nikmati bersama-sama. Berikut ini adalah tata cara atau aturan berkunjung dan mendaki ke kawasan Wisata Alam Bukit Pendape.

ATURAN PENDAKIAN BUKIT PENDAPE.

1.Setiap pengunjung atau pendaki Bukit Pendape harus memiliki kesadaran untuk bersikap; sopan. Sopan dalam bertingkalaku atau perbuatan. Sopan cara berpakaian, dan sopan dalam berkata-kata.

2.Setiap pengunjung dilarang membawa tisu basa.

3.Setiap pendaki diwajibkan melapor saat hendak mendaki atau pulang mendaki pada anggota basecame atau pos pendakian Bukit Pendape.

4.Untuk pengunjung yang memiliki riwayat penyakit fatal, misalnya penyakit jantung akut, dan gangguan pernafasan aku diharapkan tidak mendaki.

5.Setiap pengunjung atau pendaki wajib mendaftarkan barang-barang yang dibawa saat mendaki.

6.Setiap pendaki dilarang berbuat yang amoral; seperti mesum, bermesraan dengan pasanga. Dilarang berkata kotor dan berbuat kurang ajar pada wanita.

7.Ikut menjaga dan mewaspadai kebakaran hutan atau penyebab kebakaran hutan. Seperti jangan membuang puntung rokok sebelum apinya dimatikan. Jangan membuat api atau perapian.

8.Dilarang membawa: Setiap pendaki dilarang membawa senjata tajam, senjata api dan sejenisnya. Dilarang membawa atau mengkonsumsi semua jenis NARKOBA dan MIRAS.

9.Setiap pendaki harus menjaga kebersihan lokasi sekitar keramaan kunjungan. Jangan melakukan BAB (Buang Air Besar) dan BAK (Buang Air Kecil) sembarangan.

10.Di larangan mengambil tetumbuhan dan satwa liar di Bukit Pendape. Kecuali mengambil foto dan video saat mendaki dan berkunjung. Dilarang meninggalkan apa pun kecuali meninggalkan jejak. Jangan membuang sampah sembarangan terutama sampah plastik. Bawak kembali turun sampah plastik Anda.

ETIKA DALAM PENDAKIAN ATAU BERKUNJUNG

1.Menghormati dan Bersikap Sopan Pada Pengunjung Lainnya.
Diharapkan pada semua pendaki atau pengunjung Bukit Pendape berlaku baik pada satu sama lain sesama pendaki. Berbuatlah hal baik serta saling membantu apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Menjaga kesopanan dan saling menghormati sesama pengunjung.

2.Menghormati Kehidupan Alam Liar
Di harapkan semua pengunjung menghormati kehidupan alam liar. Seperti jangan merusak semak atau tumbuh-tumbuhan bagaimana pun caranya. Apabila menemukan sarang satwa liar, seperti sarang burung, sarang tupai. Semua pendaki atau pengunjung dilarang merusak dan mengganggu apalagi sampai mengambil.

3.Biarkan Saja Apa Yang di Lihat dan di Temukan.
Setiap pengunjung dilarang mengubah atau merusak serta mencoret: papan nama petunjuk atau nama pohon. Dilarang mencoret batu-batuan. Dilarang mencabut atau mengambil flora dan fauna saat berkunjung.

Jangan melukai batang pohon dan jangan menyentuh hewan terutama telur burung dan anak burung. Sebagai peringatan: Kawasan wisata alam Bukit Pendape adalah kawasan konsevasi hutan dan hutan lindung. Sehingga pelaku dapat dikenakan tuntutan hukum sesuai hukum yang berlaku.

4.Menjunjung Tinggi Adat Istiadat
Dalam berkunjung kita diharapkan menjunjung tinggi adat istiadat agar tercipta iklim pariwisata yang sehat. Tidak merusak citra tempat wisata. Tidak menimbulkan prasangka negatif dalam masyarakat terhadap Wisata Alam Bukit Pendape Lestari. Dengan demikian adat istiadat kita jaga dan diterapakan. “Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.”
 
Demikianlah aturan-aturan berkunjung atau mendaki ke atas Bukit Pendape. Diharapkan semua pengunjung mengerti dan menghormati. Agar tercipta kenyamanan bersama kita dalam menjaga kasawan wisata alam Bukit Pendape. Selamat berkunjung dan nikmati hari libur Anda dengan bahagia. Salam lestari.
 
Oleh. Padli. S.Pd.
Editor. Desti. S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Sekayu, 02 September 2020.
Sumber: Bukit Pendape. Kelompok Wisata Hutan Bukit Pendape Lestari. Ketua Pelaksana; Aprianto.
 
Sy. Apero Fublic

Mengenal Air Terjun Badegung.

Apero Fublic.- Muara Enim. Menghabiskan waktu senggang diakhir pekan, atau liburan dihari-hari libur panjang. Adalah suatu agenda yang sangat positif untuk menghilangkan depresi, tekanan mental, dan rasa bosan. Liburan dapat menyegarkan semangat kita kembali serta membuat rileks. Apalagi kalau liburan ditemani oleh orang-orang yang Anda sayangai.

Kabar wisata kali ini, mengulas sebuah lokasi wisata yang sangat indah. Yaitu wisata alam air terjun Badegung. Air Terjun Badegung terletak di Desa Badegung, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Air Terjun Badegung diperkirakan memiliki ketinggian 90 sampai 100 meter.

Air Terjun Badegung ramai dikunjungi wisatawan saat libur akhir pekan atau masa-masa libur panjang. Untuk informasi tiket masuk kawasan wisata air terjun ini. Pada hari-hari biasa antara lima sampai sepuluh ribu. Sedangkan saat libur panjang dimana pengunjung padat dapat naik antara sepuluh sampai dua lima ribu rupiah. Informasi tiket ini tidak menjadi patokan, karena dapat berubah disetiap waktu.

Di sekitar lokasi air terjun terdapat beberapa fasilitas umum, seperti toilet atau WC, lapangan parkir, dan jalan setapak untuk akses lokasi. Terdapat juga warung-warung dan tempat menginap. Kawasan wisata Air Terjun Badegung sudah cukup memadai untuk Anda yang ingin berwisata. Baik bersama sahabat-sahabat, keluarga kecil Anda, atau bersama keluarga besar.

Air Terjun Badegung adalah salah satu anugerah dari Bukit Barisan. Dimana banyak ditumbuhi pepohonan dan banyak menyimpan air sehingga membuat Air Terjun Badegung tidak pernah kering. Hal ini juga mengisyarakatkan kalau kita harus mencintai alam. Sangat banyak hal yang diberikan alam pada kita. Sudah sepatutnya kita memberikan balasan yang baik pada alam kita, yaitu menjaga alam.

Saat berkunjung usahakan jangan membuang sampah sembarangan terutama sampah plastik. Jangan pula membuang sampah plastik di aliran sungai. Jangan berbuat melanggar norma-norma susilah dan norma adat atau norma agama. Jadikan tempat wisata sebagai tempat yang baik dan bercitra baik. Selamat berkunjung ke wisata alam Air Terjun Badegung.

Oleh. Adi Saputra, S.IP.
Editor. Selita. S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Foto Dock. Adi Saputra.


Sy. Apero Fublic.

8/31/2020

Susus Kambing Etawa: Susu Radik Coklat.

Apero Fublic.- Susu Radik Coklat adalah susu kambing etawa dalam bentuk bubuk yang diformulasikan spesial dibandingkan susu kambing etawa bubuk dipasaran pada umumnya. Susu Radik Coklat ini mengandung komposisi seperti krimer nabati, susu kambing bubuk, gula pasir, dan kakao bubuk.

Susu Kambing
Dari hasil penelitian para ahli, bahwa kandungan susu kambing adalah kalium (pottasium) yang sangat bermanfaat menstabilkan tingginya tekanan darah. Mengatur fungsi kerja jantung dan menekan resiko terkena arteriosclerosis dan mengurangi seseorang mengalami resiko terkena penyakit stroke dan jantung.

Keunggulan susu kambing dibanding susu lainnya, yaitu mempunyai sifat antiseftik alami dan bisa membantu menekan pembiakan bakteri dalam tubuh. Hal ini disebabkan adanya fluorin yang kadarnya 10-100 kali lebih besar dari pada susu sapi, bersifat basah (alkaline food) sehingga aman bagi tubuh. Proteinnya lembut, efek laktasennya ringan, sehingga tidak menyebabkan diare.

Lemaknya mudah dicerna karena mempunyai tekstur yang lembut dan halus lebih kecil dibandingkan dengan butiran lemak susu sapi atau susu lainnya. Dan juga bersifat homogen alami. Hal ini mempermudah untuk dicerna sehingga menekan timbulnya reaksi-reaksi alergi.

Susu kambing dipercaya memiliki berbagai mamfaat luar biasa bagi kersehatan diantaranya, memiliki sifat anti-inflamasi alami. Mengandung asam lemak essensial, memperbaiki sistem pencernaan, bertindak sebagai agen metabolik, mencega osteoporosis. Sebagai nutri baik dan alami.

Dapat mengobati penyakit TBC dan asthma. Baik untuk ibu hamil dan menyusui, membantu mengobari alergi. Menjaga stamina dan dayatahan tubuh bagi penderita anemia dan wanita yang sedang haid. Baik bagi penderita kelainan fungsi ginjal. Sebagai obat terapi penyembuhan asam urat.

Mengatasi masalah impotensi atau frigiditas serta meningkatkan vitalitas pria dan wanita dewasa. Membantu mengurangi keluhan yang diakibatkan sakit kanker. Memperbaiki kondisi jaringan lemak sehingga dapat menghaluskan kulit. Mengandung Zincum (Zn) yang berfungsi membentuk sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit.

Membantu kerja pankreas sebagai penghasil dan pembentuk insulin yang berguna bagi penderita diabetes atau kencing manis. Mengandung Ribobflavin (Vitamin B2 dan B3), yang berfungsi menumbuh kembangkan sel otak dan sel sistem saraf sehingga baik bagi kecerdasan anak dan menurunkan frekuensi serangan migrain.

Saran penyajian, tuangkan satu sachet ke dalam satu cangkir (150 cc) air panas, aduk hingga larut sempurna berlawanan arah jarum jam dan sebaiknya diminum selagi hangat. Sebaiknya minum susu kambing dua gelas sehari untuk menjaga kesehatan tubuh.

Netto. 125 gram
Badan POM MD 603112001054.
Kontak: 089607544565.

Oleh. Padli. S.Pd.
Editor. Selita. S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Sekayu, 31 Agustus 2020.

Sumber: Katalog produk PT. Natural Nusantara.

Sy. Apero Fublic.