4/21/2020

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Apero Fublic.- Pulau Penyengat Indera Sakti, adalah sebuah pulau kecil di sekitar Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Karena banyaknya peninggalan sejarah. Pada tanggal 19 Oktober 1995 Pulau Penyengat dicalonkan ke UNESCO sebagai situs warisan dunia. Semoga suatu saat menjadi kenyataan. Pulau Penyengat yang pernah menjadi pusat Kesultanan Melayu Riau-Lingga. Meninggalkan banyak bangunan monumental sejarah atas kemegahan Kesultanan Melayu Islam di Nusantara. Pada awalnya Pulau Penyengat adalah pemberian Sultan Mahmud Syah III kepada Engku Putri Raja Hamidah sebagai mas kawin (mahar).

Kemudian beliau menempati Pulau Penyengat. Selanjutnya adik Engku Raja Hamidah, Raja Jakfar membangun Istana. Waktu berlalu, Sultan pun kemudian memerintahkan pembangunan Pulau Penyengat layaknya sebuah kota. Yaitu, dilengkapi dengan fasilitas utama pendukung untuk ukuran sebuah kota masa itu. Seperti dibangun perkantoran, alun-alun, parit pertahanan dan benteng.

Sebagaimana pemukiman umat Islam lainnya. Tentulah akan dibangun sebuah tempat ibadah, yaitu masjid. Masjid kelak dikenal dengan nama Masjid Sultan Riau Pulau Penyengat. Masjid ini menjadi monumen mega dari peninggalan kejayaan Kesultanan Melayu di Riau dan Asia Tenggara. Masjid dibangun pada tahun 1803 Masehi pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Syah III.

Masjid kemudian direnovasi oleh Yang Dipertuan Muda Raja Abdul Rahman pada tahun 1832 Masehi. Saat renovasi inilah arsitektur masjid dibangun dengan sangat megah dengan ukuran pada masa itu. Dapat dibayangkan betapa banyak biayah yang diperlukan. Pembangun yang luar biasa ini bukan hanya pada alat bangunan yang menggunakan beton. Tapi juga pada arsitektur masjid yang memakai kubah. Sehingga Masjid Sultan Mahmud Syah III ini menjadi masjid berkubah tertua di Indonesia.

Masjid Sultan Mahmud Syah III, berukuran panjang 20 meter dan lebar 18 meter. Ditopang dengan empat tiang utama dari beton. Dilengkapi dengan empat menara azan. Atap masjid terdiri dari 13 buah kubah dengan tipologi kubah bawang. Dalam pembangunan jumlah menara dan kubah memiliki makna. Menara empat dengan kubah tigabelas menjadi bilangan angka 17.

Bermakna jumlah rakaat shalat lima waktu dalam sehari semalam. Makna 17 tersebut sangat dalam apabila diuraikan dalam hitungan kaum muslimin. Misalnya 17 ramadhan turunyya ayat Al-Quran. Tanggal 17 hari kemerdekaan Indonesia di kemudian hari. Saya ingat ceramah Ustadz Abdul Somad yang menceritakan kalau Sultan Terakhir Riau menyerahkan mahkota kesultanan pada Presiden Soekarno. Yang menandakan Riau adalah bagian dari Indonesia. Masyarakat Riau harus berbangga memiliki monumen sejarah yang mega. Jagalah Masjid Sultan Riau itu dengan baik. Mungkin terbangunnya masjid sebab doa-doa orang-orang saleh di sana pada waktu itu.

Untuk bangunan di kiri dan kanan bangunan utama masjid bangun rumah soto. Ruma soto adalah ruang berkumpul atau pertemuan, musyawarah atau belajar agama. Pulau penyengat pada masanya pernah menjadi pusat pemerintahan Yang Dipertuan Muda atau Perdanan Mentri dari Kesultanan Riau-Lingga.

Perlu diketahui gelar Raja adalah gelar bangsawan Melayu keturunan Bugis. Sedangkan gelar Yang Dipertuan Muda adalah gelar Perdanan Mentri. Kesepakatan tersebut terjadi antara Sultan pendahulu karena memberikan penghargaan atas jasa mereka membantu Kesultanan saat dalam kesulitan perang dan pemberontakan di kesultanan Riau-Lingga. Waktu berlalu, Pulau Penyengat selanjutnya menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga semasa Kepemimpinan Sultan Abdul Rahman Muazam Syah II. Pindah dari Daik-Lingga ke Pulau Penyengat pada tahun 1900 Masehi.

Oleh. Joni Apero
Editor. Desti. S.Sos.
Palembang, 21 April 2020.

Sy. Apero Fublic.

0 komentar:

Post a Comment