-->
Search
24 C
en
  • Penerbit MAF
  • Apero Book
  • JAF
  • LinkedIn
APERO FUBLIC
Terbitkan Artikel Anda
  • Apero Fublic
  • Popular
    • Politik
    • Ekonomi
    • Fotografi
    • Dunia Anak
    • Sosial & Masyarakat
  • Apero Fublic
  • Women
    • Women
    • Tokoh Wanita
    • Skil Wanita
    • Ibu dan Anak
    • Pendidikan & Kesehatan Wanita
  • Gatget
    • Video
  • World
  • Video
  • Featured
    • Penyakit Masyarakat
    • About
    • e-Galeri
    • Post Search
    • Daftar Kata
    • Peribahasa
    • Antologi Puisi INew
    • Antologi Puisi IINew
  • Find
    • Download Artikel
    • Download Feature
    • Andai-Andai
    • Post All
    • Flora Pangan
    • Fauna
    • Picture IndonesiaNew
    • Kamus Bahasa MusiNew
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Brand
    • Sport
    • Fashion
    • Fitness
    • Sunset-Sunrise
    • HijrahNew
    • NasihatNew
APERO FUBLIC
Search

Ruang Sponsor Apero Fublic

Ruang Sponsor Apero Fublic
Home Sejarah Umum Pengaruh Politik Dalam Pembangunan Masjid di Indonesia
Sejarah Umum

Pengaruh Politik Dalam Pembangunan Masjid di Indonesia

PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic
01 Jul, 2019 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Apero Fublic.- Politik selalu mempengaruhi kehidupan secara luas di masyarakat yang berada dalam lingkup kekuasaanya. Menurut Bertolt Brecht, buta politik akan berdampak patal bagi suatu masyarakat. Sebab politik akan mempengaruhi kehidupan secara luas, seperti biaya hidup, harga makanan, harga rumah, harga obat, semua bergantung pada keputusan politik.

Politik juga berdampak pada munculnya pelacuran, anak terlantar, perampokan. Politik juga menyebabkan korupsi, monopoli perusahaan multi nasional, yang akan menguras kekayaan negara. Dalam pengamatan saya, selain hal demikian, politik juga mempengaruhi kebudayaan dan sosial kemasyarakatan.

Berikut ini, adalah sedikit pemaparan dampak politik pada pembangunan rumah ibadah umat Islam di Indonesia. Pengaruh kuat saat itu adalah politik Orde Baru, dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Orde Baru adalah bentuk pemerintahan otorianisme kekuasaan dengan dukungan ABRI. Penangkalan Islam politk dan penghilangan pengaruh Orde Lama dalam kepemimpinan Presiden Soekarno.

Perkembangan arsitektur masjid di Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh berbagai kebudayaan. Seperti kebudayaan lokal, Cina, Hindu, Asia Barat. Selain budaya, sistem politik dan pemerintahan Indonesia juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan bentuk arsitektur masjid.

Pada zaman kesultanan-kesultanan sampai zaman penjajahan Belanda bentuk masjid di Nusantara berbentuk atap limas bertingkat yang dibangun hampir di setiap pusat pemerintahan kesultanan di Nusantara dari Aceh sampai Papua. Setelah Indonesia merdeka Presiden Soekarno mengenalkan sistem konstruksi masjid berkubah dan beton, meninggalkan konsep atap tingkat yang limas.

Pada masa Orde Lama pengaruh masjid berkubah berkembang pesat, seperti dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal yang nantinya menciptakan aliran kubah Indonesia. Setelah Orde Lama diganti oleh Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto bentuk aliran politik berubah.

Dari demokrasi menjadi otoriter selama 32 tahun. Bentuk bangunan masjid berganti menjadi masjid limas bertingkat lagi dengan saluran Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila. Setelah Orde Baru runtuh tahun 1998 demokrasi kembali menguat, dan pembangunan masjid kembali sesuai perkembangan zaman dan kehendak masyarakat Indonesia.

Pembangunan Masjid selalu dipengaruhi oleh faktor politik dan pemerintahan. Karena masjid sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat Islam, baik dalam sosial masyarakat, pendidikan, kebudayaan, dan politik. Snouck Hurgronje menilai bahwa Masjid di Indonesia lebih berfungsi daripada di kebanyakan negara Islam lainnya. Masjid berhubungan dengan kehidupan masyarakat Islam secara keseluruhan.[1] Suatu contoh di Minangkabau surau sangat berpengaruh saat terbentuknya Gerakan Paderi. Sebagai contoh, Surau Tuanku Nan Tuo sebagai pusat yang paling dikenal bagi pengajaran fikih dan tasawuf di Minangkabau.[2]

Dari sejarah-sejarah tersebut, membuat setiap pemerintahan di bumi Nusantara (Kolonial Belanda, Republik Indonesia) selalu menjadikan masjid sebagai perhatian utama di setiap rezim pemerintahan yang berkuasa. Masjid bukan urusan kecil untuk suatu pemerintahan dan politik pada tempat dimana masyarakat Islam berada. Saat tentara Belanda membakar Masjid Baiturrahman lama, membuat marah masyarakat Islam Aceh, sehingga perang panjang terjadi antara Belanda dan rakyat Aceh (1873 M). Bukan suatu hal yang aneh apabila pemerintah berkuasa kemudian, akan mengontrol masjid, baik itu untuk popularitas atau politis.[3] 

Kota Palembang yang telah melalui sejarah panjang juga memiliki masjid yang dibangun oleh suatu pemerintahan, yaitu Masjid Agung Palembang. Pada masa pendudukan Belanda, Kota Palembang menjadi wilayah keresidenan Palembang. Salah satu contoh bentuk campur tangan politik dan pemerintahan, yaitu Pada masa pemerintahan Kolonial Belanda bentuk penghambatan pembangunan masjid terjadi di Kota Palembang. Bentuk penghambatan seperti masjid-masjid yang baru dibangun tidak diizinkan melaksanakan shalat Jumat, seperti Masjid Mahmudiyah dan Masjid Lawang Kidul.[4] Kebijakan Belanda tersebut atas saran Snouck Hurgronje, menyarankan untuk membatasi dan mengawasi pembangunan tempat ibadah orang Islam memang perlu.[5]

Setelah merdeka penuh (di atas tahun 1949 M) dari penjajahan Belanda, Bangsa Indonesia mulai membangun negara. Sepanjang sejarah Bangsa Indonesia merdeka, sudah memasuki tiga masa sistem pemerintahan yang mempunyai pengaruh kuat dalam kehidupan berbangsa. Rezim pemerintahan pertama adalah Orde Lama dengan pengaruh kuat Presiden Soekarno yang mengembangkan ideologi pemerintahan dikenal Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunisme), serta sistem Demokrasi Terpimpin.

Kedua, rezim Orde Baru dengan sistem pemerintahan  Demokrasi Pancasila bahasa formalnya, tetapi sesungguhnya adalah bentuk pemerintahan otoritarianisme. Dalam politik, suatu rezim pemerintahan, dengan rezim yang lainnya akan ada bentuk pertarungan politik yang akan menentukan kebijakan-kebijakan bersifat berlawanan atau berbeda, untuk menghapus pengaruh rezim terdahulu.

Sebagaimana Presiden Soekarno mempunyai ide-ide pembaharuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai seorang insinyur  bangunan, Presiden Soekarno memunculkan ide pembangunan masjid dengan beton, dan berkubah. Presiden Soekarno menginstruksikan untuk membangun masjid yang tahan ribuan tahun, untuk mengabadikan peradaban bangsa Indonesia. Karena pembangunan masjid dengan kayu, genteng, kapur ketahanan materialnya terbatas.[6]

Wujud pembaharuan itu dimulai dengan pencetusan membangun masjid jamik untuk Indonesia yang megah di Jakarta pada tahun 1950 M. Presiden Soekarno terpilih sebagai ketua panitia dalam sayembara desain masjid jami tersebut, yang kemudian dinamakan Masjid Istiqlal Jakarta.[7]

Pembangunan masjid modern dengan beton berkubah diwujudkan dengan membangun Masjid Istiqlal di Jakarta. Kemudian Masjid Agung Bandung yang direnovasi pada tahun 1955 M, juga dijadikan bentuk masjid berkubah yang diusulkan langsung oleh Presiden Soekarno. Begitupun dalam pembangunan Masjid Baiturrahim di halaman Istana Negara dengan konsep modern beton berkubah.

Selain itu, di luar Jakarta masyarakat Islam Yogyakarta juga membangun Masjid Syuhada (1952 M) dengan beton berkubah gaya Timur Tengah. Presiden Soekarno diberi kesempatan untuk berpidato dalam acara peringatan satu windu Masjid Syuhada. Masjid Syuhada juga mengusung ide pembaharuan dan sejalan dengan pemikiran Presiden Soekarno pada masa itu.[8] Selain itu pembangunan masjid dengan konstruksi beton berkubah ditahun limapuluhan adalah Masjid Al-Azhar (1958 M) di Jakarta.[9]

Pada tahun 1956 M atas permintaan Gubernur Aceh Ali Hasjmy pada Presiden Soekarno untuk membangun dan menambah tiga kubah pada Masjid Baiturrahman di Aceh, sehingga menjadi limah kubah.[10] Menurut Abdul Rochym pembangunan masjid berkubah berkembang selama tahun limapuluhan keatas,[11] di abad ke- 20 M, kemudian anggapan masjid harus berkubah mulai menghilang saat ahli agama meluruskan bahwa masjid tidak harus berkubah.[12] Tetapi tahun-tahun menghilangnya pengaruh penggunaan kubah pada bangunan masjid berbarengan dengan berkuasanya Orde Baru, setelah diangkatnya Soeharto sebagai presiden Indonesia pada sidang MPRS tanggal 7-12 Maret 1967 M.[13]

Pada massa pemerintahan Orde Baru bertolak belakang dengan masa Orde Lama, dimana Presiden Soekarno menganjurkan membangun masjid dari beton dan berkubah. Era Orde Baru, Presiden Soeharto menganjurkan membangun masjid dengan tipologi tradisionalitas. Program pembangunan masjid-masjid tradisionalitas  dilaksanakan dengan didirikannya Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila pada tahun 1970 M.

Program Yayasan Pancasila adalah memberi sumbangan dalam pembangunan masjid dengan tipologi tradisionalitas (atap tingkat), juga memberi bantuan untuk merenovasi masjid-masjid tradisional (atap tingkat-tingkat). Seperti Masjid Agung Bandung (1955-1970 M), yang sebelumnya di bangun menggunakan kubah pada masa Presiden Soekarno, sekaligus sebagai arsitek pembangunan masjid.

Pada masa kekuasaan Orde Baru Masjid Agung Bandung dibangun kembali menjadi masjid atap limas bertingkat.  Program lain dari Yayasan Pancasila, yaitu membangun prototipe masjid-masjid limas bertingkat di tiap-tiap daerah seperti di kabupaten dan kota, dengan program membangun 1000 masjid.

Walau belum tercapai, tetapi hasilnya bentuk masjid Yayasan Pancasila tersebar di seluruh pelosok Indonesia dengan tipe atap limas bertingkat-tingkat (masjid tradisi). Seperti di Kota Palembang banyak terdapat masjid atap limas bertingkat dari Yayasan Pancasila, dan pengaruh dari program Yayasan Pancasila.[14]

Kelemahan masjid Yayasan Pancasila ini adalah sangat miskin arsitektur, tidak mempunyai nilai seni dan estetika, serta tidak memiliki corak atap masjid tipe mana yang diikuti dalam arsitektur nasional Indonesia (Mustaka, Undak, Tajuk). Dapat di lihat dengan jelas apabila pembangunan masjid tersebut hanyalah bentuk peniruan dari masyarakat Islam yang membangun. Mereka tidak mengerti arsitektur masjid tradisional Indonesia. Arsitektur masjid Yayasan Pancasila terlihat sekali sebagai arsitektur yang dipaksakan.[15]

Hampir semua masjid yang dibangun pada masa Orde Baru di Kota Palembang (Indonesia) dari 1970 M sampai dengan 1995 M adalah masjid dengan bentuk limas bertingkat yang di istilakan masjid tradisi. Masjid yang sudah berdiri di Kota Palembang sampai tahun 1970 M hanya berjumlah 70 masjid. Masjid-masjid yang dibangun di bawah tahun 1970 M arsitekturnya sebagian masih merujuk arsitektur Masjid Agung Palembang.

Bentuk pembangunan masjid Yayasan Pancasila adalah sebagai bentuk oposisi Orde Baru terhadap Orde Lama. Selain itu bentuk pembangunan paradigma bahwa Islam Indonesia berbeda dari Islam Timur Tengah. Orde Baru membungkam pengaruh faham Islam dari luar Indonesia terutama Timur Tengah, untuk mencegah munculnya bibit Islam Politik.[16] Rezim Orde Baru membentuk corak Islam Indonesia dengan membangun ideologi Islami yang bercorak multikultural, yakni Pancasila.

Kemudian jatuhnya rezim Orde Baru pada 21 Mei 1998 M membuka jalan bagi relaksasi politik dan demokrasi di Indonesia.[18]  Berakhirnya rezim Orde Baru melahirkan era keterbukaan pada semua kelompok dan individu. Tidak ada pengaruh yang kuat, dalam mempengaruhi kehidupan sosial, budaya, dan keagamaan di Indonesia.

Jatuhnya otoritarianisme Orde Baru telah membuka keran demokratisasi dan keterbukaan bagi semua kelompok. Aspirasi dan ekspresi politik yang duhulunya dikekang kini bisa disuarakan dan dikontestlasikan secara bebas. Kembalinya atau bangkitnya Islam politik merupakan konsekwensi logis dari era demokrasi yang baru dibangun dan dikonsolidasikan ini.[19]

Era keterbukaan (pemikiran) atau demokrasi memiliki dua sifat, pertama era keterbukaan pada pola pemikiran orang Indonesia (Palembang) tidak terbentur atau terpusat dalam satu mobilitas kekuatan sentral, baik karena sifat paternalistik atau pengaruh politik pemerintahan otoriter.  Kedua adalah keterbukaan dalam komunikasi, baik komunikasi transportasi (darat, laut, udara), dan komunikasi media massa. Dalam pembahasan ini adalah keterbukaan pemikiran. Maka, semua orang dapat mengekspresikan aktivitas sesuai kemampuan, kemauan, dan pengetahuannya.

Setelah berakhirnya rezim Orde Baru pada tahun 1998 M, karena tuntutan rakyat yang didukung oleh mahasiswa. Dengan demikian, seiring berakhir dan berlalunya masa pemerintahan Orde Baru, muncul masyarakat demokrasi, yang kemudian mengubah cara pandang masyarakat Islam Indonesia. Pada masa demokrasi menguat dan masyarakat mulai bebas berekspresi sesuai dengan kemampuannya. Begitu pun dengan pembangunan masjid di Indonesia di atas tahun 2000-an, seakan-akan Presiden Soekarno muncul kembali. Masjid-masjid dengan beton berkubah bermunculan di mana-mana di seluruh Indonesia.

Masjid Agung Bandung yang pada masa Presiden Soeharto telah dibangun kembali dengan pola masjid tradisional (pada masa Orde Lama dibangun berkubah), kini di zaman demokrasi kembali dibangun menjadi masjid modern beton berkubah. Sedangkan, pada desain arsitektur menerapkan kubah besar setengah lingkaran, yang dipasang pada titik sentral masjid, adalah bentuk kubah aliran Masjid Istiqlal atau kubah aliran Indonesia.[20]

Begitu pun juga di Kota Palembang pembangunan masjid, atau pembangunan ulang masjid, telah mengembangkan masjid-masjid beton berkubah dengan tipologi kubah besar setengah lingkaran seperti Masjid Istiqlal di Jakarta (sampel 18 masjid berkubah setengah lingkaran di Kota Palembang).

Pada masa demokrasi rakyat kehidupan masyarakat tidak lagi tertutup pola pemikirannya. Pemerintah pusat tidak lagi memiliki kontrol sepihak pada kehidupan masyarakat Indonesia. Setiap kota dan daerah membangun dengan inisiatif sendiri dan keterampilan sendiri. Dalam pembangunan masjid, tidak ada lagi bentuk campur tangan pemerintah, kecuali urusan sebatas pada administratif.

Kadang pihak pemerintah datang menghadiri acara seremonial peresmian masjid. Dalam memberikan bantuan dana pembangunan masjid tidak menekankan harus membangun arsitektur tertentu pada masjid. Masyarakat yang merencanakan dan masyarakat juga yang menentukan. Pada masa Orde Baru pemberian dana dalam pembangunan masjid berimbas pada arsitektur atap masjid.[21]

Pada masa sekarang, pemerintah tidak lagi memberikan pengaruh seperti zaman Orde Baru, pada pembangunan masjid. Tetapi, bentuk keterlibatan pemerintah hanya sebatas pemberian sumbangan dana pembangunan. Keterkaitan politik dan pemerintahan hanya terkait popularitas pemerintah atau pemimpin. Dengan mengajukan proposal bantuan pembangunan masjid, pemerintah kemudian  memberikan bantuan dana pembangunan.[22]

Untuk mengabadikan sejarah, setelah selesai adanya acara seremonial peresmian masjid, peristiwa di abadikan pada dinding-dinding masjid yang diresmikan oleh pejabat sentral seperti gubernur atau wali kota di Kota Palembang, dibuat sebuah prasasti yang dipasang menempel di dinding.[23]

Prasasti memuat tahun berdiri masjid (tahun Masehi dan Hijriyah), nama masjid, dan  nama pejabat yang meresmikan. Selain itu, pengaruh pemerintahan daerah dalam pembangunan masjid, seperti adanya pembangunan masjid yang berafiliasi dengan kemegahan pemerintahan daerah Provinsi Sumatera Selatan. Masjid yang sedang dalam pembangunan dinamakan Masjid Sriwijaya. Dalam pembangunan banyak memakan biaya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumatra Selatan.[24]

Dari itu,  wujud keterbukaan pemikiran (demokrasi), dan politik dan pemerintahan, kemudian didukung oleh otonomi daerah[25] adalah bentuk faktor pengaruh perubahan yang mendasar dalam pembangunan masjid, begitu pun di Kota Palembang. Seperti Konsep pembangunan Masjid Sriwijaya yang sangat modern (saat ini).

Pembangunan dengan meninggalkan konsep tradisionalitas ke Indonesiaan dan penggunaan kubah, adalah bentuk pergerakan transformasi yang terus-menerus pada bangunan masjid. Nantinya masjid megah ini (Masjid Sriwijaya) akan menjadi rujukan pembangunan masjid pada masa selanjutnya, sama seperti Masjid Agung Palembang pada masanya, dan Masjid Istiqlal di Jakarta saat sekarang.

Fenomena ini, menurut Abdul Rochym, dikarenakan bentuk pertumbuhan berfikir yang berangkat dari tahapan empiris atas pengalaman-pengalaman dan tuntutan kebutuhan akan fungsi suatu alat.[26] Sehingga faktor-faktor masukan tersebut telah memberikan perubahan-perubahan yang menggeser ke arah lebih sempurnanya fungsi bangunan lokal mereka (masjid).[27]

Oleh. Joni Apero
Palembang, 2018.


Sumber skripsi: Kajian Sosiologis pada Transformasi Atap Masjid di Kota Palembang; Studi atas Atap Tradisi dan Atap Kubah. Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam.

[1]Husni Rahim, Sistem Otoritas dan Administrasi Islam, h. 206.
[2]Tuanku Nan Rence mendapat dukungan dari tiga orang haji yang baru pulang dari Mekkah pada 1803 M, yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik, dan Haji Piobang. Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII; Akar Pembaharuan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 383. 386.
[3]Menurut Snouck Hurgronje, perang Aceh adalah bagian pengaruh dari jaringan ulama nusantara, seperti pengaruh karya Al-Palimbani yang menulis buku Fadha’il al-Jihad, merupakan sumber utama berbagai karya mengenai jihad dalam Perang Aceh dalam melawan Belanda. Ibid., h. 347.
[4]Husni Rahim, Sistem Otoritas dan Administrasi Islam, h. 218.
[5]Ibid., h. 219.
[6]Soekarno, “Pidato dalam Peringatan Sewindu Masjid Syuhada, Yogyakarta 30 Juni 1960 M,” dalam, A. Dahlan Danuwiharja, dkk., Bung Karno dan Wacana Islam: Kenangan Seratus Tahun Bung Karno, (Jakarta: Grasindo, 2001), h. 242.
[7]Wiyoso Yudoseputro, Pengantar Seni Rupa Islam di Indonesia, h. 154.
[8]Soekarno, “Pidato pada Peringatan Sewindu Masjid Syuhada, Yogyakarta 30 Juni 1960,” dalam, A. Dahlan Danuwiharja, dkk., Bungkarno dan Wacana Islam: Kenangan Seratus Tahun Bung Karno, h. 242.
[9]Wiyoso Yudoseputro, Pengantar Seni Rupa Islam di Indonesia, (Bandung: Angkasa, 1986), h. 152.
[10]Harun Keucik Leumik, www.harian.analisadaily.com, di akses pada hari Sabtu 17 Maret 2018, pukul 17:28 WIB.
[11]Sejak tahun limapuluhan, dan enampuluhan tahun memang terbentang kemungkinan didirikannya masjid-masjid baru dengan dasar perencanaan arsitektur mutakhir di Indonesia. Masa ini adalah masa-masa pencapaian nilai-nilai baru bagi pengembangan kesenian Islam di Indonesia. Masjid ini ialah Masjid Istiqlal di Jakarta, hasil karya arsitek Silaban yang merupakan pula bangunan monumen nasional dengan nilai-nilai kesejarahan bangsa Indonesia. Pada bangunan Masjid Istiqlal ini, meninggalkan kebiasaan meminjam unsur-unsur bangunan masjid dari seni bangunan Islam dari luar mulai ditinggalkan. Citarasa yang didukung oleh hasrat membangun kebudayaan bangsa yang telah merdeka menjadi faktor kuat dalam pendirian masjid baru. Wiyoso Yudoseputro, Pengantar Seni Rupa Islam di Indonesia, h. 153-154.
[12]Abdul Rochym, Masjid dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia, h. 79.
[13]Delia Noer, Mohammad Hatta; Biografi Politik, (Jakarta: LP3ES, 1990), h. 604.
[14]Seperti Masjid di Kompleks Kantor Kapolisian Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Masjid Kampus Universitas Muhammadiyah. Masjid kampus Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Hal ini Dinilai dari arsitektur atap masjidnya yang tidak sama dengan arsitektur tradisional manapun di Indonesia, serta dibangun oleh pemerintah pada masa Orde Baru.
[15]Ahmad Syafi’i Mufid (ed.), Perkembangan Faham Keagamaan Transnasional di Indonesia, (Jakarta: Kementerian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan,  2011), h. 93.
[16]Kembalinya atau bangkitnya Islam politik merupakan konsekwensi logis dari era demokrasi yang baru dibangun dan dikonsolidasikan ini. Salah satu ciri bangkit nya Islam politik di masa reformasi adalah menjamurnya gerakan-gerakan Islam yang memperjuangkan syariat Islam, diantaranya adalah Front Pembela Islam (FPI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Gerakan Tarbiyah dengan PKS-nya, dan Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan Laskar Jihad-nya. Dalam konteks inilah gerakan Islam transnasional muncul bersama-sama dengan gerakan Islam lokal dengan membawa aspirasi Islam politik. Ahmad Syafi’i Mufid (ed), Perkembangan Fahan Keagamaan Transnasional di Indonesia, h. 4.
[17]Ahmad Syafi’i Mufid (ed.), Perkembangan Faham Keagamaan Transnasional di Indonesia, h. ix.
[18]Ibid., h. 21.
[19]Ibid., h. 4.
[20]Zuhrissa Putrimeidia Aswati, “Transformasi Atap Masjid Raya Bandung,” artikel pdf, Seminar Heritage IPBLI 2017 A533.
[21]Ahmad Syafi’i Mufid (ed), Perkembangan Faham Keagamaan Transnasional di Indonesia,, h. 92.
[22]Seperti pembangunan Masjid Al-Amal, yang terletak di jalan Kebun Bunga,  Kilometer 9, RT. 16, RW. 05,  Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang. Menurut Ibu Atilah dalam pembangunannya ada sumbangan dari pihak Pemerintah Daerah. Wawancara pada hari Sabtu 28 Juli 2017, pukul 14:50 WIB.
[23]Observasi peneliti selama penelitian. Seperti pembangunan Masjid Al-Ikhlas di Jalan Syakirti, RT. 02, RW. 01, Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Gandus, Kota Palembang. Masjid ini diresmikan oleh Walikota Palembang Eddy Santana Putra, pada 13 Mei 2008. Prasasti tersebut terbuat dari lempengan semen dan di tempelkan pada sisi dinding masjid.
[24]Sistem pembangunan masjid adalah dengan menggunakan dana APBD Provinsi Sumatera Selatan secara berkala. Anggaran dana yang dibutukan dalam pembangunan Masjid Sriwijaya mencapai 1,4 triliun rupiah. Awan (ed), http://www.kordanews.com/index.php/2017/07/28/untuk-masjid-raya-sriwijaya-pemprov-sudah-siapkan-rp-130-miliar/, Diakses pada hari Rabu 28 Februari 2018, pukul 11:30 WIB.
[25]Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
[26]Abdul Rochym, Masjid dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia, h. 39.
[27]Ibid.

Sy. Apero Fublic
Via Sejarah Umum
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

Post a Comment

PWI Sumatera Selatan

PWI Sumatera Selatan
Ayo, ikuti dan ramaikan.

Post Populer

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

Friday, June 06, 2025

BULETIN APERO FUBLIC

BULETIN APERO FUBLIC

Translate

Search This Blog

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
vimeo Subscribe
instagram Follow
rss Subscribe

Featured Post

Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

PT. Media Apero Fublic- Sunday, June 15, 2025 0
Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK
APERO FUBLIC. MUBA-JIRAK JAYA.- Untuk mengoptimalkan Program Kerja. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Musi Banyuasin (TP PKK Mub…

Most Popular

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Sunday, November 10, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Tuesday, October 15, 2019
Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Saturday, March 21, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Thursday, November 07, 2019
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
PEPUSTAKAAN SEBAGAI WAHANA REKREASI

PEPUSTAKAAN SEBAGAI WAHANA REKREASI

Friday, October 08, 2021
Powered by Blogger
Apero Fublic

Website Archive

  • 2025194
  • 2024203
  • 2023142
  • 2022103
  • 2021365
  • 2020435
  • 2019281

MAJALAH KAGHAS

MAJALAH KAGHAS

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

TABLOID APERO FUBLIC

TABLOID APERO FUBLIC

SELAK MAJO

SELAK MAJO
Karikatur

Labels

Andai-Andai APERO FUBLIC Apero Herbal Apero Popularity Arkeologi Artikel Berita Berita Daerah Berita Internasional Berita Nasional Biruisme Bola Brand Budaya Daerah Budaya Dunia Buku Populer Buletin AF Cerita Bersambung Cerita Kita Cerita Rakyat Cerpen Daratan Daratan dan Hutan Dongeng Dongeng Dunia Dunia Anak e-Biografi Tokoh Ekonomi Ekonomi Islam Elektronik Energi FASHION Fauna Film Flora Fotografi Gatget Healthy & Fitness Himpunan Muslim Hukum Hukum Islam Ibu dan Anak Ilmu Kesastraan Info Desa Islam dan Budaya Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Masyarakat Islam dan Negara Islam dan Sosial Jurnal AF Jurnalisme Kita Kabar Buku Kampus Kata Mutiara Kepemimpinan Kesehatan Kesehatan dan Pendidikan Wanita kesenian Kisah Legenda Kriminal Kuliner Laporan Penelitian Majalah Kaghas Mask Mitos Musik Olah Raga Opini Otomotif Pantun Pariwisata PDF Pemerintahan Pendidikan Penyakit Masyarakat Pertanian dan Alam Politik Populer Bisnis Populer Iklan Populer Produk Populer Profesi PraLeader Problematika Seks Propaganda Public Figure Puisi Puisi Akrostik Pustakawan PWI PWI SumSel Sampah dan Limbah Sastra Kita Sastra Klasik Sastra Lisan Sastra Moderen Sejarah Daerah Sejarah Islam Sejarah Kebudayaan Sejarah Umum Seniman Sepeda Listrik Sepeda Motor Skil Wanita Smart TV Sosial dan Masyarakat Sport Sudut Pandang Sumber Air Surat Kita Syarce Tablet Tabloid AF Teknologi Tokoh Wanita UKM-Bisnis Video Women World

Laman Khusus

  • Cahaya
  • Daftar Kata Istilah Baru
  • e-Galeri Apero Fublic
  • Mari Kita Hijrah
  • Nasihat dan Motivasi
  • Apero Quote
  • Pribahasa Indonesia
  • Picture Indonesia
  • Pangeran Ilalang I
  • Pangeran Ilalang II

Pages

  • Pecakapan Sunset Sunrise
  • Flora Pangan Indonesia
  • Fauna Indonesia
  • Dawnload PDF Gratis
  • Dawnload Feature Gratis (PDF)

Recent Posts

Popular Posts

  • Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal
    APERO FUBLIC. MUBA.- Setelah berhasil melakukan peralihan pengelolaan kelistrikan dari PT MEP ke PLN, Bupati Muba H M Toha bersama Wakil Bup...
  • e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II
    Apero Fublic.- Ilalang atau juga sering di sebut alang-alang memiliki nama ilmiah  imperata cylindrica . Ilalang jenis rumput berdaun ...
  • Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan
    Apero Fublic.- Pada masyarakat Melayu ada sistem adat tatacara memanggil seseorang. Orang yang tidak mengikuti adat peraturan dalam mem...
  • Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
    Apero Fublic.- Pantun Daerah dari Dataran Negeri Bukit Pendape ini adalah warisan pantun berbahasa Melayu. Hadir dari buah pemikiran ne...
  • PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H
    Suasana di Kantor PWI di Kota Palembang APERO FUBLIC. PALEMBANG.- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel rangkaian menyambut Hari Raya I...
  • Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.
    APERO FUBLIC.- Raden Kamandaka sebuah cerita rakyat dari dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Rakyat ini bercerita tentang Keraja...
  • TV Pintar Terbaru Hisense: TV Xiaomo E5Q Layar Mini LED 300Hz Teknologi AI, Resmi Rilis 2025
    TV Pintar Xiaomo E5Q (Ilustrasi). APERO FUBLIC. TV PINTAR.-  Bukan hanya tampilan visual, kualitas audio telah ditingkatkan. Terutama untuk ...
  • 5 Juni 2025 Penyerahan SK Pengangkatan CPNS dan Pelantikan PPPK oleh Bupati Muba
    Bupati Musi Banyuasin, H. M. Toha. APERO FUBLIC. MUBA.- Musi Banyuasin, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPS...
  • Bersinergi Wujudkan Transformasi Digital Desa
    APERO FUBLIC. MUARA ENIM.- Kolaborasi digital antar kabupaten di Sumatera Selatan semakin diperkuat. Pemkab Musi Banyuasin melalui Dinas Ko...
  • Dorong Kesejahteraan dan Serap Tenaga Kerja Lokal
    APERO FUBLIC. PALEMBANG.- Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) membuka kesempatan luas bagi investor yang dapat memberikan manfaat lan...

Editor Post

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
Legenda Kisah Cinta  I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Legenda Kisah Cinta I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Tuesday, January 14, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Thursday, November 28, 2024
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019

Popular Post

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

Friday, June 06, 2025
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
TV Pintar Terbaru Hisense: TV Xiaomo E5Q Layar Mini LED 300Hz Teknologi AI, Resmi Rilis 2025

TV Pintar Terbaru Hisense: TV Xiaomo E5Q Layar Mini LED 300Hz Teknologi AI, Resmi Rilis 2025

Saturday, May 31, 2025
5 Juni 2025 Penyerahan SK Pengangkatan CPNS dan Pelantikan PPPK oleh Bupati Muba

5 Juni 2025 Penyerahan SK Pengangkatan CPNS dan Pelantikan PPPK oleh Bupati Muba

Saturday, May 24, 2025
Bersinergi Wujudkan Transformasi Digital Desa

Bersinergi Wujudkan Transformasi Digital Desa

Thursday, May 22, 2025
Dorong Kesejahteraan dan Serap Tenaga Kerja Lokal

Dorong Kesejahteraan dan Serap Tenaga Kerja Lokal

Monday, May 26, 2025

Populart Categoris

Andai-Andai 1 Artikel 38 Berita 194 Berita Daerah 373 Berita Internasional 20 Berita Nasional 275 Brand 117 Budaya Daerah 29 Cerita Bersambung 20 Cerita Kita 22 Cerita Rakyat 12 Cerpen 9 Dongeng 66 Ekonomi 7 Elektronik 21 FASHION 3 Fauna 4 Flora 62 Healthy & Fitness 14 Ibu dan Anak 1 Islam dan Budaya 11 Islam dan Lingkungan Hidup 4 Islam dan Masyarakat 2 Jurnalisme Kita 16 Kampus 104 Kesehatan 5 Kisah Legenda 10 Kuliner 17 Mitos 15 Olah Raga 24 Opini 57 PDF 3 Pantun 6 Pariwisata 36 Penyakit Masyarakat 6 Problematika Seks 6 Puisi 47 Puisi Akrostik 5 Sampah dan Limbah 1 Sastra Kita 22 Sastra Klasik 53 Sastra Lisan 12 Sejarah Daerah 24 Sejarah Kebudayaan 28 Sepeda Listrik 15 Sport 2 Surat Kita 7 Tablet 20 Teknologi 123 Tokoh Wanita 6 UKM-Bisnis 12 Video 20 Women 4 World 3 e-Biografi Tokoh 23 kesenian 2
APERO FUBLIC

About Us

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan Publikasi dan Informasi yang bergerak dalam bidang Industri Kesusastraan. Apero Fublic merupakan bidang usaha utama bidang jurnalistik.

Contact us: fublicapero@gmail.com

Follow Us

© Copyright 2023. PT. Media Apero Fublic by Apero Fublic
  • Disclaimer
  • Tentang Apero Fublic
  • Advertisement
  • Contact Us