-->
Search
24 C
en
  • Penerbit MAF
  • Apero Book
  • JAF
  • LinkedIn
APERO FUBLIC
Terbitkan Artikel Anda
  • Apero Fublic
  • Popular
    • Politik
    • Ekonomi
    • Fotografi
    • Dunia Anak
    • Sosial & Masyarakat
  • Apero Fublic
  • Women
    • Women
    • Tokoh Wanita
    • Skil Wanita
    • Ibu dan Anak
    • Pendidikan & Kesehatan Wanita
  • Gatget
    • Video
  • World
  • Video
  • Featured
    • Penyakit Masyarakat
    • About
    • e-Galeri
    • Post Search
    • Daftar Kata
    • Peribahasa
    • Antologi Puisi INew
    • Antologi Puisi IINew
  • Find
    • Download Artikel
    • Download Feature
    • Andai-Andai
    • Post All
    • Flora Pangan
    • Fauna
    • Picture IndonesiaNew
    • Kamus Bahasa MusiNew
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Brand
    • Sport
    • Fashion
    • Fitness
    • Sunset-Sunrise
    • HijrahNew
    • NasihatNew
APERO FUBLIC
Search

Ruang Sponsor Apero Fublic

Ruang Sponsor Apero Fublic
Home Dongeng ANDAI-ANDAI: Asal Usul Cendawan Tikus dan Cendawan Kuping
Dongeng

ANDAI-ANDAI: Asal Usul Cendawan Tikus dan Cendawan Kuping

PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic
14 Feb, 2022 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

APERO FUBLIC.- Hiduplah sebuah keluarga di sebuah ladang. Mereka tidak memiliki rumah di talang mereka. Talang adalah nama pemukiman tradisional penduduk di Sumatera Selatan.  Letak ladang milik keluarga itu tidak begitu jauh dari talang. Ladang mereka subur, ditanami sayur mayur, umbi-umbian, tebu dan pisang. Padi baru saja di tanam sebulan lalu, sehingga belum terlalu tinggi rumpunnya. Masih terlihat batang-batang pohon yang menghitam bekas pembakaran sewaktu membuka ladang.

Pondok mereka terletak di tengah ladang, dinding terbuat dari kulit pohon, lantai dari bilah bambu, atap terbuat dari daun serdang. Ada kentongan yang terbuat dari kerangka kura-kura yang dinamakan getuk. Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan tiga anak laki-lakinya. Anak pertama bernama Antam umurnya dua belas tahun. Anak kedua bernama Samdu umurnya sepuluh tahun, dan yang bungsu bernama Nalja umurnya delapan tahun.

Suatu hari, kakek mereka datang dari Talang. Ketiga kakak beradik begitu gembira. Kakek membawa kue dan suka bercerita andai-andai. Hari itu, mereka bermain dan mendengar cerita andai-andai kakeknya. Setelah selesai berandai-andai kakek minum kopi hangat, lalu memberi dua nasihat pada ketiga cucunya.

“Jadilah anak yang baik dan jujur. Jangan suka menuruti hawa nafsu dan berbohong. Karena akibatnya akan buruk sekali pada dirimu sendiri. Jangan kalian pikir berbohong adalah perbuatan pintar. Tapi berbohong adalah perbuatan jahat dan curang.” Nasihat sang kakek.

“Kami akan mengingat nasihat kakek.” Kata Nalja.

“Kalau kalian bermain di hutan, jangan bermain di dekat sebuah gaung besar. Karena disana ada negeri suban.” Pesan sang kakek lagi. Gaung berupa lobang besar pada tanah yang mengalir mata air. Hari pun sudah sore, kakek mau pulang ke talang kembali.

“Bak, hati-hati di jalan. Ini ada madu, ikan kering, pisang masak dan sayuran.” Kata menantu si kakek. Sedangkan ayah mereka turut mengantar kakek keluar pondok. Sang kakek berjalan menyusuri jalan di tengah ladang seraya menggendong keranjang yang penuh hasil ladang.

Waktu berlalu, padi mereka mulai berbuah dan sampailah masak menguning. Tebu pun mulai di panen untuk membuat gula. Sementara ibu dan ayah mereka sibuk memanen buah padi. Ketiga anaknya bermain di hutan pinggir ladang.

“Kalian mau kemana?.” Panggil ayah mereka seraya menuai padi di tengah ladang.

“Kami nak bermain di hutan sebentar, Bak.” Jawab Samdu. Ibu juga berkata kalau jangan bermain terlalu jauh dan cepat pulang. Karena ada hewan buas seperti harimau atau beruang. Ketiganya mengiakan dan terus berjalan, dan keluar pagar ladang.

“Tuttttt. Tuttttt. Tutttttt.” Begitulah bunyi mainan mereka yang terbuat dari batang padi.

*****

Ketiga kakak beradik bermain dengan gembira sekali. Mereka berayun-ayun di akar-akar pohon, dan berjalan menjelajah hutan. Mereka juga mencari buah-buahan yang dapat dimakan. Tanpa sadar ketiganya telah masuk hutan dimana ada gaung yang dilarang kakeknya. Sehingga mereka masuk kedalam dunia suban.

“Koyong, kenapa ada rumah orang dan ada kebun buah-buahan.” Tanya Samdu pada kakanya Antam. Tampak sebuah rumah kayu besar beratap sirap papan. Di halaman tumbuh puluhan pohon buah yang berbuah lebat. Dahan-dahan melentur ke bawah karena menahan beban buah yang banyak. Buah berbentuk buah apel. Ada tiga warna buah, merah, kuning dan putih. Rumah tampak sepi, pintu pagar yang terbuat dari bilah bambu terbuka sedikit. Di atas pintu pagar berdiri gapura bertiang kayu dan beratap ijuk.

“Iya, sejak kapan ada rumah orang di dekat ladang kita.” Kata Antam. Keduanya tanpa curiga melangka mendekati rumah diantara pohon buah-buahan.

“Jangan Koyong, ingat pesan kakek. Agar kita menjauhi gaung yang ada negeri suban. Mungkin kita sudah tersesat dan tidak sengaja kita masuk. Baiklah kita kembali, pulang.” Kata Nalja dengan rasa khawatir.

“Ah, kau penakut sekali, anak jantan pula.” Kata Antam. “Kita memang belum perna bermain ke hutan ini. Mungkin memang ada ladang orang.” Lanjutnya.

“Benar juga.” Ujar Samdu.

“Ayo kita cari tahu dan meminta buah yang enak itu.” Kata Antam. Kalau kau takut pulanglah, tapi saya tidak mau memberimu buah enak itu.” Ujar Antam pada Nalja. Tentu saja Nalja takut pulang sendiri dan dia juga ingin makan buah yang tampak enak itu.

“Permisi. Ada orang.” Teriak Antam beberapa kali. Tapi tidak ada sahutan, oleh sebab itu Antam mengajak kedua adiknya lebih dekat. Membuka pintu pagar dan melangkah masuk halaman. Mereka pikir rumah tidak ada penghuninya. Nalja takut dan tidak mau. Tapi tangannya ditarik Samdu.

“Ada apa mau apa, cucu-cucu tiba di sini.” Sapa seorang nenek tua tiba-tiba. Ketiganya terlonjak kaget bukan kepalang dan wajah merah padam, ketiganya juga gemetaran. Nenek tua bongkok berjubah coklat, bertongkat kayu, mulutnya komat kamit mengunya siri-pinang. Kulit coklat yang sudah keriput dan matanya menatap tajam ketiga kakak beradik itu.

“Ka..kami sedang bermain dan tersesat lalu tiba di sini.” Ujar Antam agak gemetar.

“Benar begitu. Tapi mengapa kalian masuk halam rumah orang tanpa permisi.” Tanya si nenek lagi.

“Maaf Nek, kami panggil-panggil tidak ada yang menjawab. Boleh kami meminta buah nenek yang tampak enak itu.” Kata Samdu. Nenek itu tidak langsung menjawab. Dia memandangi ketiganya dengan tajam, baru dia berkata.

“Itu buah budi namanya. Jangan berbuat tidak baik, sebab akan menimbulkan hukuman. Aku mengizinkan kalian memakan tiga bua untuk satu warna. Ambilah, setelah makan buah kalian pulanglah. Aku mau pergi ke sungai mengangkat bubu.” Kata si nenek.

“Baiklah nenek, terimakasih.” Kata Antam dengan gembira sekali. Nenek tua bongkok itu mengambil sebuah keranjang dan pergi meninggalkan ketiganya. Tampak dia berjalan perlahan di jalan setapak. Sementara Antam, Samdu dan Nalja mendekati sebatang pohon. Ketiganya memetik buah itu, dan mulai memakannya.

“Buah ini sangat enak.” Ujar Samdu sambil memakan dengan lahap sekali.

“Kita hanya boleh memakan tiga bua, dalam satu warna, Koyong.” Kata Nalja mengingatkan.

“Ahhh, nenek itu sedang pergi. Buah ini begitu banyak, pasti dia tidak tahu berapa yang kita makan. Tidak ada yang melihat juga. Makanlah sepuasnya dan bilang kalau kita hanya makan tiga buah dalam satu warna.” Kata Antam. Samdu tersenyum dan sepakat. Nalja hanya mengambil tiga buah dalam satu warna. Lalu dia duduk di bawa pohon makan dengan perlahan dan lahap. Lima buah dia habiskan, dan empat buah sisakan untuk ayah dan ibunya. Setelah puas makan, mereka mau pulang. Antam dan Samdu juga membawa banyak buah itu dengan memetik dahan buah, lalu meninggalkan rumah si nenek.

Beberapa saat kemudian ketiganya tiba di pinggiran ladang mereka. Saat masuk ladang, Antam dan Samdu merasa kepalanya pusing. Keduanya bertanya pada Nalja apakah kepala pusing seperti kepala mereka. Nalja menggeleng dan terus berjalan. Karena pusing Antam dan Samdu terjatu dan bersandar pada batang pohon hitam di tengah ladang mereka. Keduanya memanggil ibu dan ayahnya. Sementara Nalja tampak takut dan menangis. Dia kemudian berusaha menarik-narik kedua kakaknya agar ke pondok segera. Namun tenaga anak umur delapan tahun tak dapat berbuat apa-apa. Lalu dia berlari-lari menyusuri jalan setapak di tengah ladang menuju pondok. Dia memberi tahu keadaan kedua kakaknya. Lalu ayah dan ibu mereka mendatangi keduanya diikuti Nalja.

“Makkkk. Bakkkkkk. Nalja adikkuuuu.” Teriak Samdu dan Antam histeris ketakutan. Saat melihat kedatangan kedua orang tuanya dan Nalja. Belum sampai kedekat keduanya. Tiba-tiba terdengar suara petir yang keras dan angin bertiup kencang. Kemudian hujan turun dengan derasnya. Kabut muncul menutupi tubuh Antam dan Samdu. Beberapa saat kemudian keduanya menghilang dari pandangan mata.

“Anaakkkkuuuuuu.” Teriak ibu dan ayahnya. Lalu menangis mengenang keduanya. Keesokan harinya Nalja menceritakan semua perbuatan mereka kemarin. Dimana mereka meminta buah budi pada seorang nenek-nenek. Mereka hanya diizinkan memakan tiga buah dalam satu warna. Namun kedua kakaknya tidak jujur, dan makan sesuka hatinya karena si nenek pergi. Mengertilah mereka kalau Antam, Samdu dan Nalja tersesat ke negeri suban. Sejak saat itu Ibu mereka selalu menangis setiap hari. Sampai pada suatu malam bermimpilah ibunya pada Antam dan Samdu.

“Umak jangan menangis dan bersedih lagi, yang terjadi adalah kehendak tuhan. Kalau Umak, rindu pada kami datangi batang pohon di mana kami terjatu. Di batang pohon itu, akan tumbu cendawan kecil keabuan mirip warna buluh tikus dan cendawan berbentuk telinga. Masaklah jamur itu, akan terasa enak sekali. Dengan begitu akan mengobati rasa rindu Umak, Bak dan Adik pada kami. Jamur akan tumbuh di musim hujan sepanjang tahun.” Kata Antam.

“Umak, Aku dan Koyong pamit, nak pergi jauh. Kami meminta maaf sebab melalaikan nasihat kakek dan nasihat Umak dan Bak. Sebab itulah kami menerima hukuman ini. Kami bangga dengan Nalja, dia jujur dan tidak seraka.” Kata Samdu. Sementara itu, dalam tidurnya Nalja juga bermimpi bertemu kedua kakaknya.

“Adikku, tetaplah jadi orang jujur dan tidak seraka. Patu pada kedua orang tua, serta selalu mendengarkan nasihat. Karena akan menyelamatkan hidupmu dan akan membahagiakan semua orang. Koyong minta maaf sebab telah berbuat salah, memberikan contoh yang tidak baik.” Kata Antam. Lalu ketiganya berpelukan dan Nalja menangis sedih.

“Nalja. Nalja. Bangun, kamu bermimpi ya.” Ujar ayah Nalja Ayah Nalja membangunkannya.

Sejak saat itulah, jamur tikus dan jamur kuping muncul di dunia ini. Sering tumbuh di batang-batang pohon rapu di hutan, atau di tengah ladang warga. Jamur itu tumbuh kembang biasanya setelah hujan di pagi hari. Ibu-ibu berbondong-bondong memunguti jamur, yang sangat enak rasanya.

Oleh. Joni Apero
Editor. Melly.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 13 Februari 2021.
Arti Kata: Koyong: Kakak. Umak: Ibu. Bak: Ayah. Pondok: Bangunan tempat tinggal sederhana. Getuk: Kentongan. Gaung: tanah berongga atau lobang besar pada tanah dimana mata air keluar dari dalamnya. Cendawan: Jamur. Talang: Kampung/desa. Nama pemukiman tradisional di provinsi Sumatera Selatan. Embacang: Nama jenis buah sejenis mangga.

Sy. Apero Fublic

Via Dongeng
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

Post a Comment

PWI Sumatera Selatan

PWI Sumatera Selatan
Ayo, ikuti dan ramaikan.

Post Populer

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

Friday, June 06, 2025

BULETIN APERO FUBLIC

BULETIN APERO FUBLIC

Translate

Search This Blog

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
vimeo Subscribe
instagram Follow
rss Subscribe

Featured Post

Investor Bakal Garap Pabrik CPO di Tungkal Jaya Muba. Nilai Investasi Capai Rp240 Miliar

PT. Media Apero Fublic- Thursday, July 03, 2025 0
Investor Bakal Garap Pabrik CPO di Tungkal Jaya Muba. Nilai Investasi Capai Rp240 Miliar
APERO FUBLIC. PALEMBANG.— Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) kembali dilirik investor yang bergerak dalam pengolahan minyak mentah kelapa sawit dan pabrik pengol…

Most Popular

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Sunday, November 10, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Tuesday, October 15, 2019
Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Saturday, March 21, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Thursday, November 07, 2019
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Powered by Blogger
Apero Fublic

Website Archive

  • 2025230
  • 2024203
  • 2023142
  • 2022103
  • 2021365
  • 2020435
  • 2019281

MAJALAH KAGHAS

MAJALAH KAGHAS

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

TABLOID APERO FUBLIC

TABLOID APERO FUBLIC

SELAK MAJO

SELAK MAJO
Karikatur

Labels

Andai-Andai APERO FUBLIC Apero Herbal Apero Popularity Arkeologi Artikel Berita Berita Daerah Berita Internasional Berita Nasional Biruisme Bola Brand Budaya Daerah Budaya Dunia Buku Populer Buletin AF Cerita Bersambung Cerita Kita Cerita Rakyat Cerpen Daratan Daratan dan Hutan Dongeng Dongeng Dunia Dunia Anak e-Biografi Tokoh Ekonomi Ekonomi Islam Elektronik Energi FASHION Fauna Film Flora Fotografi Gatget Healthy & Fitness Himpunan Muslim Hukum Hukum Islam Ibu dan Anak Ilmu Kesastraan Info Desa Islam dan Budaya Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Masyarakat Islam dan Negara Islam dan Sosial Jurnal AF Jurnalisme Kita Kabar Buku Kampus Kata Mutiara Kepemimpinan Kesehatan Kesehatan dan Pendidikan Wanita kesenian Kisah Legenda Kriminal Kuliner Laporan Penelitian Majalah Kaghas Mask Mitos Musik Olah Raga Opini Otomotif Pantun Pariwisata PDF Pemerintahan Pendidikan Penyakit Masyarakat Pertanian dan Alam Politik Populer Bisnis Populer Iklan Populer Produk Populer Profesi PraLeader Problematika Seks Propaganda Public Figure Puisi Puisi Akrostik Pustakawan PWI PWI SumSel Sampah dan Limbah Sastra Kita Sastra Klasik Sastra Lisan Sastra Moderen SDA Sejarah Daerah Sejarah Islam Sejarah Kebudayaan Sejarah Umum Seniman Sepeda Listrik Sepeda Motor Skil Wanita Smart TV Sosial dan Masyarakat Sport Sudut Pandang Sumber Air Surat Kita Syarce Tablet Tabloid AF Teknologi Tokoh Wanita UKM-Bisnis Video Women World

Laman Khusus

  • Cahaya
  • Daftar Kata Istilah Baru
  • e-Galeri Apero Fublic
  • Mari Kita Hijrah
  • Nasihat dan Motivasi
  • Apero Quote
  • Pribahasa Indonesia
  • Picture Indonesia
  • Pangeran Ilalang I
  • Pangeran Ilalang II

Pages

  • Pecakapan Sunset Sunrise
  • Flora Pangan Indonesia
  • Fauna Indonesia
  • Dawnload PDF Gratis
  • Dawnload Feature Gratis (PDF)

Recent Posts

Popular Posts

  • Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan
    Apero Fublic.- Pada masyarakat Melayu ada sistem adat tatacara memanggil seseorang. Orang yang tidak mengikuti adat peraturan dalam mem...
  • Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah
    APERO FUBLIC. SUMATERA SELATAN.- Palembang – Bupati Muba H. M Toha, didampingi Kepala Dinas Kominfo Muba Herryandi Sinulingga dan Kepala Ba...
  • Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
    Apero Fublic.- Pantun Daerah dari Dataran Negeri Bukit Pendape ini adalah warisan pantun berbahasa Melayu. Hadir dari buah pemikiran ne...
  • Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal
    APERO FUBLIC. MUBA.- Setelah berhasil melakukan peralihan pengelolaan kelistrikan dari PT MEP ke PLN, Bupati Muba H M Toha bersama Wakil Bup...
  • PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H
    Suasana di Kantor PWI di Kota Palembang APERO FUBLIC. PALEMBANG.- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel rangkaian menyambut Hari Raya I...
  • Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba
    APERO FUBLIC. MUSI BANYUASIN.- Pembukaan Festival Kuliner Kitek Nia Tahun 2025 dengan tema The Taste of Musi Banyuasin yang berlangsung di ...
  • Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113
    APERO FUBLIC. SEKAYU.- Dalam rangka memperingati Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113. Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Musi Banyuasin M...
  • Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK
    APERO FUBLIC. MUBA-JIRAK JAYA.- Untuk mengoptimalkan Program Kerja. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Musi Ba...
  • e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II
    Apero Fublic.- Ilalang atau juga sering di sebut alang-alang memiliki nama ilmiah  imperata cylindrica . Ilalang jenis rumput berdaun ...
  • Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.
    APERO FUBLIC.- Raden Kamandaka sebuah cerita rakyat dari dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Rakyat ini bercerita tentang Keraja...

Editor Post

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Legenda Kisah Cinta  I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Legenda Kisah Cinta I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Tuesday, January 14, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Thursday, November 28, 2024
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019

Popular Post

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

Friday, June 06, 2025
Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba

Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba

Thursday, June 26, 2025
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113

Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113

Thursday, June 19, 2025
Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

Sunday, June 15, 2025
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020

Populart Categoris

Andai-Andai 1 Artikel 38 Berita 230 Berita Daerah 408 Berita Internasional 20 Berita Nasional 310 Brand 117 Budaya Daerah 29 Cerita Bersambung 20 Cerita Kita 22 Cerita Rakyat 12 Cerpen 9 Dongeng 66 Ekonomi 12 Elektronik 21 FASHION 4 Fauna 4 Flora 62 Healthy & Fitness 14 Ibu dan Anak 1 Islam dan Budaya 11 Islam dan Lingkungan Hidup 5 Islam dan Masyarakat 2 Jurnalisme Kita 16 Kampus 104 Kesehatan 5 Kisah Legenda 10 Kuliner 18 Mitos 15 Olah Raga 30 Opini 58 PDF 3 Pantun 6 Pariwisata 36 Penyakit Masyarakat 6 Problematika Seks 6 Puisi 47 Puisi Akrostik 5 Sampah dan Limbah 1 Sastra Kita 22 Sastra Klasik 53 Sastra Lisan 12 Sejarah Daerah 24 Sejarah Kebudayaan 28 Sepeda Listrik 15 Sport 2 Surat Kita 7 Tablet 20 Teknologi 125 Tokoh Wanita 6 UKM-Bisnis 12 Video 20 Women 4 World 3 e-Biografi Tokoh 23 kesenian 2
APERO FUBLIC

About Us

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan Publikasi dan Informasi yang bergerak dalam bidang Industri Kesusastraan. Apero Fublic merupakan bidang usaha utama bidang jurnalistik.

Contact us: fublicapero@gmail.com

Follow Us

© Copyright 2023. PT. Media Apero Fublic by Apero Fublic
  • Disclaimer
  • Tentang Apero Fublic
  • Advertisement
  • Contact Us