Apero
Fublic.- Kalau bumi tampa langit, maka apakah bintang-bintang terlihat indah.
Lalu dimanakah matahari dan bulan bernaung. Begitulah kirahnya kalau hidup
tanpa ayah. Namun kadang ayah jauh dari kita. Karena ayah cara mengungkapkan
kasih sayangnya berbeda.
Tiada kemanjaan seperti ibu yang begitu dekat dengan
anak-anaknya. Ayah cukup berbincang dengan kopi disaat dia lelah. Atau dia
tidur beralas apa adanya. Lantai pembaringan menjadi teman lelahnya. Kadang
kita kurang perhatian padanya. Sebab dia lebih banyak diam dan menerawang.
Tenang seperti air tak beriak.
Padahal ada gelombang dan ombak di dalam
jiwanya. Adakah yang sesabar dirinya, dalam gelap malam. Dia mengobati sendiri
luka-lukanya. Keras dan pembangkangan anak-anaknya dia tetap sabar. Dia anggap
kalau anak-anak masih belum dewasa.
Masih kecil seperti dulu, sewaktu sering
dia gendong saat terjatuh. Masih nakal seperti dulu sewaktu dia pertama masuk
sekolah dasar. Dia percaya kelak suatu hari nanti anaknya akan mengerti. Sang
Ayah percaya anaknya akan membanggakannya suatu hari nanti.
Cerita Tentang Ayah
Cerita tentang ayah
Lelaki tua yang semakin
renta, benar.
Namun selalu menjauh dari
kehidupan
Kehidupan kita dan
kehidupan dunia yang indah
Hanya senyum kecut yang
dia punya.
Tidak sabar menunggu
mentari pagi datang,
Sebab dia ingin segerah
bekerja
Cerita tentang ayah.
Pernah kau menyapa hujan,
kawan
Atau setidaknya kau
berbisik pada rintik-rintiknya.
Bukankah kita akan
mendengar,
Gemericik air yang jatu
dari teratak atap.
Menjadi lonceng hidup
menyapa bumi.
Hujan menumbuhkan
tetumbuhan.
Cerita tentang ayah
Ayah memang tidak
melahirkan kita
Tapi ayah menjadi wakil
tangan tuhan
Memberikan kehidupan pada
anak-anaknya.
Menghantar kita hingga
dewasa
Cerita tentang ayah
Ayah kau begitu kesepian
Kesepian dalam ramai, dunia
Kau tidak tahu hiruk pikuk
dunia
Karena kau dalam
kegersangan nasip
Kau dibelenggu tanggung
jawab.
Yang menimpah pundakmu,
teramat berat.
Cerita tentang ayah
Ayah, kau sembunyikan
keluh kesahmu
Di balik angin dan hujan.
Lalu kau hembuskan semuah
penderitaanmu
Kau usap wajahmu yang
meluai keriput
Dengan tanganmu yang
menghitam
Punggung yang membungkuk,
tapi kau tegapkan.
Cerita tentang ayah
Ayah tidak pernah berhenti
Ayah tidak pernah menyerah
Demi kita yang dicintai
Demi kita yang dia
banggakan.
Ayah, semoga yang kau
harapkan
Akan segerah terwujdukan
Jerih payahmu adalah
berkah, dan ibadah.
Cerita tentang ayah
Apakah masih mau berbuat
semena-mena
Merokok, narkoba, dan
berbuat dosa.
Membangkang, melawan.
Sadarlah sebelum kau
menyesal nanti.
Cerita tentang ayah
Wahai gadis yang cantik
Wahai wanita yang mulia
Masihkah kau tega menarik
ayahmu keneraka
Tidak mau berhijab di
dunia
Cerita tentang ayah
Kadang dia relah menipu,
merendah
Kadang dia mengalah pada
dunia
Mengorbankan harga dirinya
sebagai laki-laki
Menjilat dan menghina diri
Agar tak dipecat, sekedar
bertahan bekerja
Adakah dia bercerita pada
kita, tidak
Dia tahu itu salah dan
dosa
Di dalam hatinya dia
berkata
Dosa-dosanya aku yang
menanggung
Asalkan anak istrinya
makan
Cerita tentang ayah
Ayah tiada materi yang kau
inginkan.
Hanya sebatas anak yang
kau banggakan.
Maafkan bilah sering
membuatmu kecewa.
Cerita tentang ayah
Tiada akan habisnya
Ayah, cinta pertama dari
putrinya.
Cerita tentang ayah.
Lelaki pembohong yang
perkasa.