-->
Search
24 C
en
  • Penerbit MAF
  • Apero Book
  • JAF
  • LinkedIn
APERO FUBLIC
Terbitkan Artikel Anda
  • Apero Fublic
  • Popular
    • Politik
    • Ekonomi
    • Fotografi
    • Dunia Anak
    • Sosial & Masyarakat
  • Apero Fublic
  • Women
    • Women
    • Tokoh Wanita
    • Skil Wanita
    • Ibu dan Anak
    • Pendidikan & Kesehatan Wanita
  • Gatget
    • Video
  • World
  • Video
  • Featured
    • Penyakit Masyarakat
    • About
    • e-Galeri
    • Post Search
    • Daftar Kata
    • Peribahasa
    • Antologi Puisi INew
    • Antologi Puisi IINew
  • Find
    • Download Artikel
    • Download Feature
    • Andai-Andai
    • Post All
    • Flora Pangan
    • Fauna
    • Picture IndonesiaNew
    • Kamus Bahasa MusiNew
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Brand
    • Sport
    • Fashion
    • Fitness
    • Sunset-Sunrise
    • HijrahNew
    • NasihatNew
APERO FUBLIC
Search

Ruang Sponsor Apero Fublic

Ruang Sponsor Apero Fublic
Home Dongeng Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu
Dongeng

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic
07 Nov, 2019 6 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
APERO FUBLIC.- Pada zaman dahulu, keadaan bumi belum seperti sekarang. Seiring zaman bumi selalu berubah-ubah dengan kejadian-kejadiannya. Hutan-hutan masih sangat lebat di manapun, bahkan di kawasan Timur Tengah yang tandus masih ditutupi hutan lebat. Sungai Musi pada waktu itu belum memiliki banyak anak sungai. Baru berupa sungai panjang membentang. Mengalir dari kaki Bukit Barisan munuju Selat Malaka.

*****

Tersebutlah sebuah daerah yang sudah di diami oleh sekelompok manusia. Pemukiman mereka namakan dengan Talang. Setiap talang terdiri dari kelompok-kelompok keluarga besar yang dinamakan Tumang. Talang tersebut terletak di sebuah kaki bukit. Sering penduduk talang yang tidak bernama itu memandang ke puncak bukit dari rumah mereka.

Lalu mereka berkata, “lihat hari mau hujan. Mendung tampak di atas bukit.” Begitulah percakapan mereka, sehingga waktu demi waktu bukit tersebut bernama, Bukit Mandung. Karena seringnya mereka berkata demikian. Talang mereka di kaki bukit Mandung. Lama kelamaan, talang tidak bernama itu dikenal dengan nama Talang Mandung.

*****

Sebuah keluarga tinggal di Talang Mandung. Namaya Gurana dan istrinya bernama Nanra. Karena Gurana orangnya sakti, bijaksana, dan berbudi luhur. Oleh penduduk dia diangkat menjadi Datu Talang Mandung, bergelar Datu Puyang Gurana. Karena Gurana orang pertama mendapatkan gelar puyang. Sehingga dikemudian hari dikenal di kenal dengan sebutan Puyang Dulu. Puyang Dulu berarti puyang yang pertama kali atau lebih dahulu memakai gelar puyang.

Puyang Dulu memiliki enam orang anak. Tiga laki-laki dan dua perempuan. Anak pertama dan kedua laki-laki, bernama Kartaju dan Kartaja. Anak ketiga perempuan bernama Kartani. Anak keempat dan kelima laki-laki bernama Rangas dan Ratan. Sedangkan anak bungsu bernama Putri Kuning. Mereka memiliki seekor kucing yang berwarna, belang tiga. Mereka menamakan kucing itu, si Belang. Si Belang selalu ikut Putri Kuning bermain kemana saja.

Suatu pagi, seperti biasa keluarga Puyang Dulu akan pergi ke ladang. Karena musim menanam padi, banyak pekerjaan di ladang. Maka anaknya yang sudah dewasa dimintai bantuan menanam padi. Kartaju, Kartaja dan Kartani ikut membantu. Sementara Rangas, Ratan dan Putri Kuning tetap tinggal di rumah. Mereka masih anak-anak. Ratan dan Rangas yang kembar berumur sepuluh tahun, Putri Kuning delapan tahun.

Sebelum berangkat ke ladang. Puyang Dulu memberi peringatan dan nasihat agar jangan bermain di hutan. Banyak hewan buas dan tidak boleh bermain,  di hutan Bukit Mendung. Sebab di bukit tersebut ada semacam kekuatan gaib, Wujud Kato. Kekuatan tak terlihat yang dapat merubah perkataan seseorang menjadi kenyataan.

“Rangas, Rattan dan Kuning, ingat pesan Bak.” Kata Puyang Dulu, dan ketiganya mengiakan.

Kita semua tahu kalau anak-anak suka berkata-kata hayalan. Nanti mereka berkata-kata yang aneh-aneh. Dikhawatirkan mereka akan berubah sesuai apa yang mereka katakan. Ketiganya mematuhi nasihat sang ayah. Berbulan-bulan telah berlalu kemudian. Sekarang masanya panen, menuai padi di ladang. Kali ini, istri Puyang Dulu juga yang memperingatkan lagi ketiga anak-anaknya.

*****

 

“Rangas dan Ratan, jangan main jauh dari rumah. Ingat jaga adik kalian baik-baik. Ibu pulang agak sore, sebab kita sedang menuai padi. Nanti ibu bawakkan tebuh yang manis.” Kata sang ibu sambil mempersiapkan keranjang yang berisi bekal dan air minum. Ratan dan Rangas tampak gembira sekali mendengar akan dibawakan tebuh yang manis.

“Iya Ibu. Kami akan menjaga adik terus sampai kapan pun. Walau pun adik menjadi sungai sekalipun masih akan kami jaga, betulkan Koyong.” Kata Rangas, dengan nada menyakinkan sang ibu. Ratan juga mengiakan sambil memainkan senjata mainan pibang dari kayunya. Terdengar petir menyambar di atas Bukit Mendung, setelah Rangas berkata demikian. Istri Puyang Dulu jadi khawatir. Kemudian anak sulungnya Kartaju berkata.

“Cepatlah Bu, nanti hujan. Kita belum sampai ke ladang. Bak sudah berangkat bersama Kartaja.” Ujarnya.

Mendengar kata-kata Kartaju istri Puyang Dulu berpikir. Lalu kekhawatirannya teralihkan. Mungkin memang hari mau hujan pikirnya. Sepanjang hari itu, istri Puyang Dulu menjadi tidak enak makan. Berkali-kali perkataan Rangas terngiang di telinganya. Waktu berlalu dengan cepat, empat bulan pun telah berlalu.

*****

Rangas, Ratan dan Putri Kuning masih anak-anak. Dunia mereka adalah dunia bermain. Pagi itu, pada awalnya mereka bermain di sekitar rumah saja. Tidak ada maksud bermain jauh. Rangas dan Ratan sangat menyayangi Putri Kuning adik bungsu mereka. Mereka bermain kuda-kudaan dan perang-perangan. Putri Kuning selalu menjadi penunggang kuda. Ratan dan Rangas bergantian menjadi kuda-kuda adiknya. Yang tidak menjadi kuda menjadi harimau-harimau, mengejar.

Mereka tertawa dan bergembira ria. Karena asik bermain mereka lupa sudah berada di pinggir hutan di kaki Bukit Mandung. Si belang yang selalu ikut mereka bertiga, tampak berlompatan kesana kemari. Seakan juga ikut bermain. Sesampai di kaki bukit mereka menemukan seekor anak napu yang cantik dan jinak.

“Napu kecil, jangan lari.” Ujar Kuning, dia kemudian mengejar terus. Ratan dan Rangas ikut mengejar anak napu itu, sekaligus menjaga adik mereka.

“Tangkap, Tangkap.” Teriak mereka dengan riangnya.

Tanpa sadar mereka tiba di atas Bukit Mandung. Karena sudah lama bermain mereka kelelahan dan beristirahat. Rangas merasa sangat haus sekali. Menyesal mereka tidak membawa air minum, katanya. Kemudian mereka bertiga istirahat sambil berbincang-bincang.

“Dimana ada air, Aku haus sekali.” Kata Rangas sambil berkipas-kipas. Dia berkata berceloteh saja, tidak serius.

“Mana ada air, inikan bukit. Air ada di sungai. Sungai pasti ada di bawah bukit." Jawab Ratan.

“Biarlah Kuning yang menjadi sungai. Biar kakak bisa minum sepuasnya. Huppp..hupp..hupp.” Canda Putri Kuning dengan manja. Dia seakan-akan menimbah air lalu dia berikan pada Rangas. Putri Kuning melepas gelangnya lalu dia lemparkan supaya si Belang bermain. Maka si Belang melompat mengejar gelang yang di lempar Putri Kuning.

“Mana bisah jadi sungai. Jadi anak nakal adik Kuning pasti bisa.” Kata Rangas menggoda Putri Kuning. Putri Kuning tertawa riang. Dia berkilah kalau dia tidak nakal, lalu melanjutkan.

“Bisa saja Koyong, kalau sang pencipta berkehendak.” Jawab Putri Kuning lembut. Dia masih anak-anak sehingga semua kata-katanya hanyalah hayalan saja.

“Iyalah, iyalah. Bungsu dilawan.” Kata Rangas. Lalu dia memegang dua kupingnya dan menjulurkan lidahnya. Putri Kuning menjadi tertawa gembira. Karena wajah kakaknya terlihat lucu.

“Pulang saja kita, nanti ibu sudah pulang, pasti marahlah dia.” Kata Ratan.

“Aku nak digendong, Kuning capek.” Kata Putri Kuning manja.

Begitulah percakapan kakak beradik yang sudah melanggar larangan ayah dan ibunya. Dimana mereka tidak boleh bermain jauh dari rumah. Juga tidak boleh bermain di atas Bukit Mandung yang ada kekuatan gaib yang dapat mengubah apa saja yang diucapkan manusia. Alasan Puyang Dulu tepat sekali, karena memang nak-anak suka berkata-kata sesuai hayalan mereka, terutama dalam permainannya.

*****

 

“Wuussss. Wussss.” Tiba-tiba angin bertiup kencang menderu-deru, menggoyangkan pepohonan dan menerbangkan daun-daun kering. Ketiga kakak beradik menjadi takut, bangkit berdiri memulai berjalan pulang. Langkah ketiganya terhenti saat petir menyambar keras, disertai hujan deras yang berkabut.

“Kuning. Kuninggg.” Rangas dan Ratan memanggil-manggil, di antara derasnya hujan. Beberapa waktu kemudian hujan redah, langit pun cerah kembali.

Mereka terkejut ketika melihat dari dalam tanah keluar air berwarna kuning. Tepat dimana Putri Kuning berdiri tadi. Tanah sekitar itu bergetar-getar seperti ada sesuatu yang bergerak dari dalam tanah. Lalu air dengan deras mengalir memancar. Kucing mereka mengeong-ngeong tiada henti. Dari mata air itu kemudian hanyut baju Putri Kuning. Maka menangislah Ratan dan Rangas. Teringat akan pesan ayahnya. Jangan bermain di atas Bukit Mandung.

Ratan mengambil baju Putri Kuning dan dia peluk sambil menangis. Mereka menyesal telah melanggar perintah ayah dan ibunya. Sekarang mereka berpikir bagaimana menghadapi ayah dan ibunya.

“Kita sudah berjanji pada ibu. Kalau kita akan tetap menjaga adik walaupun dia menjadi sungai sekalipun.” Ujar Rangas.

“Benar, kita harus menepati janji. Kasihan adik Kuning sendiri di sini.” Jawab Ratan. Kemudian keduanya meletakkan pakaian Putri Kuning di dekat mata air berwarna kuning yang terus membesar dengan cepat itu. Lalu Ratan dan Rangas duduk di sisi mata air itu. Lalu mereka berkata bersamaan.

“Wahai sang pencipta. Sungguh kuasamu segalahnya. Kami hambamu hanya menerimah dengan relah. Janji kami pada ibu harus ditepati. Jadikan kami penjaga adik. Penjaga adik sepanjang masa. Sampai akhir umur dunia.” Doa mereka berdua. Lalu bernyanyi, diiringi suara petir dan kilat. Hujan lebat seketika, kembali Bukit Mandung diselimuti kabut.

“Ratan dan Rangas kakak beradik.
“Kakak kembar Putri Kuning.
“Biar bagai mana tetap adik beradik.
"Saudara tak terpisahkan jua.
“Penjaga adik Putri Kuning.
“Adik bungsu yang manja.
“Adik kecil yang disayang.
“Ayah dan ibu maafkan kami.
“Kakak-kakak selamat tinggal.

Mereka bernyanyi berulang-ulang. Nyanyian menghilang saat kabut juga menghilang. Di tempat duduk Ratan dan Rangas telah tumbuh sebatang pohon yang tumbuh cepat secara ajaib. Kemudian ada semacam tumbuhan merambat berduri melingkari pohon itu. Di dahan pohon itu tersangkut baju Rangas. Sedangkan tumbuhan merambat yang membelit pohon tergantung baju Ratan. Si Belang mengeong-eong beberapa kali. Lalu pulang ke rumah, berlari cepat menuruni Bukit Mandung.

*****

Sementara itu, di rumah mereka. Ayah, ibu, dan kakak-kakak mereka sibuk mencari. Bertanya pada warga talang satu persatu. Namun tidak ada yang tahu. Ada yang bilang terakhir melihat mereka bertiga bermain kuda-kudaan di samping rumah. Tapi kemudian menghilang dan entah kemana. Puyang Dulu dan Istrinya menjadi khawatir kalau anak-anaknya bermain ke atas bukit. Tapi mereka mencoba berharap yang terbaik. Warga berkumpul dan menyarankan untuk mencari bersama-sama.

Dalam panik itu, si belang mereka pulang. Ada gelang rotan milik Putri Kuning di mulutnya. Kartani langsung menggendong si belang kesayangannya. Lalu dia mengambil gelang itu dari mulut kucingnya. Mereka mengenali kalau itu gelang milik Putri Kuning. Setelah gelang diambil dari mulut si belang. Kucing itu, mengeong-ngeong terus dan gelisa.

Kemudian si Belang melompat dari pangkuan Kartani. Lalu berlari ke arah Bukit Mandung. Berhenti dan menoleh ke Puyang Dulu dan Istrinya, lalu menoleh ke Kartani, Kartaju, dan Kartaja bergantian. Si Belang mengeong kembali dengan keras. Si Belang memberi isyarat agar mengikutinya. Maka, Kartani dan keluarganya mengikuti si Belang dari belakang. Warga juga mengiringi mereka ke Bukit Mandung. Dari jauh mereka telah mendengar suara gemericik deras air mengalir. Aneh dan ajaib, ada aliran air dari atas bukit, pikir mereka. Padahal dahulu tidak ada sungai.

Beberapa saat kemudian, sampailah mereka di dekat mata air berwarna kuning, dan pohon yang dilingkari tumbuhan merambat berduri. Berkat petunjuk si Belang. Mereka menemukan tempat Rangas, Ratan, dan Putri Kuning berada tadi. Ada baju Putri Kuning tergeletak di dekat mata air.

Baju Ratan tergantung di tumbuhan melingkar berduri. Sedangkan baju Rangas menggantung di dahan pohon. Maka mengertilah Puyang Dulu, Istrinya, dan semuanya kalau ketiga anaknya itu telah berubah wujud. Menjelma menjadi mata air besar itu, menjadi pohon dan menjadi tumbuhan merambat. Istri Puyang Dulu teringat kata-kata Rangas berbulan-bulan lalu.

"Ibu, kami akan selalu menjaga adik, walaupun dia menjadi sungai sekalipun."

Istri Puyang Dulu menangis sepanjang hidupnya. Dia sering berada di dekat mata air, duduk bersandar pada  batang pohon yang dirambati pohon berduri.

*****

Suatu malam Puyang Dulu bermimpi bertemu dengan ketiga anak-anaknya. Mereka meminta maaf karena telah melanggar larangan ayahnya. Kelak dihari akhir kita akan bertemu lagi ayah, kata mereka bertiga. Sementara gemuruh aliran air yang semakin deras terdengar dari Talang Mandung. Derasnya arus air terus menerus mengikis tanah dan merobohkan pohon-pohon dan menghanyutkan apa yang diterpanya. Aliran terus menerus ke hilir dan terbentuk semacam parit panjang.

Mata air yang terus menerus mengalir dan membesar itu. Dalam waktu lima tahun saja menjadi sebuah sungai besar bermuara ke Sungai Musi. Karena air sungai baru itu berwarna kuning mirip air yang keruh. Maka orang Talang Mandung menamakannya, Sungai Keruh. Pohon jelmaan Rangas mereka namakan Pohon Rengas. Sedangkan tumbuhan merambat yang melingkari Pohon Rengas mereka namakan Rotan.

Rengas menciptakan akar yang besar bergulung-gulung disertai gambut kecil. Sehingga tebing sungai menjadi kuat. Selain itu, akar-akarnya menjadi sarang ikan, labi-labi, udang, kepiting, keong dan siput. Akar rotan yang tumbuh berumpun juga demikian menguatkan tebing sungai.

Pohon rengas dan rotan berkembang biak dengan buah. Buah pohon rengas masak pada musim banjir. Kemudian buah-buah jatuh ke air. Lalu hanyut terbawa arus kemana-mana. Buah rengas terdampar dimana saja. Disekitar banjiran, di tebing sungai, rawa-rawa dan lainnya, dan tumbuh. Tersebarlah pohon rengas di muka bumi.

*****

Sungai Keruh, Pohon Rengas dan Rotan adalah jelmaan anak Puyang Dulu. Sehingga Puyang Dulu kemudian bersumpah atas nama Penguasa Alam.

“Barang siapa dari anak manusia atau anak cucuku, yang meracuni sungai-sungai, terutama meracuni Sungai Keruh. Menangkap ikan dengan cara tidak dibenarkan hukum. Menebang pohon rengas tanpa alasan yang baik. Seperti untuk bisnis, membuat rumah, karena membuka ladang. Maka Aku sumpahi kehidupannya tidak akan menjadi orang berhasil dan hidupnya tidak akan pernah selamat.” Bunyi sumpah Puyang Dulu sambil mencabut pibang saktinya. Kemudian terdengar kilat dan petir pertanda kekuatan gaib di atas Bukit Mandung menyetujui. Kekuatan wujud kato bersarang dalam sumpah Puyang Dulu.

*****

Untuk mengobati kerinduan pada tiga anaknya Puyang Dulu suka berperahu menyusuri Sungai Keruh. Ditemani anak-anak laki-lakinya. Kadang Kartaju, terkadang Kartaja. Dia bahagia melihat Pohon Rengas dan Pohon Rotan yang tumbuh subur. Suatu hari dia berperahu kehilir ditemani oleh Kertaju. Juga diikuti beberapa tetangganya.

Menjelang soreh Puyang Dulu merasa capek dan pusing. Maka mendaratlah mereka ke daratan, untuk beristirahat. Maklumlah Puyang Dulu sekarang sudah tua renta. Perahu ditambatkan dan mereka berkemah di sana. Ternyata sakit Puyang Dulu bertambah parah. Kemudian Puyang Dulu meninggal dunia. Jasad beliau dimakamkan tidak jauh dari tebing Sungai Keruh.

Entah apa yang terjadi, makam Puyang Dulu tumbuh meninggi. Sehingga menyerupai tanah tumbuh. Kartaju akhirnya pindah ke dekat makam Puyang Dulu bersama keluarganya. Kelak tempat mereka menjadi sebuah talang. Talang mereka namakan Talang Kartaju. Kartaju pun juga menjadi Datu diangkat penduduknya. Untuk mengenang ayahnya Datu Kartaju setiap tahun mengadakan sedekah rame.

Kartaju mengundang semua penduduk yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Keruh. Sehingga semua datang bersama-sama dan ramailah acara sedekahan di Talang Kartaju. Penduduk zaman dahulu kalau datang ke tempat hajatan orang selalu membawa banyak makanan. Dari waktu ke waktu kebiasaan itu terbentuk, dan dikenal dengan Sedekah Rami. Sampai sekarang sedekah rami masih dilaksanakan masyarakat di Desa Kertayu dan dikunjungi oleh masyarakat di seluruh Kecamatan Sungai Keruh.

“Jangan meracuni sungai, dan mari kita jaga pohon rengas, rotan dan pohon-pohon yang berada di tebing sungai agar terhindar dari sumpah Puyang Dulu.” Kata orang tua-tua dahulu.


Oleh. Joni Apero.
Editor. Selita. S. Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang,   November 2019.
Sumber cerita rakyat: Di sarikan dari cerita-cerita orang tua di Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Sy. Apero Fublic
Via Dongeng
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

6 comments

  1. NATA ANTORIUSNovember 8, 2019 at 11:10 PM

    Bagus ceritanyA

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  2. UnknownNovember 13, 2019 at 11:00 PM

    Ceritanya di luar sejarah , Puyang dulu dan talang mandung berdirinya pun baru berasal dari orang pagar Kaye.jadi intinya cerita ini di luar alur..

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  3. UnknownNovember 15, 2019 at 9:55 PM

    Boleh lh karangan cerita dongengnya walaupun berbeda tapi tetap aq hargai sebagai warga kertayu.

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  4. UnknownNovember 20, 2019 at 3:30 AM

    Sebenar nya cerita itu agak ngeyel si soal nya puyang dulu itu berada di kertayu, itu di berada di talang mandung,terus juga setau saya talang mandung itu idak ada bukut nya

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  5. UnknownOctober 7, 2020 at 6:03 PM

    Dongeng yg bagus baik untuk pelajaran Dan edukasi social..

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  6. UnknownOctober 15, 2020 at 3:39 AM

    Sebelumnya Aku Perna Dengar Dari nenek cerita hikayat Atau andai-andai ini...

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
Add comment
Load more...

PWI Sumatera Selatan

PWI Sumatera Selatan
Ayo, ikuti dan ramaikan.

Post Populer

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019

BULETIN APERO FUBLIC

BULETIN APERO FUBLIC

Translate

Search This Blog

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
vimeo Subscribe
instagram Follow
rss Subscribe

Featured Post

Amazing; Wagub Cik Ujang Launching Maskot dan Logo Porprov XV dan Peparprov V Sumsel 2025

PT. Media Apero Fublic- Sunday, June 29, 2025 0
Amazing; Wagub Cik Ujang Launching Maskot dan Logo Porprov XV dan Peparprov V Sumsel 2025
APERO FUBLIC. MUSI BANYUASIN.- Wakil Gubernur Sumsel H.Cik Ujang didampingi Bupati dan wakil bupati Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) secara resmi meluncurkan Ma…

Most Popular

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Sunday, November 10, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Tuesday, October 15, 2019
Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Saturday, March 21, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Thursday, November 07, 2019
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Powered by Blogger
Apero Fublic

Website Archive

  • 2025221
  • 2024203
  • 2023142
  • 2022103
  • 2021365
  • 2020435
  • 2019281

MAJALAH KAGHAS

MAJALAH KAGHAS

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

TABLOID APERO FUBLIC

TABLOID APERO FUBLIC

SELAK MAJO

SELAK MAJO
Karikatur

Labels

Andai-Andai APERO FUBLIC Apero Herbal Apero Popularity Arkeologi Artikel Berita Berita Daerah Berita Internasional Berita Nasional Biruisme Bola Brand Budaya Daerah Budaya Dunia Buku Populer Buletin AF Cerita Bersambung Cerita Kita Cerita Rakyat Cerpen Daratan Daratan dan Hutan Dongeng Dongeng Dunia Dunia Anak e-Biografi Tokoh Ekonomi Ekonomi Islam Elektronik Energi FASHION Fauna Film Flora Fotografi Gatget Healthy & Fitness Himpunan Muslim Hukum Hukum Islam Ibu dan Anak Ilmu Kesastraan Info Desa Islam dan Budaya Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Masyarakat Islam dan Negara Islam dan Sosial Jurnal AF Jurnalisme Kita Kabar Buku Kampus Kata Mutiara Kepemimpinan Kesehatan Kesehatan dan Pendidikan Wanita kesenian Kisah Legenda Kriminal Kuliner Laporan Penelitian Majalah Kaghas Mask Mitos Musik Olah Raga Opini Otomotif Pantun Pariwisata PDF Pemerintahan Pendidikan Penyakit Masyarakat Pertanian dan Alam Politik Populer Bisnis Populer Iklan Populer Produk Populer Profesi PraLeader Problematika Seks Propaganda Public Figure Puisi Puisi Akrostik Pustakawan PWI PWI SumSel Sampah dan Limbah Sastra Kita Sastra Klasik Sastra Lisan Sastra Moderen SDA Sejarah Daerah Sejarah Islam Sejarah Kebudayaan Sejarah Umum Seniman Sepeda Listrik Sepeda Motor Skil Wanita Smart TV Sosial dan Masyarakat Sport Sudut Pandang Sumber Air Surat Kita Syarce Tablet Tabloid AF Teknologi Tokoh Wanita UKM-Bisnis Video Women World

Laman Khusus

  • Cahaya
  • Daftar Kata Istilah Baru
  • e-Galeri Apero Fublic
  • Mari Kita Hijrah
  • Nasihat dan Motivasi
  • Apero Quote
  • Pribahasa Indonesia
  • Picture Indonesia
  • Pangeran Ilalang I
  • Pangeran Ilalang II

Pages

  • Pecakapan Sunset Sunrise
  • Flora Pangan Indonesia
  • Fauna Indonesia
  • Dawnload PDF Gratis
  • Dawnload Feature Gratis (PDF)

Recent Posts

Popular Posts

  • Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan
    Apero Fublic.- Pada masyarakat Melayu ada sistem adat tatacara memanggil seseorang. Orang yang tidak mengikuti adat peraturan dalam mem...
  • Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal
    APERO FUBLIC. MUBA.- Setelah berhasil melakukan peralihan pengelolaan kelistrikan dari PT MEP ke PLN, Bupati Muba H M Toha bersama Wakil Bup...
  • Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah
    APERO FUBLIC. SUMATERA SELATAN.- Palembang – Bupati Muba H. M Toha, didampingi Kepala Dinas Kominfo Muba Herryandi Sinulingga dan Kepala Ba...
  • Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
    Apero Fublic.- Pantun Daerah dari Dataran Negeri Bukit Pendape ini adalah warisan pantun berbahasa Melayu. Hadir dari buah pemikiran ne...
  • e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II
    Apero Fublic.- Ilalang atau juga sering di sebut alang-alang memiliki nama ilmiah  imperata cylindrica . Ilalang jenis rumput berdaun ...
  • PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H
    Suasana di Kantor PWI di Kota Palembang APERO FUBLIC. PALEMBANG.- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel rangkaian menyambut Hari Raya I...
  • Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113
    APERO FUBLIC. SEKAYU.- Dalam rangka memperingati Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113. Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Musi Banyuasin M...
  • Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK
    APERO FUBLIC. MUBA-JIRAK JAYA.- Untuk mengoptimalkan Program Kerja. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Musi Ba...
  • Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba
    APERO FUBLIC. MUSI BANYUASIN.- Pembukaan Festival Kuliner Kitek Nia Tahun 2025 dengan tema The Taste of Musi Banyuasin yang berlangsung di ...
  • Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.
    APERO FUBLIC.- Raden Kamandaka sebuah cerita rakyat dari dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Rakyat ini bercerita tentang Keraja...

Editor Post

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
Legenda Kisah Cinta  I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Legenda Kisah Cinta I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Tuesday, January 14, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Thursday, November 28, 2024
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019

Popular Post

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

Friday, June 06, 2025
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113

Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113

Thursday, June 19, 2025
Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

Sunday, June 15, 2025
Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba

Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba

Thursday, June 26, 2025
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020

Populart Categoris

Andai-Andai 1 Artikel 38 Berita 221 Berita Daerah 399 Berita Internasional 20 Berita Nasional 301 Brand 117 Budaya Daerah 29 Cerita Bersambung 20 Cerita Kita 22 Cerita Rakyat 12 Cerpen 9 Dongeng 66 Ekonomi 11 Elektronik 21 FASHION 4 Fauna 4 Flora 62 Healthy & Fitness 14 Ibu dan Anak 1 Islam dan Budaya 11 Islam dan Lingkungan Hidup 5 Islam dan Masyarakat 2 Jurnalisme Kita 16 Kampus 104 Kesehatan 5 Kisah Legenda 10 Kuliner 18 Mitos 15 Olah Raga 29 Opini 58 PDF 3 Pantun 6 Pariwisata 36 Penyakit Masyarakat 6 Problematika Seks 6 Puisi 47 Puisi Akrostik 5 Sampah dan Limbah 1 Sastra Kita 22 Sastra Klasik 53 Sastra Lisan 12 Sejarah Daerah 24 Sejarah Kebudayaan 28 Sepeda Listrik 15 Sport 2 Surat Kita 7 Tablet 20 Teknologi 125 Tokoh Wanita 6 UKM-Bisnis 12 Video 20 Women 4 World 3 e-Biografi Tokoh 23 kesenian 2
APERO FUBLIC

About Us

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan Publikasi dan Informasi yang bergerak dalam bidang Industri Kesusastraan. Apero Fublic merupakan bidang usaha utama bidang jurnalistik.

Contact us: fublicapero@gmail.com

Follow Us

© Copyright 2023. PT. Media Apero Fublic by Apero Fublic
  • Disclaimer
  • Tentang Apero Fublic
  • Advertisement
  • Contact Us