5/01/2020

DEKRANASDA. Taman Rumah Adat Sumatera Selatan Berikarnasi Jadi Talang Tinggal

Apero Fublic.- Meninjau keadaan Kota Palembang dalam masa pandemi virus korona. Bermaksud untuk mengisi laporan media. Kami menyempatkan diri melihat-lihat tempat wisata di Kota Palembang (29/4/2020). Salah satu tempat yang kami singgahi adaah taman wisata rumah-rumah adat se-Sumatera Selatan. Disini terdapat anjungan rumah adat setiap kabupaten yang ada di SUMSEL. ####

Kehidupan sosial berbangsa dan bernegara dihidupkan dengan produktifitas masyarakatnya dan pemerintahannya. Pembangunan yang berkelanjutan adalah pokok utama dalam mendorong tumbuh kembang kehidupan masyarakat. Namun, apa yang terjadi apabila pembangunan tidak bersifat berkelanjutan dan tidak dapat mempertahankan hasil pembangunan. Timbul anggapan yang menyatakan bahwa Indonesia bangsa yang pemalas. Lalu siapa yang pemalas, rakyat Indonesia atau pemimpin-pemimpinnya.

Dalam permasalahan ini, kami meninjau bagaimana keadaan Taman Wisata DEKRANASDA di Jakabaring, Kota Palembang. Kami tidak tahu apakah tempat ini milik pemerintah atau swasta. Milik rakyat atau milik negara. Keadaan taman rumah adat ini sangat memprihatinkan. Penuh dengan ilalang dan rumput-rumput liar. Fasilitas pendukung terbengkalai dan akan hancur perlahan-lahan. Tidak ada lagi yang mau berkunjung ke tempat wisata ini. Lebih mirip hutan belukar atau sebuah talang yang ditinggal penghuninya.

Masih ingat lima tahun yang lalu. Taman Rumah-Rumah Adat Seluruh Kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan ini masih cukup asri, bersih, terawat. Berbeda dengan keadaan sekarang yang sudah sangat tidak terurus. Timbul pertanyaan di dalam hati? apa dan ada apa disini. Bukankah setiap anjungan rumah adat mewakili satu kabupaten. Bagaimana tatacara pengelolaan taman rumah adat ini. Apakah sudah semiskin itu seluruh pemerintahan daerah se-Sumatera Selatan ini sehingga taman ini begitu terbengkalai. Selain itu, banyak juga bangunan yang lain entah untuk apa terbengkalai jadi sarang hantu.

Apabila ada tamu dari luar Sumatera Selatan tentu akan sangat memalukan apabila menyaksikan Taman DEKRANASDA ini. Apabila tidak ada penangganan lebih lanjut. Dalam waktu beberapa tahun kedepan taman ini mirip petalangan yang berada di ujung sebuah pedusunan.

Semoga pemimpin yang terhormat dan yang bertanggung jawab utuk menjalankan amanat dengan baik, memperhatikan. Berapa rupiah uang rakyat dibangunkan di Taman Rumah Adat ini. Haruskah, DEKRANASDA hancur perlahan sia-sia tanpa terpelihara. Taman ini, dahulu menjadi tempat penelitian mahasiswa humaniorah, tempat belajar anak-anak jurnalistik. Tempat praweding pengantin atau objek fotografer. Tempat rekreasi warga kota dan pendatang. Tempat mengenal budaya seluruh Sumatera Selatan.

Wahai pemimpin yang hidup enak dan damai di kantor yang nyaman. Cobalah sesekali mengunjungi tempat-tempat yang perlu dan ambilah tindakan yang perlu. Coba kurangi sedikit sifat feodalisme kalian. Cobalah sedikit berpuasa untuk mengecilkan perut berlemak yang membuat malas. Agar dapat memimpin dengan baik. Atau menjalankan amanah dengan baik.

Kalian juga pasti tahu. Kalau rakyat membeli satu bungkus garam atau satu bungkus terasi rakyat sudah mulai membayar pajak. Jadi mohon bijaklah dalam membangun dan memelihara hasil bangunan. Kalau seandainya tidak dapat memelihara. Lebih baik tidak usah membangun agar tidak sia-sia atau membubazirkan uang negara. TMH.

Oleh. Tim Apero Fublic.
Editor. Joni Apero
Palembang, 2 Mei 2020.

Sy. Apero Fublic.

0 komentar:

Post a Comment