4/13/2020

Cerita Rakyat Kalimantan Tengah. Anjing Yang Ajaib

Apero Fublic.- Percaya atau tidak, orang-orang mengatakan bahwa di desa Sambulu di Kalimantan Tengah masih ada sekelompok orang yang secara fisik agak berbeda dari penduduk desa lainnya. Pada usia lima puluh tahun, tulang punggung seorang pria yang termasuk dalam kelompok ini menjulur hingga sepanjang dua jari, mirip seperti ekor anjing.

Sedangkan di kedua sisi payudara wanita di kelompok mereka. Tampak ada lima, enam atau tujuh pasang titik-titik hitam yang mengingatkan kita pada puting susu anjing. Kelompok mereka ini diyakini keturunan anjing yang luar biasa atau ajaib. Berikut cerita rakayt tentang keturunan anjing ajaib yang disampaikan turun- temurun dari Kalimantan Tengah.

Dikelilingi oleh hutan-hutan lebat di pedalaman Kalimantan Tengah. Pernah ada sebuah desa bernama Tangkahen. Nama kepala desanya Bagalah. Dia tinggal bersama anjingnya yang bagus. Dalam penampilannya, anjing ini tampak sama seperti anjing lainnya. Kecuali bentuk tubuhnya yang lebih besar dan lebih cerdas dari anjing lainnya. Namun, ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Dia memiliki kemampuan berburu tersendiri, yaitu dapat menangkap buruannya cukup dengan menggonggong saja.

Setiap kali dia pulang dari berburu. Bagalah selalu berbagi hasil dengan sesama penduduk desa. Sama halnya, setiap kali anjing itu menggonggong. Burung-burung yang kebetulan terbang di sekitarnya akan jatuh mati dan kemudian dibagikan pada orang-orang. Membuat mereka semua tidak pernah kekurangan daging. Karena disediakan oleh anjing ajaib. Orang-orang berterima kasih kepada keduanya, anjing ajaib dan Bagalah. Sebab itu, hadir rasa kasih sayang masyarakat pada Bagala dan anjing ajaib itu.

Suatu hari, kebetulan seekor babi yang tampak aneh melewati desa. Babi ini dikenal sebagai Bawoi Amai Ueng. Memiliki kaki yang sangat besar, kuku yang tidak terbelah seperti babi biasanya. Begitupun juga moncongnya sebesar drum.

Sebelum hewan itu mencapai desa. Anjing ajaib sudah menyeberangi sungai menghadangnya. Sekarang babi itu berlari ke arah timur. Anjing Bagalah yang ajaib mengejarnya untuk menangkap babi itu. Dengan menggunakan semua kekuatannya. Babi itu akhirnya tiba di tepi Danau Sambuluh. Tempat di mana dia berdiri dikenal dengan nama Pukang Pahewan. Babi kemudian berdiri diam, sepertinya dia memikirkan apa yang harus dilakukan.

"Haruskah aku mencoba menyeberanginya?. Tapi itu tidak mungkin. Danau itu terlalu lebar!. Namun, anjing ajaib Bagala itu berada di belakangnya. Apabila takut berenang berarti kematian baginya. Oleh karena itu, tanpa pikir panjang, babi itu melompat ke dalam danau. Dia berusaha untuk menyelamatkan hidupnya.

Ketika anjing ajaib itu sampai di tepi danau. Dia melihat babi itu berenang sekuat tenaga untuk mencapai sisi lain danau. Anjing ajaib itu tampaknya tidak berani berenang. Karena itu, dia hanya melolong tanpa henti. Tiba-tiba badai datang dengan awan hitam menutupi langit. Tak lama kemudian, kilat melintas seolah berusaha membelah bumi menjadi dua. Guntur meraung, angin bertiup kencang, hujan mulai turun, dan ombak di danau semakin tinggi.

Babi itu tiba-tiba berubah menjadi batu. Sementara anjing ajaib itu berubah menjadi manusia. Tempat yang disebut Pukang Pahewan berubah menjadi sebuah desa yang besar. Desa itu kemudian diberi nama Rangkang. Sementara itu, Bagalah dengan hampa menunggu pulang anjingnya yang ajaib.

"Di mana dia? Dia tidak pernah pergi begitu lama. Berkata Bagalah pada dirinya sendiri. Karena anjing itu masih belum muncul-muncul. Bagalah memutuskan untuk mencarinya. Dia berjalan menyusuri hutan-hutan, melewati pegunungan dan menyemberangi sungai, dan akhirnya tiba di desa, Duhian Kait.

"Halo! pernakah kalian melihat atau mendengar tentang seekor anjing. Anjing pergi mengejar seekor babi?. Dia bertanya kepada orang-orang yang tinggal di sana. Tidak ada yang bisa memberinya informasi tentang anjing itu. Hanya mereka menceritakan tentang sebuah desa bernama Desa Rangkang. Yang muncul dengan cara yang aneh. Jadi Bagalah berangkat ke Desa Rangkang dan tiba di sana. Dia menginap di rumah kepala Desa Rangkang, yang bernama Rendan Tingang.

"Sobat, apakah kamu pernah mendengar informasi tentang anjing yang mengejar babi aneh?. Tanya Bagalah. Rendan Tingang sendiri tidak bisa membantu Bagalah. Walau pun hanya dengan informasi. Tetapi Rendan Tingang memintanya untuk tinggal bersamanya sesekali.

Suatu hari, Bagalah sedang duduk di serambi rumah dan Rendan Tingang sedang memperbaiki atap rumahnya. Bagalah dalam suasana hati yang sedih karena dia masih tidak dapat menemukan anjingnya. Untuk menghibur dirinya sendiri, dia mengeluarkan tasnya dari piring yang biasa dia gunakan saat memberi makan anjing itu.

"Beruntung aku masih memiliki wadah makan ini. Untuk mengenang tentang anjing ajaibku. Dia berkata pada dirinya sendiri. Pada waktu itu, dia hanya menggunakan supaya anjingnya mendekatinya. Kali ini, saat Bagalah sedang bermain dengan itu. Kebetulan Rendan Tingang melihat semua Itu.

"Lihat! Kata sebuah suara. Kemudian Rendan Tingang tiba-tiba melompat dari atap rumanya. Seketika itu, muncul ekor dari punggungnya. Dilanjutkan kakinya berubah menjadi kaki. Kejadian terus berlanjut. Sampai akhirnya dia benar-benar berubah menjadi seekor anjing.
"Astaga! Teriak Bagalah. Ini anjingku!.

Bagalah bukan main terkejutnya. Tetapi kegembiraannya lebih besar lagi. Mengetahui anjingnya pernah berwujud manusia. Pada saat yang sama. Istri Rendan Tingang merasa heran dan juga terkejut luar biasa. Saat dia menyaksikan bahwa suaminya telah berubah menjadi seekor anjing.

"Ya tuhan! Aku tidak akan pernah bersamanya lagi. Kehilangan untuk selamanya. Tangis istri Rendan Tingang. Namun, Bagalah mengasihani dia dan berjanji untuk merawatnya dan kedua anaknya. Bangsal pernikahan dibuat. Bagalah menikahinya dan juga punya anak darinya. Mereka hidup bahagia selamanya. Bagalah tidak rindu dengan rumah di desanya sampai beberapa tahun berlalu.

Suatu hari. "Istriku. Katanya suatu hari. "Aku akan pulang kedesaku. Bagalah ingin kembali ke desanya dengan menggunakan perahu. Dia menebang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Pemukul kayu untuk memahat kayu itu. Ada hal aneh lain lagi terjadi. Setiap kali palu kayu menghantam pahat. Anjing ajaib itu menggonggong. Awalnya Bagalah tidak memedulikannya. Tetapi ketika anjing terus menggonggong, dia menjadi terkejut dan akhirnya kesal.

"Kamu anjing yang menjengkelkan! Teriak Bagalah. Dengan kesal dia melemparkan sepotong kayu ke arah anjing itu. Mengenai kepala anjing ajaib dan membelahnya menjadi dua.

"Apa yang telah kulakukan?. Bagalah menangis. Dia terkejut melihat hasil tindakannya yang terburu emosi. Dia tidak pernah bermaksud membunuh anjing. yang telah dia rawat selama ini dan dia juga telah mencari ke mana-mana. Sekarang anjing sudah mati!. Air mata mengalir di pipinya. Air matanya jatuh di luka anjing itu. Kemudian mata Bagalah melihat sesuatu yang berkilauan pada luka terbuka di kepala anjing itu. Diperhatikannya lebih dekat, dia menemukan tujuh butir berlian. Masing-masing seukuran butir biji jagung. Sedangkan pada kepingan kayu yang telah menancap di kepala anjing itu. Melekat sebutir berlian sebesar telur burung merpati.

"Aneh!. Kata Bagalah pada dirinya sendiri. Kemudian dia sadar bahwah tidak ada gunanya lagi dia menangisi anjingnya yang sudah mati itu.

"Kamu anjing yang baik dan setia!. Katanya. Bagalah mengubur anjing itu dengan cara yang sama seperti dia memperlakukan mayat manusia. Beberapa waktu kemudian dia mengumpulkan tulang-belulang itu dalam peti mati yang terbuat dari kayu jati dan penuh dengan hiasan. Berlian kemudian dia berikan kepada istri dan anak-anaknya. Dia pun kemudian berangkat ke desa asalnya.

Namun peti mati anjing itu ternyata juga aneh. Setiap kali ada roh jahat hadir, peti mati menggonggong. Suatu hari, ketika Darung Bawan, raja dari semua hantu sedang marah. Dia mengeluarkan pilar yang ditempatkan di bawah peti mati anjing ajaib. Kemudian dia melemparkannya ke danau tersebut. Kemudian menempel di sekitar batu jelmaan babi hutan di tengah danau. Di mana, danau itu masih dapat di saksikan sampai sekarang, Danau Sambulu.

Oleh. Dra. S. D. B. Aman.
Rewrite: Apero Fublic.
Editor. Desti. S.Sos.
Palembang, 14 April 2020.
Sumber. S. D. B. Aman. Cerita Rakyat Dari Indonesia. Djambatan. Jakarta, 1995.


Sy. Apero Fublic

0 komentar:

Post a Comment