PT. Media Apero Fublic

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada bidang usaha Publikasi dan Informasi dengan bidang usaha utama Jurnalistik.

Buletin Apero Fublic

Buletin Apero Fublic adalah buletin yang mengetengahkan tentang muslimah, mulai dari aktivitas, karir, pendidikan, provesi, pendidikan dan lainnya.

Penerbit Buku

Ayo terbitkan buku kamu di penerbit PT. Media Apero Fublic. Menerbitkan Buku Komik, Novel, Dongeng, Umum, Ajar, Penelitian, Ensiklopedia, Buku Instansi, Puisi, Majalah, Koran, Buletin, Tabloid, Jurnal, dan hasil penelitian ilmiah.

Jurnal Apero Fublic

Jurnal Apero Fublic merupakan jurnal yang membahas tentang semua keilmuan Humaniora. Mulai dari budaya, sejarah, filsafat, filologi, arkeologi, antropologi, pisikologi, teologi, seni, kesusastraan, hukum, dan antropologi.

Majalah Kaghas

Majalah Kaghas, meneruskan tradisi tulis tradisional asli Sumatera Selatan.

Apero Fublic

Apero Fublic, merupakan merek dagang PT. Media Apero Fublic bidang Pers (Jurnalistik).

Apero Book

Apero Book merupakan toko buku yang menjual semua jenis buku (baca dan tulis) dan menyediakan semua jenis ATK.

Buletin

Buletin Apero Fublic merupakan buletin yang memuat ide-ide baru dan pemikiran baru yang asli dari penulis.

6/29/2019

Rumah Panggung Bongkar Pasang. Kreatifitas Masyarakat dan Bisnis

Apero Fublic.- Rumah panggung adalah bentuk rumah yang berdiri di atas tiang-tiang. Berada di atas permukaan tanah atau air. Tiang rumah panggung berbeda-beda ukuran tinggi rendahnya, tergantung permukaan tanah atau selera pemilik rumah.

Rumah panggung adalah bentuk rumah asli masyarakat Bangsa Indonesia. Karena Indonesia memiliki banyak jenis kayu berkualitas, dan kecakapan arsitektur tropis membuat rumah panggung berevolusi terus menerus dari waktu ke waktu. Sekarang pembangunan rumah panggung sudah modern sekali, berkat perkembangan pengetahuan dan teknologi.

Baik dari teknologi alat, dan bentuk arsitekturnya tidak lagi monoton dengan satu tipologi. Pekerjaan pengolahan material menjadi cepat dan mudah sehingga pembangunan rumah panggung lebih cepat.

Rumah panggung sudah ada sejak masa-masa lampau, sebagai bentuk perkembangan kebudayaan Nusantara. Kontak budaya dengan bangsa asing, seperti Cina, Jepang pada masa lampau telah memberikan warna dalam arsitektur tradisional Nusantara. Arsitektur rumah panggung bertambah baik ketika berkenalan dengan genteng, yang membuat atap rumah panggung menjadi rapi.

Pada awalnya atap rumah panggung terbuat dari daun rumbiah, daun nipa, daun ilalang, sirap kayu, dan sirap bambu. Pada zaman sekarang, beragam tipe atap yang dihasilkan oleh industri, seperti seng, asbes dan baja. Sehingga rumah panggung mulai bergerak ke arah seni rumah panggung modern.


Nah, ada sebuah kawasan pembangunan rumah panggung yang siap jual di kawasan Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatra Selatan. Produksi rumah panggung ini menawarkan dengan sistem pemesanan, dan jual jadi. Sistem jual jadi adalah berupa bentuk rumah panggung yang sudah dirakit di suatu tempat.

Sedangkan sistem pesanan yaitu, pemesan dapat bermusyawara dengan pengusaha sesuai keinginan arsitektur yang diinginkan, tapi harus menunggu waktu pengerjaannya dulu. Setelah selesai baruh rumah dipindahkan. Begitupun dnegan beli yang sudah jadi.

Saat pembeli sepakat, maka rumah tersebut di pindahkan dengan cara dibongkar kembali. Keuntungan dari pembelian rumah panggung bongkar pasang adalah, kemudahan dan kepraktisan konsumen. Sehingga pembeli rumah panggung tidak perlu lagi menunggu berbulan-bulan, dapat langsung selesai dalam waktu beberapa minggu.

Karena biasanya pembangunan rumah panggung yang cukup besar, memakan waktu bertahun-tahun apabila pekerja atau tukang hanya dikerjakan dua atau tiga pekerja. Berikut ini adalah bentuk contoh dari rumah panggung bongkar pasang siap jual.
Desain rumah dirancang untuk dipindahkan. Namun yang perlu di garis bawahi adalah, pihak pengembang rumah panggung bongkar pasang ini, mereka tidak menyediakan atap. Konsumen diwajibkan menyediakan sendiri atap untuk rumah yang mereka pesan. Atap sebaiknya di tempatkan di lokasi rumah akan didirikan.

Konsumen dalam tata letak dan sistem tiang dapat berkonsultasi dengan para tukang pengembang. Bentuk arsitektur rumah dapat konsumen pesan atau pilih sesuai selera. Foto di atas hanyalah contoh saja. Untuk yang berminat untuk memesan rumah bongkar pasang dapat menghubungi kontak. WhatsApp dan Handpone: 081377553225. 082281676763. Atau kunjungi website: Desmirumah Kayu

Oleh: Ahmad Reni Efita.
Editor. Selita. S.Pd.
Palembang, 6 Desember 2018.
Sumber foto oleh: Desmiana.

Sy. Apero Fublic

Ramadhani. Aku Temukan Dengan Hati

Apero Fublic.- Syarce. Senja itu, dikeremangan sore yang sejuk. Aku melangkah ke tepian pantai yang sepi. Berbongkahan batu bagai teman abadi laut dalam menghuni bumi ini. Sementara ombak, terus bernyanyi di tepian pantai. Buih-buih menari di atas gelombang ombak, sedangkan angin terus menyapa dengan ramah setiap yang datang. Aku melangkah menyusuri garis pantai yang membentang.

Jejak kakiku terbenam di dalam pasir yang basah dan putih. Meninggalkan bekas seakan bekas luka yang parah. Sesekali air laut yang didorong ombak menyapa kakiku. Sepi di sini, hanya sahutan burung dan nyanyian alam. Banyak aku temukan, hal-hal disepanjang jalan tepian pantai ini. Ratusan bongkah batu, ribuan pepohonan, jutaan buih gelombang, dan tak terhitung butir pasir.


Disaat kebosanan perjalanan ini. Aku mulai lelah dengan keadaan. Rasa getir terus memuncak dan memudarkan mimpi. Duduk disisi karang yang curam, sedikit pilu rasa hati. Untuk beberapa waktu aku coba untuk memejamkan mata.

Namun mimpi datang menjelma dan meminta aku tetap melangkah. Samapi akhirnya dalam perjalananku, hatiku begitu gembira. Aku menemukan sebutir permata di antara pasir-pasir pantai. Berkilau dan bercahaya, menyilaukan mata dan hatiku. Aku menemukan permata ini, bukan dengan tipuan, rayuan, atau dengan materi.

Aku menemukan bukan karena menggali, menyelam merusak alam. Tapi permata ini aku temukan dengan hati. Semoga takdir tetap merelakan dia berada di kantung hatiku. Akan aku simpan dengan cinta dan kasih sayangku. Kata orang, permata bukan diciptakan, tetapi ditemukan. 


Permata Ku

Maafkan aku.
Cinta ini mungkin terlalu aku paksakan.
Cinta ini mungkin mengganggumu.
Tapi aku tak berdaya.Aku sudah jatuh.

Aku tak bisa berdiri lagi.
Semua jalan seperti sudah tertuju kepadamu.
Tak ada lagi jalan lain selain untuk bertemu denganmu.
Aku sudah mencoba untuk berjalan jauh.
Agar bisa lepas dari putaran jalanmu.
Tetapi selalu saja aku kembali.
Ketempat yang sama.

Maafkan aku.
Cinta ini yang hanya bisa, dirasakan olehku.
Aku akan mencoba untuk.
Membuatmu merasakannya.
Walaupun kecil kemungkinannya.

Maafkan aku.
Beri aku sedikit waktu lagi.
Walau mungkin akan membuang waktu berharga mu.
Yang mungkin tanpa seizinmu.

Maafkan aku.
Aku yang hanya pria dibalik rintikan air hujan.
Yang mencoba untuk mengambil.
Cayaha Senjamu

Salam kenal dariku. Namaku lengkapku Ramadhani, dan nama panggilan adalah Dhan. Aku lahir di Kota Lubuklinggau pada tahun 1996. Aku mahasiswa tingkat akhir di Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Fakultas Adab dan Humaniora, pada bidang studi Sejarah Peradaban Islam. Aku hobi membaca dan musik, dan bersyair. Aku menyukai warna biru dan hijau. Film favoritku Naruto dan One Piece. Pesanku pada semuanya, shalatlah sebelum engkau di shalatkan. Motto hidupku, jangan pernah menyerah. Oke, salam sastra kita.

Oleh. Ramadhani, S. Hum.
Palembang, 15 Agustus 2018.
Editor. Joni Apero.

Catatan: Yang mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi teman-teman yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun, cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi diri sendiri, resep obat tradisional,  quote, artikel, kata-kata mutiara dan sebagainya.

Kirim saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama pengirim.

Sertakan nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat email: joni_apero@yahoo.com. idline: Apero Fublic. Messenger. Apero fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.

Sy. Apero Fublic

Problematika Prilaku Destruktif Pada Anak Usia Dini

Apero Fublic.- Pendidikan anak usia dini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003  adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukn kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani  agar anak memiliki kesipan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Tujuan utama taman kanak-kanak adalah membantu mepengakuan, meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, perilaku, keterampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh anak dalam pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Dalam tumbuh kembangnya, anak usia taman kanak-kanak selalu mengikuti irama perkembangannya. Pada masa usia ini disebut juga dengan istilah masa keemasan (golden ages).


Pada umumnya aspek perkembangan anak usia dini ada enam, yaitu aspek perkembangan nilai agama dan moral, aspek perkembangan fisik motorik, aspek perkembangan kognitif, aspek perkembangan sosial-emosional dan aspek perkemabangan bahasa, serta yang terakhir aspek perkembangan seni.

Dalam setiap aspek tersebut terdapat masalah-masalah atau gangguan-gangguannya atau yang disebut psikopatologi karena istilah ini sebenarnya berarti kajian tentang perilaku abnormal ata gangguan mental, namun sering sering juga dipakai dengan istilah lain bagi kedua istilah tersebut.

Berdasarkan apa yang telah kita ketahui bahwa nilai agama dan moral merupakan masalah yang sangat penting karena menyangkut keaman, ketertiban dan kesejahteraan hidup individu dan masyarakat. Sehingga masalah gangguan agama dan moral harus mendapatkan perhatian yang cukup intens. Terutama bagi para pendidik, orang tua, ulama dan masyarakat atau ahli terapi.

Beberapa macam masalah atau gangguan yang terdapat dalam nilai agama dan moral seperti gangguan pervasif anak yang IQ di bawah 70, gangguan dalam berinteraksi dengan lingkungan, keterlambatan dalam perkembangan tumbuh kembang individu dan gangguan perilaku destruptif.


Perilaku distrutif pada anak seringkali dijumpai dlam kehidupan sehari-hari. Gangguan ini ditandai dengan anak-anak kurang memahami aturan sosial dan menunjukkan perilaku menentang pada berbagai situasi. Misalnya, saat tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan, anak berteriak atau memukul orang lain.

Hal ini menunjukkan kekurang mampuan anak dalam memahami situasi sosial dan kecenderungan untuk melakukan kondisi yang tidak menyenangkn bagi orang lain. Pada penelitian ini, peneliti mengamati bahwa perilaku distruptif ini dapat kit pahami bahwa perilaku yang dapat mengggagu orang lain.


Menurut Mathys & Lochman, distruptive behavior atau disebut perilaku distruptif yaitu prilaku yang tidak pantas, jika perilaku tersebut sering muncul, tidak hanya hubungan seorang anak dengan sesama temannya saja yang terganggu, melainkan dengan orang dewasa itut terganggu.


Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku distruptif merupakan suatu perilaku yang menyimpang dari perilaku pada umumnya yang dapat mengganggu dan merugikan orang lain bisa juga disebut dengan tindak kriminal. Ada empat faktor penyebab terjadinya perilaku distruptif pada seseorang, terutama pada anak-anak, yaitu :


1. Faktor genetik atau biologis.
Faktor genetik menjadi dasar karakteristik seseorang atau presdisposisi. Berdasarkan dari perbedaan jenis kelamin, dinyatakan bahwa anak laki-laki lebih distruptif dibanding anak perempuan.


2. Faktor Keluarga.
Terkait dengan disfungsi orang tua dalam mengasuh anak. Orang tua pengaruh besar terhadap perkembangan tingkah laku dan emosi anak-anak mereka, dan beberapa cara pngasuhan yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah pada anak.


3. Faktor Lingkungan.
Faktor lingkungan atau keadaan di sekitar seseorang yang terkait dengan sosial ekonomi rendah atau kemiskinan, juga dapat menyebabkan perilaku ini sehingga memunculkan permasalahan perilaku antisosial.


4. Akibat Trauma.
Akibat trauma juga menjadi faktor penyebab dari perilaku ini, karena pada dasarnya setiap orang akan mendapat pelajajaran dari peritiwa yang telah dialaminya.


Keempat faktor tersebut sangat merupakan faktor penyebab munculnya perilaku distruptif pada anak maupun remaja menuju dewasa, karena pada dasarnya perilaku ini, sangat mengganngu orang lain untuk mendaptkan perhatian.


Jadi kesimpulan dari hasil penelitian tentang agangguan perilaku distruptif yang pernah saya teliti di sebuah RA pada kelompok bermai B usia 5-6 tahun di Palembang, pada umumnya pola perilaku gangguan distruptif pada anak ini ditandai dengan adanya tingkah laku anak yang tidak seperti pada umumnya.

Seperti suka marah secara tiba-tiba, mengamuk, merengek atau menangis yang berlebihan, menuntut perhatian, tidak patuh, melawan, melakukan agresivitas yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain, mecuri, berbohong, merusak brang dan kenakalan.


Perilaku destruptif dapat juga di atasi walaupn tidak semaksimal mungkin namun setidaknya anak tersebut dapat bersosiisasi dengan lingkungan, berikut cara mengatasi anak yang berperilaku distruptif yaitu dengan cara belajar sambil bermain dan bermain peran, dan lain sebagainya yang dpat menimbulkan peningkatan perkembangan anak.

Penanganan secara dini perlu diterapkan pada kasusu-kasus perilaku distruptif, yakni dengan pemberian tritmen secara segera, yaitu ketika perilaku distruptif dideteksi dimasa prasekolah atau sekolah dasar. Adapun kaidah pembelajaran untuk membantu anak berpetilaku ini adalah:


a.  Belajar Sambil Bermain.
Guru menyediakan aktivitas dalam pembelajaran, seperti teka teki silang kata, oleh karena itu anak yang mempunyai tingkah laku distruptif akan tertarik untuk terlibat sama dalam kegiatan pemebelajaran.


b. Main Peran.
Melibatkan tokoh dan anak diminta menjadi tokoh yang memainkan peran tersebut akan tertarik dan guru akan merumuskan di akhir pembelajaran.


Demikianlah sedikit buah pena saya, semoga bermanfaat, saran dan krtiknya  yang membangunan saya nantikan. Kurang dan lebihnya saya mohon maaf.

Oleh: Eva Diana.
Editor. Selita. S.Pd.
Palembang, 9 Deseber 2018.
Sumber foto. Eva Diana.
NIM. 1652710011. Mahasiswi UIN Raden Fatah Palembang. Program Studi Pendidikan Islam anak Usia Dini angkatan 2016.

Sy. Apero Fublic

Nur Aisyah. e-Antologi Puisi Akrostik. Cahaya Jiwa

Apero Fublic.- Puisi akrostik adalah puisi yang mengembangkan ide dari sebuah nama. Seumpama nama orang yang di gubah menjadi lirik-lirik kata indah. Puisi akrostik bukan hanya mengandalkan perasaan dan imejinasi, tetapi harus dikembangkan dengan awalan nama, atau hurup-hurup yang sudah disusun menurut ejaan sehingga menjadi sebua kata.

Maka puisi akrostik memaksa penyairnya untuk berkreasi dalam memilih kata-kata yang harus ditulis. Kata akrostik berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu akrostichis, dan bahasa Perancis acrostiche. Akrostik adalah kata benda yang bermakna sebuah sajak. Dalam penulisan kata akrostik sesunggunya belum terdaftar dalam istilah perbendaharaan bahasa Indonesia, sehingga kadang terdapat perbedaan dalam menulis kata akrostik oleh penulis.


Berikut ini adalah kumpulan puisi akrostik dari seorang penyair cantik. e-antologi puisinya kali ini bertema senja bertanya. Senja bertanya dimaksdukan tentang kehadiran cahaya dalam kehidupan manusia. Baik itu cahaya dunia atau cahaya iman.

Ketika seorang penyair bertanya kepada alam tentang kehidupan, maka tidak akan dapat ia temukan jawabannya. Kecuali jika mencari, merenungi dan memikirkannya, sehingga tahu kebesaran tuhan. Maka dari itu, bertanyalah dia ke senjah hari, dan seandainya belum terjawab, dapatlah ia menanti matahari terbit lagi.

Sebab lebih baik bertanya pada senja, daripa bertanya pada mereka yang tidak mengerti tentang jiwa kita. Hanya kitalah yang mengerti tentang kita, tidak salah apabila kita, kadang membutuhkan waktu untuk sendiri. Aku: Senja aku bertanya, akankah ada kisah yang baru dihari-hari kemudian. Atau merah-merah warnamu akan selalu sama dengan warna luka-luka ini.


(1). Aisyah.

Aisya tahu semua tentangnya.
Itu adalah sebuah kebetulan.
Siapa sangka kita akan bertemu.
Yang maha kuasa, pengabul segala doa.
Alangkah indah jika doa kita diijabah.
Hari dimana kita bertemu, Tetap takkan asing.

Oleh. Nur Aisyah.
Lahat, 30 Desember 2018.

(2). Senja.

Selaksa rindu tertanam menuai kalbu.
Enggan mengungkap di depan matamu.
Namun dihadapan-Nya aku beranikan,
Jadikanmu Doa ku.
AllahuAkbar.

Oleh. Nur Aisyah.
Lahat, 2 Januari 2019.

(3). Hujan Januari.

Hari tak terduga.
Umumkan kesalahan tak dikenal.
Jantung bergerak bagai awan yang terlihat.
Asah kemampuan menahan letih, dan memelihara sabar.
Nur Ilahi menunjukkan diri, siapa diri ini.

Jelas sudah tak dapat dipungkiri.
Alunan musik yang dibenci.
Nama diri ini yang tak diharapkan, sebagai persamaan.
Usaha dan ahrapan yang tak seimbang.
Arahkan hati tuk tetap pada jalannya.
Rengkuh taat tetap istiqomah.
Ilahi kan menuntaskan semua masalah, bersabarlah.

Oleh. Nur Aisyah.
Lahat, 13 Januari 2019.

(4). Harapan  Ilalang.

Telah lama diri ini menunggu.
Indanya fitra yang diberikan.
Tetap saja hati ini bertaut, menuju dirimu.
Ingatkan diri ini pada, Ya Robb.

Alang-alang membentang menebar warna.
Nestapa merindu seluas lautan alang-alang.
Entahlah, tak bisa diri ini pungkiri.
Kerinduan ini tak tertahan, tak terjaga.
Akankah dirimu yang di sana, juga ikhlas menebar doa.

Pastikan sebut namamu di setiap doa.
Untukmu, wahai diri mengisi ruang yang kosong.
Tempat dan tepat penggerak qolbu.
Racikkan kerinduan tak tertahan.
Ilahi, sampaikan rinduku padanya.

Oleh. Nur Aisya.
Lahat, 15 Januari 2019.

(5). Kebesaran-Mu.

Mati lampu seketika.
Azan sedang berkumandang.
Suara keras bagai burung kicau.
Yang Maha Kuasa melaknat.
Alangkah gemetar tubuh.
Allah ya robb, kumohon.
Lenyapkan kicau burung tak berguna itu.
Langkahkan hatiku mengajaknya.
Artikan semua untuk belajar.
Hanyalah pada-Mu kuberharap YaAllah.

Oleh. Nur Aisyah.
Lahat, 4 januari 2018.

Sekilas tentang penyair cantik ini. Dia lahir di Sumatra Selatan, Kabupaten Lahat, pada tanggal 26 Maret 2000. Nama lengkapnya Nur Aisyah, sekarang sedang menempuh studi di Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Aisyah menyukai makanan yang namanya bakso, martabak.

Makan yang paling disukai adalah masakan ibu, si malaikat tak bersayap. Kalau warna kesukaan, menyukai warna biru, hijau dan orange. Gadis ini, bercita-cita menjadi penulis hebat, sukses, sekaligus menjadi guru bagi anak-anaknya kelak. Wah, ini tipe saya banget. Kalau moto “sukses, bahagia, fiddunya wal akhirot. Kalau pesanya, “jadila cahaya untuk orang lain sesuai kemampuan diri sendiri.

Mungkin maksudnya agar kita tidak memaksakan diri untuk menjadi baik, sampai kita akhirnya menjadi wujud lain dari diri kita hanya karena ingin dibilang baik. Maka, berbuatlah dengan iklas dan jujur apa adanya, sehingga orang-orang akan terkesan pada kita. Kunjungi akun wattpad Nur Aisyah: Klik di sini.

Oleh. Nur Aisyah.
Editor. Selita. S.Pd.
Fotografer. Dadang Saputra.
Lahat, 4 januari 2018.
Sumber foto. Nur Aisyah.

Sy. Apero Fublic

Serat Piwulang Ngawula. Sastra Klasik Nusantara

Apero Fublic.- Khazana sastra Jawa sangat kaya akan karya sastra yang mengandung unsur –unsur moral maupun pendidikan. Dalam tradisi sastra Jawa, batas antara berbagai bidang pengetahuan sering diabaikan.

Bahkan pembaharuan dari berbagai bidang pengetahuan itu merupakan salah satu sifat dari sastra Jawa. Ajaran moral, unsur-unsur kepercayaan atau agama, uraian yang bersifat mistis, semuanya sering terjalin dalam satu gubahan. Akan tetapi yang paling tampak menonjol dari hasil karya sastra Jawa pada umumnya adalah unsur didaktisnya.

Banyak kitab-kitab yang khusus memuat ajaran-ajaran tanpa dijalin dalam ceritera, seperti misalnya kitab Wulang RehWedhatamaWulang SunuWulangdalemWulang PutriSurit PiwulangSerat DarmasaranaSerat NitisrutiPaniti SastraSerat NitiprajaSerat SewakaSerat Wicara KerasSerat Sasanasunu, dan sebagainya.

Dalam jenis sastra Jawa ada sastra yang digolongkan dengan sastra niti. Sastra niti adalah hasil sastra yang mengandung ajaran atau tuntunan dalam bidang pemerintahan. Tradisi penggubahan sastra niti dalam kesusastraan Jawa telah berlangsung sejak masa perkembangan sastra Jawa Kuno. Sebagai contoh sastra niti seperti, Serat Aji Pamasa.

Dalam serat Aji Pamasa disisipkan ajaran bagi raja. Maka seperti Astabrata (delapan inti seorang pemimpin dalam tradisi Jawa), Niti PrajaNiti Raja Sasana. Ajaran-ajaran dalam serat yang mengandung ajaran untuk putra raja, bangsawan, pejabat kerajaan, memuat tata pemerintahan, dan tata masyarakat. Semua jenis teks-teks yang bercerita tentang ajaran kenegaraan di golongkan dengan sastra niti.

Sastra niti ada yang dibedakan dalam khazana sastra Jawa disebut sebagai sastra wulang. Adapun yang dimaksud dengan sastra wulang adalah sastra yang memuat ajaran dan nasihat. Sastra wulang memuat ajaran bidang pemerintahan dalam bidang agama (sastra suluk, tasawuf), serta budi pekerti.

Dalam kesempatan ini, yang akan dibahas adalah Serat Piwulang Ngawula. Serat Piwulang Ngawula adalah sebuah naskah Surakarta yang tersimpan di Bagian Naskah Perpustakaan FSUI dengan ciri nomor NR.Th. P. 234. Pada halaman awalnya terdapat keterangan asalnya yaitu dibeli Jogyakarta 24 Februari 1933, dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Agustus 1933, judul dengan keterangan berbunyi:

Piwulang Ngawula, Anyariyosaken lalampahanipun Jaka Sasana arsa ngawula Prabu Aji Pamasa, nerendra ing kadhiri. Jaka Sasana kasasar dumugi ing kahyanganing brekasakan, nanging anjalari ing kamulyanipun (Piwulang Ngawula, Ajaran Mengabdi, menceritakan kisah perjalanan Jaka Sasana hendak mengabdi di kayangan para lelembut, akan tetapi hal ini menyebabkan ia kelak menjadi mulia).

Cuplikan dalam Serat Piwulang Ngawula dalam alih aksara ke latin
Hin padhepokkan wukir Gora, kacariyos wonten satungillin wiku, karan wiku warabasaTa, gadhah hanak 4, jaler sadaya, onka 1 pambajen remen dhaten kawruh kaPandhitan/ onka 2 remen tatanen/ onka 3 remen ayudagar, makaten hugi sami kasembadan/ namun hinkan onka 4 warugil pikajengipun geseh piyambak/ wujuddipun bagus/ pasemon sumeh, polattan tajem/boten memper sutannin PaNdhiTa, nama jaka SaSana, saben-saben katantun bapakkipun supados nyambutdanel kados kakanngipun salah sutinggil/ mansulli boten purun/ malah lajen pamit nedya kesah ngupados margi hangennipun badhe nener.[1]
..............................................

Berikut contoh terjemahan dari Serat Piwulang Ngawula.
Di Padepokan gunung Gora, diceritakan ada seorang wiku, bernama wiku Wirabasata, mempunyai anak emapt orang, laki-laki semua, nomor satu, anak yang pertama senang pada pengetahuan kependetaan, yang nomor dua, senang pada bertani, nomor tiga, senang bekerja sebagai saudagar, begitu itu keinginannya semua kesampaian juga.

Hanya yang nomor empat, anak yang bungsu keinginannya lain, rupanya tampan, air mukanya menandakan bersahabat, raut wajanya serius, tidak seperti anak seorang pendeta, nama (Nya) jaka SaSana, setiap kali disarankan oleh ayahnya supaya bekerja seperti salah seorang kakak-kakaknya, menjawab tidak mau, bahkan kemudian minta ijin akan berusaha mencari cara supaya dapat mengabdi.[2]

...............................................

Hampir sebagian besar kalimat dalam Serat Piwulang Ngaula kosakatanya diambil dari kosakata di dalam Serat Aji Pamasa yang berbentuk puisi. Hanya ada yang ditambah sedikit-sedikit agar bentuk puisi itu kelihatan menjadi prosa. Dalam penelitian secara filologis oleh Dr. Parwatri Wahyono dan rekan tim, bahwa isi dalam naskah Serat Piwulang Ngawula berasal dari Naska Serat Aji Pamasa.

Gubahan bentuk prosa ini ditulis oleh  R. Ng. Ranggawarsita yang telah diterbitkan pada tahun 1896, yang terdapat di Perpustakaan Nasional Pusat dengan nomor buku XXXIII.421. Dengan kata lain, Serat Aji Pamasa merupakan naskah Babon atau naskah induk dari Serat Piwulang Ngawula.

Pada bab pertama Serat Piwulang Ngawula disebutkan pendeta yang bernama Warabasata mempunyai anak laki-laki, yang sulung gemar berolah kapanditaan sebagaimana ayahnya, yang kedua gemar bertani, yang ketiga gemar berdagang, dan yang bungsu bernama Jaka Sasana, ingin mengabdi.

Narasi ini terdapat di dalam Serat Aji Pamasa jilid III, pada pupuh I bait 18 sampai 23. Pada bait 21 disebutkan nama-nama anak sang wiku, yaitu yang sulung Sarama, yang kedua Sarana (bait 22), yang ketiga Sarata, dan yang bungsu Sasana. Sedangkan dalam Serat Piwulang Ngawula hanya nama anak bungsu saja yang disebutkan, yaitu Jaka Sasana.

Oleh: Joni Apero.
Editor. Desti. S. Sos.
Fotografer. Dadadang Saputra.
Palembang, 29 Juni 2019.
Sumber dan Hak Cipta: Parwati Wahyono, Dina Nawangingrum, dan Supriyanto Widodo. Serat Piwulang Ngawula. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994/1995.


[1]Parwati Wahyono, dkk., Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Serat Piwulang Ngawula, 1994/1995, h. 15.
[2]Ibid., h. 39.

Sy. Apero Fublic

Surat-Surat Chairil Anwar Kepada H.B. Jassin


Apero Fublic.- Saat proses melahirkan sajak-sajak-nya, Chairil Anwar tidak mendapatkan ilham langsung muncul begitu saja. Dalam proses pemunculan sajak-sajak-nya, ada proses berpikir dan pengalam yang bermain. Chairil berusaha dengan sekuat tenaga melahirkan sajak-nya. Sehingga Chairil begitu keras berpikir dan mengolah imajinasi-nya. Dia berharap agar muncul sajak yang berkualitas.

Mungkin sebagian orang menulis sajak hanya perlu memainkan kata-kata saja. Namun tidak demikian dengan Chairil, keseriusan-nya itu tergambar dalam surat-surat-nya dengan sastrawan  H.B. Jassin. Seperti perenunangan, kadang berkata perlu di renungkan lagi, dan sebagainya.

Dalam surat tersebut ada juga tergambar bahwa Chairil menyatakan bahwa dirinya seorang seniman. Ia lebih suka menjadi seorang seni rupa dan sandiwara (mungkin teater) dari pada penulis. Dari suratnya tergambar, bahwa Chairil rupanya juga seorang kutu buku. Chairil berteman dekat dengan H.B. Jassin.

Sajak yang dia kirim kadang sajak yang belum begitu lengkap, sehingga ada sajak-sajak yang ia kirimkan kepada H.B. Jassin masih berupa rangkaian kata-kata yang belum sepenuhnya menjadi sajak-sajak, dan perlu untuk di renungkan kembali. Apabilah melihat tahun-tahun surat-surat tersebut, dia hidup dalam pergolakan besar republik kita.

Chairil juga melalui kehidupan sulit bersama para pejuangan kemerdekaan lainnya, dia melalui masa penjajahan Jepang, melalui masa-masa perang dengan Belanda. Sehingga Chairil menjadi saksi-saksi dari banyak peristiwa penting yang terjadi pada masa hidupnya.  Berikut adalah surat-surat Chairil Anwar.

15 Maret 1943


Jassin,
       Tadi datang. Rumah Kosong. Ada menunggun kira-kira sejam. Sementara itu ta’ dapat melepaskan tangan dari lemari buku. Kubawa
     1)      H.R. Hoist, De nieuwe Getroste
     2)      H.R. Hoist, Keur uit de Gedichten
     3)      Huizinga, In de schaduw van Morgen
     4)      Huizinga, Cultuur Historische Verkenningen.
Maksud datang tentu dapat Jassin menerka. Minta terima kasih 1001 kali,
Kalau sempat besok datang ke Balai Pustaka.
Jassin,
Aku tak bertukar. Masih seperti dulu juga lagi. Tapi kalau 10 hari lagi dihukum tentu lemah dan jinak.
Relaas perkaraku akan membuktikan aku ta’ bersalah.
Apa?! Disumpahi Eros.
                Kuminta padamu sekali lagi 1001 terima kasih.
                Aku Katakan: You are well.[1]

                                                                             Ch. Anwar                                                       
********

(Kartu pos, 8 Maret 1944)
                     d/a R.M. Djojosepoetro
                                                                                          Paron
                                                                                                   Jawa Timur

Jassin,
    Dalam kalangan kita sipat setengah-setengah bersimaharajalela benar. Kau tentu tahu ini. Aku memasuki kesenian dengan sepenuh hati. Tapi hingga kini lahir aku hanya bisa mencampuri dunia kesenian setengah-setengah pula. Tapi untung bathin seluruh hasrat dan minatku sedari umur 15 tahun tertuju ke titik satu saja, kesenian.
    Dalam perjalanan ini kedengar sudah bisa berkirim uang Sumatra-Jawa. Ini besar artinya bagiku, jiwaku tidak perlu kungkungan mengalami kantor setiap hari-hari seperti kebanyakan di antara kita sekarang.[2]
Sekian

Ch. Anwar, dalam perjalanan
Di Jawa Timur



******

(Kartu Pos, 8 Maret 1944)
                                                                                   d/a R.M. Djojosepoetro
                                                         Paron

Jassin,
                Tidak Jassin aku tidak akan kembali ke prosa seperti dalam pidato di depan “Angkatan Baru” dulu! Prosa seperti itu sebenarnya membumbung, mengawang tinggi saja, karena keintensiteitan menulis serasa aku mendera jadinya, tetapi tiliklah setelitinya sekali lagi, dengan prosa seperti itu aku tidak sampai ke perhitungan (afrekening). Sedangkan maksudnya aku akan bikin perhitungan habis-habisan dengan begitu banyak di sekelilingku.
                Dan garis-garisku sudah kudapat, harga sebagi manusia (menselijke waardigheid) dengan kepribadian. Lapanganku bergerak sudah kutahu pula, sebenarnya di mana-mana saja, tetapi jika di khusukan di lapangan kesusastraan, seni rupa dan sandiwaralah.
                Prosaku, puisiku juga, dalam tiap kata akan kugali-korek sedalamnya, hingga ke kernwoord, ke kernbeeld. (sudah kumulai dengan sajak-sajak penghabisan, “Di Depan Kaca”,
                Sampai sini,[3]


(tanda tangan Dhairil Anwar)


*******
(Kartu pos, 11 Maret 1944)
                  d/a R.M. Djojosepoetro
                          Paron

Jassin,
    Begini keadaan jiwaku sekarang, untuk menulis sajak keperwiraan seperti “Diponegoro” tidak lagi. Menurut oom ku, sajak itu pun tidak baik!
    Lagi pula dengan keritik yang agak tajam sedikit, hanya beberapa sajak saja yang bisa melewati timbangan.
    Tapi tahu kau, apa yang kuketemui dalam meneropong jiwa sendiri? Bahwa dari sajak-sajak bermula hingga penghabisan belum ada garis nyata lagi yang bisa dipegang.
    Jassin! Aku mulai dengan 10-15 sajak-sajak yang penghabisan di antara ada juga yang tidak bisa diterima sebagai sajak!!
Kita ketemu lagi,[4]


(tanda tangan Chairil Anwar)


*********

(Kartu pos, 11 Maret 1944)
                  d/a R.M. Djojosepoetro
              Paron

pagi

Jassin,
                Kubaca sajak-sajakku semua. Kesal aku, sekesalnya...,
Jiwaku tiap menit bertukar warna, sehingga tak tahu aku ap aku sebenarnya
                                                                                                                                                                                               

sore

  terasa kesanggupanku untuk menulis studi-studi tentang kesusastraan.
 Mesti ada yang sudah ditulisnya tentang kesusastraan, orang pujangga baru” kebanyakan epigones dari ’80...., epigones yang tak tentu tuju pulu lagi.


Ch. Anwar, dalam perjalanan
Di Jawa Timur.[5]

********** 

10 April 1944

Jassin,
                Yang kuserakan padamu – yang kunamakan sajak-sajak!
-          Itu hanya percobaan kiasan-kiasan baru.
Bukan hasil sebenarnya! Masih beberapa “tingkat percobaan”
Musti di lalui dulu, baru terhasilkan sajak-sajak sebenarnya.[6]

                                                                                        Ch. Anwar

 **********

Surat 10 April ini adalah bentuk kutipan dari buku H.B. Jassin, berjudul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai II, oleh editor Antologi Puisi Chairil Anwar Aku ini Binatang Jalang. Editor sampai saat ia menulis buku ini tidak menemukan surat asli. Demikian tulisan ini sebagai informasi dunia sastra Indonesia. Semoga bermanfaat bagi para pemerhati dan peneliti sastra Indonesia.

Oleh: Ahmad Reni Efita
Editor. Selita. S.Pd.
Fotografer. Dadang Saputra
Sumber dan Hak Cipta: Pamusuk Eneste, (ed)., Aku ini Binatang Jalang, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012.

[1]Pamusuk Eneste, (ed)., Aku ini Binatang Jalang, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), h. 113.
[2]Pamusuk Eneste, (ed)., Aku ini Binatang Jalang, h. 114.
[3]Pamusuk Eneste, (ed)., Aku ini Binatang Jalang, h. 115.
[4]Pamusuk Eneste, (ed)., Aku ini Binatang Jalang, h. 116.
[5]Pamusuk Eneste, (ed).,  Aku ini Binatang Jalang, h. 117.
[6]Pamusuk Eneste, (ed).,  Aku ini Binatang Jalang, h. 188.


Sy. Apero Fublic.