-->
Search
24 C
en
  • Penerbit MAF
  • Apero Book
  • JAF
  • LinkedIn
APERO FUBLIC
Terbitkan Artikel Anda
  • Apero Fublic
  • Popular
    • Politik
    • Ekonomi
    • Fotografi
    • Dunia Anak
    • Sosial & Masyarakat
  • Apero Fublic
  • Women
    • Women
    • Tokoh Wanita
    • Skil Wanita
    • Ibu dan Anak
    • Pendidikan & Kesehatan Wanita
  • Gatget
    • Video
  • World
  • Video
  • Featured
    • Penyakit Masyarakat
    • About
    • e-Galeri
    • Post Search
    • Daftar Kata
    • Peribahasa
    • Antologi Puisi INew
    • Antologi Puisi IINew
  • Find
    • Download Artikel
    • Download Feature
    • Andai-Andai
    • Post All
    • Flora Pangan
    • Fauna
    • Picture IndonesiaNew
    • Kamus Bahasa MusiNew
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Brand
    • Sport
    • Fashion
    • Fitness
    • Sunset-Sunrise
    • HijrahNew
    • NasihatNew
APERO FUBLIC
Search

Ruang Sponsor Apero Fublic

Ruang Sponsor Apero Fublic
Home Cerpen Belada Cinta Putri Pertama: Orang Tua dan Keluarganya
Cerpen

Belada Cinta Putri Pertama: Orang Tua dan Keluarganya

PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic
13 Sep, 2019 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Apero Fublic.- Beteng Kuto Besak berdiri kokoh menjadi saksi sejarah di tengah Kota Palembang. Jembatan Ampera melintang menyatukan kedua sisi tebing Sungai Musi. Di atas jembatan laju kendaraan bermotor bagaikan aliran air yang deras. Ombak dan angin berpadu di tebing sungai yang sudah diperkeras dengan beton.

Kapal-kapal berlalu memeca gelombang. Tugu Ikan Belidah seakan menjadi penjaga benteng Kuto Besak yang perkasa. Warung empek-empek terapung terombang-ambing di tepian sungai, dipermainkan ombak. Azan berkumandang dari Masjid Agung Palembang tanda waktu shalat ashar datang.

Tempat wisata Benteng Kuto Besak adalah tempat bersantai masyarakat Kota Palembang. Di bibir tebing Sungai Musi berdiri dua orang insan manusia. Seorang pemuda berpenampilan rapi. Memakai kemeja lengan panjang berwarna putih polos, celana dasar kain berwarna coklat, berkopiah, namanya Khalid.  Si gadis memakai gamis hitam dan berhijab syairah warna merah panta, namanya Haifah.  Berdiri menghadap Sungai Musi.

Keduanya berkenalan sebagai sahabat beberapa bulan lalu, tidak pacaran. Berjarak sekitar sepuluh meter dari keduanya, tiga orang gadis juga berbusana islami menemani perbincangan mereka. Banyak juga pengujung datang berlalu lalang, ada pengamen. Khalid dan Haifah, keduanya berkomitmen untuk menikah. Di akhir perbincangan itu, Khalid berjanji pada Haifah.

“Syarat itu Kakak sanggupi. Kakak berjanji, “insyaa Allah akan mendukung adik berbakti kepada kedua orang tua adik. Kakak mengerti tugas adik sebagai anak sulung. Kedua orang tua kakak masih kuat, dan ada Kakak Hasim yang menjaga dan mengurus mereka. Jadi Kakak tidak terlalu terbebani dalam mengurus kedua orang tua kakak. Mungkin kita sekali-sekali datang berkunjung mengantar belanja.” Setelah perbincangan selesai maka mereka berlima menuju Masjid Agung Palembang untuk shalat ashar.

Waktu berlalu. Khalid dan keluarga datang melamar ke rumah Haifah di Kelurahan Talang Betutu. Akad nikah dilaksanakan di Masjid Al-Hijrah di Kelurahan Talang Betutu, Kota Palembang tidak jauh dari rumah Haifah. Pernikahan yang sederhana namun istimewa. Keluarga dan undangan datang memberi selamat. Keduanya sah menjadi suami istri. Sebagaimana janji Khalid sebelumnya, maka mereka tinggal di rumah orang tua Haifah. Haifah tiga bersaudara, dia anak sulung. Dua adiknya, Kahani dan Sammah sudah lebih dulu menikah di tahun lalu.

Waktu berjalan terasa cepat sekali. Tahun demi tahun, sekarang Haifah memiliki tiga orang anak. Anak tertua laki-laki bernama Amir. Dua lagi perempuan Zulaihak dan Kinanti. Khalid bekerja di sebuah pabrik roti, gajinya hanya dua juta lima ratus ribu rupiah sebulan. Sehingga Haifah harus hemat dalam mengatur keuangan keluarga. Ongkos kerja Khalid, biaya makan keluarga, bayar listrik, air, biaya sekolah anak-anak, dan lain-lainnya. Sehingga Haifah sangat mengatur keuangan dengan cermat.

Karena memang uang gaji suaminya pas-pasan. Haifah sangat sibuk sekarang, semua pekerjaan rumah dia yang menyelesaikan. Dari membersihkan halaman, membersihkan rumah, mencuci pakaian keluaraga, pakaian anak, suami, dan kedua orang tuanya. Memasak, mencuci piring, menghidangkan makanan, belanja. Bertambah sibuk kalau di bulan puasa, sebab dia akan mengurus sahur dan berbuka sedangkan dia juga berpuasa. Sepanjang waktu, pekerjaan itu dilakoni Haifah dengan sabar. Berbakti pada suami dan berbakti pada kedua orang tua.

Satu minggu sebelum idul fitri di tahun 1435 Hijriyah. Kahani, suami dan tiga anaknya pulang kampung. Suami Kahani seorang PNS di Kota Bandung, darah Aceh. Kahani pulang, dia memberikan banyak hadiah pada ayah dan ibunya. Saat itu mereka juga begitu perhatian dengan orang tua mereka.

Ketika mau kembali ke Kota Bandung mereka memberikan uang satu juta rupiah pada sang ibu. Betapa gembiranya ayah dan Ibu Haifah. Mereka bangga dan membanggakan Kahani pada semua orang di Kampung mereka, Talang Betutu. Haifah mendengar itu, dia pun merasa bahagia juga. Karena rumah mereka di Talang Betutu dekat dengan Bandara SMB II. Maka kedua orang tua Haifah menjemput saat datang dan mengantar saat kembali.

Dua bulan bulan kemudian, Lebaran Idul Adha juga tiba. Kali ini Sammah, suami dan dua anaknya juga pulang. Perlakuan Sammah seperti Kahani. Banyak memberikan hadiah, jalan-jalan di Kota Palembang. pada saat mau kembali ke Jakarta mereka juga memberikan uang satu juta rupiah. Ayah dan Ibu Haifah merasa bangga dan menceritakan semua itu pada tetangga dan masyarakat di kampung mereka. Ibu Haifah membandingkan Kahani, Sammah dengan Haifah dan suaminya. Haifah, tidak pernah membelikan mereka hadiah dan uang jutaan seperti kedua anak mereka itu.

Tahun berlalu, kembali seperti semulah. Kali ini Sammah dan keluarganya yang pulang kampung saat lebaran idul fitri, 1436 Hijriyah. Keluarga Kahani juga yang pulang di lebaran idul adha, bergantian. Sama seperti pulang kampung sebelumnya. Mereka memberikan hadiah, dan memberikan uang saat akan kembali. Namun dibalik semua itu, Haifah juga pontang panting menanggung biayah semua keluarga saat menjelang lebaran. Tetapi alhamdulillah Haifah dapat menutupinya. Ayah dan Ibu Haifah tida menyadari itu.

Sekarang Ibu Haifah merasa tidak suka dengan Haifah. Dia menganggap Haifah pelit dan tidak sebaik kedua anaknya. Menurut pemikiran ayah dan ibu Haifah. Kedua anaknya Kahani dan Sammah begitu baik. Memanjakan mereka dan perhatian sekali. Termakan pemikiran itu, perlahan-lahan Ibu dan Ayah Haifah mulai tidak suka dengan Haifah, dan keluarganya. Mereka ingin salah seorang dari Kahani atau Sammah tinggal dengan mereka. Sebab mereka baik, perhatian dan melayani mereka dengan sangat lembut. Sangat berbeda dengan cara Haifah, yang pendiam dan selalu bekerja.

Tibalah batas kesabaran ibu Haifah, sehingga sedikit cekcok dengan Haifah. Waktu itu, sore hari sekitar pukul tiga sore. Permasalahannya sepelah sekali, karena Haifah memarahi anak sulungya yang selalu bermain lupa waktu.

Suara keras Haifah membuat ibu Haifah marah. Waktu itu emosi Haifah sedang naik. Ibu dan Ayah Haifah merasa terganggu dan tidak tenang. Waktu itu, tekanan pekerjaan dan rasa capek membuat emosi Haifah labil. Akhir dari kata-kata Ibu Haifah waktu itu kurang baik, entah apakah salah pengertian.

“Sudah, cukup !!!, aku tidak tahan lagi bersama kalian.” Kata ibu Haifah marah dalam pembicaraan sore itu. Pernyataan itu membuat hati Haifah hancur. Secara halus kalau ibunya meminta Haifah untuk pindah. Haifah merasa kalau ibunya mengusir mereka secara halus. Air mata Haifah mengucur deras. Saat Haifah melihat ayahnya hanya diam.

Penilaian Haifah kalau ayahnya juga menyetujui. Yang paling sedih lagi, ketika Haifah melihat suaminya yang tertunduk diam. Namun suaminya tidak berkata apa-apa. Ada wajah malu dan sedih yang Haifah tangkap dari raut wajah yang mulai tidak terawat lagi itu. Kulit tubuh suaminya sudah agak gelap sekarang. Pulang dari pabrik sore hari, setelah magrib dia juga menjadi Driver Gojek.

Haifah terdiam, semua diam, kemudian Ibu Haifah pergi keluar rumah entah kemana. Haifah bangkit perlahan kekamarnya dan berbaring. Air matanya berlinang menetes tidak mau berhenti. Ayah Haifah keluar rumah, lelaki pensiunan PNS ini mengambil sapu dan menyapu halaman rumah. Tinggal suami Haifah yang duduk tenang sambil minum kopi. Tak berapa lama kemudian dia masuk kamar menghampiri Haifah.

“Sudah, jangan bersedih hati. Mungkin ibu sedang emosi dan marah saja. Jangan diambil hati. Jangan pulah salah mengartikan, mereka orang tua Adik.” Hibur Khalid.

“Tidak Kak, adik sudah mengerti sekarang. Maafkan aku yang telah membuat kakak kecewa. Aku beruntung mendapat suami yang sesabar Kakak. Aku tahu kakak berkata begitu karena Kakak ingin menepati janji kakak dahulu. Aku menyesal mengajukan syarat itu.
Dimana meminta kakak membantu aku menjaga ayah dan ibu sampai mereka dipanggil Allah. Aku menyayangi mereka dan ingin berbakti. Jerih payah Kakak tidak dihargai mereka.”

Kata Haifah sambil menangis, kemudian suaminya memeluk Haifah. Khalid sesungguhnya sangat tersinggung. Sebagai laki-laki dia memiliki harga diri. Tapi dia tidak mempersoalkan itu.

Tanpa mereka sadari ayah Haifah mendengar percakapan mereka. Waktu itu sedang memungut sampah di samping kamar Haifah. Ayah Haifah tahu alasannya mengapa suami Haifah tidak membawa Haifah dan anak-anaknya pindah rumah. Biasanya adat orang Melayu pantang tinggal di tempat mertua.

Orang bilang anak yang sudah menikah akan mudah tersinggung. Berbeda ketika mereka belum menikah. Benar, begitulah Haifah juga sangat tersinggung sekali. Haifah dihantui rasa bersalah karena tinggal di rumah orang tuanya. Haifah merasa malu, sedih. Dia juga kecewa dengan jerih panyahnya selama ini.

Keluarganya terasa memberatkan atau mengganggu ketenangan kedua orang tuanya. Apalagi sekarang dia sedang hamil anak keempat mereka. Satu minggu kemudian, Haifah, suami dan tiga anaknya pindah kesebuah kontrakan berjarak puluhan kilometer dari rumah ibunya, Talang Jambi. Sebelum pergi Haifah membersikan halaman dan bagian dalam rumah. Mencucikan pakaian ayah dan ibunya. Haifah juga memasak untuk yang terakhir kalinya.

Sebagai anak sulung dia merasa bertanggung jawab pada kedua orang tuanya, apa hendak dikata pikirnya. Waktu berjalan cepat, bulan dan tahun berlalu. Suami Haifah dipindah tugaskan ke Kota Sekayu. Sebuah kota kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan.

Tiga tahun berlalu, menjelang bulan ramadhan 1440 Hijriyah. Ibu Haifah menelpon anak keduanya, Kahani. Bertanya apakah mereka pulang dilebaran tahun ini. Kahani bilang karena sudah tiga kali lebaran pulang ke Palembang maka lebaran ini mereka pulang ke rumah mertua, di Aceh.

Kemudia menelpon anak bungsunya, Sammah. Sammah juga tidak pulang ke Palembang. Alasannya sama dengan Kahani, giliran pulang ke tempat mertua. Sudah tiga kali ramadhan dan lebaran terasa sepi bagi ayah dan ibu Haifah. Pernah diawal ramadhan Khalid datang mengantar belanja. Di sepuluh lebaran juga datang mengantar belanja. Keadaan sepi berlanjut di rumah Ibu Haifah, sampai idul fitri dan idul Adhah.

Suatu malam, Kahani menelpon kalau mereka sekarang telah pindah permanen di Provinsi Aceh. Karena pengajuan pindah suaminya di setujui pemerintah. Aceh tanah kelahiran suaminya. Suatu ketika Sammah juga menelpon. Suami Sammah juga pindah ke Sumatera Utara dan menetap di daerah tanah kelahiran suaminya, Kabupaten Deli Serdang. Sebagai guru PNS di sebuah Sekolah Menenga Atas. Maka mereka akan sulit pulang ke Palembang lagi, karena jauh.

Sore itu, suasana mendung, hujan ringan turun membasahi bumi. Suara air hujan jatuh di teratak atap terdengar riuh. Ibu Haifah duduk merenung di teras rumah. Lamunannya tenggelam ke puluhan tahun lalu. Dia melihat halaman kotor oleh sampa dedaunan. Sekarang Ibu Haifah tidak dapat menyapu halaman rumah tiga kali seminggu sebagaimana Haifah.

Terasa sakit pinggangnya. Daun jambu, daun sawo, dan daun bunga-bunga yang jatuh tiap hari. Haifah dari umur lima tahun sudah pandai menyapu halaman rumah. Haifah kecil selalu berhijab sedari Sekolah TK. Haifah tidak ingin ayah dan ibunya masuk neraka karena dia tidak menutup aurat. Itulah yang diajarkan ustazah di sekolah. Beranjak remaja Haifah sudah pandai mengurus rumah. Membersihkan perabotan, mencuci pakaian, dan memasak. Haifah begitu sayang pada ayah dan ibunya.

Dia tumbuh menjadi wanita mandiri. Air mata Ibu Haifah menetes perlahan di kedua belah pipinya yang keriput itu. Ayah Haifah datang membawa dua cangkir teh, dan duduk di samping Ibu Haifah. Melihat istrinya meneteskan air mata.

Ayah Haifah mengerti tentang perasaan dan pikiran istrinya. Bukan menangis karena halaman yang kotor dan berserakan itu. Tapi karena pada sosok anak kecil yang suka menyapu halaman itu, Haifah. Putri sulung yang bertanggung jawab seperti anak lelaki. Ayah Haifah menarik nafas dalam dan matanya juga berkaca-kaca.

Ayah Haifah menceritakan dengan istrinya mengapa Haifah dan suaminya tetap tinggal dirumah mereka setelah menikah. Tidak pindah rumah sebagaimana pernikahan anak-anak perempuan lainnya. Karena salah satu syarat diterimanya lamaran Khalid oleh Haifah. Khalid harus mendukung Haifah berbakti pada kedua orang tuanya.

Ibu Haifah bertambah terharu mendengar cerita suaminya. Kakek Nenek yang sudah berumur enampuluhan tahun itu sekarang hidup kesepian. Satu minggu kemudian Ibu Haifah jatuh sakit. Sudah lebih satu minggu tidak bangun dari pembaringan. Ayah Haifah menelpon putri bungsunya Sammah.

Sammah bilang kalau dia tidak dapat pulang sebab suaminya sedang bertugas studi banding pendidikan dari DIKNAS. Begitupun saat menelpon Kahani, dia tidak dapat pulang karena sudah menetap di Aceh. Ongkos ke Palembang dengan pesawat terbang  hampir sama dengan gaji satu bulan suaminya. Kalau naik bus akan memakan waktu tiga hari tiga malam.

Maka tidak mungkin pulang sekarang kalau belum penting sekali. Ingin Ayah Haifah menelpon Haifah. Tapi dia merasa tidak enak dan merasa malu pada anak sulung mereka itu. Dalam minggu itu, Ayah Haifah sendiri merawat ibu Haifah. Sekarang seisi rumah tambah terbengkalai. Semua sudah tambah tidak terurus lagi.

Khalid datang menengok keadaan mertuanya bulan ini. Membawa oleh-oleh dari Kota Sekayu, ikan kering, pede, tempoyak, buah duku, durian. Saat sampai di rumah mertuanya, Khalid melihat halaman sangat kotor, sampah berserakan dimana-mana.  Rumah nampak redup dan tidak terawat. Khalid mengetuk pintu, dan mengucap salam. Tidak lama kemudian ayah mertuanya membuka pintu. Melihat Khalid yang datang matanya langsung berkaca-kaca. Dia melihat-lihat keluar, berharap kalau Haifah juga ikut.

Khalid menyalimi tangan mertuanya, dan bertanya kabar keduanya. Mertua Khalid tidak berkata-kata, dia menyembunyikan rasa terharunya. Kemudian menunjuk ke kamar, dan melangkah masuk kamar. Khalid melihat mertua perempuanya terbaring berselimut tebal. Badannya sudah kurus dan matanya tertutup. Khalid menjadi khawatir dan dia duduk di pinggir pembaringan.
“Ibu, kenapa? Apa ibu sakit? Mengapa tidak memberi kabar!!!.

Mata berkeriput itu membuka. Menatap Khalid beberapa saat, kemudian mata rabun itu mengeluarkan air mata. Khalid menjadi sedih dan terharu. Kembali Khalid bertanya apakah ibu mertuanya sakit. Jawaban lembut dari mertuanya. “Tidak apa-apa, hanya demam.” Khalid ingin membawa ke bidan, tapi mertuanya menolak. Kemudian dia bertanya bagaimaan kabar Haifah dan anak-anak Khalid.

Khalid menceritakan bahwa keadaan mereka baik dan sekarang Haifah sudah mengajar di salah satu sekolah PAUD di Kota Sekayu. Kemudian dengan berlinang air mata, dia berpesan pada Khalid agar menyampaikan pesan permintaan maaf pada Haifah. Menjelang sore Khalid pulang ke Kota Sekayu dan tiba pukul delapan malam. Khalid menceritakan keadaan ibu dan ayahnya membuat hati Haifah terpukul dan sedih sekali. Air matanya tidak terbendung dan dia menangis meraung. Keesokan harinya, Haifah dan empat anaknya berangkat ke Kota Palembang.

Sesampai di rumah Haifah memeluk ayah dan ibunya. Mereka semua menangis haru dan bahagia. Anak Haifah, dan tiga adiknya bermain dan menyapu halaman rumah. Lalu membakar sampah dan halaman menjadi bersih. Haifah juga membersihkan rumah dan mencuci semua pakaian dan perabotan rumah. Rumah yang beberapa tahun sepi dan beku tiba-tiba menyalah.

Suara ramai anak-anak Haifah bermain seperti irama yang merdu di telinga kedua orang tua Khaifah. Begitupun saat suara orang sibuk memasak dengan suara-suara alat dapur beradu. Ayah dan Ibu Khaifah baru sadar sekarang. Di usia senja mereka bukan harta, bukan uang, bukan sanjungan semu. Tapi kasih sayang yang hangat yang ikhlas dari anak dan cucu-cucunya. Kebaikan bukan berupa hadiah, bukan beberapa lembar uang.

“Haifah, seandainya ibu telah menyakiti hatimu. Ibu memohon padamu agar maafkan ibu. Agar ibu tenang seandainya Allah memanggil ibu.” Kata Ibu Haifah memohon.

Haifah berkata dia tidak pernah merasa marah dan benci dengan ayah dan ibunya. Dia hanya menghormati dan menghargai jerih paya suaminya. Suaminya sudah bekerja keras dan relah mengurus ayah dan ibunya. Jarang ada menantu yang baik dan shaleh seperti Khalid.

Ayah dan Ibu Haifah mengerti betapa sulitnya Khalid, bekerja seharian kemudian menarik Gojek di malam hari untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Wajar saja kalau Haifah tidak pernah memberi uang jutaan sekali waktu, sebab semua kebutuhan hidup mereka yang menanggung. Haifah selalu memuliakan ibunya. Kemudian Haifah berkata.
“Ibu mau makan apa? gado-gado? atau kue bolu kesukaan ibu? Nanti Haifah bikinkan.” Tanya Haifah. Lama Ibu Haifah terdiam, kemudian dia berkata.
“Ibu meminta, pulanglah, hantarkan masa tua kami dengan damai. Ibu beruntung sekali, memiliki putri yang berhati mulia sepertimu, dan menantu yang baik, ibu telah salah menilai.” Jawab Ibu Haifah dengan haru. Haifah memandang ke ayahnya yang duduk di sisi kanan ibunya. Wajah tua yang dulu kencang sekarang sudah keriput. Rambut yang putih dan sudah tumbuh menipis.

Terkenang puluhan tahun lalu bagaimana sang ayah sering menggendongnya dengan kasih sayang. Haifah juga melihat mata ayahnya berkaca-kaca pertanda dia juga terharu. Haifah tidak tega menolak permintaan kedua orang yang sangat dia cintai itu, tangisnya pecah. Haifah mengiyahkan tapi dia ingin bermusyawara pada Khalid terlebih dahulu.

Khalid yang shaleh dan baik itu menyetujui. Betapa bahagianya Haifah memiliki suami yang sangat baik dan pengertian itu. Dua minggu kemudian Haifah dan anak-anaknya datang pulang, kembali kerumah orang tuanya. Khalid untuk sementara sendiri tetap di Kota Sekayu sampai perpindahannya di setujui perusahaan tempat dia bekerja. Sejak saat itu, Keluarga Khaifah kembali hidup bersama berbahagia.

Oleh. Joni Apero.
Editor. Desti. S.Sos.
Palembang, 27 Agustus 2019.

Sy. Apero Fublic
Via Cerpen
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

Post a Comment

PWI Sumatera Selatan

PWI Sumatera Selatan
Ayo, ikuti dan ramaikan.

Post Populer

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019

BULETIN APERO FUBLIC

BULETIN APERO FUBLIC

Translate

Search This Blog

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
vimeo Subscribe
instagram Follow
rss Subscribe

Featured Post

Amazing; Wagub Cik Ujang Launching Maskot dan Logo Porprov XV dan Peparprov V Sumsel 2025

PT. Media Apero Fublic- Sunday, June 29, 2025 0
Amazing; Wagub Cik Ujang Launching Maskot dan Logo Porprov XV dan Peparprov V Sumsel 2025
APERO FUBLIC. MUSI BANYUASIN.- Wakil Gubernur Sumsel H.Cik Ujang didampingi Bupati dan wakil bupati Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) secara resmi meluncurkan Ma…

Most Popular

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Sunday, November 10, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Tuesday, October 15, 2019
Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Saturday, March 21, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Thursday, November 07, 2019
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Powered by Blogger
Apero Fublic

Website Archive

  • 2025221
  • 2024203
  • 2023142
  • 2022103
  • 2021365
  • 2020435
  • 2019281

MAJALAH KAGHAS

MAJALAH KAGHAS

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

TABLOID APERO FUBLIC

TABLOID APERO FUBLIC

SELAK MAJO

SELAK MAJO
Karikatur

Labels

Andai-Andai APERO FUBLIC Apero Herbal Apero Popularity Arkeologi Artikel Berita Berita Daerah Berita Internasional Berita Nasional Biruisme Bola Brand Budaya Daerah Budaya Dunia Buku Populer Buletin AF Cerita Bersambung Cerita Kita Cerita Rakyat Cerpen Daratan Daratan dan Hutan Dongeng Dongeng Dunia Dunia Anak e-Biografi Tokoh Ekonomi Ekonomi Islam Elektronik Energi FASHION Fauna Film Flora Fotografi Gatget Healthy & Fitness Himpunan Muslim Hukum Hukum Islam Ibu dan Anak Ilmu Kesastraan Info Desa Islam dan Budaya Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Masyarakat Islam dan Negara Islam dan Sosial Jurnal AF Jurnalisme Kita Kabar Buku Kampus Kata Mutiara Kepemimpinan Kesehatan Kesehatan dan Pendidikan Wanita kesenian Kisah Legenda Kriminal Kuliner Laporan Penelitian Majalah Kaghas Mask Mitos Musik Olah Raga Opini Otomotif Pantun Pariwisata PDF Pemerintahan Pendidikan Penyakit Masyarakat Pertanian dan Alam Politik Populer Bisnis Populer Iklan Populer Produk Populer Profesi PraLeader Problematika Seks Propaganda Public Figure Puisi Puisi Akrostik Pustakawan PWI PWI SumSel Sampah dan Limbah Sastra Kita Sastra Klasik Sastra Lisan Sastra Moderen SDA Sejarah Daerah Sejarah Islam Sejarah Kebudayaan Sejarah Umum Seniman Sepeda Listrik Sepeda Motor Skil Wanita Smart TV Sosial dan Masyarakat Sport Sudut Pandang Sumber Air Surat Kita Syarce Tablet Tabloid AF Teknologi Tokoh Wanita UKM-Bisnis Video Women World

Laman Khusus

  • Cahaya
  • Daftar Kata Istilah Baru
  • e-Galeri Apero Fublic
  • Mari Kita Hijrah
  • Nasihat dan Motivasi
  • Apero Quote
  • Pribahasa Indonesia
  • Picture Indonesia
  • Pangeran Ilalang I
  • Pangeran Ilalang II

Pages

  • Pecakapan Sunset Sunrise
  • Flora Pangan Indonesia
  • Fauna Indonesia
  • Dawnload PDF Gratis
  • Dawnload Feature Gratis (PDF)

Recent Posts

Popular Posts

  • Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan
    Apero Fublic.- Pada masyarakat Melayu ada sistem adat tatacara memanggil seseorang. Orang yang tidak mengikuti adat peraturan dalam mem...
  • Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal
    APERO FUBLIC. MUBA.- Setelah berhasil melakukan peralihan pengelolaan kelistrikan dari PT MEP ke PLN, Bupati Muba H M Toha bersama Wakil Bup...
  • Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah
    APERO FUBLIC. SUMATERA SELATAN.- Palembang – Bupati Muba H. M Toha, didampingi Kepala Dinas Kominfo Muba Herryandi Sinulingga dan Kepala Ba...
  • Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
    Apero Fublic.- Pantun Daerah dari Dataran Negeri Bukit Pendape ini adalah warisan pantun berbahasa Melayu. Hadir dari buah pemikiran ne...
  • e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II
    Apero Fublic.- Ilalang atau juga sering di sebut alang-alang memiliki nama ilmiah  imperata cylindrica . Ilalang jenis rumput berdaun ...
  • PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H
    Suasana di Kantor PWI di Kota Palembang APERO FUBLIC. PALEMBANG.- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel rangkaian menyambut Hari Raya I...
  • Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113
    APERO FUBLIC. SEKAYU.- Dalam rangka memperingati Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113. Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Musi Banyuasin M...
  • Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK
    APERO FUBLIC. MUBA-JIRAK JAYA.- Untuk mengoptimalkan Program Kerja. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Musi Ba...
  • Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba
    APERO FUBLIC. MUSI BANYUASIN.- Pembukaan Festival Kuliner Kitek Nia Tahun 2025 dengan tema The Taste of Musi Banyuasin yang berlangsung di ...
  • Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.
    APERO FUBLIC.- Raden Kamandaka sebuah cerita rakyat dari dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Rakyat ini bercerita tentang Keraja...

Editor Post

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
Legenda Kisah Cinta  I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Legenda Kisah Cinta I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Tuesday, January 14, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Thursday, November 28, 2024
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019

Popular Post

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

Friday, June 06, 2025
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113

Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113

Thursday, June 19, 2025
Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

Sunday, June 15, 2025
Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba

Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba

Thursday, June 26, 2025
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020

Populart Categoris

Andai-Andai 1 Artikel 38 Berita 221 Berita Daerah 399 Berita Internasional 20 Berita Nasional 301 Brand 117 Budaya Daerah 29 Cerita Bersambung 20 Cerita Kita 22 Cerita Rakyat 12 Cerpen 9 Dongeng 66 Ekonomi 11 Elektronik 21 FASHION 4 Fauna 4 Flora 62 Healthy & Fitness 14 Ibu dan Anak 1 Islam dan Budaya 11 Islam dan Lingkungan Hidup 5 Islam dan Masyarakat 2 Jurnalisme Kita 16 Kampus 104 Kesehatan 5 Kisah Legenda 10 Kuliner 18 Mitos 15 Olah Raga 29 Opini 58 PDF 3 Pantun 6 Pariwisata 36 Penyakit Masyarakat 6 Problematika Seks 6 Puisi 47 Puisi Akrostik 5 Sampah dan Limbah 1 Sastra Kita 22 Sastra Klasik 53 Sastra Lisan 12 Sejarah Daerah 24 Sejarah Kebudayaan 28 Sepeda Listrik 15 Sport 2 Surat Kita 7 Tablet 20 Teknologi 125 Tokoh Wanita 6 UKM-Bisnis 12 Video 20 Women 4 World 3 e-Biografi Tokoh 23 kesenian 2
APERO FUBLIC

About Us

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan Publikasi dan Informasi yang bergerak dalam bidang Industri Kesusastraan. Apero Fublic merupakan bidang usaha utama bidang jurnalistik.

Contact us: fublicapero@gmail.com

Follow Us

© Copyright 2023. PT. Media Apero Fublic by Apero Fublic
  • Disclaimer
  • Tentang Apero Fublic
  • Advertisement
  • Contact Us