7/21/2019

Mengenal Sastrawan Dari Sumatera Selatan

Apero Fublic.- Putra-putri dari Sumatera Selatan ternyata adalah pemain lama dalam dunia sastra Indonesia. Kalau sekarang ada penyair dengan nama pena, Tere Liye. Pada permulaan perkembangan dunia sastra Indonesia sudah ada sastrawan terkemuka di Indonesia. Para sastrawan adalah seniman abadi dan ibu dari masyarakat suatu bangsa.

Salah satu sastrawan Indonesia kelahiran Sumatera Selatan adalah K. Usman. Awal dari tulisan ini saat aku sedang mempelajari teknik tulis novel di perpustakaan. Aku tanpa sengaja membaca sebuah novel. Novel berjudul Rumah Rindua karya K. Usman. Di terbitkan oleh BukuRepublika. Cetakan pertama Maret 2013, di Jakarta, dengan jumlah halaman 324, dan ISBN: 978-602-7595-33-0.


K. Usman atau Haji Kurnia Usman dilahirkan di Dusun Tanjung Serian, Muara Enim, Sumatera Selatan pada 11 Agustus 1940. Sejak 1956 sampai sekaran, karangan-karangannya sudah dipublikasikan di 100 lebih di media massa cetak dan elektronik. Seperti koran, majalah, radio, dan televisi di Indonesia dan Jepang (Tokyo).

Tulisan pertama berjudul Seorang Pendatang di terbitkan oleh Balai Pustaka 1963, di Jakarta pada kumpulan cerpen. Selain ratusan judul bukunya yang telah terbit, tiga novelnya yang terbaru adalah Ziarah Yang Terpanjang di terbitkan oleh Kaki Langit Kencana pada 2009. Novel Jilbab Putih Kekasih di terbitkan oleh penerbit buku Republika tahun 2010, dan Tamu Rumah Biru. Novel ini adalah novel paling tebal dari novel-novelnya, 777 halaman.


Beliau pernah menjadi editor beberapa penerbit buku, surat kabar, majalah, dan termasuk Editor Penerbit Balai Pustaka (1962-1970). Editor Majalah Sarinah 1982-1995. Menjadi Bendahara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Jakarta 1987-1991. Pemimpin Redaksi Majalah Romansa 1998-1999. Pamong atau guru di Taman Siswa di Jalan Garuda 25 Jakarta Pusat 1963-1968. Menjadi Juri Lomba mengarang naskah di Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selama 20 tahun.


Buku kumpulan cerpennya Pengantin Luka di terbitkan Kompas, 2006 adalah nominasi Hadia Sastra Khatulistiwa 2007. Novel anak-anak karyanya, Suri: Cucu Kakek Dulhak diterbitkan oleh Cakrawala Publishing, 2006 mendapat Islamic Book Fair Awad 2007 sebagai novel anak terbaik nomor satu. Cerpennya Setelah Musim Jamur dalam Album Cerpen Majalah Femina 1980 menerima Hadiah Penghargaan Lomba Cerpen majalah Femina 1980.


Kumpulan puisi anak Puisi Rumah Kami mendapat Hadiah Yayasan Buku Utama, 1987. Anugerah Kebudayaan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesai diterimanya tahun 2007. Novel Rumah Impian adalah karyanya yang terbaru, yang mengisahkan kehidupan seorang gadis cerdas seorang muslimah yang taat.

Kemudian dia menjadi istri seorang pelaut yang banyak mengalami ujian pahit, getir, rasa takut, tragis, yang semula diharapkannya berujung romantis dan manis. Berikut ini, kita berkenalan dengan karya sastra beliau melalui cuplikan  sinopsis dan ending akhir cerita dari Novel Rumah Rindu.


Novel diawali dengan untaian kata:

Mimin
Dengan cinta, kasih sayang, kesetiaan, dan sering ditemani kantukmu, novel ini akhirnya dapat kuselesaikan tanpa terburu-buru. Setiap kali memeriksa ulang naskah ini sampai sore (tentu saja sudah berkali-akli), aku melihat cahaya senja berkilauan di ufuk barat- seakan mengingatkan, ‘Pahamilah, senja hidupmu.....’

Sinopsis Novel Rumah Rindu
Sebuah novel selalu dilengkapi sinopsis pada sampul bagian belakang. Sinopsis adalah tulisan singkat yang menjelaskan isi dan jalan cerita secara singkat. Sehingga dapat diketahui oleh pembaca. Inti cerita, cerita apa, dan akan kemana jalan cerita namun memberikan sebuah pertanyaan. Sinopsis harus singkat, padat dan akurat. Berikut ini sinopsis dari Novel Rumah Rindu karya K. Usman.


Han, istri seorang pelaut antarbenua mengalami banyak godaan selama Zulham, suaminya berlayar lebih lama dari biasanya. Bambang, sahabat akrab suaminya itu makin sering datang–minta dibukakan pintu.

“Lelaki yang belum lama ditinggalkan kekasihnya itu merasa kesepian. Han pun merasa sunyi dan terasing di rumah impiannya–yang jauh di tepi kota. Tapi, Han juga merasa bersalah bila membukakan pintu untuk lelaki yang bukan muhrimnya, pada waktu suaminya tidak di rumah.


“Suatu malam, Han terserang demam panas. Dia tidak sadarkan diri. Saat itu, dia merasa seorang lelaki menyergapnya. Kemudian dia tidak datang bulan. Han merasa dia hamil. Rasa berdosa memburu-burunya.

“Benarkah Han hamil? Lalu apa kata Zulham bila mengetahui  Han hamil? Padahal ketika akan berlayar Han sedang haid.  Terjadilah pertempuran dahsyat di dalam diri Han. Apakah bayi yang diinginkan itu harus digugurkan? Tapi, itu dosa besar. Apa upaya Han untuk mempertanggung jawabkan kehamilan itu?


“Apa pula tindakan Zulham bila dia tiba di rumah nanti? Namun dokter ternyata menyimpulkan lain. Apa kata dokter? Untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Baca saja sampai selesai Rumah Rindu novel terbaru karya K. Usman – yang romantis namun..... tapi nyaris tragis.”


Ending Kisah Novel Rumah Rindu.

Ending sebuah cerita adalah lembar-lembar akhir dari babak cerita. Karena, suatu kisah dalam satu penyajian harus memiliki akhir. Akhir yang memberikan jawaban atau akhir yang memberikan pertanyaan. Ahir pemberi jawaban adalah rangkayan yang menjadi kunci penjelas, makna, dan isi dari cerita. Sehingga pembaca menjadi mengerti dan puas.

Sedangkan ending akhir yang memberikan pertanyaan adalah dimana pembaca diberi setengah jawaban sedangkan satengah jawaban lagi terletak pada kisah selanjutnya. Ending yang menyajikan pertanyaan adalah ending dari cerita berseri. Berikut ini adalah ending dari Novel Rumah Rindu yang menyajikan jawaban.


Kak Zulham memanggil taksi biru bergambar burung. Agak tergesah kami naik taksi. Di dalam taksi, Kak Zulham berbisik.

“Selesai sarapan nasi uduk komplit di Rumah Panggung Kayu, kita ke show room mobil,” kata Zulham ceria.

“Beli mobil, Kak?” Aku bertanya dengan tubuh terlonjak karena terkejut dan senang.

Kak Zulham mengangguk.

“Kalau Han sudah punya mobil, bisa sering-sering menengok Ibu, Ayah, Ayuk Maharani di Rumah Panggung Kayu,” Kata Kak Zulham.

“Segala puji bagi Allah.” Aku mengucap sambil memeluk suamiku.

"Dalam lindungan Allah, kini aku dan suamiku merasa tenteram, damai, aman, dan bahagia di “Rumah Impian.

Novel Rumah Rindu sangat baik untuk bacaan masyarakat Indonesia. Novel yang memiliki karakter asli Indonesia. Semoga novel-novel Indonesia di kemudian hari berakar dari budaya asli Indonesia sehingga menjadi sastra pembangun bangsa. Salam sastra Indonesia yang berkarakter.

Oleh. Joni Apero

Editor. Desti. S.Sos.
Palembang, 22 Juli 2019.
Sumber. K. Usman. Rumah Rindu. Jakarta: BukuRepublika, 2013.


Sy. Apero Fublic

0 komentar:

Post a Comment