PT. MEDIA APERO FUBLIC

Perusahaan Pers dan Publikasi (Industri Kesastraan)

Apero Mart

Apero Mart adalah tokoh online dan ofline yang menyediakan semua kebutuhan. Dari produk kesehatan, produk kosmetik, fashion, sembako, elektronik, perhiasan, buku-buku, dan sebagainya.

Apero Book

Apero Book adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi semua jenis buku. Buku fiksi, non fiksi, buku tulis. Selain itu juga menyediakan jasa konsultasi dalam pembelian buku yang terkait dengan penelitian ilmiah.

Apero Popularity

Apero Popularity adalah layanan jasa untuk mempolerkan usaha, bisnis, dan figur. Membantu karir jalan karir anda menuju kepopuleran nomor satu.

Apero Fublic Publisher

Penerbit Buku PT. MEDIA APERO fUBLIC

Buletin Apero Fublic

Tusisan yang bersifat ide-ide orisinal dari diri sendiri. Mulai dari kebudayaan, politik, kritik sosial, kesastraan, kemanusiaan, pendidikan dan lainnya.

Jurnal Sastra Apero Fublic

Temukan tentang kesastraan dari sastra klasik, lama, dan moderen. Lokal, Nasioan dan internasional. www.jurnalaperofublic.com

Apero Gift

Apero Gift adalah perusahaan yang menyediakan semua jenis hadia atau sovenir. Seperti hadia pernikahan, hadia ulang tahun, hadiah persahabatan, menyediakan sovenir wisata dan sebagainya. Melayani secara online dan ofline.

12/10/2019

Nuansa Wisata Pedestrian Sudirman di Kota Palembang

Apero Fublic.- Pedestrian Sudirman merupakan salah satu objek wisata teranyar yang ada di Kota Palembang. Suasana yang bersahaja, ramai, banyaknya pertunjukan, dan tentunya banyaknya pengunjung. Membuat tempat ini memberikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat terutama warga Kota Palembang.

Terkhusus anak-anak muda  menghabiskan waktu akhir pekan mereka. Selama seminggu sibuk dengan aktivitas-aktivitas yang membuat jenuh masyarakat. Dengan mengunjungi objek wisata di Pedestrian Sudirman. Terletak di Kelurahan 18 Ilir, Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang, Sumatera Selatan (30125). Dapat mengobati kepenatan akibat kesibukan rutinitas sehari-hari tersebut.

Nuansa weekend atau berakhir pekan sangatlah menyenangkan jika mengunjungi keramaian wisata malam di jalan Sudirman ini. Setiap malam minggu kawasan wisata malam pedestrian Sudirman selalu ramai oleh pengunjung.

Pengunjung terdiri dari orang-orang berkeluarga. Anak-anak muda dan orang dewasa. Selain itu, kalangan seniman dan budayawan juga hadir. Merekalah motor penggerak pertunjukan-pertunjukan. Sebai ajang pengenalan budaya, latihan dan promosi. Sekarang wisata malam pedestrian Sudirman telah menjadi wisata populer di Kota Palembang.

Sebelumnya, tempat itu hanyalah trotoar biasa. Yang panjang kira-kira  limaratusan  meter. Kemudian disulap menjadi spot bersantai ria dengan beragam kegiatan seni dan budaya. Semakain lama terus berkembang dan bertambah ramai seperti sekarang.

Gemerlap lampu berwarna-warni menghiasi.  Warna merah, kuning, dan hijau. Bagaikan warna pelangi yang menampakan cahaya indah disepanjang pedestrian jalan Sudirman.  Saya membawa tas dipundak.

Tidak khawatir akan dicopet atau dijambret. Karena keamanan  dijaga dan diawasi dengan baik oleh aparat keamanan. Dapat disaksikan di sepanjang  jalan, petugas keamanan mengawasi. Tempat wisata ini, diresmikan oleh Walikota Palembang pada akhir bulan Maret, 2017 lalu.

Menariknya, tempat wisata ini persis menyerupai kawasan wisata Orchard yang ada di Singapura. Orchad nama sebuah jalan di Singapura. Merupakan pusat retail dan hiburan. Sehingga menjadi tempat wisata kota yang indah. Lalu  menarik wisatawan datang untuk berkunjung sambil berbelanja. Berfoto-foto, karena banyak terdapat lokasi unik yang terhampar. Sekaligus menghabiskan akhir pekan bersama rekan, keluarga, atau sahabat.

Begitupun kawasan wisata malam pedestrian Sudirman. Terlihat indah dan siap menyambut wisatawan. Serta membuat betah para wisatawan. Saat saya berkunjung bersama teman-teman. Suasana gemerlap lampu malam, semilir angin malam yang sejuk.

Kemudian menyaksikan banyaknya kuliner-kuliner lezat. Membuat kami yang berkunjung ingin memanjakan lidah. Terutama kuliner  khas Kota Palembang, mpek-mpek. Makan yang terbuat dari tepung, daging ikan yang digiling, dan bumbu khas. Kemudian mpek-mpek disajikan dengan cukoCuko adalah sejenis kua.

Rasa cuko perpaduan dari rasa manis, asam, pedas. Tanpa cuko sajian mpek-mpek kurang pas atau tidak lengkap. Menurut cerita-cerita masyarakat di Palembang. Makanan mpek-mpek muncul seiring dengan kedatangan perantau Tionghoa ke Palembang. Di perkirakan sekitar abad ke-18 Masehi.

Selain kuliner, pedestrian Sudirman juga mengadakan berbagai pertunjukan, atraksi-atraksi, musik, dan hiburan lainnya. Dari musik religi, musik pop, dangdut, dan kadang musik tradisional Palembang. Penampilan yang tidak kalah memukau dari suara piano, denting gitar tunggal, dan jenis alat musik lainnya. Sehingga para pengunjung terhibur dan bergembira.

Selain itu, ada juga kumpulan komunitas-komunitas pencinta hewan. Seperti komunitas pecinta ular, monyet, burung dan sebagainya. Untuk anak-anak mereka akan disuguhkan dengan berbagai macam permainan yang menarik. Seperti bermain bolah, mobil-mobilan, sepeda, serta mewarnai. Tidak ketinggalan juga bagi anda pencinta jenis kesenian. Karena ada stand up comedy, pantomim, cosplay, dan lain-lain.

Pertunjukan tradisional dari budaya Betawi, onde-onde. Juga diketengahkan di pedestrian Sudirman. Ondel-ondel berupa boneka besar yang dibuat dari anyaman bambu. Didesain sedemikian rupa yang dibentuk seperti orang-orangan. Pada bagian wajah onde-onde, berupa topeng. Sedangkan rambut dibuat dari ijuk.

Semua pertunjukan tersebut bertujuan untuk menghibur para wisatawan sekaligus sebagai daya tarik. Menurut seorang pengunjung yang saya temuai, Indri Gustari. Warga Palembang itu berharap agar Kawasan Wisata Malam Pedestrian Sudirman memiliki lebih banyak lagi jenis hiburan dan aktivitas. Berikut petikan wawancaranya. “Harapan saya kedepannya dikawasan ini hiburan makin banyak lagi, sehingga menambah minat wisatawan yang berkunjung kepedestrian Sudirman,” Ujarnya.

Semoga kawasan wisata malam pedestrian Sudirman menjadi kawasan wisata bernuansa kebudayaan Melayu yang terkenal secara nasional. Mengingat Palembang adalah kawasan berkebudayaan Melayu. Dapat dimulai dari cara berbusana dan adab. Kemudian adanya pembukaan lokasi pameran UKM, dan lainnya. Buat para muslimah agar pergi berkunjung bersama mahram atau keluarga. Atau mungkin bersama-sama muslimah lainnya. Berbusanalah sesuai dengan tuntunan Islam. Yuk, berkunjung ke Pedestrian Sudirman.

Oleh. Erna Nurdianti.
Editor. Selita. S.Pd.
Palembang, 11 Desember 2019.
Mahasiwi Jurnalistik Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

By. Apero Fublic

12/09/2019

Cordymune. Obat Herbal Sakit Jantung, Diabetes, Atsmah.

Apero Fublic.- Cordymune mengandung 500 mg ekstrak Cordyceps Sinensis, bermanfaat untuk membantu memelihara daya tahn tubuh. Sangat membantu memelihara daya tahan tubuh. Cordyceps Sinensis adalah merupakan sejenis jamur yang tumbuh di pegunungan Himalaya dan dataran tinggi Tibet.


Cordyceps sinensis dikenal sebagai tanaman obat tradisional kuno yang banyak digunakan di Tibet sejak abad ke-15. Tumbuhan ini adalah jamur yang melekat sebagai parasit pada ulat dan berasal dari dataran tinggi Sikkim Utara, India.

Cordyceps mengandung banyak nutrisi, seperti protein, asam amino esensial, peptida, vitamin V1, B2, B12, E, K. Asam lemak, dan zat-zat lain. Cordyceps kemungkinan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara merangsang sel-sel dan bahan kimia tertentu.


Jamur ini juga mungkin dapat memerangi sel kanker dan memperkecil ukuran tumor, terutama kanker kulit dan kanker paru-paru. Masyarakat mengenal cordyceps sebagai suplemen yang mampu meringankan kondisi kesehatan tertentu seperti membantu meredahkan gangguan pernapasan.

Bagi orang dewasa dapat meredahkan gejalah asthma, meningkatkan performa fisik, melawan penuaan, melindungi jantung, membantu meredahkan peradangan, memperlambat penyakit ginjal, memperlambat pertumbuhan tumor dan menanggani diabetes.


Cordyceps Sinensis Alohaensis Hybrid HEAA adalah cordyceps sinensis hasil budidaya laboratorium dengan potensi lebih tinggi dari pada cordyceps liar. Aloha Medicinals Inc adalah perusahaan pertama di dunia yang membudidayakan cordyceps dengan paten US serta International, dan diakui sebagai ahli budidaya cordyceps terkemuka di dunia. Saran konsumsi, minum secara teratur dua kapsul setiap hari.

Isi. 30 kapsul.
Badan POM TR 103320681.
Tertarik dengan produk unggulan ini. HP/WA. 089607544565.

Oleh. Rita Puspita Sari.
Editor. Desti. S.Sos.
Palembang, 19 Desember 2019
Sumber. Katalog produk PT. Natural Nusantara.

Sy. Apero Fublic

12/08/2019

Eki Karnando. Pengabdian Pada Masyarakat Tiada Akhir.

Apero Fublic.- Angin terus berhembus di petang ini. Senjah kalah memerah di upuk barat. Awan seperti hendak pamit sudah. Sebab malam telah menanti, sedangkan angin terus menghembus. Mentari berkata: pulanglah kupu-kupu esok bermain kembali. Namun, kupu-kupu harapan tetap tak ingin pulang. Kupu-kupu menjawab: disinilah tamanku, tempatku lahir, tempat kami bernaung dan tempat kami kembali. Siapa lagi yang akan berayun pada tangkai kehidupan ini, kalau bukan aku dan kita semua, si anak negeri.

Itulah selirik kata perumpamaan dari pemuda yang mencintai bangsanya. Tidak cukup puluhan lembar menjelaskan perumpamaan kata-kata itu. Tapi, aku jelaskan satu kata saja, malam. Malam yang gelap diibaratkan cobaan, kesusahan, yang akan ditemui oleh seorang pejuang. Tapi malam tetap optimis. Sebab semakin ke ujung cahaya siang kian mendekat. Berbicara tentang perjuangan anak negeri. Kali ini, Apero Fublic akan mengulas seorang anak muda yang gigih berjuang untuk kemajuan daerahnya. Dialah Eki Karnando, SE.

Eki Karnando adalah putra dari Bapak Kailani dan Ibu Nurjana. Keseharian Eki Karnando dipanggil Eki. Pemuda kelahiran 24 Februari 1994 di Desa Kertajaya, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Adalah pemuda yang memiliki sudut pandang jauh kedepan. Mengisi aktivitas masa muda dengan kegiatan-kegiatan positif. Jauh dari hal-hal negatif dan justru dia anti dengan pergaulan yang tidak baik. Begitulah cermin pemuda Melayu beragama Islam.

Eki Karnando memulai pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 6 Kota Sekayu. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 6 Kecamatan Sungai Keruh. Setahun kemudian Dia masuk Sekolah Menenga Atas (SMA) Negeri I Plakat Tinggi. Sebelum menempuh pendidikan SMA. Eki mendapat cobaan dalam dunia pendidikan. Dia sempat menganggur sekolah satu tahun setelah tamat sekolah SMP.

Bukan karena malas belajar, namun hidup memang memiliki pasangan surut. Hal yang biasa bagi anak petani sederhana. Yaitu, masalah ekonomi keluarga. Sebab kalah itu terjadi transisi kepindahan keluarganya dari desa kelahirannya, Desa Kertajaya ke Desa Keramat Jaya. Seharusnya dia menyelesaikan pendidikan SMA ditahun 2013. Tapi karena hal tersebut dia terlambat satu tahun. Sehingga, pendidikan sekolah baru berakhir pada tahun 2014.

Hal demikian bukan alasan baginya untuk berhenti belajar. Apalagi membuat dirinya rendah diri. Justru dalam keterbatasan tersebut membuat semangat bertambah besar. Setelah selesai Sekolah Menenga Atas. Eki melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Kuliah di sebuah Perguruan Tinggi di Kota Sekayu. Yaitu, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Rahmania (STIER) Sekayu. Lulus dan mengikuti wisuda sarjana strata satu pada bulan Agustus 2019. Sehingga dia berhak menyandang gelar Sarjana Ekonomi (SE).

Sedangkan riwayat organisasi Eki Karnando sebagai ketua ranting PAC Desa Kramat Jaya. Kemudian menjadi anggota Bidang Pengembangan Arus Musi (ARSI). Eki Karnando juga aktif sebagai Relawan Tangguh Palang Merah Indonesia (PMI). Sekarang Eki Karnando SE, aktif dalam promosi dan pengembangan kawasan Wisata Hutan dan Alam Bukit Pendape di Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin. Karena di kawasan Bukit Pendape terdapat Hutan Lindung Musi Persada. Bukit Pendape juga memiliki keindahan panorama alam. Sehingga memiliki nilai jual pariwisata.

Eki Karnando sadar, program pemerintah tidak akan berjalan dengan baik. Kalau tidak melibatkan masyarakat, terkhusus masyarakat sekitar. Sebagai pemuda pantang berpangku tangan. Sehingga dia aktif menyuarakan promosi wisata tersebut. Tidak mudah mengajak masyarakat untuk membangun daerah dan mencintai lingkungan hidup.

Terlebih dahulu, masyarakat membutuhkan pendidikan dan pengayoman. Masyarakat adalah ujung tombak dalam kemajuan daerahnya dan tentu juga memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian hutan dan lingkungan. Sebab masyarakatlah yang ada disekitar hutan. Kerja keras tersebut diemban oleh pemuda-pemuda setempat, termasuk Eki Karnado.

Pemberdayaan lingkungan yang melibatkan masyarakat. Harus dimotori dengan ekonomi kreatif. Agarakan efektif dalam mengendalikan sosial masyarakat sekitar Hutan Lindung. Kalau masyarakat hidup tanpa pekerjaan maka mereka akan mengambil potensi hutan. Misalnya ilegal loging karena tekanan ekonomi.


Apabila potensi hutan dialihkan menjadi kawasan ekonomi pariwisata yang melibatkan rakyat. Maka rakyat akan menjadi penjaga dan pelindung hutan. Karena mereka juga mendapat manfaat. Hal demikianlah yang ungkapkan oleh Eki Karnando dan kawan-kawan.

Pemikiran yang kreatif dan berjangka pendek sekaligus berjangka panjang tersebut tanda pemikiran seorang pemimpin. Semoga suatu saat Eki Karnando SE, dipercaya rakyat menjadi salah satu pemimpin mereka. Baik itu pemimpin desa, wakil rakyat atau yang lebih tinggi lagi. Aammiinnnn ya robbal alaminn
Eki Karnando ketiga dari sebelah kiri baris kedua. Foto kenangan saat mengikuti sebuah kegiatan bersama dari Palang Merah Indonesia (PMI).
Eki Karnando bersama rekan-rekan organisas Banteng Muda Indonesia (BMI). Foto kenangan saat mengikuti agenda organisasi di Kota Sekayu, Musi Banyuasin.
Eki Karnando dan rekan-rekan dalam kegiatan bakti sosial.
Eki Karnando bersama rekan-rekan organisasi ARSI MUBA. Suatu organisasi penggiat kebudayaan Melayu di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Oleh. Totong Mahipal.
Editor. Selita. S.Pd.
Palembang, 9 Desember 2019.

Catatan: Apero Fublic adalah perusahaan media massa berbasis online. Perusahaan media yang bergerak dalam bidang publikasi, seperti berita, kebudayaan, kesusastraan, dan kepopuleran dalam dunia kepemimpinan dan dunia bisnis.

Salah satu bentuk jasa yang ditawarkan Apero Fublic adalah jasa pengembangan karir. Karir kepemimpinan atau politik, karir profesi, dan populer bisnis. Layanan jasa tersebut dinamakan Apero Popularity. Berminat dapat menghubungi pada kontak kami. joni_apero@yahoo.com. Mesenger. aperofublic.

Sy. Apero Fublic.

Sujarnik: Aktivis Muda Penyambung Lidah Rakyat

Apero Fublic.- Setiap masa ada pemimpin, dan setiap waktu ada suara keadilan. Kita tidak perlu pesimis atau meyerah pada kehendak-kehendak orang-orang yang tidak baik. Keadilan pada masyarakat harus diperjuangkan dan ditegakkan. Namun suara keadilan tidak akan muncul tanpa disuarakan. Tanpa ada komado dari para pejuang.

Bung Karno pernah berkata: Beri aku sepuluh pemuda. Niscaya aku akan merubah dunia. Dari kata-kata itu pastilah pemuda menyimpan kekuatan dahsyat. Pemudalah para komando tersebut. Seorang aktivis muda kelahiran Desa Gajah Mati, Kecamatan Sungai Keruh. Tepatnya pada tanggal 5 September 1980 dari pasangan Bapak Sulim bin Somad (Alm), dan Ibu Homsia bin Hakim (Alm).

Namanya Sujarnik, anak kelima dari tujuh bersaudara. Menikah dengan seorang gadis Bumi Agung dan telah dikaruniai tiga orang anak. Kehidupan bersahaja dan sederhana, dekat dengan masyarakat, suka bergaul, dan pandai berorasi menyampaikan pendapat.
Sebagai seorang anak petani yang hidup sederhana. Membuat Sujarnik memiliki sifat rendah hati dan kepedulian besar terhadap tanah kelahiran dan daerah tercinta, Musi Banyuasin. Terkhusus desa kelahiran di Kecamatan Sungai Keruh, Desa Gajah Mati. Rasa cinta tersebut dia buktikan dengan menjadi aktivis masyarakat. Menyambung lidah masyarakat yang tertindas dan termarjinalkan di daerahnya. Telah banyak bukti kepiawaiannya dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat.

Sujarnik aktif berorganisasi, sekarang dia menjadi Wakil Ketua Organisasi Masyarakat Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Musi Banyuasin. Kemudian dia juga menempati posisi Wakil Ketua LEGMAS PELHUT Kabupaten Musi Banyuasin. Suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli pada lingkungan hidup dan kehutanan.

Sujarnik menurut hemat saya sebagai penulis. Memiliki kriteria sebagai pemimpin yang baik. Sehingga dia layak menjadi acuan untuk pilihan masyarakat. Mengapa demikian, sebab dia telah memiliki banyak pengalam berorganisasi, dekat dengan masyarakat, dan berasal dari masyarakat. Pemimpin yang baik muncul karena ditempa dengan pengalaman. Bukan yang muncul karena uang. Tentu dia akan mengerti dan peduli dengan kehidupan masyarakat.


Kepemimpinan disegala bidang. Seperti Pemimpin Desa, Wakil Rakyat dan sebagainya. Semoga masyarakat terbuka mata hatinya dalam memilih seorang pemimpin yang sebenarnya. Berikut ini beberapa foto-foto kegiatan Sujarnik sebagai seorang aktivis.
Sujarnik kedua dari kanan dalam temu ramah-tamah dengan masyarakat.
Sujarnik bersama LSM mendampingi warga dalam menyampaikan pendapat dan tuntutan pada sebuah perusahaan.
Sujarnik di sebuah pantai di Pulau Bali. Mengikuti sebuah kegiatan pelatihan kepemimpinan dari organisasi BMI.

Oleh. Alvin Are Tunang.
Editor. Desti. S.Sos.
Palembang, 8 Desember 2019.

Catatan: Apero Fublic adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang publikasi, seperti berita, kebudayaan, kesusastraan, dan kepopuleran dalam dunia kepemimpinan dan dunia bisnis. Salah satu bentuk jasa yang ditawarkan Apero Fublic adalah jasa pengembangan karir. Karir kepemimpinan atau politik, karir provesi, dan populer bisnis. Layanan jasa tersebut dinamakan Apero Popularity. Berminat dapat menghubungi pada kontak kami. joni_apero@yahoo.com. Mesenger. aperofublic.

Sy. Apero Fublic

12/05/2019

Wisata Hutan dan Alam Bukit Pendape

Kalau selama ini kita habiskan waktu bekerja, olah raga, libur yang membosankan, waktu habis di sekolah atau kampus. Suasana kota bising atau pemukiman yang itu-itu saja. Membuat pikiran kusut dan tubuh menjadi lesuh, tarik selimut lalu tidur. Untuk melepaskan adrenalin sebagai orang muda, manusia aktif. Tentu kita membutuhkan suatu kegiatan ekstra. Ada sedikit saran bagi kalian yang ingin melakukan hal-hal baru.
    Dalam bentuk hiburan, wisata alam, penjelajahan hutan tropis, dan liburan. Apa itu, yaitu mengunjungi atau mendaki Bukit Pendape. Sebua bukit yang memiliki panorama alam yang indah. Apalagi kalau anda seorang pencinta alam. Aktivis lingkungan hidup, mahasiswa, pelajar atau anak muda (bujangan). Sangat cocok mendaki Bukit Pendape. Bukit Pendape terletak di Dusun Jebang, Desa Keramat Jaya, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Dengan ketinggian diperkirakan 1.760 MDPL (Meter Diatas Permukaan Laut). Penduduknya beretnis Melayu dan beragama Islam.
    Ada apa saja di atas Bukit Pendape. Pertama ada spot foto yang sangat indah. Berbeda-beda posisi dalam sisi keindahan pemandangan lembah bukit. Ada gua batu yang memiliki banyak mitos. Kemudian batu-batu purba yang aneh. Konon menurut legenda asal usul Bukit Pendape. Batu-batu tersebut peninggalan bekas pertarungan Puyang Pendape dengan Puyang Rajo Batu.
    Namun, hal ini tidak perlu dipercaya seratus persen. Karena itu hanya legenda yang belum tentu ada kebenarannya. Jangan lupa bawak bekal bersama teman-teman, atau keluarga. Sebab akan ada sensasi makan bersama diatas bukit. Makan siang dengan menikmati pemandangan lembah bukit, suasana tenang dan damai, juga hembusan angin yang menyejukkan. Membuat paru-paru menjadi sehat sebab aktivitas yang berkeringat dan menghirup oksigen segar. Boleh juga bakar-bakar ayam, jagung dan ikan. Tapi ingat harus padamkan api jangan sampai kebakaran hutan, dosa masuk neraka dan masuk penjara. Seandainya pasilitas sudah cukup. Saya rasa dilakukan kemping juga oke di Bukit Pendape.
Bebatuan purba yang menurut Legenda Asal-Usul Bukit Pendape bekas pertarungan Puyang Pendape dengan Puyang Rajo Batu. Puyang Rajo Batu adalah orang sakti yang mampu menggerakkan bebatuan dengan kekuatan saktinya. Jangan menjadi perdebatan sebab legenda banyak versi juga. Karean ini adalah sastra milik rakyat zaman dahulu.
Bagian dalam gua di Bukit Pendape. Konon menurut legenda juga. Gua ini tempat bertapa Puyang Pendape sebelum dia bertarung dengan Puyang Rajo Batu.
Beberapa tempat spot foto yang keren di atas Bukit Pendape. Bagi yang ingin berpetualang, mendaki bukit, berwisata menghabiskan akhir pekan, atau waktu libur mari datang ke tempat wisata alam, Bukit Pendape.
Bagi pencinta alam, Mahasiswa Pencita Alam (MAPALA), Aktivis lingkungan hidup,  Pramuka, dan semua masyarakat di dunia ini. Dapat menjelajah hutan tropis yang lebat. Hutan Lindung Bukit Pendape.

    Ada nasihat orang tua. Dahulu waktu masih kecil. Kakek saya pernah bercerita kalau di wilayah kita ada sejenis mahkluk halus, Suban Tanah. Kata suban berarti siluman. Kadang ada juga orang tua menyebutnya Jin Penunggu Tanah. Kalau kamu lahir ditahun delapan puluhan, mungkin kamu pernah saat menanam padi (nugal) di ladang. Orang tua-tua kita memasang jajekat, dan membakar kemenyan. Sebagai ritual untuk meminta izin dari Suban Tanah yang menunggu tanah-tani. Agar tidak mengganggu saat menanam sesuatu, atau menggali tanah. Karena menanam tanaman menggali tanah. Misalnya menanam pisang, keladi dan sebagainya. Sehingga perlu minta izin pada Suban Tanah.
    Kakek bercerita, orang tua bilang kalau kita berbuat dosa diatas tanah di suatu kawasan yang di diami oleh Suban Tanah. Suban Tanah akan marah, karena mengotori kediamannya. Mengotori disini maksudnya berbuat buruk atau dosa. Jangan sampai kita bebuat dosa, seperti berzinah, pacaran tidak senono. Mengotori lingkungan dengan membuang sampah sembarangan. Mabuk-mabukan atau mengkonsumsi narkoba. Dari semua dosah tersebut kita akan diganggu oleh Suban Tanah.
    Dengan kekuatan sihirnya Suban Tanah dapat berbuat sesuatu pada seseorang yang telah berbuat dosa. Misalnya, hubungan pacaran akan putus dijalan. Mendapat musibah seperti kecelakaan sepeda motor. Terkenah penyakait yang parah. Dengan demikian jangalah sampai berbuat dosa dan hal-hal yang buruk di tempat wisata alam Bukit Pendape.
    Agar tidak di ganggu Suban Tanah. Bacalah basmalah saat memulai mendaki bukit. Niatkan hanya untuk berwisata dan berlibur. Bawaklah plastik besar untuk wadah sampah kita. Kalau kita baik Suban Tanah akan baik juga. Bahkan dia akan membantu manusia yang baik tersebut. Menurut mitos Suban Tanah adalah jin Islam. Kerajaan Suban Tanah terdapat di gunung-gunung dan bukit-bukit. Hanya cerita orang tua, mau percaya atau tidak terserah. Toh yang menanggung akibatnya yang berbuat.
#Yuk, berwisata alam di Bukit Pendape. Bukit Indah penuh legenda orang Melayu.

Oleh. Joni Apero
Palembang, 5 Desember 2019.
Sumber dan Sumber foto. @aemSoden. Desa Keramat Jaya.


By. Apero Fublic

Wacana Pembangunan Kawasan Wisata Hutan dan Alam Bukit Pendape

Apero Fublic.- Wacana adalah perbincangan mengenai suatu permasalahan yang melibatkan semua komponen masyarakat. Mencakup saran-saran, musyawara, usulan, ide-ide, atau sudut pandang. Kita membahas wacana pembangunan kawasan wisata.

Maka yang kita bahas adalah hal-hal yang berkaitan dalam membangun kawasan wisata tersebut. Dengan demikian, wacana ini mengajak masyarakat dan pemerintah untuk mewacanakan pembangunan kawasan wisata. Mengingat di Musi Banyuasin tidak ada kawasan wisata alam. Berbeda dengan Pagaralam yang banyak air terjun dan batu megalitik.

Sebuah kawasan dengan nama tradisional Dataran Negeri Bukit Pendape. Sekarang kawasan ini sudah menjadi beberapa kecamatan. Kecamatan Sungai Keruh sebagai induk kebudayaan. Kecamatan Jirak Jaya, Kecamatan Plakat Tinggi. Sebagian kecamatan lain seperti sebagian Kecamatan Sekayu, sebagian Kecamatan Lawang Wetan, sebagian Kecamatan Babat Toman, dan lainnya. Atau lebih mudahnya wilayah Kabupaten Musi Banyuasin seberang. Berpenduduk Suku Melayu dan beragama Islam.

Mengapa dinamakan Dataran Negeri Bukit Pendape. Karena wilayah ini terdapat sebuah bukit cukup tinggi, bernama Bukit Pendape. Bahasa nenek moyang atau bahasa Melayu lama (Sekayu tok), Pematang Bomi Bokit Pendape. Lalu nama tersebut di Indonesiakan menjadi Dataran Negeri Bukit Pendape. Aliran turunan bukit mengalir ke seluru kawasan dan sampai ke tebing Sungai Musi.

Bukit Pendape terletak di antara tiga kecamatan. Kecamatan Sungai Keruh, Plakat Tinggi dan Jirak Jaya. Bukit Pendape menjadi suatu tempat yang populer di Musi Banyuasin. Ketinggian diperkirakan 1.760 MDPL (Meter Diatas Permukaan Laut). Terletak di Dusun Jebang, Desa Keramat Jaya, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Bukit Pendape dapat dikembangkan menjadi tempat destinasi wisata alam, moderen. Hal pertama adalah sensasi pendakian ke puncak bukit. Layaknya berolah raga yang membuat sehat paru-paru. Kamu seakan ditantang untuk belajar mendaki gunung. Sensasi pendakian akan memberikan sensasi petualangan.

Seakan-akan kita sedang berada di dalam dunia film-film. Kedua, berfoto-foto dengan pemandangan lembah bukit. Baik dari bibir bukit secara langsung atau melalui spot foto yang sudah dibangun para pemuda dari Desa Keramat Jaya. Ketiga, berinteraksi dengan gua batu.


Saat berfoto di gua batu kamu akan merasa seorang petualang yang sesungguhnya. Keempat, menjelajah bebatuan yang tersebar di kawasan puncak bukit. Selain sebagai spot foto, sekaligus memberikan kesan kalau anda sedang berada di hutan pada zaman purba.

Kelima, bersantai dengan tenang sambil menikmati segarnya udara dan melimpahnya oksigen. Anda disarankan membawa bekal keluarga untuk bersantap di atas bukit. Menyenangkan bukan, menghabiskan waktu libur, akhir pekan, saat lebaran, tahun baru, berwisata, start your pelajar dan mahasisw. Tapi sambil memajukan daerah.
Kawasan Bukit Pendape yang juga bagian dari kawasan hutan lindung. Dapat dijadikan tempat edukasi mengenal tetumbuhan. Yang sangat baik untuk kampanye pelestarian lingkungan hidup. Kawasan Bukit Pendape dapat dijadikan Bumi Perkemahan Pramuka. Tempat wisata jelajah hutan dan praktek ilmu biologi, ilmu bumi. Namun semua ini diperlukan dukungan dari pihak terkait, PEMDA, PEMDES, DISBUDPAR dan Masyarakat sekitar.

Hal yang diperlukan adalah sarana dan prasarana. Jalan yang bagus, keamanan, pasilitas umum, petugas resmi, pemetaan dan sebagainya. Sangat dibutuhkan dalam pengembangan sebuah lokasi wisata. Karena wisata bagian dari kebutuhan manusia dimasa-masa damai seperti ini. Agar manusia dapat menjaga psikologi dengan baik. Hal tidak kalah penting adalah promosi berkelanjutan. Baik dari media cetak, seperti koran. Media online seperti websitefacebook dan lain-lain.

Bagi masyarakat di tiga kecamatan, Sungai Keruh, Jirak Jaya, Plakat Tinggi dapat mendukung kemajuan pariwisata daerah. Hal paling utama adalah dengan berkunjung atau mengadakan tour secara berkalah dengan kelompok-kelompok. Walaupun sudah sering mengunjungi Bukit Pendape. Tapi tetap berkunjung lagi dilain waktu berkelanjutan. Agar tetap hidup pariwisata alam Bukit Pendape.

Bentuk dukungan nyata seperti itulah yang dibutuhkan sekarang. Untuk menarik wisatawan lokal, dan nasional. Sebab pariwisata dapat membangkitkan geliat ekonomi di suatu tempat. Dampak ekonomi seperti kerajinan sebagai bentuk oleh-oleh, kuliner, tenaga pemandu wisata (guide), perdagangan, transportasi, perbengkelan atau mungkin penginapan. Begitupun instansi PEMDA, Swasta, BUMN. Juga mendukung dengan menganjurkan stap untuk berkunjung. Sebagai bentuk dukungan pada pariwisata lokal.

Beberapa tugas besar masyarakat setempat dalam memajukan pariwisata di Kawasan Bukit Pendape. Pertama adalah keamanan dan kenyamanan pengunjung. Kalau masyarakat setempat tidak memperhatikan dan menjaga keamanan tentu pengunjung tidak mau datang. Kedua, agar masyarakat jangan menipu. Baik itu menipu harga transportasi, harga barang, dan jasa. Ketiga, masyarakat harus menjaga nama baik tempat wisata.

Misalnya, jangan sampai terjadi hal-hal tidak baik (berdosa). Misalnya perzinahan individu pengunjung. Pacaran (basindo) yang melampau batas. Kemudian jauhkan dari orang-orang mengkonsumsi minuman keras dan narkoba. Orang-orang akan takut, sebab dalam pemikiran masyarakat.

Tempat tersebut menjadi tempat orang tidak benar. Apabila sudah rusak nama demikian. Maka orang-orang tua akan melarang anak-anak mereka berkunjung. Kemudian gadis atau bujang yang baik-baik (bermoral) tidak mau datang. Karena mereka takut rusak nama, takut juga terpengaruh.

Maka dari tiga pokok hal tersebut adalah tugas bersama masyarakat, jangan sampai terjadi. Masyarakat juga harus terus menerus berkampanye dan membenahi kawasan. Jangan kendor dan putus asah. Tetap semangat dan kreatif dalam membangun kawasan Wisata Alam Bukit Pandape.

Batu-batu di atas Bukit Pendape menjadi spot foto yang keren dan alami. Apabila ditata dengan baik. Tentu akan menjadi kawasan wisata alam yang menarik. Bebatuan tersebut juga menjadi tanda tanya??. Mengingat di kawasan ini adalah kawasan yang jauh dari pegunungan.
#YUK MENDAKI BUKIT PENDAPE.

Oleh. Joni Apero
Editor. Desti. S.Sos.
Palembang, 5 Desember 2019.
Sumber dan sumber foto. Pemuda Desa Kramat Jaya.

By. Apero Fublic

12/01/2019

Asal Mula Nama Indonesia

Apero Fublic.- Sebagai rakyat Indonesia apakah kamu sudah tahu tentang asal usul nama negara kita, Indonesia. Sebagai seorang rakyat yang bangga dengan negara Indonesia dan menjadi Indonesia. Sangat memalukan kalau tidak tahu dengan asal usul nama negara sendiri. Berikut cuplikan sejarah nama Indonesia, dan menjadi nama negara kita.


Pada bab pertama dalam bukunya, yang membahas Anthropologi Kebudayaan Indonesia. Dr. Fischer mencatat  bahwa pada tahun 1850 seorang berkebangsaan Inggris bernama Earl menamakan penduduk yang mendiami Malayan Archipelago dengan nama Indu-nesian atau Malaya-nesians.

Karena sebelum berdirinya negara Indonesia, negara Malaysia, negara Brunai Darussalam, negara Filipina, dan lainnya. Kita dikenal dengan identitas Bangsa Melayu. Identitas kawasan kepulauan disebut dengan jazirah Melayu. Seorang pelaut Inggri pernah berkata. "Kalau kamu mengerti bahasa Melayu maka tidak akan tersesat di kepulauan luas ini.


Pada tahun yang sama juga. Masih orang Inggris yang bernama Logan menyebut kepulauan luas di Asia Tenggara dengan Indo-Nesia. Dia orang pertama kalinya menulis nama kepulaan yang luas itu dengan Indo-Nesia walau masih bentuk dua kata. Penjajah Belanda waktu itu menamakan kepulauan luas di Nusantara dengan Indische atau Maleise Archipel van Oost-Indie. Sedangkan penamaan wilayah jajahan mereka (Indonesia), dengan Hindia Belanda atau Nederlands-Indie.

Seorang penulis Multatuli untuk keperluan menulis nama kepulaun besar membentang di katulistiwa dengan istilah Insulinde. Masa-masa itu belum dikenal kata-kata Indonesia. Dunia selalu menyebut dengan The Great Malay Archipelago atau kepulauan Melayu yang besar. Pada masa jauh sebelumnya, Melayu juga telah menjadi identitas seluruh kepulauan. Kata Nusantara juga belum populer karena belum adanya ulasan ilmia dari kitab-kitab peninggalan Kerajaan Majapahit.


Kata Indonesia baru muncul dan menjadi rujukan para penulis-penulis setelah hadirnya sebuah buku yang berjudul Indonesia. Buku di tulis oleh seorang etnolog dari Jerman bernama Bastian pada tahun 1884 M. Buku tersebut dengan tegas dan lugas berjudul, INDONESIA. Maka sejak itulah kepulauan Melayu khususnya Hindia Belanda mulai perlahan berubah disebut dengan Indonesia. Kaum pergerakan menggunakan istilah Indonesia sebagai identitas baru untuk wilayah Hindia Belanda.

Kata Indonesia dijadikan identitas geo politik di Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan dari jajahan Belanda. Perubahan dimulai pada bidang kesusastraan, meliputi dunia tulis seperti dunia jurnalisme, propaganda, brosur dan lainnya.

Begitupun dengan nama-nama organisasi pemuda, seperti PI (Persatuan Indonesia) yang didirikan di Belanda oleh Bung Hatta dan kawan-kawan. Puncak peristiwa yaitu pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 diikrarkan. Sehingga kata Indonesia melekat, populer, akrab dan dimiliki oleh rakyat. Lalu dijadikan nama negara dan nama bangsa. Membuang istilah Hindia Belanda.

Nama Indonesia apabila dilihat dari sisi kebudayaan seperti bahasa dan seni mencakup wilayah yang luas. Dari pulau Madagaskar, kepulauan Indonesia, Malaysia, Filipina, pulau Papua dan sampai ke Pulau Paas di Samudera Pasifik. Maka tidak ada alasan menggunakan ras dan budaya, untuk memisahkan diri atau wilayah dari negara Indonesia,

Oleh. Joni Apero.
Editor. Desti. S.Sos.
Palembang, 2 Desember 2019.Sumber: Lothrop Stoddard. Pasang Naik Kulit Berwarna. Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat. Jakarta, 1966. Edisi terbitan dan terjemahan Indonesia.

Sy. Apero Fublic

11/30/2019

Pribumi Indonesia Itu Ada dan Nyata.

Apero Fublic.- Akhir-akhir ini sering ada tulisan-tulisan yang menyerang pribumi Indonesia. Dari kata-kata mereka menyatakan, menggambarkan, menyiratkan kalau orang Indonesia pendatang semua. Tidak ada yang namanya pribumi asli di Indonesia. Mereka yang menyerang status pribumi adalah orang-orang atau kelompok keturunan tertentu yang ingin diri mereka atau kelompok mereka hendak berlaku sesuka hatinya.

Mereka kelompok yang memiliki tabiat penjajah. Sama misalnya seperti orang Eropa yang datang ke Benua Australia yang mengambil bumi suku Aborigin. Atau di Amerika Serikat yang merampas tanah dari Pribumi Benua Amerika seperti suku Indian.


Orang yang menulis atau kelompok yang menghembuskan istilah tidak ada pribumi adalah individu atau kelompok yang sama tabiatnya dengan kaum penjajah tersebut. Senjata atau alasan yang digunakan untuk menyerang status pribumi adalah dengan teori pesebaran manusia.

Dari Afrika menyebar ke seluruh dunia termasuk ke Indonesia yang terjadi ratusan ribu tahun yang lalu. Alasan yang tidak masuk akal dan terlalu dipaksakan. Itukan zaman manusia masih belum memiliki kebudayaan dan hidup nomaden. Mereka belum menetap dan menguasai suatu kawasan. Begitupun bahasa mereka masih sangat miskin. Bahkan pakaian mereka belum ada. Kalau teori itu benar.


Dari mana kita melihat pribumi di suatu kawasan atau suatu negara. Pertama, kita lihat dari bahasa yang berkembang dikawasan tersebut. Dapat dilihat dari sisi sastra lisan, tertulis atau mitos-mitosnya. Kedua, dari kebudayaannya yang mereka kembangkan sendiri. Ketiga, dari kesejarahan dari masa purba, megalitik, tradisional sampai sekarang. Dilihat secara arkeologis dan secara kesejarahan yang berkelanjutan.


Pribumi didepenisikan adalah sekelompok manusia yang mendiami suatu kawasan wilayah dalam kurun waktu yang tidak dapat ditentukan secara pasti. Kemudian mereka mengembangkan bahasa dan kebudayaan mereka sendiri. Lalu mereka membangun peradaban mereka baik skala kecil atau luas. Kemudian mereka memiliki peninggalan-peninggalan arkeologis dan sejarah.

Baik itu arkeologi dari masa peradaban kuno misalnya kalau di Indonesia peradaban megalitik (Pagaralam) dan peradaban tradisional seperti pemerintahan kerajaan-kerajaan. Bahkan kalau di Sumatera Selatan sudah terlacak dari manusia purba yang ditemukan di Gua Putri di Muara Enim, lalu tersambung dengan peradaban megalitik disekitar itu. Sangat jelas sekali pribumi Melayu di Sumatera Selatan ada. Termasuk juga diseluruh kawasan-kawasan di Indonesia.


Pendatang asing atau non pribumi adalah manusia yang pindah dari kawasan pribumi ke kawasan pribumi lainnya. Misalnya pribumi Cina datang ke kawasan pribumi Melayu. Orang Cina tersebut adalah pendatang. Begitupun ketika orang Melayu ke negeri Cina dia disebut pendatang juga.

Mengapa demikian, karena dia datang dimana kawasan tersebut telah terbentuk suatu kelompok kebudayaan dan geografis milik suku bangsa yang berbeda. Mereka sudah susah payah mengembangkan kebudayaan mereka. Kadang berjuang mempertahankan diri dari bencana, musibah, wabah, atau berperang melawan penakluk dan penjajah.

Bukankah sesuatu yang kejam ketika orang-orang menyerang status pribumi. Hanya karena ingin berkuasa melampaui batas. Atau ingin berlaku sesuka hati dan meremehkan masyarakat setempat. Tulisan ini bukan anti pendatang asing. Tapi bentuk pembelaan terhadap hak warga asli Indonesia di mana pun.

Di Indonesia semua menerima pendatang dengan baik. Tapi ketika diterima jangan mau menginjak. Agar tidak terjadi konflik dan tindakan rasialisme. Sadar-sadar diri saja, jangan sok atau merasa hebat sendiri.

Tidak masalah misalnya orang Eropa menjadi warga negara Indonesia kalau memenuhi syarat dan bukan untuk jadi mata-mata. Asal jangan kurang ajar seperti bilang pribumi Indonesia tidak ada!!!!. Jangan membawa kebudayaan sosial bebas barat yang bertentangan dengan budaya Indonesia.


Agar rakyat disuatu kawasan yang ditinggali tidak marah. Kalau tinggal di Indonesia, dan sudah menjadi warga negara Indonesia. Ikuti budaya dan ketentuan di Indonesia. Bersatu dan berasimilasi dengan masyarakatnya. Jangan menjadi warga negara Indonesia di KTP. Hidup tenang dan damai dari buah usaha dan pajak pribumi Indonesia.

Tapi budaya dan kelakuan seperti negara asal. Kalau tinggal dikawasan etnik Melayu berasimilasi dengan orang Melayu. Tinggal di kawasan etnis Jawa berasimilasi dengan orang Jawa. Jadilah Indonesia seratus persen dan orang Indonesia tidak pernah mempermasalahkan pendatang asing.

Belum ada ceritanya kalau orang Indonesia membantai pendatang asing bahkan sejak zaman belum beradab sekalipun. Jadi ingat, pribumi Indonesia itu ada. Suku bangsa Indonesia adalah pribumi dan pemilik tanah Indonesia.

Tanah tumpah darah yang sudah berurat berakar dari nenek moyang kami, Indonesia. Bukan pendatang seperti suku bangsa asing seperti orang Eropa di Benua Amerika atau Benua Australia, termasuk juga di Selandia Baru. Kalau tidak suka silahkan pergi dari Indonesia.

#Salam BIRU.#Barisan Indonesia Baru.

Oleh. Joni Apero.
Editor. Selita. S.Pd.
Palembang, 1 Desember 2019.

Sy. Apero Fublic

11/28/2019

Perang Kemerdekaan di Kecamatan Sungai Keruh Tahun 1947

Apero Fublic.- Pada tanggal 1 Januari 1947 perang Palembang dimulai selama lima hari lima malam. Setelah perang lima hari lima malam di Kota Palembang usai. Tentara Republik Indonesia (TRI), Laskar rakyat, dan Rakyat di Kota Palembang mundur ke daerah-daerah. Sehingga medan perang meluas.

Belanda yang bernafsu ingin menjajah kembali Indonesia terus melakukan penyerangan terhadap pertahanan rakyat. Salah satu daerah yang paling bernafsu dikuasai adalah Kabupaten Musi Banyuasin atau Sekayu. Waktu itu nama Musi Banyuasin adalah Kewedanan Musi Ilir dan Sekayu sebagai Ibu Kotanya.

Kewedanan Sekayu masih melingkupi Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Banyuasin sampai ke Kilometer lima sekarang. Sebagian Kabupaten PALI khususnya Panukal. Luasnya wilayah dan banyaknya kilang minyak bumi adalah alasan terbesar Belanda mati-matian menaklukkan Sekayu.

Untuk merebut Sekayu Belanda melakukan dua jalur penyerangan. Dari arah Palembang sepanjang jalan lintas Palembang-Jambi sekarang. Jalan lintas Betung Sekayu adalah medan perang yang tak sudah-sudah. TRI (Tentara Republik Indonesia) kelak menjadi TNI. Laskar Rakyat seperti Tentara Hisbullah, GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), Pasukan Berani Mati, Laskar Sabilillah dan Rakyat.

Mempertahankan mati-matian dengan sekuat tenaga. Namun apa daya, dengan sedikit senjata rampas dari Jepang, bedil kecepek, gobang, pedang, tombak. Tentu tidak dapat melawan tank baja, panser, senapan mesin, sniper, senjata otomatis, pengeboman dari pesawat, mortir, dan granat. Namun perlawan sangat sengit membuat pertempuran berjalan alot.

Sementara itu, pasukan Belanda telah menguasai Pendopo pusat minyak  bumi. Mereka mulai menggerakkan pasukan menuju Kecamatan Sungai Keruh. Tentu saja masyarakat Sungai Keruh yang telah siap untuk perang. Sebab peperangan dengan Jepang telah mereka lakukan sebelumnya di tahun 1945. Maka kordinasi setiap desa tidak terlalu sulit.

Laskar GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), Laskar Hisbullah telah siap sedia. Rakyat telah siap mengungsi setiap waktu ke hutan-hutan kalau pecah perang. Belanda terus menjajaki pertahanan republik di Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan waktu itu.

Pertempuran pertama di Kecamatan Sungai Keruh terjadi di Lesung Batu atau Lubuk Kepayang, 30 Juli 1947. Terletak tidak jauh dari Talang Sungai Dua. Pasukan dipimpin oleh Marimin dan Mardikun keduanya Polisi Tentara. Jumlah pasukan kita sekitar seratus orang. Terdiri dari TRI, GPII, Hisbullah dan Rakyat.

Tentara Belanda terdiri dari satu Peleton KL dan satu Peleton KNIL. Satu peleton kurang lebih lima puluh orang jadi kurang lebih tentara Belanda juga seratusan orang. Pasukan Belanda tersebut melakukan patroli langsung mengamankan perbatasan Pendopo dengan Kecamatan Sungai Keruh.

Seperti biasa pihak pemilik senjata moderen selalu menembak membabi buta untuk mengalakan musuh. Mereka sangat takut mati. Pasukan kita hanya membalas sekali-sekali saja, sambil bersembunyi. Seperti biasa senjata kita senapan karabin rampasan dari Jepang yang menembak sekali-sekali. Kemudian kecepek yang mengisi lama dengan mesiu (obat).

Sedangkan yang memegang tombak, golok, pedang hanya melongok sambil mengintip bersembunyi. Ada seorang dari pasukan kita yang lengah sehingga dia tertembak dan gugur hari itu. Di Lubuk Kepayang tentara Belanda kemudian menembak sesuka hatinya dengan senjata otomatis mereka. Sehingga ada sebelas orang Indonesia mati hari itu, termasuk seorang wanita dan seorang anak-anak. Rumah-rumah penduduk di sana habis dibakar oleh tentara Belanda.[1]

Pada tanggal 1 Agustus 1947, pasukan di Sungai Keruh berencana menyerang markas tentara Belanda di Jirak tepatnya di Gasplant. Tengah malam mereka melakukan pendekatan markas Belanda. Pasukan datang dari Desa Pagarkaya, Sukalali, Kertayu, dan Kertajaya.

Pasukan kita berjumlah 500 orang tapi senjata tradisional seperti biasa. Dari Pagarkaya berjalan menyusuri jalan setapak ke Jirak. Dari Kertayu dan Sukalali berjalan menyusuri jalan dari Pagarkaya menuju Pas Sebelas lalu ke Jirak. Sedangkan pasukan dari Kertajaya melalui jalan setapak Lubuk Batu ke Jirak.

Penyerangan ini diketahui pihak Belanda. Sehingga mereka menunggu dan bersiap di sekitar markas mereka. Saat pasukan kita sampai mereka disambut hujan peluru, dan hujan mortir. Tidak ada korban jiwa, hanya banyak pasukan yang cidera dan luka-luka. Perang ini berlangsung dua jam dari pukul tiga pagi sampai pukul lima pagi.[2]

Untuk menghambat dan memutus hubungan laju tentara Belanda. Maka dikirimlah satu unit pasukan untuk menghancurkan Jembatan Manau Koneng. Karena perhubungan lalu lintas Jirak-Pendopo. Saat pasukan datang mereka disambut peluru tentara Belanda. Belanda yang lebih mengerti setrategi perang telah menjaga tempat-tempat pital. Pasukan kita gugur satu orang dan kemudian mereka mundur.[3]

Tiga hari setelah penyerangan ke Jirak. Kini tentara Belanda juga yang melancarkan penyerangan, 4 Agustus 1947. Sebelumnya telah dikirim Laskar Hisbullah dari Sekayu ke Pagarkaya. Mereka berjalan kaki sejauh 42 kilometer ke Pagarkaya. Dengan perintah langsung untuk menyerang tentara Belanda di Jirak.

Tapi sebelum perintah dilaksanakan Belanda terlebih dahulu menyerang ke Pagarkaya. Pasukan yang baru datang, TRI, Rakyat, Laskar Rakyat sedang melakukan musyawarah di rumah Bahrun pemimpin GPII Sungai Keruh. Musyawara membahas penyerangan kedua ke Jirak. Kemungkinan ada mata-mata Belanda yang menginformasikan atas kedatangan Pasukan dari Sekayu di Pagarkaya.

Saat sedang musyawara tersebut terdengar suara tembakan senjata tradisional Kecepek, di garis penjagaan. Datang melapor beberapa pasukan bahwa Belanda telah menyerang. Pasukan menyebar, kembali Husaini Sidik atau Luin memimpin pasukan.

Husaini Sidik atau Luin orang Pagarkaya pemimpin Laskar Hisbullah dengan pangkat Letnan Dua. Pertempuran sengit berlangsung berjam-jam. Tentara kita dan tentara Belanda bergantian maju dan mundur. Namun kembali senjata yang menentukan. Teknik hujan peluru dan mortir kembali diterapkan.

Pasukan kita berlompatan menghindari peluru dan ledakan mortir yang meledak memekakkan telinga dan merobohkan pohon-pohon. Selain persenjataan kurang pasukan kita yang terdiri dari rakyat biasa, hanya mengandalkan semangat saja. Pasukan terpaksa mundur dan ada lima orang gugur sebagai kesuma bangsa hari itu.[4]

Mundur dari Pagarkaya pasukan kita melakukan konsolidasi di Tebing Bulang. Tebing Bulang adalah markas pusat pasukan kita di Sungai Keruh. Tebing Bulang tempat kedudukan Sub Sektor Selatan Sungai Keruh di Markas Pendopo yang dipimpin Kapten Animan Achyat.

Tebing Bulang tempat yang setrategis di simpang empat, Sekayu, Sindang Marga, Kertayu dan Kertajaya. Enam hari setelah menguasai Desa Pagarkaya. Pasukan Belanda kembali melakukan serangan menuju Tebing Bulang, 10 Agustus 1947. Tentara kita terdiri dari dua seksi yang dikomandoi oleh Letnan Dayat dan Lettu Sunardi, yang dipimpin langsung oleh Kapten Animan Achyat.

Pertempuran berlangsung selama tiga jam. Dari pukul sembilan pagi sampai masuk waktu zuhur. Pertempuran tidak seimbang tentu kembali tentara kita mundur. Satu seksi mundur ke Kertajaya dan satu seksi mundur ke Desa Gajah Mati.

Di Gajah Mati rakyat dan laskar rakyat telah mempersiapkan semua kemungkinan terjadi. Pertempuran di Tebing Bulang tentara kita gugur lima orang dan tentara Belanda lima orang. Di Kertajaya tentara kita membangun pertahanan di bukit Selensing.

Tanggal 12 Agustus 1947 Belanda langsung menyerang dari dua jurusan. Bukit Selensing di Kertajaya dan Ke Desa Gajah Mati. Hari itu ada dua medan pertempuran. Belanda menggerakkan dua Seksi pasukan KL dan KNIL. Pertempuran di Kertajaya atau di Bukit Selensing gugur dua orang dan tentara Belanda tewas dua orang.

Sementara di Gajah Mati telah terbangun post cukup kuat. Pasukan Husaini Sidik sudah diperintahkan membangun post di Gajah Mati sejak 6 Agustus 1947 setelah mundur dari Pagarkaya. Tentara di sini terdiri dari satu regu tentara Gajah Mati, satu regu tentara Sabililah dari Babat Toman di pimpin H. Kopli. Tentara Belanda terdiri satu Kompi KL dan satu Kompi KNIL. Berkekuatan 200 orang tentara dengan senjata sangat lengkap.

Untuk menaklukkan kecamatan kecil Sungai Keruh. Diperkirakan Belanda mengerahkan pasukan mencapai ribuan tentara. Dari pasukan logistik, pengamanan, dan penyerbu. Selain melakukan penyerangan mereka juga menggerakkan pasukannya membangun markas di Tebing Bulang. Setelah kedudukan kuat di Tebing Bulang. Belanda mulai menyelidiki rakyat yang ikut membantu perang. Yang kemudian akan dilakuakan pembersihan dengan menangkap dan membantai rakyat sipil dua minggu setelah perang tersebut.

Pertempuran di Gajah Mati berlangsung dari pukul tujuh pagi sampai pukul sebelas siang. Pasukan Sabillah menjaga rumah-rumah masyarakat. Mereka berada di dalam rumah untuk melakukan perang duel kalau tentara Belanda masuk rumah penduduk. Hari itu, pertempuran di Gajah Mati tentara kita gugur lima orang dan tentara Belanda tewas delapan orang.

Mundur kembali, pasukan kita bertahan di Desa Rantau Sialang. Membangun pertahanan di kiri-kanan Jembatan Sungai Sake. Belanda menyerang dengan kekuatan satu peleton KL dan satu Peleton KNIL, kurang lebih 100 orang tentara. Pasukan kita terdiri dari Laskar Hisbullah dipimpin M. Qorik Ujud.

Laskar Berani Mati dipimpin Korik Bailangu. Pertempuran berlangsung dua jam, dari pukul satu siang sampai pukul tiga sore. Waktu pertempuran berlangsung datang bantuan dari Sekayu. Yaitu TRI (Tentara Republik Indonesia) yang dipimpin oleh A. Kosim Dayat. Pasukan TRI adalah pasukan istimewa waktu itu.

Karena perlawanan hebat dan bertahan mati-matian akhirnya tentara Belanda mundur ke Tebing Bulang dimana mereka telah membangun markas kuat. Pengiriman pasukan Belanda menyerang di Rantau Sialang hanyalah taktik menjauhkan tentara kita dari Tebing Bulang dan misi membaca medan perang untuk menaklukkan Desa Rantau Sialang.

Hari itu ada enam orang pasukan kita yang gugur dan rakyat semua mengungsi ke hutan. Pasukan kita bermusyawara dan juga mengetahui kalau Belanda telah membaca pola penyerangan selanjutnya ke Rantau Sialang. Maka, malam itu pasukan kita mundur ke Kilometer 17 untuk membuat pertahanan.

Pada tanggal 16 Agustus 1947, pasukan GPII dan Laskar Hisbullah yang dipimpin oleh Sersan Matseri Jimbun melakukan pemantauan pergerakan tentara Belanda. Mereka bertemu dengan tentara Belanda yang berpatroli dan terjadi kontak tembak di Rantau Sialang. Tidak beberapa lama pasukan kita mundur karena dikhawatirkan pasukan bantuan Belanda datang.

Pertempuran yang cukup membuat Belanda terpukul hebat adalah pertempuran di Jembatan Ketip Monel. Berjumlah 50 orang lebih tentara Belanda tewas ditempat. Kembali Belanda mundur ke Tebing Bulang. Di tengah jalan mundur itu, karenah marah pasukan Belanda kembali melakukan perbuatan keji. Mereka membakar sebuah rumah warga bernama Alwi yang memiliki penyakit tuli. Sehingga mati terbakar bersama rumahnya.

Penangkapan Rakyat di Kecamatan Sungai Keruh
Sudah di ceritakan sebelumnya kalau Belanda membangun markas di Tebing Bulang. Karena letak Tebing Bulang yang sangat setrategis. Sebagaimana dilakukan pasukan kita sebelumnya. Maka Belanda mulai melakukan pembersihan rakyat yang dianggap anti Belanda.

Belanda menyadari dan mengetahui kalau masyarakat Sungai Keruh sudah dari masa Jepang berperang. Tidak ada jalan lain selain mereka antisipasi dan membumihanguskan bibit-bibit perlawanan. Seandainya masyarakat Sungai Keruh terlati dan memiliki cukup senjata pastilah mereka akan kalah oleh segerombolan orang desa kecil di Sungai Keruh.

Dengan demikian Belanda menyelidiki dari markas mereka di Tebing Bulang untuk menangkap semua yang diperkirakan militan. Tebing Bulang adalah sasaran pertama karena disekeliling mereka. Pada tanggal 7 September 1947. Terdapat 25 orang yang berhasil Belanda tangkap, diantaranya:

1. Benih bin Benah (Tebing Bulang)
2. Daud bin Benih (Tebing Bulang)
3. Badri bin Djahamad (Tebing Bulang)
4. Nurdin bin H. Aman (Tebing Bulang)
5. Rahusin bin Sein (Tebing Bulang)
6. Sahunil bin H. Siin (Tebing Bulang)
7. Syamsuddin bin Kerun (Tebing Bulang)
8. Duwi bin Mail (Tebing Bulang)
9. Ropal bin Ali Arab (Tebing Bulang)
10. Utjin bin Akim (Tebing Bulang)
11. Soleh bin Jabal (Tebing Bulang)
12. Nurdin bin Soleh (Tebing Bulang)
13. Aso bin Remah (Tebing Bulang)
14. Malik bin Deris (Tebing Bulang)
15. Bahrun bin Bahri (Tebing Bulang)
16. Asis bin Unang (Tebing Bulang)
17. Su’un bin Musa (Tebing Bulang)
18. Nurdin bin Marsup (Tebing Bulang)
19. Suro (Gajah Mati)
20. Yusup Keria Kertajaya (Kertajaya)
21. H. Zainal bin Sayip (Asal Sekayu)
22. Basri bin Ujud (Asal Sekayu)
23. Malik bin Samiun (Asal Sekayu)
24. Ayub bin Djasam (Tebing Bulang)
25. Nunsi bin Rahman (Tebing Bulang).[5]

Mengapa hampir semua warga Tebing Bulang dan yang tinggal di Tebing Bulang. Hanya ada dua yang tinggal di luar Tebing Bulang tertangkap. Padahal hampir semua masyarakat di desa-desa di Kecamatan Sungai Keruh ikut perang dan membantu perang. Seperti di desa Pagarkaya misalnya.

Karena saat mendengar kabar adanya penangkapan tersebut yang di desa-desa lain segerah melarikan diri kehutan-hutan. Sementara di Tebing Bulang berada disekitar markas Belanda di Sungai Keruh. Mereka juga menjadi target pertama dan tidak menduga. Barulah informasi tersebut disebarkan oleh penduduk ke desa-desa lain setelah terjadi penangkapan-penangkapan di Tebing Bulang.

Mengenang tentang H. Zainal bin Sayip yang diperlakukan dengan biadab oleh tentara Belanda. Badannya diikat lalu ditarik dengan mobil. Di lehernya digantung tulisan yang berbunyi, “orang yang membakar jerambah.” Waktu kecil dahulu aku mendengar orang-orang tua barisan kakekku bercerita tentang Kakek Suro yang ditangkap Belanda.

Mendengar itu hampir semua laki-laki yang ikut membantu peperangan atau ikut perang bersembunyi ke hutan. Hanya Kakek Suro yang tertinggal informasi dan dia tertangkap oleh Belanda. Tentu juga ada pihak-pihak penghianat dari orang-orang kita. Semoga para penghianat yang sok bersih itu mendapat balasan di hari akhir nanti.

Semua yang ditangkap dibawa ke Pabel. Kemudian dimasukkan kedalam satu lubang dan dieksekusi mati. Kemudian hari setelah kemerdekaan keberadaan kuburan masal mereka dicari, bertemu. Lalu dipindahkan ke Taman Makan Pahlawan di Pendopo. Sebagai putra daerah Sungai Keruh tentu kita bangga dengan kakek-kakek kita zaman dahulu.

Walau mereka bukan tentara tapi ikut mempertahankan kemerdekaan negara. Mereka berkorban jiwa dan raga, harta dan materi lainnya. Mereka membantu apa saja yang dapat mereka bantu. Sudah selayaknya perjuangan mereka semua dihargai. Dikenang, dikenal, diketahui oleh generasi sekarang.

Mari kita suarakan pembangunan sebuah Monumen Perjuangan Rakyat (MONPERA), di Tebing Bulang. Di MONPERA harap ditulis nama-nama yang telah dibantai Belanda tersebut. MONPERA juga mengenang dan menghargai semua jerih payah rakyat Sungai Keruh dari masa perlawanan terhadap Jepang dan Belanda. Rakyat Sungai Keruh telah membuktikan kalau mereka adalah pejuang dan pemberani.

Pengertian:
KNIL: Koninklijk Nederlandsch Indisce Leger atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda. Banyak anggota tentara KNIL dari orang-orang Indonesia asli, dan orang Indo-Belanda (keturunan campuran). Mereka yang non-Muslim tetap setia dengan Belanda semasa perang kemerdekaan. Sementara yang muslim bergabung dengan tentara dan rakyat berperang melawan Belanda. Misalnya seperti Presiden Soeharto semasa penjajahan sebelum Jepang datang juga menjadi KNIL. Tapi saat perang kemerdekaan dia dan kawan-kawan menjadi tentara republik.
KL. Juga bagian dari KNIL tapi penulisan untuk membedakan kelompok parajurit KNIL orang Belanda tulen.

Oleh. Joni Apero
Editor. Selita. S.Pd.
Palembang, 29 November 2019.
Sumber: Yusman Haris, Pergolakan-Pergolakan di Daerah Musi Banyuasin, t.pn. ttp, 2010.


[1]Yusman Haris, Pergolakan-Pergolakan di Daerah Musi Banyuasin, t.pn. ttp. H. 108.
[2]Yusman Haris, Pergolakan-Pergolakan di Daerah Musi Banyuasin, h. 109.
[3]Yusman Haris, Pergolakan-Pergolakan di Daerah Musi Banyuasin, h. 110.
[4]Yusman Haris, Pergolakan-Pergolakan di Daerah Musi Banyuasin, h. 111.
[5]Yusman Haris, Pergolakan-Pergolakan di Daerah Musi Banyuasin, h. 117.


By. Apero Fublic