Kampus
Kuliner
Mahasiswa
Opini
Pendidikan
Seni di Balik Arang: Filosofi dan Keunikan Sate Madura
![]() |
| Sate Madura (Ilustrasi) |
APERO FUBLIC I MAHASISWA.- Salah satu makanan khas pulau garam yakni sate Madura, bukanlah sekadar hidangan berbahan dasar daging dan bumbu kacang. kelezatan Sate Madura lahir dari proses sederhana tetapi sarat makna: bara api sebagai simbol kerja keras dan ketekunan, kemudian berpadu dengan cita rasa yang tercipta melalui ramuan bumbu turun-temurun. Selain itu sate Madura ialah representasi dari budaya pesisir Madura yang berpadu dengan kreativitas kuliner masyarakatnya. Keistimewaan daging tusuk berbumbukacang ini tidak hanya terletak pada rasaya yang kuat dan gurih, tetapi juga pada proses pembuatannya yang melewati rangkaian tradisi panjang, mulai dari bahan hingga teknik pembakarannya.
melahirkan sebuah seni yang terbangun dari tradisi, ketekunan, dan kearifan lokal yang diwariskan lintas generasi. Dari bara api yang menyala hingga tetes terakhir bumbu kacang, setiap elemen dalam sate ini memuat kisah panjang tentang budaya dan identitas masyarakat Madura. Sate Madura dikenal dengan bumbu kacangnya yang pekat, dan gurih, ia melahirkan sebuah seni yang terbangun dari tradisi, ketekunan, dan kearifan lokal, bumbunya dibuat dari perpaduan kacang tanah sangrai, bawang merah, bawang putih, cabai, gula merah, dan sentuhan kecap. Pada masyarakat Madura, bumbu berupakan bentuk dari keramahtamahan cinta lintas generasi.
Jejak awal Sate Madura berakar dari kehidupan masyarakat Madura yang terkenal sebagai pelaut, pedagang garam, dan juga pengembala berupa sapi, ayam dan hasil perikanan. Pada abad-19 saat ekonomi kolonial membuka pasar perkotaan seperti Surabaya, Batavia, dan Semarang, banyak orang Madura merantau dan menjual sate keliling. Meski rasa dan penyajiannya berkembang mengikuti selera daerah, identitas Sate Madura tetap terjaga.
Sate Madura tidak sekadar sajian kuliner, melainkan seni yang terlahir diatas bara api yang mencerminkan budaya masyarakatnya madura yang tangguh. Keterampilan meracik bumbu warisan leluhur, serta nilai kesabaran yang tertanam dalam proses membakarnya membuat hidangan ini memiliki makna lebih dari sekadar makanan. Setiap tusuk sate menyimpan kisah tentang ketangguhan, kreativitas, dan kebanggaan orang Madura.
Penulis : Affan Maulidi Rahmatullah
Mahasiswa dari Jurusan Bahasa Indonesia. Fakultas Keguruan dan Pendidikan. Universitas Madura
Editor. Tim Redaksi
Sy. Apero Fublic
Via
Kampus


Post a Comment