Artikel
Kampus
Mahasiswa
Opini
Pendidikan
Teknologi
Memahami Sistem Pengelolaan Kualitas Air Bersih di PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun
![]() |
| Foto Bersama Mahasiswa dan Stap PDAM |
APERO FUBLIC I KAMPUS.- Air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan berperan besar dalam menjaga kesehatan serta kualitas hidup masyarakat. Ketersediaan air bersih yang aman dan berkelanjutan memerlukan sistem pengelolaan yang baik dan terencana. Oleh karena itu, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) memiliki peran strategis dalam penyediaan dan pendistribusian air bersih kepada masyarakat.
PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun merupakan Perusahaan Daerah Air Minum yang berperan sebagai penyedia layanan air bersih bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. PDAM ini bertanggung jawab dalam penyediaan air minum yang aman, layak, dan berkelanjutan untuk kebutuhan rumah tangga, sosial, maupun kegiatan ekonomi.
Untuk memahami secara langsung proses pengelolaan kualitas air tersebut, dilakukan kegiatan kunjungan lapangan ke PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa dapat melihat secara langsung proses pengolahan air dari sumber hingga siap didistribusikan kepada masyarakat. serta meningkatkan wawasan mahasiswa terkait penerapan teori yang diperoleh di bangku perkuliahan.
Proses Pengelolaan Air Bersih PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun
Sumber air baku PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun berasal dari intake Sungai Arut. Air baku tersebut diolah melalui serangkaian proses teknis dan dikontrol secara ketat untuk memastikan kualitas air bersih yang dihasilkan memenuhi standar. Kapasitas produksi khusus untuk wilayah Pangkalan Bun, sebesar 15.000 m³/hari.
Sebelum proses pengolahan dilakukan, Para pengawas melaksanakan pengujian laboratorium (LAB) secara rutin. PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun melakukan Jar Test sebagai bagian dari pengendalian kualitas air. Jar Test merupakan uji laboratorium sederhana yang mensimulasikan proses pengadukan dan pengendapan air dalam skala kecil. Uji ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan dosis-dosis bahan kimia yang akan diberikan pada air baku sebelum diterapkan pada proses pengolahan air dalam skala operasional. Pengujian juga dilakukan dengan metode spektrometrik untuk menguji parameter kimia dan fisika air. Evaluasi dan pengukuran parameter tersebut dilakukan setiap hari guna menjaga konsistensi kualitas air.
![]() |
| Gambar 1. Jar Test (Dok. Penulis) |
![]() |
| Gambar 2. Spektometrik (Dok. Penulis) |
Dalam proses pengelolaan air, PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun menggunakan beberapa peralatan dan bahan pendukung. Ultrasonic flowmeter digunakan untuk menentukan dan memantau kapasitas air yang masuk dan untuk mengukur kecepatan aliran fluida yang mengalir dalam pipa tanpa kontak langsung dengan media.
![]() |
| Gambar 3. Ultrasonik Flower (Dok. Penulis) |
Proses pengolahan air bersih di PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun dilakukan melalui beberapa tahapan untuk memastikan air yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan aman digunakan oleh masyarakat.
Koagulasi
Pada tahap koagulasi, air baku yang berasal dari sumber air permukaan ditambahkan bahan kimia koagulan, seperti tawas. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengikat partikel-partikel halus dan kotoran yang tidak dapat mengendap secara alami. Untuk proses ini , PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun menggunakan kaporit (kalsium hipoklorit) jenis spikal yang berfungsi membunuh bakteri dan mikroorganisme dalam air. Sementara itu, tawas atau PAC (Poly Aluminium Chloride) digunakan sebagai bahan koagulan untuk mengikat partikel kotoran.
Tahapannya yaitu pemberian kaporit awal sebesar 1,5%, kemudian dilanjutkan dengan penambahan soda, soda diberikan dengan dosis sekitar 10–15 ppm untuk membantu pengaturan pH air. Tawas atau PAC digunakan sebagai bahan koagulan utama dengan dosis 10–30 ppm guna mengikat partikel kotoran dalam air. Tahap akhir pengolahan dilakukan melalui klorinasi atau penambahan kaporit dengan dosis 1–3 ppm untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme yang berpotensi membahayakan kesehatan.
Seluruh bahan kimia tersebut dimasukkan ke dalam air baku menggunakan pompa injeksi kimia, yang berfungsi menginjeksikan bahan kimia sesuai kebutuhan dan karakteristik air baku yang berbeda. Setelah penambahan koagulan, air diaduk secara cepat agar bahan kimia dapat tercampur merata dan mampu mengikat partikel-partikel halus.
![]() |
| Gambar 4. Proses Pencampuran Bahan Kimia (Dok. Penulis) |
Flokulasi
Setelah koagulasi, air memasuki tahap flokulasi. Pada proses ini, pengadukan dilakukan secara perlahan sehingga partikel-partikel kecil yang telah terikat dapat bergabung membentuk gumpalan yang lebih besar yang disebut flok. Flok yang terbentuk akan lebih mudah mengendap pada tahap selanjutnya.
![]() |
| Gambar 5. Flokulasi (Dok. Penulis) |
Sedimentasi
Pada tahap sedimentasi, air yang telah dilakukan Flokulasi dialirkan ke dalam bak pengendapan untuk memberi waktu agar flok yang telah terbentuk dapat mengendap di dasar bak. Proses ini bertujuan untuk memisahkan partikel kotoran dari air sehingga air menjadi lebih jernih. air melewati proses penyaringan dengan media berbentuk sarang tawon (honeycomb) untuk meningkatkan efektivitas pemisahan kotoran.
![]() |
| Gambar 6. Sedimentasi (Dok. Penulis) |
Filtrasi
Pada tahap filtrasi, PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun menggunakan media filter berupa dosel dan pasir. Media ini berfungsi untuk menyaring partikel-partikel halus yang masih terbawa setelah proses sedimentasi, sehingga kualitas kejernihan air semakin meningkat sebelum memasuki tahap desinfeksi. Pada proses filtrasi, kegiatan penyaringan air dilakukan secara rutin sebanyak tiga kali dalam sehari guna menjaga kinerja media filter dan memastikan kualitas air hasil olahan tetap optimal.
Desinfeksi
Tahap terakhir adalah desinfeksi, yaitu pemberian bahan desinfektan seperti klorin. Proses ini bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen yang masih mungkin terdapat dalam air. Setelah proses desinfeksi, air bersih dinyatakan layak untuk didistribusikan kepada masyarakat.
Setelah seluruh tahapan pengolahan dan pengujian kualitas air selesai dilakukan, air bersih yang telah memenuhi standar kemudian dialirkan melalui pompa distribusi.
Pompa distribusi berfungsi untuk menyalurkan air bersih dari instalasi pengolahan ke pelanggan-pelanggan PDAM melalui jaringan perpipaan. Kinerja pompa ini disesuaikan dengan kapasitas produksi harian, sehingga pendistribusian air dapat berlangsung secara optimal dan merata kepada masyarakat.
![]() |
| Gambar 8. Pompa Distributor (Dok. Penulis) |
Dalam operasional pompa distribusi, PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun menggunakan inverter sebagai upaya meningkatkan efisiensi energi. Inverter berfungsi untuk mengatur kecepatan kerja pompa sesuai kebutuhan kapasitas setiap hari. Dengan Penerapan inverter ini mampu mengefisiensikan penggunaan energi listrik hingga sekitar 30%, sekaligus mendukung pengelolaan operasional yang lebih efisien dan berkelanjutan.
![]() |
| Gambar 9. Inverter (Dok. Penulis) |
Untuk menjaga kinerja sistem, PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun juga melakukan perawatan peralatan secara berkala, meskipun waktu perawatan tidak menentu, berkisar antara 1 hingga 6 bulan sekali, tergantung kondisi dan kebutuhan peralatan.
Disusun: Kelompok 2.
Team: Farhan Dana , Ahmad Faalih Muyassar, Krisna Ananda Rega, Maulidatul Musyarrofah, Muhammad Syaifudin.
Editor. Tim Redaksi
Sy. Apero Fublic
Via
Artikel





.jpeg)
.jpeg)

.jpeg)


Post a Comment