Kampus
Mahasiswa
Opini
Pendidikan
Teknologi
Strategi Pengembangan Pendidikan Nonformal Melalui Integrasi Teknologi Digital
APERO FUBLIC I OPINI.- Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kini menjadi isu strategis dalam berbagai kebijakan publik, termasuk dalam sektor pendidikan. Pemanfaatan TIK dalam kehidupan modern telah mengubah cara manusia memperoleh, mengolah, dan berinteraksi dengan informasi dan pengetahuan. Dalam dunia pendidikan, TIK memberikan beragam peluang untuk menciptakan proses belajar yang lebih menarik, interaktif, dan efektif.
Dampak tersebut tidak hanya terjadi pada pembelajaran tatap muka di ruang kelas, tetapi juga pada perubahan model penyampaian pendidikan seperti pembelajaran jarak jauh, e-learning, dan berbagai platform digital lainnya yang memungkinkan fleksibilitas serta akses yang lebih luas. Selain itu, TIK membuka kesempatan baru dalam penyelenggaraan pelatihan guru dan bentuk dukungan profesional lainnya.
Kemampuan TIK untuk menghubungkan berbagai wilayah tanpa batas menjadi faktor penting dalam menghadirkan kesetaraan akses pendidikan yang inovatif di seluruh daerah. Oleh karena itu, pemahaman dan kemampuan siswa dalam memanfaatkan TIK semakin menjadi kebutuhan mendasar dalam mewujudkan sistem pendidikan yang efektif di era digital. (UNESCO, 2020; Ariani, 2021; Susanto, 2020).
Namun demikian, persoalan terbesar yang dihadapi hampir semua sistem pendidikan termasuk yang telah maju adalah rendahnya kemampuan pendidik dalam mengintegrasikan TIK secara efektif ke dalam proses pembelajaran. Mengingat peran penting TIK dalam memperkuat hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat serta menjembatani kesenjangan antara pendidikan formal, nonformal, dan informal, para pembuat kebijakan perlu merancang strategi untuk membangun kompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam masyarakat berbasis pengetahuan. (UNESCO, 2020; Susanto, 2020; Kemendikbudristek, 2023).
Menurut Dodi Nandika, Gatot H. Priowirjanto, dan Soekartawi (2007:11), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan istilah yang merujuk pada berbagai cara inovatif dalam menyediakan pembelajaran sepanjang hayat melalui akses global terhadap informasi, materi edukasi, dan layanan pendukung. TIK mencakup beragam perangkat komunikasi dan aplikasi seperti radio, televisi, telepon seluler, komputer, jaringan perangkat keras dan perangkat lunak, serta teknologi satelit. Selain itu, TIK juga meliputi layanan dan aplikasi digital yang memanfaatkan perangkat tersebut, seperti video konferensi dan sistem pembelajaran jarak jauh. (Nandika, Priowirjanto & Soekartawi, 2007).
Menurut UNDP (2005:121–123), penggunaan TIK dalam pendidikan menawarkan beragam potensi manfaat yang sangat luas. Teknologi ini memungkinkan proses pembelajaran menjangkau peserta didik kapan pun dan di mana pun, sehingga menggeser paradigma pendidikan tradisional yang sebelumnya membatasi belajar hanya pada waktu dan tempat tertentu.
Dengan fleksibilitas tersebut, peserta didik dapat mengakses materi pembelajaran sesuai kebutuhan mereka tanpa dibatasi ruang maupun waktu. Selain itu, TIK juga memfasilitasi interaksi yang lebih luas antara siswa, guru, dan kelompok belajar secara virtual.
Bagi pendidik, TIK menyediakan sistem interaktif yang dapat membantu memahami kebutuhan peserta didik secara lebih mendalam, memantau perkembangan belajar secara akurat, serta menyusun penilaian yang lebih tepat dan efektif. (UNDP, 2005)
Pemerintah telah memasukkan penerapan TIK sebagai bagian dari kebijakan pendidikan dan kurikulum nasional.
Keterampilan baru yang dibutuhkan peserta didik saat ini banyak dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan informasi yang tersedia dalam berbagai repositori global. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan literasi informasi dan keterampilan yang berkaitan dengan pencarian, pemilahan, dan pemanfaatan informasi dari beragam sumber tanpa batas.
Di sisi lain, perkembangan TIK yang sangat cepat menuntut guru dan peserta didik untuk menguasai kompetensi baru agar teknologi tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal dalam proses pendidikan. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan strategi implementasi yang terarah serta pengembangan profesional pendidik yang lebih komprehensif. (UNESCO, 2020; Kemendikbudristek, 2023) UNESCO (2011a:4) menegaskan bahwa terdapat kesepahaman global mengenai berbagai manfaat yang dapat diperoleh dunia pendidikan melalui pemanfaatan TIK secara tepat.
Tantangan utama yang muncul adalah apakah para pendidik memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan TIK secara efektif dalam proses pembelajaran. Penggunaan TIK sendiri sangat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, tujuan yang ingin dicapai, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Melalui perkembangan TIK, lingkungan belajar menjadi semakin dinamis dan menarik, bahkan mulai menghapus batas antara pendidikan formal dan informal. Situasi ini mendorong guru untuk menciptakan metode pembelajaran baru yang lebih inovatif sekaligus membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar secara lebih mandiri dan fleksibel. (UNESCO, 2011a).
Oleh. Indah Ayuningsih
Editor. Tim Redaksi
Sy. Apero Fublic
Via
Kampus




Post a Comment