JATIM
Kampus
Mahasiswa
Opini
Pendidikan
Surabaya
Ditulis: Anggun Rizki Arfina Shalsabila
Pembelajaran Kreatif dalam Konteks Isu Sosial dan Keberagaman" di SMP Darul Barokah (sekolah mitra), Jatipurwo, Wonokusumo, Surabaya
APERO FUBLIC I MAHASISWA.– Sebanyak tiga mahasiswa aktif dari Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur (UPN "Veteran" Jatim) berhasil meluncurkan program Asistensi Mengajar bertajuk "Pembelajaran Kreatif dalam Konteks Isu Sosial dan Keberagaman" di SMP Darul Barokah (sekolah mitra), Jatipurwo, Wonokusumo, Surabaya. Meskipun judul kegiatan merujuk pada MTs, kegiatan ini secara spesifik dilaksanakan di lingkungan SMP Darul Barokah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Mata Kuliah Pancasila dan berfokus pada pengembangan literasi sosial serta karakter toleransi siswa. Program ini dilaksanakan pada Sabtu, 22 November 2025, mulai Pukul 08.00 hingga 10.00 WIB, bertempat di ruang kelas SMP Darul Barokah.
Program ini diinisiasi dan dilaksanakan oleh tim mahasiswa yang terdiri dari Citra Triandini, Raras Pramudita, dan Anggun Rizki Arfina S. Mereka bekerja di bawah bimbingan dosen penanggung jawab teknis, Dr. Taufikurrahman. S.Pd., M.Pd. Berikut uraian materi yang diterapkan:
A. Urgensi Pendidikan Karakter di Fase Krusial Siswa
Latar belakang program ini berangkat dari sebuah kesadaran bahwa pendidikan memiliki peran fundamental dalam membentuk karakter siswa yang tidak hanya unggul akademis tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kecakapan menyikapi isu-isu kontemporer. Mahasiswa memandang bahwa fase Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah fase krusial di mana identitas sosial siswa mulai terbentuk, dan mereka mulai aktif mempertanyakan norma, nilai, dan struktur masyarakat di sekitarnya.
Sayangnya, seringkali kurikulum formal belum sepenuhnya memberikan ruang yang memadai bagi eksplorasi isu-isu sosial dan keberagaman secara mendalam dan kreatif, membuat pembelajaran cenderung bersifat teoritis. Hal ini mengakibatkan transfer nilai dan kemampuan berpikir kritis (Higher-Order Thinking Skills/HOTS) terkait isu-isu sensitif kurang optimal.
Program ini Hadir Sebagai Solusi Proaktif dan Mendesak Karena Beberapa Alasan, antara lain:
Urgensi Pemahaman Keberagaman: Indonesia adalah negara yang sangat beragam, sehingga membangun pemahaman, empati, dan sikap toleransi terhadap perbedaan SARA harus dilakukan melalui metode yang menarik dan dialogis.
Kebutuhan Kompetensi Abad ke-21: Metode pembelajaran kreatif seperti project-based learning (PBL) dan simulasi terbukti efektif dalam melatih kolaborasi, komunikasi, dan problem-solving siswa, yang merupakan kompetensi esensial abad ke-21.
Relevansi dengan Profil Pelajar Pancasila: Kegiatan ini secara eksplisit mendukung pencapaian dua dimensi utama Profil Pelajar Pancasila: Berkebinekaan Global dan Gotong Royong.
Mengubah Teori Menjadi Aksi: Model KEKAS
Program yang dikemas dalam format "Kelas Kreatif Aksi Sosial (KEKAS)" ini bertujuan utama untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang inovatif dan kreatif di SMP Darul Barokah. Mahasiswa berusaha mengatasi kecenderungan pembelajaran Pancasila yang terlalu teoritis dengan berfokus pada transfer nilai luhur Pancasila, khususnya toleransi dan gotong royong.
Dosen Penanggung Jawab Teknis, Dr. Taufikurrahman. S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa program ini merupakan upaya untuk mewujudkan aksi nyata dalam pembinaan karakter:
"Kami meyakini bahwa melalui metode yang kreatif dan berpusat pada siswa, nilai-nilai luhur Pancasila, terutama toleransi dan gotong royong, akan tertanam kuat dan menjadi bekal mereka dalam menghadapi kompleksitas kehidupan bermasyarakat. Ini adalah langkah nyata dalam mencetak generasi muda yang kritis, berempati, dan menjadi agen perubahan positif bagi bangsa dan negara. Kegiatan ini dirancang agar siswa tidak hanya menghafal, tetapi mengaplikasikan nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Persatuan Indonesia dalam tindakan nyata anti-diskriminasi dan kerukunan."
Program ini dirancang sebagai teaching & training interaktif yang mengombinasikan tiga jenis kegiatan utama: Edukasi dan Pelatihan (workshop), Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL), dan Simulasi serta Role-Playing.
B. Metode Kreatif Mahasiswa UPN
Sasaran utama program ini adalah seluruh siswa kelas VII dan VIII SMP Darul Barokah, yang diperkirakan berjumlah 28 siswa. Pemilihan kelas ini didasarkan pada pertimbangan bahwa siswa berada di tahap perkembangan kognitif yang sudah mampu memahami isu-isu abstrak dan mulai membentuk kesadaran sosial yang kritis.
Untuk mencapai tujuan tersebut, tim mahasiswa UPN "Veteran" Jatim menerapkan empat metode pembelajaran kreatif yang telah teruji efektif, menghindari pendekatan konvensional:
Simulasi Peran (Role Play): Metode ini bertujuan untuk menumbuhkan empati sosial siswa. Siswa akan ditempatkan pada posisi pihak-pihak yang berkonflik atau rentan dalam isu keberagaman, sehingga mereka merasakan langsung dampak dari pengabaian nilai-nilai Pancasila. Implementasi modul Role-Playing ini berfokus pada praktik komunikasi dan empati.
Studi Kasus Kontekstual: Siswa diberikan kasus-kasus nyata yang relevan dengan kehidupan mereka, seperti isu-isu ketidakadilan, kesenjangan ekonomi, atau konflik identitas, untuk dianalisis melalui kacamata nilai-nilai Pancasila.
Diskusi Terbuka (Open Discussion): Metode ini digunakan untuk memicu daya kritis siswa dan mendorong mereka berani menyuarakan pandangan etis mereka terhadap isu-isu kontemporer. Diskusi ini dilatih untuk mengedepankan dialog dan menghargai perbedaan pendapat sesuai sila Kerakyatan.
Proyek Kreatif (Project-Based Learning): Siswa didorong untuk menghasilkan karya nyata yang merefleksikan pemahaman mereka. Misalnya, siswa akan menghasilkan draf awal karya digital mereka sebagai ekspresi pemahaman mereka tentang isu keberagaman, memberikan ruang bagi eksplorasi dan inovasi. Modul ini diimplementasikan di Laboratorium Komputer.
Anggun Rizki Arfina S., selaku Ketua Pelaksana, menyatakan bahwa integrasi teori dan praktik sangat ditekankan. "Kami tidak hanya memaparkan materi, tetapi segera mengujinya. Setelah sesi Pre-test awal untuk mengukur tingkat kepekaan , siswa langsung diajak ke Fase Implementasi dan Evaluasi melalui quiz dan debriefing. Tujuannya agar pemahaman langsung terwujud dalam aksi nyata, bukan sekadar teori yang hilang di papan tulis," ujarnya. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi guru SMP Darul Barokah untuk mengamati dan mengadopsi metode pembelajaran kreatif yang diterapkan.
C. Sasaran Terukur dan Komitmen Keberlanjutan Program
Program ini menekankan pada luaran yang terukur, sejalan dengan kebutuhan pembangunan komunitas yang berkelanjutan dan berkeadilan. Untuk mengukur efektivitas program, tim menggunakan instrumen pre-test dan post-test.
Salah satu target kuantitatif yang harus dicapai adalah peningkatan minimal 20% dalam skor rata-rata kepekaan sosial dan toleransi siswa. Perbedaan skor ini akan menjadi indikator kuantitatif utama dari keberhasilan kegiatan. Evaluasi hasil juga dilakukan secara kualitatif melalui analisis mendalam terhadap esai reflektif siswa untuk memahami perubahan pola pikir dan peningkatan empati.
Luaran (Output) Konkret yang Dihasilkan: Tim pelaksana telah menetapkan sejumlah luaran konkret yang akan menjadi warisan bagi sekolah:
Dokumentasi Modul Ajar Kreatif: Tersedianya satu buku saku/modul panduan berisi 2 modul pengajaran kreatif (Simulasi Debat Sosial dan Pembuatan Media Kampanye Digital) yang dapat digunakan secara berkelanjutan oleh guru SMP Darul Barokah.
Laporan Evaluasi Hasil: Laporan perbandingan skor pre-test dan post-test yang menunjukkan peningkatan pemahaman dan kepekaan sosial siswa minimal sebesar 20%.
Karya Kreatif Siswa: Hasil project-based learning siswa berupa draf awal kampanye digital atau karya seni lain yang mencerminkan solusi atau refleksi mereka terhadap isu sosial dan keberagaman.
Publikasi Ilmiah: Minimal satu artikel ilmiah dari tim pengusul yang diterbitkan di jurnal pengabdian masyarakat terakreditasi, sebagai wujud kontribusi akademik.
Sebagai penutup dan tindak lanjut, tim pelaksana akan menganalisis seluruh data evaluasi dan menyusun Laporan Akhir Kegiatan dan Modul Ajar Kreatif. Modul tersebut kemudian akan diserahkan kepada pihak sekolah, dan karya siswa terbaik akan dipublikasikan di media sekolah atau publikasi ilmiah tim pengusul. Diharapkan, program ini dapat berlanjut dalam bentuk-bentuk pengabdian dan inovasi pendidikan lainnya, menjadikan SMP Darul Barokah sebagai institusi yang progresif, berwawasan kebangsaan, dan aktif dalam membina karakter toleransi.
Tim pelaksana, yang dalam strukturnya turut melibatkan Mohamad Ali Mahfudh, S.E. sebagai Pelindung dan Faidaturrofiqoh, S.Hum. sebagai Penasihat , memohon dukungan penuh dari Yayasan dan jajaran Pimpinan SMP Darul Barokah agar program ini memiliki keberlanjutan dan dapat menjadi investasi jangka panjang dalam pembangunan karakter siswa.
Kami berharap kegiatan Project Citizen ini dapat diliput oleh PT. Media Apero Fublic sebagai inspirasi bagi siswa dan masyarakat luas untuk turut aktif dalam pembangunan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Ditulis: Anggun Rizki Arfina Shalsabila
Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur
Email : anggunrizki900@gmail.com
Editor. Tim Redaksi
Sy. Apero Fublic
Via
JATIM


Post a Comment