Artikel
Kampus
Mahasiswa
Opini
Pendidikan
Opini terhadap Artikel “Pengadaan Koleksi Buku dan Non-Buku”
APERO FUBLIC I OPINI.- Saya, Faza Rumaisyagia, berusia 21 tahun, mahasiswa. Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, memberikan opini terhadap artikel berjudul *“Pengadaan Koleksi Buku dan Non-Buku.” Artikel ini membahas secara mendalam mengenai sistem pengadaan koleksi pada perpustakaan akademik, baik di perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri, dengan menyoroti perbedaan kebijakan, sumber pendanaan, hingga penerapan teknologi dalam proses pengadaan.
Menurut pandangan saya, artikel ini memiliki nilai ilmiah yang tinggi karena tidak hanya menjelaskan konsep dasar pengadaan koleksi, tetapi juga menganalisis perbandingan antara beberapa universitas ternama seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Harvard University, dan National University of Singapore (NUS). Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa faktor kebijakan institusi dan dukungan anggaran berperan besar dalam menentukan kualitas serta keberagaman koleksi perpustakaan. Hal ini menjadi refleksi penting bagi perguruan tinggi di Indonesia agar mampu meningkatkan sistem pengadaan yang lebih adaptif, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika.
Saya menilai bahwa artikel ini juga menyoroti aspek modernisasi yang sangat relevan dengan perkembangan zaman. Dalam era digital saat ini, kebutuhan terhadap koleksi elektronik seperti e-book, jurnal daring, dan database ilmiah menjadi sangat penting. Penulis artikel dengan tepat menegaskan bahwa perpustakaan harus bertransformasi menuju sistem digital agar tetap mampu memenuhi kebutuhan informasi secara cepat dan akurat. Perguruan tinggi di Indonesia perlu mencontoh universitas luar negeri yang telah menerapkan sistem hybrid antara koleksi cetak dan digital, serta memanfaatkan teknologi berbasis Evidence-Based Acquisition (EBA) untuk memastikan efisiensi pengadaan.
Selain memberikan gambaran yang komprehensif, artikel ini juga realistis dalam menguraikan tantangan yang dihadapi perpustakaan dalam negeri, seperti keterbatasan anggaran, birokrasi yang panjang, serta masalah hak cipta dalam pengadaan koleksi digital. Pandangan ini menunjukkan bahwa penulis memahami kompleksitas manajemen perpustakaan, sekaligus memberikan solusi yang konstruktif, seperti meningkatkan kerja sama dengan penerbit internasional dan pengembangan repositori institusional untuk mendukung akses terbuka terhadap karya ilmiah.
Secara keseluruhan, saya berpendapat bahwa artikel ini sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu perpustakaan, khususnya dalam bidang manajemen koleksi. Artikel ini tidak hanya memperluas wawasan tentang proses pengadaan bahan pustaka, tetapi juga menginspirasi pembaca agar lebih memahami pentingnya peran perpustakaan sebagai pusat pengetahuan dan inovasi. Dengan gaya penulisan yang sistematis serta analisis yang mendalam, artikel ini layak dijadikan referensi akademik dalam kajian manajemen perpustakaan modern.
Demikian opini saya terhadap artikel tersebut.
Semoga pandangan ini dapat menjadi bahan refleksi dalam memahami pentingnya pengadaan koleksi buku dan non-buku sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas perpustakaan akademik di Indonesia.
Oleh. Faza Rumaisyagia
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Fakultas Adab dan Humaniora. Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Sy. Apero Fublic
Via
Artikel
Post a Comment