Cerita Kita
Kampus
Opini
Pendidikan
APERO FUBLIC. CERITA KITA.- Perkenalkan Saya Mohammad Arta. Aku anak laki-laki, putra tunggal dari seorang penjahit sederhana. Sejak kecil, Aku sudah memahami kerasnya kehidupan dengan menyaksikan ayah yang setiap hari sibuk dengan jarum dan benang demi menghidupi keluarga kami. Kesederhanaan ini, bukan alasan untuk bermalas atau hidup tanpa cita-cita. Aku, dari kecil dengan semua keterbatasan ekonomi, mulai menggantung cita-cita di langit. Justru dari keterbatasan ini semangatku semakin membara di dalam dada.
Ayahku Inspirasiku: Menjadi Kekuatanku Di Tanah Rantau
Aku tumbuh dengan semangat belajar yang tinggi, selalu berusaha menjadi yang terbaik di sekolah. Ayahku, meski tak pernah memberikan uang banyak, selalu menanamkan nilai kejujuran dan kerja keras sebagai modal utama untuk menggapai masa depan yang lebih baik. Aku pun paham bahwa kerja keras ayah di balik meja menjahit adalah perjuangan yang tak dapat dinilai dengan mata atau dengan jumlah. Ternyata perjuangan seorang ayah, begitu besar nan muliah. Takkan terbayar oleh jasa atau uang.Setelah selesai SMA, keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi tumbuh semakin besar.
Dengan penuh keyakinan, Aku memutuskan merantau ke kota guna menimba ilmu. Keputusan itu tidak mudah, karena harus meninggalkan keluarga dan kenyamanan hidup yang sederhana di rumah. Karena Aku sadar dan percaya ilmu pengetahuan adalah jalan terbaik untuk mewujudkan cita-citanya.Di kota, tentu kehidupan semakin keras. Aku harus beradaptasi dengan lingkungan yang serba cepat dan kompetitif. Dalam keseharian, Aku tidak hanya harus fokus kuliah, tetapi juga mencari cara untuk membantu mengurangi beban ekonomi keluarganya dengan bekerja paruh waktu.
Kesibukan yang melelahkan tidak menjadikannya putus asa, justru semakin menguatkan semangatku.Sebagai anak seorang penjahit sederhana, Aku berusaha menerapakn nilai-nilai kesabaran dan ketelitian yang telah ayah teladankan.. Aku berusaha menerapkannya dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam belajar. Maka Aku yakin, meski berasal dari latar belakang keluarga yang sederhana, sebab kualitas dan kemampuanlah yang akan menentukan keberhasilan dikemudian hari.Setiap kali merasa lelah, Aku mengenang ayah yang tidak pernah lelah mendukungku dan memberikan apa yang dia dapat. Kadang Aku merasa bersalah, terkadang penuh rasa haru. Disana kayu kaki dan gerak tangan menjahit terus berlanjut demi kelangsungan kehidupan keluarga kami.
Terkadang seolah-olah Aku mendengar suara jahitan ayah di telingahku. Aku pikir bagaimana Aku bisa lelah, sementara Ayah telah tua tak pernah istirahat. Bagaimana Aku dapat mengeluh, sementara Ayah selalu semangat. Seketika lelahku hilang, kemudian menjadi sumber motivasi terbesarku. Benar, kisah ayah yang seorang penjahit gigih tanpa pernah mengeluh mengajarkan arti pengorbanan dan ketekunan yang sesungguhnya.
Di Perguruan Tingg ini,Aku memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan impiank. Aku berharap suatu hari nanti dapat berkontribusi untuk masyarakat melalui bidang pengetahuan yang Aku pelajari. Meskipun cobaan-cobaan dan tantangan akademik cukup berat, bagiku semua itu hanyalah nyanyian alam disenja hari. Aku menjalani karena tahu bahwa setiap langkah adalah sebuah proses pembelajaran yang berharga.Keterbatasan keuangan sering menjadi kendalah. Tapi kekurangan selalu dihadapi degan sabar dan rasa syukur.
Alhamdulilah selalu ada jalan. Mulai dari mendapat bantuan beasiswa, kerja paru waktu atau mencari cara lainnya.Usaha yang baik itu, dan pengorbanan kecil ini. Hanyalah jalan dan tantangan untuk mencapai impian.Tulisan kecil ini, bukanlah surat protes pada tuhan atas keterbatasan hidup ini. Tapi hanyalah ungkapan kehidupan yang memuat motivasi dan semangat juang. Untuk semuanya yang di posisi saya, mari teruskan langkah. Sehingga di suatu masa nanti kita berjumpa di dunia mimpi-mimpi kita. Buat Ayah-ibu tercinta, terima kasih atas semua pengorbananmu, kau memberikan semua yang terbaik dalam arti kehidupan ini.
Oleh: Mohammad Arta
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Fakultas Adab dan Humaniora. Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Editor. Tim Redaksi
Sy. Apero Fublic
Via
Cerita Kita
Post a Comment