PT. Media Apero Fublic

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada bidang usaha Publikasi dan Informasi dengan bidang usaha utama Jurnalistik.

Buletin Apero Fublic

Buletin Apero Fublic adalah buletin yang mengetengahkan tentang muslimah, mulai dari aktivitas, karir, pendidikan, provesi, pendidikan dan lainnya.

Penerbit Buku

Ayo terbitkan buku kamu di penerbit PT. Media Apero Fublic. Menerbitkan Buku Komik, Novel, Dongeng, Umum, Ajar, Penelitian, Ensiklopedia, Buku Instansi, Puisi, Majalah, Koran, Buletin, Tabloid, Jurnal, dan hasil penelitian ilmiah.

Jurnal Apero Fublic

Jurnal Apero Fublic merupakan jurnal yang membahas tentang semua keilmuan Humaniora. Mulai dari budaya, sejarah, filsafat, filologi, arkeologi, antropologi, pisikologi, teologi, seni, kesusastraan, hukum, dan antropologi.

Majalah Kaghas

Majalah Kaghas, meneruskan tradisi tulis tradisional asli Sumatera Selatan.

Apero Fublic

Apero Fublic, merupakan merek dagang PT. Media Apero Fublic bidang Pers (Jurnalistik).

Apero Book

Apero Book merupakan toko buku yang menjual semua jenis buku (baca dan tulis) dan menyediakan semua jenis ATK.

Buletin

Buletin Apero Fublic merupakan buletin yang memuat ide-ide baru dan pemikiran baru yang asli dari penulis.

10/09/2021

Mengenal Swarsih Djojopuspito: Penulis Yang Mahir Berbahasa Belanda.

APERO FUBLIC.- Sastrawan wanita bernama Swarsih Djojopuspito adalah salah satu sastrawan wanita Indonesia angkatan pertama. Masa dimana awal perkembangan kesastraan modern Indonesia. Swarsih lahir pada 20 April 1912 di Cibadak, Bogor. Dia masuk pendidikan di Sekolah Kartini, MULO, dan Europesche Kweekschool. Setelah selesai menempuh pendidikan dia bekerja sebagai guru Perguruan Rakyat di tahun 1931. Mengajar di Taman Siswa tahun 1939, Pasundan Istri tahun 1937, dan mengajar di HIS tahun 1939.

Bidang organisasi di tahun 1945 sampai 1950 menjadi anggota Komite Nasional Pusat. Di tahun 1946 sampai tahun 1947 menjadi wakil kepala Biro Perjuangan bagian wanita. Membantu sebuah majalah berbahasa Belanda, Critiek en Opbouw, Het Inzicht dan Majalah Orientatie. Karena menguasai bahasa Belanda Swarsi menulis sebuah buku berbahasa Belanda berjudul Buiten Het Gareel. Namun hasil karya tersebut tidak masuk sebagai kesastraan Indonesia.

Buku kumpulan cerita pendeknya yang berjudul Empat Serangkai yang diterbitkan Pustaka Rakyat di Jakarta pada tahun 1954. Judul empat serangkai memberikan penjelasan kalau buku tersebut memuat empat buah cerita pendek. Judul pertama berjudul, Seruling di Malam Sepi. Cerita Pendek bercerita tentang seorang istri yang ditinggal suami bekerja keluar negeri. Sehingga sang istri mendapat godaan-godaan dari lelaki lain. Dalam cerita tersebut sang Suami bernama Purnomo mengatakan padanya:

“Seorang lelaki tak dapat setia, Maryati. Dia dikodrti mengingini wanita lain dari istrinya. Dia tak harus tinggal pada satu istri saja. Ini bukan soal cinta dan kasih sayang, hanya suatu keperluan tubuh belaka.”

Dari kata-kata itu membuat hati Maryati tidak tenang. Dalam pada itu seorang lelaki bernama Haryadi. Akhirnya Maryati menyerah dalam pelukan lelaki itu. Saat sang suami pulang berkatalah Maryati. “Seorang wanita juga dapat ingin pada lelaki lain, dan Aku inging melihat kau, bagaimana sikapmu jika aku berbuat seperti lelaki. Aku tetap mencintai kau.”

Namun ternyata Purnomo tidak bisa menerima, dia menolak Maryati setelah mengakui dosa-dosanya. Cerpen kedua berjudul, Artina. Bercerita tetang seorang gadis bernama Artina yang memiliki banyak cita-cita dan baik hati. Namun semua cita-citanya harus berakhir karena menikah. Cerpen ketiga berjudul Badju Merah yang mengisahkan tentang seorang lelaki buaya dimana banyak wanita yang menjadi korbannya.

Cerpen keempat berjudul Perempuan Djahat yang mengisahkan seorang wanita bernama Hersini yang menikah dengan seorang lelaki yang tidak dia cintai. Dia menikah atas dasar kasihan saja bernama Slamet. Tetapi suami selalu menyakitinya dan dia berusaha mempertahankan rumah tangganya. Beberapa waktu dia berselingkuh dengan seorang lelaki bernama Iskandar.

Namun sikat sang suami masih tidak berubah, kemudian di pergi ke rumah saudaranya di Surabaya. Dia meminta bercerai dengan suaminya, namun sang suami tidak mau memberikannya.  Akhir cerita Hersini meninggal dunia setelah melahirkan anak dengan selingkuhannya Iskandar. Dalam cerpen-cerpen tersebut memberikan gambaran bahwa penulis memberikan kritikan pada kaum laki-laki.

Disusun: Tim Apero Fublic
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 9 Oktober 2021.
Sumber: Th. Sri Rahaju Prihatmi. Pengarang-Pengarang Wanita Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya, 1977.

Sy. Apero Fublic

10/08/2021

PEPUSTAKAAN SEBAGAI WAHANA REKREASI

APERO FUBLIC.- Apakah kalian sering berwisata ke banyak tempat untuk melakukan rekreasi, seperti trans studio, pantai Parangtritis, taman nasional, pegunungan, musium, dan lainnya?, lalu pernahkah kalian malakukan wisata ke perpustakaan?.

Perpustakaan itu ibaratnya objek wisata, karena dapat memberikan fungsi rekreasi kepada para pengunjungnya. Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas bagaimana atau seharusnya perpustakaan bisa menjadi tempat wisata dan menjadi wahana rekreasi.

Bagi orang-orang yang suka membaca, perpustakaan tentu saja bukan sebuah tempat yang baru. Tapi mungkin sebagian juga belum tahu bahwa perpustakaan juga bisa menjadi wahana rekreasi loh, jadi nggak Cuma sebagai tempat di mana buku-buku dan sumber informasi lainnya ditata. Rekreasi pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan yang penting dan tidak bisa diabaikan manfaatnya dari kehidupan kita.

Harold D. Mayer dkk (1964) menjelaskan bahwa kebutuhan pokok hidup manusia dibagi berdasarkan waktu yang dimanfaatkan oleh individu, yang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu: exsistence adalah waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempertahankan kelangsungan hidup, seperti mandi, makan, tidur dan istirahat; subsistence adalah waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan yang menunjang kelangsungan hidupnya dengan karyanya; leisure adalah waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan agar tercapai keseimbangan antara usaha manusia dalam mempertahankan dan menunjang kelangsungan hidupnya yakni dengan melakukan rekreasi.

Rekreasi merupakan salah satu kebutuhan yang fundamental dalam membentuk kepribadian manusia, dimana dengan ikut melakukan kegiatan yang  rekreatif maka manusia akan mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan yang lebih besar, memberikan keseimbangan dalam pertumbuhan, kreativitas, kompetisi dan watak, memperbaiki kapasitas mental dan meningkatkan pengetahuan, kebebasan kondisifisik, hubungan sosial, tujuan hidup serta stabilitas emosi yang lebih baik.

Pesatnya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, informasi, serta pengetahuan berpengaruh terhadap semua jenis kegiatan dan tindakan manusia. Seiring dengan kemajuan tersebut membawa perubahan besar terhadap kegiatan di perpustakaan, hal ini dapat dilihat dari berkembangnya ilmu, fungsi, dan tugas perpustakaan dalam kegiatan perpustakan. Oleh karena itu, kemajuan ilmu, fungsi dan tugas menuntut adanya suatu perubahan yang besar dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada pemustaka dalam kegiatan perpustakaan.

Berkembangnya ilmu, fungsi dan tugas perpustakaan dalam kegiatan perpustakaan perlu diarahkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pemustaka atau pengunjung, maka perpustakaan harus dapat lebih melaksan akan fungsi rekreasi dengan menjadikan perpustakaan sebagai objek wisata. Pemustaka atau pengunjung dapat memanfaatkan layanan yang dimiliki perpustakaan untuk mendapatkan penyegaran pikiran sertahiburan yang dibutuhkan oleh setiap individu.

Perpustakaan harus terus mengembangkan fungsi serta tugas dalam melayani pemustaka. Perpustakaan bukan hanya sebagai pemenuh kebutuhan informasi, tetapi perpustakaan dapat dijadikan sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan rekreasi pemustaka atau pengunjung.

Perpustakaan menurut Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 pasal 3 yang menyatakan bahwa “Perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa”. Dalam praktiknya, hanya fungsi pendidikan, fungsi informasi, dan fungsi penelitian yang mendapat perhatian terbesar dari berbagai perpustakaan dan pakar yang berkompeten. Karena fungsi-fungsi ini berada di bawah lingkup perpustakaan.

Fungsilain, seperti fungsi rekreasi, kurang diperhatikan. Buktinya dengan jarangnya tulisan, penelitian, proyek pengembangan, diskusi ilmiah, atau pertemuan yang membahasnya secara khusus. Akibatnya, wajar jika timbul kesan bahwa perpustakaan pada umumnya adalah tempat belajar atau mencermati informasi dan pengetahuan dengan sungguh-sungguh. Perpustakaan tidak memberikan kesan memberikan hiburan kepada pengunjungnya.

Berbagai sumber hanya menjelaskan fungsi rekreasi yang dapat dijalankan di perpustakaan dengan koleksi materi ringan seperti komik, majalah, koran, dan bahan lain yang dapat memberikan hiburan bagi masyarakat pengguna. Selain itu, perpustakaan sering disebut-sebut sebagai sumber hiburan bagi orang-orang yang gemar membaca buku. Meskipun ini relatif, apakah orang benar-benar terhibur dengan membaca? Hal tersebut perlu diuji secara empiris.

Terlepas dari kenyataan yang ada, fungsi rekreasi  pada perpustakaan masih dapat dikembangkan. Perpustakaan itu seperti objekwisata, di mana keduanya dapat memberikan fungsi rekreasi terhadap masyarakat yang menjadi pengunjungnya. Orang yang pergi ke perpustakaan dapat mencapai hasil yang sama seperti mereka yang pergi berwisata. Mereka (pengunjung) tetap melakukan rekreasi untuk mendapatkan hiburan, kesegaran jasmani atau rohani, dan kenangan. Ketiga aspek ini dapat menjadi dasar pendekatan bagi pengembangan fungsi rekreasi di perpustakaan.

Oleh: Muhammad Alfin Ramadhan
Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 9 Oktober 2021.
Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora, Program Studi Ilmu Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. (E-Mail: rm.alfin@gmail.com atau rm.alfin@ymail.com.

Sy. Apero Fublic

Mengenal Sastrawan Wanita: Sariamin Ismail

APERO FUBLIC.- Sariamin Ismail adalah salah satu sastrawan wanita generasi awal dalam masa pergerakan kebangsaan Indonesia. Dia lahir di Talu Lubuksikaping pada bulan Juli tahun 1909 Masehi. Masa itu, Indonesia masih dalam Pemerintahan Kolonial Belanda dengan nama Hindia Belanda. Lubuk Sikaping masuk Onder Afdeling dalam Afdeling Agam. Masa kemerdekaan Lubuk Sikaping masuk dalam Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

Sariamin Ismail memiliki banyak nama samaran atau nama pena dalam mengarang, diantaranya Bunda Kandung, Ibu Sejati, Serigunting, Kak Karinah, Seritanjung, Serigunung, Seleguri. Beliau masuk Sekolah Normal Putri Padangpanjang. Sejak masih muda sekali dia menulis syair, sajak, gurindam dan dilanjutkan dengan roman. Diantara karya roman beliau yang cukup terkenal diantaranya berjudul Kalau Tak Untung dan Pengaruh Keadaan.

Kisah cerita roman berjudul Kalau Tak Untung menceritakan tentang cerita sepasang kekasih yang menjalani kehidupan cinta yang tidak sesuai harapan. Tokoh wanita cerita bernama Rasmani seorang gadis desa yang hidup miskin. Kemudian menjalin cinta dengan seorang anak muda yang kaya dan berparas tampan.

Masrul  dalam perjalanan hendak di jodohkan dengan anak pamannya (mamak). Tetapi sekali lagi Masrul menjumpai gadis yang cantik jelita bernama Muslina anak seorang guru, Guru Gedang. Karena terpesona akan kecantikan Muslina dia akhirnya memilih Muslina untuk menjadi istrinya. Rupanya kecantikan dan pesona Muslina tidak membuat kebahagiaan dalam rumah tangga. Sehingga Masrul menceraikan Muslina.

Setelah menceraikan istrinya, Masrul melamar Muslina sang kekasih di desa, mereka bertunangan. Sebelum pernikahan dilaksanakan Masrul pamit untuk mencari pekerjaan. Setelah setahun berlalu rupanya Masrul belum mendapat pekerjaan pengganti. Karena itu, dia bermaksud melepaskan Rasmani. Dia kemudian mengirim surat kebohongan, yang berisi kalau dia meminta putus. Dengan alasan matan istri pertamanya Muslina meminta dia kembali rujuk. Rasmani kemudian jatuh sakit.

Beberapa waktu berlalu, Masrul kemudian mendapat pekerjaan kembali. Maka dia siap untuk menikah karena memiliki pekerjaan untuk menapkahi keluarga. Maka dia mengirim surat kembali pada Rasmani, meminta dia untuk datang ke Medan. Rasmani yang sudah mulai sembuh dari sakitnya menjadi terkejut sekali, sehingga membuat penyakitnya kambuh. Tidak lama kemudian Rasmani meninggal dunia. Begitulah ringkasan cerita dari roman Kalau Tak Untung.

Untuk jalan cerita roman yang berjudul Pengaruh Keadaan sangat cocok untuk bacaan remaja. Kisah cerita Pengaruh Keadaan memiliki tokoh wanita yang bernama Yusnani. Yusnani diceritakan memiliki sifat yang muliah. Dia penyabar, lembut, dan baik hati. Tapi dia memiliki kecantikan yang tersembunyi. Yusnani dikisahkan hidup bersama ibu tirinya dan selalu menanggung kesusahan.

Karena dia memiliki kemuliaan akhlak, dia pun tidak mendendam pada ibu tiri dan saudara tirinya. Yusnani kemudian menikah dengan seorang lelaki bernama Syahruddin. Yusnani kemudian hidup berkecukupan dan bahagia. Dia pun akhirnya dapat mengakat kehidupan ibu tiri dan saudara tirinya. Banyak nasihat dalam roman tersebut.

Disusun: Tim Apero Fublic.
Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 8 Oktober 2021.
Sumber: Th. Sri Rahaju Prihatmi. Pengarang-Pengarang Wanita Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya, 1977.

Sy. Apero Fublic

Mengenal Sastrawan Wanita: Th. Sri Rahaju Prihatmi.

APERO FUBLIC.- Dunia tulis menulis sudah sangat akrab dengan kaum Hawa. Salah satu pengarang wanita yang cukup terkenal pada masanya adalah TH. Sri Rahaju Prihatmi Pietarsono. Lahir pada tanggal 7 Mei 1944. Dia anak kedua dari pasangan Th. Santosa Martanegara dan istri Veronica Sri Mundjijah.

Sri Rahaju sejak masih duduk di Sekolah Dasar sudah menyukai dunia membaca, buku dan majalah. Sedangkan mulai mengarang dimulai sejak duduk di SGB dan SGA. Karya tulis waktu itu dimuat di majalah Kawanku, Minggu Pagi dan Mekar Sari, yang terbit di Yogyakarta.

Tahun 1963 dia lulus dari SGA dia melanjutkan studi ke Universitas Gajah Mada, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, mengambil jurusan Bahasa Indonesia. Dia lulus pada tahun 1971. Kemudian bekerja di Lembaga Bahasa Nasional Cabang di Yogyakarta. Tahun 1975 dia menjadi dosen tetap di Fakultas Sastra dan Budaya di Universitas Diponegoro.

Di selah-selah kesibukannya dia juga mengerjakan tugas-tugas penelitian yang ditugaskan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa khususnya pada sastra utama Jawa modern. Selain itu, dia juga memimpin proyek dari fakultasnya memimpin melakukan penelitian kesastraan mbeling.

Kehobiannya menulis kemudian membuahkan tulisan-tulisannya, berupa esai, fiksi, resensi buku dalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Tulisan dia terbitkan pada surat kabar Kompas, Sinar Harapan, Indonesia Raya, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, dan ada juga di Majalah Horison, Budaya Jaya, Basis, Mekar Sari, dan Jaya Baya.

Walau kesibukannya dalam tugas penelitian, menelaah sastra dan mengajar. Keinginan untuk menulis kisah-kisah fiksi tetap dijalankan. Dia kemudian berhasil menulis sebuah roman yang ditokohi seoran wanita dimana dalam kisah perkawinan tokohnya diakhiri dengan kisah unik berjudul Di Atas Puing-Puing yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya.

Selain itu dia juga menulis ulasan-ulasan karya prosa dari penulis wanita Indonesia yang dia beri judul, Pengarang-Pengarang Wanita Indonesia yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya tahun 1977. Diantara pengarang wanita yang dia muat dalam tulisannya adalah, Hamidah, Selasih, S.Rukiah, Swarsih Djojopuspito, Nh. Dini, Titis Basino. Karya penelahannya itu sangat bermanfaat untuk mempelajari ilmu penelahan kesastraan Indonesia.

Disusun: Tim Apero Fublic
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 8 Oktober 2021.
Sumber: TH. Sri Rahaju Prihatmi. Pengarang-Pengarang Wanita Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya, 1977. Foto: Dock. Ramli Leman Soemawidagdo.

Sy. Apero Fublic.

10/07/2021

Mengenal Tokoh Sastra Wanita Indonesia: Fatimah Hasan Delais (Mentok-Bangka)

APERO FUBLIC.- Dunia tulis menulis atau mengarang dalam memunculkan hasil karya sastra sudah sejak dulu ditekuni oleh kaum wanita. Berikut ini kita akan mengenal seorang penulis wanita dari kepulauan Bangka tepatnya di Mentok. Kisah yang sangat menyentuh hasil karya Fatimah Hasan Delais berjudul Kehilangan Mestika. Menceritakan tokoh bernama Hamidah yang hidup dalam penderitaan. Diakhir ceritanya dia akhirnya hidup menyendiri dimana dia kehilangan semua orang-orang yang dia cintai, dari ayah, kekasih dan kehancuran rumah tangganya.

Penulis wanita yang bernama Fatimah Hasan Delais yang menggunakan nama pena Hamidah. Dia lahir di pulau Bangka pada tahun 1913. Meninggal pada tahun 1953 dalam usia 40 tahun di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Pada masa itu Pulau Bangka masih masuk dalam administrasi Provinsi Sumatera Selatan. Itu berarti dia sudah mengenal Indonesia yang merdeka. Semasa hidupnya dia pernah bekerja di majalah Poedjangga Baroe.

Buku karya yang cukup terkenal berjudul Kehilangan Mestika. Tokoh dalam karya sastra bernama Hamidah. Bercerita  tentang sebuah perjuangan wanita dalam usaha memajukan daerahnya, Muntok. Kemudian tokoh cerita pindah ke Kota Palembang. Dalam perjalanan ke Palembang Hamidah berjumpa dengan seorang pemuda bernama Ridhan, dan berencana menikah.

Hubungannya dengan Ridhan tidak disetujui seorang paman Ridhan. Hamidah kemudian menerimah akibatnya, dan dalam kisah selanjutnya Hamidah dijebak. Sehingga dia kehilangan pekerjaannya di gebernemen, sedangkan Ridhan meninggal sebab pamannya itu. Hamidah kemudian pulang kembali ke Mentok, Bangka. Dia membawa luka dijiwanya, dan tetap kuat lalu aktif kembali di Mentok.

Di Mentok dia menjumpai dua orang pemuda bernama Idrus dan Anwar. Keduanya kemudian jatuh cinta pada Hamidah. Dalam bagian babak itu, Hamidah memilih Idrus. Anwar kemudian menemukan jodoh bernama Rukiah. Tidak lama kemudian ayah Hamidah meninggal dunia, membuat keadaan kehidupan Hamidah berubah. Dia akhirnya terpaksa ikut dengan saudaranya di Kota Jakarta.

Di Jakarta hubungannya dengan Idrus dihancurkan oleh saudaranya. Kemudian Hamidah dinikahkan dengan pemuda bernama Rusli. Rusli adalah saudara sepupunya. Dengan susah payah Hamidah berusaha menerima Rusli dalam hidupanya. Namun, dalam pernikahan dengan Rusli dia tidak mendapatkan anak. Akhirnya rumah tangga merekah pun berakhir. Karena merasa tidak ada gunanya lagi hubungan mereka.

Rusli pun ternyata sudah menikah dan langsung hidup bersama istri mudanya. Hamidah kemudian pulang kembali ke Mentok membawa kehancuran jiwanya. Di Mentok dia merenungi kehidupannya, yang ternyata dirinya sudah tua. Dia hidup sendiri, terpisah dari orang-orang yang dia kasihi dan yang mengasihinya. Sementara Idrus baru saja meninggal dunia, yang ternyata dia juga tidak mau menikah setelah putus dengan Hamidah. Dalam Roman karya Fatimah Hasan Delais ada diselipkan puisi.

Aku heran tak mengerti.
Kata Orang:
“Waktu itu datang dan pergi.”
Datang membawa perubahan baru!.
Pergi, memusnakan yang telah kejadian.
Bagiku,
Mengapa tidak begitu?.
Ia tak kuasa menyapu yang telah terjadi atasku.
Ia tak membawa jawab pertanyaanku.
Mula-mula ku kirimkan melati kepada kekasihku.
Sebagai tanda kesucian hatiku.
Kususul pula dengan mawar merah.
Alamat dari kebesaran cintaku.
Tetapi,
Sekaliannya, seperti terkirim kepada si mati.
Kelirukah aku, tersesatkah aku?.
Ataupun ..... memang tak boleh dipercayai?.
(..........)


Dalam syair tersebut menjelaskan tentang hancurnya Hati tokoh Hamidah. Tampak kebingungan dan kesedihan sekali si Hamidah. Hamidah menyadari keadaan selalu berubah seiring waktu berubah. Lalu semua yang terjadi juga berakhir dan hanyalah kenangan tersisah. Hamidah telah berusaha mencintai dengan sejujurnya dan memberikan hatinya. Namun mengapa selalu berakhir dengan kehancuran dan kepahitan.

Dia juga ragu dengan dirinya, apakah dia berdosa telah meninggalkan Idrus. Padahal hatinya tetap setiah, dan dia dijodohkan dengan Rusli. Apakah dia tidak setia, atau waktulah yang mengubah keadaan. Jiwanya bertanya-tanya, apa dia keliru dalam memutuskan sesuatu. Atau dia tersesat dalam jalan kehidupannya. Sehingga akhir dari kehidupannya yang menyedikan dan sendiri.

Disusun: Tim Apero Fublic.
Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 8 Oktober 2021.
Sumber: Sri Rahaju Prihatmi. Pengarang-Pengarang Wanita Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya, 1977.

Sy. Apero Fublic

10/05/2021

Aksi Kolaborasi Bank Syariah Indonesia melalui E-Commerce dan E-Wallet Memberikan Energi Positif Dalam Peningkatan Transaksi di BSI MobileBanking.

APERO FUBLIC.-
Di era digitalisasi saat ini, Indonesia telah mengalami berbagai perkembangan di bidang ekonomi dan teknologi yang cukup pesat. Dimana teknologi informasi saat ini merupakan suatu kebutuhan utama yang sangat penting, bahkan dijadikan sebagai tuntutan yang mendesak bagi setiap orang untuk menyelesaikan suatu permasalahan nya dengan cepat serta dapat meringankan semua beban pekerjaan. Teknologi informasi ini berdampak sangat luar biasa dalam dunia perbankan syariah saat ini. Teknologi ini juga hadir untuk memberikan mendorong  terhadap perkembangan dunia perbankan untuk ikut andil dalam memanfaatkan internet.

PT. Bank Syariah Indonesia Tbk merupakan salah satu jasa perbankan syariah yang saat ini telah mengalami kemajuan secara pesat usai dengan diadakanya merger pada tanggal 1 Februari 2021.Tentunya dengan adanya aksi merger ini harapan nya bisa memfasilitasi kebutuhan umat pecinta ekonomi syariah dalam melakukan berbagai macam transaksi layanan berbasis syariah untuk bisa menjangkau layanan berbagai kalangan masyarakat, mulai dari masyarakat perkotaan hingga ke desa setempat.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk juga merupakan bank syariah terbesar di Indonesia dengan mencatat pertumbuhan transaksi Mobile Banking (BSI Mobile) sampai dengan bulan Juli 2021 sebesar 46,4 juta transaksi atau naik 97,4% secara tahunan (YoY).  Peningkatan transaksi BSI Mobile ini telah dikembangkan dikarenakan dengan  hadirnya kebiasaan baru masyarakat Indonesia pada saat pandemi serta hampir berbagai aktivitas dalam transaksi keuangan nasabah pun kini  di implementasikan dalam bentuk berbagai berbelanjaan di e-commerce mauapun e-wallet.

Tentu saja hal ini disebabkan karena selama pandemi, masyarakat diharuskan untuk melakukan berbagai dengan cara menerapkan berbagai protokol kesehatan apalagi ketika melakukan transaksi pembayaran secara langsung yang memilkik resiko kemungkinan besar dapat menularkan Covid-19 tersebut. Maka dari itu, dengan hadirnya E-Commerce dan E-Wallet ini dapat mengurangi aktivitas masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran langsung, dikarenakan dengan adanya peningkatan pelayanan fasilitas di BSI Mobile Banking.

Saat ini, jumlah pengguna BSI Mobile sampai saat ini sebanyak lebih dari 2,7 juta pengguna atau mengalami peningkatan sebesar 79,4 persen sejak awal 2021 secara YoY dengan pertumbuhan pengguna aktif telah mencapai lebih dari 1,1 juta nasabah atau mengalami peningkatan sebanyak 92,5 persen secara YoY. Berdasarkan data  posisi Juli 2021, bahwa transaksi mobile banking ini merupakan suatu kontributor fee-based income terbesar yang dilakukan BSI. Secara kinerja fee based mobile banking, telah terjadi peningkatan sebanyak Rp12,9 miliar atau naik 71,85 persen sejak awal 2021 secara YoY.

Peningkatan tersebut juga didorong oleh tingginya aktivitas transaksi pembayaran belanja yang dilakukan nasabah BSI di berbagai e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee mengalami kenaikan sebesar triple digit selama Juli 2021 secara tahunan (YoY). Di sisi lain, transaksi top up e-wallet, di antaranya GoPay pun juga mengalami kenaikan triple digit dan transaksi OVO naik double digit secara tahunan (YoY).

Maka dari itu, dengan peningkatan penggunaan aplikasi mobile banking oleh nasabah tersebut,  BSI langsung meluncurkan gagasan inovasi digital nya  untuk menghadirkann dalam memberikan perannya untuk kemudahan layanan keuangan bagi nasabah dan masyarakat, termasuk membuka rekening secara online (digital onboarding) melalui fitur ‘Biometric-Face Recognition’ di aplikasi BSI Mobile. Dengan fitur tersebut, calon nasabah BSI kini dapat membuka rekening tabungan dengan durasi kurang dari 5 menit, tentunya sangat cepat, mudah dan seamless.

Terobosan kolaborasi ini nantinya akan ditujukan untuk memberikan kenyamanankepada para calon nasabah BSI kedepan nya. Dengan melalui kehadiran inovasi digital tersebut, BSI telah menargetkan pembukaan rekening online mencapai 1 juta nasabah. Saat ini  BSI bertekad untuk terus berusahauntuk berinovasi dalam menghadirkan fitur-fitur baru lainnya di aplikasi BSI Mobile, seperti fitur Pay Later dan Mitraguna Online. Harapannya, layanan BSI Mobile ini nanti nya bisa menjadi lebih lengkap dan mendukung berbagai kebutuhan nasabah dan masyarakat di era digitalisasi.

Salam Bankerss!!!!.

Oleh. Sintia Delvianti.
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Jambi, 6 Oktober 2021.
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Sy. Apero Fublic

10/04/2021

MUSI BANYUASIN: Alhamdulillah Turun ke PPKM Level I

APERO FUBLIC.- SEKAYU. Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 2021, Kabupaten Muba dinyatakan turun level PPKM dari level II ke level I.

"Ya, Alhamdulillah Muba  PPKM level I, terus turun.  Karena semua wilayah kecamatan  Muba  selama  5 hari belakangan  zero pasien  terpapar COVID-19 dan Di Musi Banyuasin sudah sangat landai," ungkap Bupati Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA, Selasa, (05/10/2021).

Dikatakan Dodi, meski turun level I saya minta kita tetap melaksanakan prokes ketat jangan sampai kendor pengetatan aktifitas dan prokes tetap harus dijalankan dengan maksimal. "Prokes tetap harus dipatuhi," ujar Kepala Daerah Inovatif Indonesia ini.

Sejumlah pengetatan aktifitas yang dilonggarkan di wilayah PPKM Level I, beber Dodi,  diantaranya pekerjaan non-esensial 75 persen kerja dari kantor atau work from office (WFO) jika sudah divaksin, pekerjaan esensial beroperasi 100 persen dibagi menjadi 2 shift dengan protokol kesehatan ketat.

"Lalu, toko atau pasar kebutuhan sehari-hari bisa buka dengan kapasitas 75 persen.  Pasar rakyat selain kebutuhan sehari-hari bisa buka dengan kapasitas 75 persen," terangnya.

Warung makan, PKL, lapak jajanan di ruang terbuka boleh beroperasi dengan kapasitas 75 persen dan buka hingga pukul 21.00.

"Sementara restoran di ruang terutup bisa buka dengan kapasitas 75 persen, Kegiatan belajar untuk wilayah yang berada dalam Zona Hijau dan Zona Kuning, melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pengaturan teknis dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat. Kegiatan peribadatan pada tempat ibadah dapat dilakukan paling banyak 75% (tujuh puluh lima persen) dari kapasitas dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat serta memperhatikan pengaturan teknis dari Kementerian Agama" tandasnya. (HS).

Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 5 Oktober 2021.

Sy. Apero Fublic

HERMAN DERU: Apresiasi Forum Admin Media Sosial Sumatera Selatan.

APERO FUBLIC. PALEMBANG. Forum Admin Media Sosial (FAMS) Sumatera Selatan beraudiensi dengan Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru di Kediaman Rumah Dinas Griya Agung. Selasa (05/10/2021) malam. Orang nomor satu di Sumatera Selatan ini mengapresiasi atas ide baik ini.

"Ide Ini sangat baik, melegalisasi sebuah perkumpulan itu suatu niat yang di harapkan pemerintah dan bagi anggota sendiri semakin jelas keresmian identitas FAMS Sumsel itu sendiri," ucapnya

Masih dikatakan HD, dari sisi pemerintah ini juga sangat membantu untuk menginformasikan program dari masing-masing pihak.

"Tentunya ini akan memudahkan dan membantu instansi terkait," katanya

Herman Deru juga berpesan agar FAMS Sumsel ini tetap independen, transparansi dan tidak menyebar HOAX.

"Organisasi ini akan besar jika tingkat kepercayaan itu terpelihara, begitu pula sebaliknya," pesannya

Lebih lanjut, Herman Deru menyambut baik dengan adanya FAMS Sumsel dan mendukung kegiatan Jambore para admin se Sumsel ini.

"Jangan kendor menyambut South Sumatera Media Sosial Jamboree 2021, semarak jamboree terus digaungkan baik darat maupun udara", Jelasnya. (HS).

Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 6 Oktober 2021.

Sy. Apero Fublic