6/28/2021

Problematika Covid-19.

APERO FUBLIC.- Pada akhir tahu 2019 lalu muncul sebuah virus yang mematikan. Virus ini berasal dari Wuhan China. Virus ini bukan hanya mematikan, tetapi juga memiliki sifat meular. Organisasi kesehatan dunia meyataka bahwa ini merupaka sebuah wabah pada maret 2020. Virus ini dapat menular melalui benda-beda disekitar yang telah dipegang atau tersentuh orang yang teriveksi virus corona.
 
Virus ini meyebar ketika seseorang yang terinfeksi, saat batuk ataupun bersin dan orang tersebut tidak menggunaka masker. Ciri-ciri orang yang terinfeksi virus ini, yaitu suhu badan yang panas (demam tinggi), flu atau batuk, tidak dapat mencium bau apa pun seperti hilang indra penciuman. Begitu juga saat makan atau minum tidak bisa merasaka apa pun yang masuk kedalam mulutnya.

Setelah organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapka bahwa ini merupaka sebuah wabah. Menyebar, dan mulai ada beberapa masyarakat Indoesia yang terinfeksi covid-19. Pemerintah Indonesia juga menyatakan bahwa ini adalah sebuah wabah. Menghimbau agar masyarakat harus selalu menjaga kesehatan. Menerapkan protokol kesehatan dan social distancing.

Pada pertengaha maret 2020 lalu, Pemerintah menerapkan lockdown, PSBB dan pelarangan kerumunan. Agar virus covid-19 terputus mata rantai penyebarannya. Akan tetapi, aktivitas sosial-masyarakat yang banyak diluar rumah seperti berdagang, bertani, bekerja dan sebagainya. Ini sangat sulit bagi seluruh masyarakat. Agar bisa bertahan hidup akhirnya mereka harus melanggar aturan tersebut.

Pemerintah mengatakan bahwa bekerja bisa dilakuka dari rumah. Tetapi para petani dan pedagang mengeluhkan hal tersebut, karena ladang, transportasi, kuli, buruh, berdagang dan sawah berada di area lain, tidak ada di dalam rumah. Jadi mereka mau tidak mau harus keluar rumah demi bertahan hidup.

Oleh karena itu kebijakan pemerintah membolehkan masyarakat bekerja, namun harus mematuhi protokol kesehatan (menjaga jarak, memakai masker dan serig mencuci tangan). Hal ini diterapkan pemeritah guna untuk memutus mata rantai penyebara virus corona ini.

Selain berdampak pada bidang ekonomi, virus coroa atau covid-19 juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Masyarakat yang sakit memilih untuk tidak berobat karena takut didiagnosa terpapar virus corona, padahal yang dialami itu hanya demam meriang biasa. Ketika mereka akan berobat, mereka akan berpikir beberapa kali.

Mereka berpikir ke arah negatifnya, ketika nanti pihak rumah sakit menyatakan dirinya terinfeksi virus corona, maka keluarganya aka di karantina. Bukan hanya keluarga, orang-orang yang pernah berinteraksi, lingkungan sekitar tempat tinggal juga akan dikarantina. Hal itulah yang membuat masyarakat yang sakit hanya diam dan hanya membeli obat di gerai belanja atau di apotik tanpa resep dokter atau tidak memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit.

Masyarakat juga malah akan diam da tidak berkata kepada siapa pun ketika dia sedang sakit, karena takut aka dipecat dari pekerjaana tau tidak ada orang yang mau berdekatan dengan dirinya. Hal ini juga di khawatirkan akan menambah tinggi pasien yang terpapar virus corona karena masyarakat yang diam. Akan tetapi diamnya masyarakat akan berdampak terhadap banyak pihak.

Dampak virus corona (covid-19) ini sangat besar dalam masyarakat. Baik dampak positif dan dampak negatif. Tetapi kita harus megambil hikmahnya, dengan adanya virus corona kita lebih bayak di rumah dan meluangkan waktu bersama keluarga, lebih taat dalam beribadah, sering mencuci tangan yang berarti kita menjaga kebersihan. Menggunakan pakain tertutup bagi muslimah untuk melindungi diri dari virus corona sekaligus menutup aurat menjaga diri dari padangan orang lain.

Harapan untuk kedepanya semoga virus corona segera hilang, masyarakat bisa beraktivitas seperti biasanya dan sehingga pemerintah dapat memikirkan hal-hal lain untuk kemajuan negara. Tetap stay safety and stay healty, jangan jadikan virus corona sebagai penghalang untuk terus maju dan berkarya, sebagai generasi milenial harus lebih kreatif dan berikir maju.

Oleh. Muhammad Reza Nur Rizky
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 28 Juni 2021.
Mahasiswa Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

Sy. Apero Fublic

0 komentar:

Post a Comment