7/02/2020

DISPORA Palembang : Harusnya Para Pesepeda Dikasih Apresiasi

Apero Fublic.- Palembang. Saat ini bersepeda menjadi trend di kalangan masyarakat, khususnya dikota Palembang. Para gowesers (sebutan bagi para pesepeda) kini menjadi perbincangan hangat. Pasalnya, dimasa pandemi ini, masyarakat memiliki ide untuk menjaga kesehatan dengan cara bersepeda.

Menurut Ahmad Zazuli, kepala Dinas kepemudaan dan olahraga kota Palembang. Trend Ini sangat bagus. tapi, para pesepeda harus mengikuti protokol kesehatan dan jangan berkumpul setelah menjalani aktifitas bersepeda. “Untuk para pesepeda, protokol kesehatan harus dijaga. Seperti jaga jarak, dan jangan berkumpul. Cukup gowes saja.” ucapnya, saat ditemui tim Apero Fublic Pers.

Ia pun mengatakan, Bahwa ini langkah yang tepat untuk para pesepeda. Ia berharap, agar bersepeda menjadi tradisi masyarakat khususnya kota Palembang. “Alhamdulillah, kami harap gowes ini tidak hanya sementara, tapi menjadi tradisi masyarakat khususnya masyarakat kota Palembang.” Jawabnya.

Untuk sarana para atlet sepeda di kota Palembang, menurut anak ke 3 dari 5 bersaudara ini mengungkapkan. Hampir tidak ada di Palembang, karena tidak adanya sarana seperti velodrom untuk para atlet sepeda. “Sarana untuk atlet sepeda hampir tidak ada di Palembang. Karena tidak adanya sarana velodrom disini. Di Palembang hanya ada road bike, atau sepeda balap jarak jauh yang tidak membutuhkan sarana khusus.”katanya.

Sempat beredar kabar tentang adanya pajak untuk para pesepeda. Menurut Ahmad Zazuli, para pesepeda harusnya dikasih apresiasi bukannya dikenakan pajak. Karena, para pesepeda membantu menjaga kualitas udara dan bisa mengurangi polusi. “Menurut saya pribadi tidak efektif tentang beredar kabar akan diadakannya pajak bagi para pesepeda. Tapi, kalau harus dibuat aturan bahwa pesepeda itu wajib mengikuti rambu-rambu lalu lintas, itu sih oke. Karena sepeda itu dipakai oleh semua umur.”ungkapnya.

Pria yang lahir tahun 1969 ini mengatakan. seharusnya para pesepeda ini dikasih apresiasi. Karena pesepeda ini membantu meningkatkan kualitas udara dan kesehatan. “Harusnya, para pesepeda kita kasih apresiasi. Seperti contoh, para pegawai yang tidak menggunakan kendaraan bermotor dikasih intensif sebagai bentuk apresiasi, seharusnya seperti itu kalau kita mau.”tuturnya.

Lulusan dari FISIP UNSRI (Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, Universitas Sriwijaya) ini menambahkan, trend gowes harus kita dukung untuk jangka panjang. Jangan dikasih pajak, harus kita apresiasi dan kita fasilitasi. “Seperti di Swedia, para pegawai yang tidak menggunakan kendaraan bermotor justru mendapatkan intensif, bukan dikenakan pajak. Karena setiap kebijakan tujuannya untuk jangka panjang, idealnya harus jangka panjang. Jangan kita berpikir para pesepeda ini banyak lalu dijadikan uang. Harusnya kita berpikir, jika semua orang bersepeda, tingkat udara bersih jauh lebih baik, dan harusnya kita berpikir seperti itu. Bagaimana caranya, agar semua orang bersemangat untuk bersepeda dan berjalan kaki, khususnya di kota Palembang. Ya, caranya dengan membuat sarana yang nyaman untuk para pejalan kaki dan para pesepeda.”tambahnya.

Kepala DISPORA Palembang ini berharap, agar bersepeda ini tidak hanya menjadi sebuah trend, tapi menjadi kesadaran masyarakat, bahwa pentingnya berolahraga. Dan jika ini berlanjut, pihak pemerintah harus siap memfasilitasi para pesepeda agar tidak melanggar aturan rambu lalu lintas. “Harapan kami, para pesepeda meningkat, dan bahwa kesadaran masyarakat untuk bersepeda itu memang benar-benar kesedaran dari masyarakat dan tidak hanya sekedar mengikuti trend. Yakinlah, jika hanya mengikuti trend, gowes ini akan bertahan setidaknya kurang lebih 1 bulan. Tapi, jika ini dari kesadaran masyarakat bahwa pentingnya hidup sehat, Mudah-mudahan bisa berlanjut. Dan tinggal pihak pemerintah bagaimana caranya memfasilitasi para pesepeda, jangan sampai para pesepeda menganggu rambu lalu lintas. Jika ini menjadi kebutuhan masyarakat, pemerintah dalam hal ini harus siap. Paling tidak rambu-rambu untuk para pesepeda, dan peraturan daerah tentang pesepeda harus tepat.” Tutupnya.

Oleh. Adi Putra Pratama.
Editor. Desti. S.Sos.
Fotografer. Dadang Saputra.
Palembang. 2 Juli 2020.
Foto: Gedung Dinas Kepemudaan Dan Olahraha Kota Palembang.

Sy. Apero Fublic

0 komentar:

Post a Comment