-->
Search
24 C
en
  • Penerbit MAF
  • Apero Book
  • JAF
  • LinkedIn
APERO FUBLIC
Terbitkan Artikel Anda
  • Apero Fublic
  • Popular
    • Politik
    • Ekonomi
    • Fotografi
    • Dunia Anak
    • Sosial & Masyarakat
  • Apero Fublic
  • Women
    • Women
    • Tokoh Wanita
    • Skil Wanita
    • Ibu dan Anak
    • Pendidikan & Kesehatan Wanita
  • Gatget
    • Video
  • World
  • Video
  • Featured
    • Penyakit Masyarakat
    • About
    • e-Galeri
    • Post Search
    • Daftar Kata
    • Peribahasa
    • Antologi Puisi INew
    • Antologi Puisi IINew
  • Find
    • Download Artikel
    • Download Feature
    • Andai-Andai
    • Post All
    • Flora Pangan
    • Fauna
    • Picture IndonesiaNew
    • Kamus Bahasa MusiNew
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Brand
    • Sport
    • Fashion
    • Fitness
    • Sunset-Sunrise
    • HijrahNew
    • NasihatNew
APERO FUBLIC
Search

Ruang Sponsor Apero Fublic

Ruang Sponsor Apero Fublic
Home Dongeng Asal Usul Masyarakat Desa Gajah Mati Tidak Mau Makan Ikan Kedak (Ikan Sidepak)
Dongeng

Asal Usul Masyarakat Desa Gajah Mati Tidak Mau Makan Ikan Kedak (Ikan Sidepak)

PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic
29 Dec, 2020 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
APERO FUBLIC.- Mengapa masyarakat Desa Gajah Mati tidak mau makan ikan kedak??. Sebuah pertanyaan yang diajukan banyak orang. Untuk mencari tahu, maka ikutilah andai-andai berikut ini.

*****

Suatu masa yang lampau, kehidupan penduduk di Talang Gajah Mati sangat damai. Diwaktu pagi berangkat ke ladang, pulang menjelang soreh. Gadis-gadis perawan setiap hari mengurus rumah, memasak dan mencuci. Perompak tidak berani datang, sebab pasukan Pedatuan selalu siap dan menjaga keamanan pedatuan.

Sore itu, Puyang Pengasih pulang dari ladang. Menuntun kerbaunya membawa padi yang sudah siap di tumbuk. Setiap sore suara aluh menumbuk padi terdengar bertalu-talu. Menjelang malam anak-anak muda berlatih ilmu kuntau. Puyang pengasih dan beberapa tetua melatih langsung para pemuda. Para gadis berlatih silat di waktu petang hari. Pelatih kuntau gadis wanita juga wanita. Salah satunya istri Puyang Pengasih. Setelah latihan gadis-gadis pulang dan siap berangkat mandi di Sungai Keruh.

Seorang gadis yang menjadi kembang talang bernama, Putri Sidepak. Dia baru berumur enam belas tahun. Wajahnya sangat cantik, kulit putih, rambut panjang sepinggang, tubuh semampai, wajah ratah dengan alis tebal. Ada lesung pipit di kedua belah pipinya. Selain cantik, Putri Sidepak juga dikenal gadis perawan yang baik budi dan halus tutur katanya.

Siapa pun pemudan itu yang mengenalnya akan jatuh cinta padanya. Putri Sidepak bukan hanya cantik fisiknya, tapi juga cantik ahklaknya. Berita kecantikan Putri Sidepak tersiar kemana-mana di Pedatuan Bukit Pendape. Bahkan Puyang Pedatuan, juga berniat melamar Putri Sidepak untuk jadi menantunya bila kelak Putri Sidepak sudah cukup dewasa.

*****

Pagarepa, seorang datu sakti yang tinggal di kaki Bukit Batu Delapan. Dinamakan Bukit Batu Delapan karena terdapat delapan batu berdiri berbaris. Zaman sekarang disebut menhir. Ada sebuah batu persegi empat tempat persembahan. Daerah bukit ini wilayah kekuasaan Datu Pagarepa. Dia manusia berwatak sombong, ponga, ambisius dan licik. Selain itu, dia mengikrarkan kalau talang tempat kediamannya tidak masuk ke dalam Pedatuan Bukit Pendape. Depati tidak menanggapi, karena tidak mau berperang.

Pagarepa menyukai bilangan delapan. Dia punya istri delapan orang, rumah delapan, memiliki delapan gajah peliharaan, delapan bubu, delapan Pibang, delapan ladang. Memiliki ilmu sihir yang dapat berubah menjadi delapan hewan. Dapat berubah menjadi harimau, gajah, rusa, kijang, macan tutul, burung elang, kera, dan kadal. Hampir semua yang dia miliki berjumlah delapan. Oleh karena itu, Pagerepa dijuluki Datu Delapan Panjang.

Talang Punti tempat tinggal Pagarepa. Seisi Talang Punti tunduk pada Pagarepa. Di Talang Punti tidak ada musyawara dan kompromi. Seperti di talang-talang lain. Hukum sesuai dengan kehendak Pagarepa. Dia selalu ingin jadi nomor satu. Kemauannya tidak bisa ditolak. Selain itu, dia juga merasa sangat hebat. Bahkan Puyang pemimpin Pedatuan Bukit Pendape tidak dia hormati. Semua laki-laki, terutama para pemuda dia jadikan prajuritnya. Sehingga Pagarepa atau Datu Delapan Panjang memiliki banyak prajurit.

Suatu hari dia mendengar percakapan warganya berbincang-bincang. Mereka membicarakan kecantikan seorang gadis di Talang Gajah Mati. Mendengar itu, Pagarepa menjadi penasaran dan terus memikirkan tentang gadis cantik Talang Gajah Mati, yang cantik luar biasa itu. Bukan hanya cantik, tapi dia gadis yang berbudi luhur, menutup aurat setiap kali keluar rumah, jujur dan terhormat. Membuat banyak pemuda tergila-gila pada putri itu. Tapi dia belum cukup umur, masih terlalu muda untuk jadi seorang istri. Suatu hari, Pagarepa pergi mencari tahu tentang gadis yang sangat cantik itu. Dengan menggunakan ilmu sihirnya dia berubah wujud menjadi burung elang. Terbang menuju Talang Gajah Mati.

Saat tiba Pagarepa atau Datu Delapan Panjang masuk ke Talang Gajah Mati melalui sebuah tanjung berkelok dimana banyak pepohonan rengas tumbuh subur. Lama dia memperhatikan sekitar tapi, tidak menemukan gadis yang cantik tersebut. Kemudian dia terbang lagi melintas di atas jembatan penghubung keseberang ke arah rumah Puyang Pengasih. Berputar-putar mengeliling sekitar pemukiman itu.

Elang hitam hinggap di dahan pohonan rengas yang tumbuh subur di tebing Sungai Keruh. Waktu menjelang soreh. Ada serombongan gadis-gadis remaja pergi mandi. Berkain songket, berkerudung tenun songket, dan berbaju kurung. Puyang Delapan Panjang menyangka kalau dia dapat mengintip gadis-gadis mandi dengan menyamar jadi elang. Tapi dia kecewa sebab gadis-gadis itu mandi dengan talesan (kain basahan).

Setiap akan berganti pakaian teman-temannya mengerubungi dengan kain sehingga tidak sedikitpun aurat mereka terlihat walau mandi di tepian sungai. Pagarepa memperhatikan semuanys dan menemukan gadis yang sangat cantik itu.

"Benar kata orang-orang.” Guman Pagarepa dalam wujud burung elang saat dia melihat Putri Sidepak.

“Sidepak, Muanah, Aisisi, dan semuanya. Besok bertandanglah kerumahku, kita makan-makan rujak.” Ujar Anina, gadis cantik berkulit kuning langsat.

“Waa, bolehlah. Sudah lama tak rujakan.” Jawab Muanah.

“Rujak apa, Anina?.” Tanya Putri Sidepak.

“Buah raman muda. Kemarin ibu banyak memetik di kebun. Jawab Anina. Perawan-perawan cantik itu pulang dengan riang. Gadis memang suka merujak apalagi pedas-pedas. Sementara elang jelmaan Datu Delapan Panjang tahu kalau nama gadis yang terkenal akan kecantikannya. Elang hitam itu terbang menghilang di belantara hutan.

Datu Delapan Panjang terpesona dengan kecantikan dan keluhuran budi Putri Sidepak. Bunga Talang Gajah Mati yang mempesona. Pikirannya selalu terganggu dan dia mulai menghayal nafsu yang dia terjemahkan dengan cinta. Hari demi hari nafsu semakin besar pada Sidepak. Dia membayangkan bagaimana kalau menikah dengan Sidepak. Alangkah indahnya menurut hayalan Datu Delapan Panjang. Suatu hari, terdengar kabar kalau keluarga Datu Talang Kertajaya melamar Putri Sidepak untuk putranya, Kamaru. Pemuda tampan dan berbudi luhur. Puyang Pengasih ayah Putri Sidepak belum dapat menerimah. Sebab Putri Sidepak masih terlalu muda.

“Kakanda Datu Puyang Kertajaya. Bukan saya menolak akan adat merasan ini. Tapi karena anak saya, Putri Sidepak masih sangat muda. Dia baru berumur enam belas tahun. Kalau Kakanda tidak berkecil hati. Datanglah dua atau tiga tahun lagi. Umur anak saya akan cukup dewasa. Tapi ini jangan dibuat janji yang pasti, kita tidak tahu apa yang terjadi kedepannya.” Kata Puyang Pengasih.

Alasan yang baik dan masuk akal. Keluarga Datu Kertajaya pulang. Meminta Kamaru agar bersabar sedikit. Kabar adat marasan itu terdengar oleh Datu Delapan Panjang. Dia berlega hati mengetahui adat marasan belum di laksanakan. Dia mulai khawatir nanti Putri Sidepak di lamar orang dan diterima Puyang Pengasih.

Oleh karena itu, dua bulan kemudian Datu Delapan Panjang mengirim utusan untuk melaksanakan adat marasan ke Puyang Pengasih. Utusan itu, dua tokoh adat, seorang hulubalang pasukan Datu Delapan Panjang. Diiringi dua puluh prajurit. Mereka membawa tepak sirih, membawa satu buah pibang bergagang dan bersarung emas. Sebagai tanda pelaksaan adat marasan.

Menyadari Datu Delapan Panjang yang sudah tua seumuran dengannya. Memiliki delapan orang istri. Puyang Pengasih menolak langsung adat marasan yang mereka sampaikan. Sebab tidak sesuai dan tidak masuk akal.

Pagarepa atau Datu Delapan Panjang marah besar dan gusar sekali. Menurutnya dia sudah baik hati dan sesuai karena dia seorang yang terhormat dan Putri Sidepak dari keluarga rakyat biasa. Sangat beruntung kalau jadi istrinya, ditamba lagi dia memberi banyak harta dan hadiah.

Tapi dia masih bersabar. Kembali utusan dia kirim. Mereka membawa emas delapan keranjang, perak delapan keranjang, pibang delapan bilah, delapan kerbau, delapan sapi, dan delapan kabing. Tapi tetap saja ditolak oleh Puyang Pengasih.

“Walau pun dunia ini diberikan padaku. Aku tidak akan pernah merestui anak perawanku menikah dengan orang yang sesuai menjadi besanku, bukan menantu. Pagarepa memang manusia tidak tahu malu, serakah dan juga angkuh. Jangan dikira karena harta dan kedudukan Pagarepa dapat berbuat seenaknya.” Kata Puyang Pengasih pada utusan. Pulanglah utusan itu, lalu menceritakan semua. Saat melapor para utusan itu juga menghasut. Mereka menambah-nambah perkataan sehingga membuat mendidih api amarah Datu Delapan Panjang.

“Dia berkata, kalau Datu Puyang Delapan Panjang sudah bongkok, dan tidak tahu diri. Bahkan derajad lebih rendah dari telapak kakinya.” Ujar seorang utusan, dia menjilat dan mencari muka.

“Kurang ajarrrrr.” Teriak Pagarepa, dan membanting apa saja di sekitarnya.

*****

Puyang Pengasih mengirim utusan pada Datu Puyang Kertajaya. Agar adat marasan segerah dilaksakan tidak perlu menunggu dua tahun lagi. Karena khawatir dengan perbuatan buruk Datu Delapan Panjang yang jahat. Pergilah Datu Puyang Kertajaya, anaknya Kamaru, beberapa orang tetua Talang Kertajaya, dan dua puluh prajurit langsung berangkat ke Talang Gajah Mati. Mereka menggunakan perahu bidar yang panjang dan cepat. Menyusuri Sungai Sake. Kemudian akan masuk aliran Sungai Keruh dan ke arah hulu menuju Talang Gajah Mati. Ada sepuluh perahu yang penuh dengan hantaran lamaran.

Kamaru merasa bahagia sekali lamaran akan diterimah. Dua temannya, Samju dan Samlah terus menggoda. Sehingga tidak terasa penat mengayu perahu, selalu gembira dalam senda gurauan. Mendekati muara Sungai Sake, Datu Kertajaya mendapat pirasat aneh. Dia hanya berdoa semoga tidak terjadi apa-apa. Saat melewati sebuah tanjung mereka semua terkejut. Ada dua puluhan perahu bidar besar penuh dengan laki-laki memegang senjata pibang terhunus. Semuanya menghalangi jalan dan menatap tidak bersahabat. Datu Kertajaya mengenali orang tua pada perahu paling depan.

“Datu Delapan Panjang, ada apa kalian menghalangi perjalanan kami?.” Tanya Datu Kertajaya.

“Aku hanya meminta, agar membatalkan pelaksanaan adat marasan Putri Sidepak. Karena dia akan menjadi istriku yang ke sembilan. Kalau kalian keras kepala, maka tahu sendiri akibatnya. Aku tidak akan berkata dua kali.” Ujar Datu Delapan Panjang.

“Kita sama-sama orang Pedatuan Bukit Pendape. Apakah pernah ada orang kita yang takut mati.” Kata Datu Kertajaya dengan nada dingin.

“Aku bukan orang Pedatuan Bukit Pendape. Aku Datu yang bebas, dirikulah yang terkuat.” Jawab Datu Delapan Panjang. Semuanya berdiri dan mencabut pibang masing-masing. Termasuk tetua yang sudah berumur enampuluhan tahun. Tak ayal lagi, pertarungan tidak seimbang terjadi. Datu Kertajaya dan Datu Delapan Panjang berhadapan. Selama setengah hari bereka bertempur saling serang. Perahu-perahu telah tenggelam. Puluhan prajurit Datu Delapan Panjang tewas. Begitu pun rombongan Datu Kertajaya. Satu demi satu roboh dan gugur. Kamaru sekarang sudah terluka. Dilindungi Samju dan Samlah, dia diperintahkan ayahnya berlari menuju Talang Gajah Mati. Untuk memberi tahu Puyang Pengasih.

Sesungguhnya Datu Kertajaya hampir mengalakan Datu Delapan Panjang. Tapi dengan tipuan licik, pura-pura menyerah. Saat tepat, dia menghamburkan sekantong debu ke wajah Datu Kertajaya. Membuat mata pedih dan hilang konsentrasi. Datu Delapan Panjang segerah menyerang dengan telak. Kaki dan perutnya luka dan dilanjutkan dadanya tertembus senjata. Kemudian Datu Kertajaya kalah dan wafat membelah kehormatan dirinya dan keluarganya.

*****

Saat itu, Puyang Pengasih sedang mengasah pibang di bawah rumah. Suasana lengang, karena hari yang panas. Tiba-tiba dari arah belakang rumahnya berlari seorang pemuda yang tubuhnya banyak-luka. Dia terjatuh di halaman, Puyang Pengasih menghampiri dan memangku si pemuda.

“Puyang, maafkan kami. Kami diserang Datu Delapan Panjang. Segerah bawak pergi Putri Sidepak. Sampaikan salam terakhirku pada putri.” Kamaru menghembuskan nafas terakhir dipangkuan Puyang Pengasih. Kedatangan Kamaru yang terluka dan meninggal dunia. Membuat semua keluarga marah, kakak-kakak Putri Sidepak mulai bersiap. Ibu dan Putri Sidepak menangis, sedangkan tiga adik sidepak di perintahkan naik ke langit-langit rumah.

Puyang Pengasih juga bersiap. Dia menyelipkan pibangnya di pinggang. Dia berkata pada Putri Sidepak jangan khawatir dan takut. Tapi tetap saja semuanya jadi khawatir. Mereka berpelukan dan siap menghadapi Datu Delapan Panjang bersama-sama. Panah dan tombak telah disiapkan.

“Baiklah saya menikah dengan Datu Delapan Panjang, Bak. Tidak mengapa, asal kita tidak berperang.” Kata Putri Sidepak, dia tidak ingin kehilangan keluarganya.

“Tidak putriku, anak perempuan adalah mahkota keluarga. Memang diwajibkan orang tua menikahkan anaknya. Tapi sangat memalukan kalau dia menyerahkan anaknya, hanya karena takut mati. Itu sudah adat Melayu, akan membelah dan menjaga kehormatan keluarga wanitanya, anak, saudari, dan istrinya.” Kata Puyang Pengasih, dia bersiap perang.

*****

Dari langit timur muncul kabut berarak lalu terbang menyebar keseluruh Talang Gajah Mati. Semua yang terhirup kabut tipis itu tertidur sangat pulas seperti orang pingsan. Walau pun penduduk sedang di jalan, di halaman rumah, dan dimanapun. Jatuh lunglai dan tertidur. Begitupun dengan tetangga-tetangga Puyang Pengasih. Datu, hulubalang, prajurit dan seisi Balai Datu tertidur juga. Mereka tertidur tanpa sadarkan diri. Tidak lama kemudian, muncul Datu Delapan Panjang dan prajuritnya. Tampak ada yang terluka, dan berdarah-darah. Menandakan kalau mereka baru selesai bertempur.

“Puyang Pengasih, kau pilih mati atau menjadi mertuaku.” Kata Datu Delapan Panjang, angkuh sekali.

“Hidup mati diatur oleh penguasa alam semesta, Pagarepa. Mati adalah teman terdekat manusia. Jadi apa yang harus ditakutkan. Dengan memegang pibang, apakah itu tandanya aku akan tunduk. Apakah kau lupa pepatah lama orang Pendape. Mati, ya sudah, asal hidup tidak terhina. Mati ya sudah, takkan tunduk pada orang jahat. Mati sudah, kalau tidak hari ini, ya besok juga mati.” Jawab Puyang Pengasih. Betapa terbakar hati Datu Delapan Panjang.

“Serang keluarga hina ini, sangat keras kepala.” Katanya dengan lantang dan keras.

Terjadilah pertarungan sengit. Datu Delapan Panjang berhadapan dengan Puyang Pengasih. Seperti tadi, Datu Delapan Panjang hampir mati. Dia meminta ampun dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya, dan segerah pulang. Kembali kelicikan dia lakukan. Satu genggam pasir dia lemparkan ke wajah Puyang Pengasih. Membuat mata terpejam dan tidak dapat melihat apa-apa. Bersamaan juga lemparan pibang kidau menancap di dada dan mengenai jantung. Puyang Pengasih meninggal seketika.

Sementara ibu dan empat orang kakak Putri Sidepak juga telah lemah. Tubuh mereka berlima telah luka-luka disana-sini. Darah mengalir terus dan tubuh semakin lemah. Membuat gerakan mereka melambat. Mereka telah menewaskan seratus lima puluh prajurit Datu Delapan Panjang. Akhirnya, pasukan panah menyerbu dan mereka gugur. Ada lemparan tombak menembus tubuh mereka.

Datu Delapan Panjang memegang dadanya, tulang iganya patah, pahanya terluka. Dia menghapus darah menetes dari bibirnya. Dia melihat pasukannya tinggal lima puluh orang saja. Datu Delapan Panjang mulai menyadari kalau orang baik sulit dikalahkan. Bagaimana kalau keluarga besar mereka, dan warga Talang Gajah Mati tidak dia sihir tertidur dengan kabut tadi. Pasti dia sudah kalah dan tewas pikirnya.

*****

Sementara itu, selama pertarungan berlangsung. Putri Sidepak menangis sedih. Dia menyaksikan pertarungan yang mengerikan itu. Satu demi satu keluarganya gugur membelah kehormatan dirinya. Bagi orang Melayu keluarga wanita adalah kehormatan tertinggi. Janganlah berani mengganggunnya kalau tidak darah tertumpa.

“Dari pada Aku menikah dengan Datu Delapan Panjang. Lebih baik Aku menjadi kadal penghuni hutan rimba. Atau menjadi ikan penghuni sungai.” Sumpah Putri Sidepak.

“Kakak, jangan suka berkata-kata yang buruk. Sebab manusia diberikan sang pencipta hari-hari dimana kata-katanya akan dikabulkan. Manusia diberikan waktu-waktu dimana ucapannya akan menjadi kenyataan.” Ujar Nanri sambil memeluk Putri Sidepak. Nanri sepupu Putri Sidepak. Dia kebetulan sedang bermain di rumah Putri Sidepak. Putri Sidepak kemudian mengambil bunang dan menarik Nanri ke sudut ruangan rumah. Lalu tubuh Nanri dia tungkam dengan bunang. Pagarepa memerintahkan prajuritnya mengepung rumah. Dia sendiri melompat ke dalam rumah Sidepak.

“Kalau kau menuruti kehendakku. Tidak mungkin semua kehancuran ini terjadi, Sidepak. Sekarang kau mau kemana lagi. Ayah, ibu dan kakak-kakakmu sudah tewas. Tinggal kau seorang diri dan tidak ada lagi yang membelah dan melindungimu.

“Datu Delapan Panjang, manusia terburuk dimuka bumi ini. Kau dengarkan kata-kataku. Atas nama penguasa alam raya ini. Tentu akan mengutuk semua kebiadabanmu. Demi penguasa alam, daripada Aku menjadi istrimu. Tidak sudih tubuhku sedikitpun kau sentuh. Lebih baik aku menjadi seekor hewan melata seperti kadal penunggu hutan rimba. Atau menjadi ikan penghuni sungai.” Kata Putri Sidepak berapi-api.

“Hanya kata-kata yang tidak ada gunanya. Akulah datu yang sangat sakti. Maka turutilah Aku, Aku berjanji akan membuat hidupmu sangat bahagia. Seperti seorang ratu istri-istri Depati. Aku akan memberikan emas, uang, rumah yang besar, pelayan dan pesuruh-pesuruh yang patuh.” Kata Datu Delapan Panjang.

“Aku bukan wanita rendahan seperti itu. Aku gadis terhormat dan diriku tidak dapat dibeli atau ditukar kekayaan. Aku masih suci dan menjaga kesucianku. Hanya pernikahan yang sah yang aku relakan. Aku bukan penghianat keluarga,  Ayah, ibu, kakak-kakakku telah berkorban demi Aku. Maka Aku tidak akan pernah mengecewakan mereka.” Jawab Putri Sidepak.

Sementara itu, di langit bagian utara Talang Gajah Mati tampak mendung. Ada petir-petir dan kilat yang menyambar. Angin berhembus deras dan terdengar suara menderu-deru. Pucuk-pucuk pepohonan bergoyang hebat. Cuaca berubah menjadi buruk. Prajurit Datu Delapan Panjang mencari tempat berteduh. Kilat tiba-tiba menjadi sangat aktif. Kemudian petir menyambar-nyambar. Prajurit Datu Delapan Panjang ketakutan saat petir menyambar-nyambar. Beberapa pucuk pohon kelapa terbakar dan putus. Kemudian ada sambaran keras bersamaan. Suara yang sangat keras dan menggelegar. Semua pohon disekitar rumah Putri Sidepak tersambar petir.

Asap membumbung bercampur air hujan. Hujan deras tapi cepat berhenti. Perlahan redah dan cuaca kembali cerah seakan tidak pernah hujan dan tidak pernah ada badai petir.

Entah mengapa, Datu Delapan panjang tampak khawatir dengan keadaan cuaca yang aneh. Sementara Sidepak diam memandang langit yang perlahan berubah cerah dari jendela rumah. Datu Delapan Panjang melangkah mendekati Sidepak. Tapi Sidepak tidak bergerak dan tetap berdiri memandangi langit. Datu Delapan Panjang berpikir kalau Sidepak sudah pasrah padanya. Berdiri tepat dibelakang Sidepak. Dengan kurang ajar tangan Datu tua itu meraih bahu Sidepak. Dia ingin menarik, sekaligus membalik arah Sidepak menghadapnya.

“Wuussss. Plukkkk.” Suara pakaian Sidepak jatu. Tubuh Putri Sidepak telah hilang entah kemana. Datu Delapan Panjang terkejut bukan kepalang. Dia mundur dua langkah ke belakang. Matanya terbelalak lebar penuh keanehan dan rasa tidak percaya. Lama dia memperhatikan pakaian Sidepak yang tergeletak. Tiba-tiba matanya melihat sesuatu yang bergerak-gerak dari dalam tumpukan pakaian. Mata Datu Delapan Panjang menatap tidak berkedip. Sementara di atas langit-langit rumah. Ruruna, Marara dan Kandapu juga melihat semua kejadian itu. Begitupun Nanri yang dari tadi menahan tangis di dalam keranjang bunang, mengintip.

Muncul seekor hewan melata dari balik tumpukan pakaian Sidepak, yaitu Kadal. Kadal itu berjalan cepat menuju pintu dan terus sampai ke tanah. Datu Delapan Panjang masih belum percaya dengan kejadian itu. Dia membolak-balik pakaian Sidepak dan tidak menemukan apa-apa. Kemudian dia mengejar dan mencari-cari kadal tadi. Datu Delapan Panjang gusar sekali. Dia juga baru sadar kalau semua prajuritnya telah mati semuanya tersambar petir. Pasti semua ini ilmu sihir pikirnya.

“Sidepak, kau tidak akan lolos dari tanganku. Ini hanya ilmu sihirmu yang murahan. Kau pikir Aku tidak punya ilmu sihir seperti ini. Kecil bagiku!!!. Kecilll. Aku bisa berubah menjadi hewan-hewan.” Kata Datu Delapan Panjang sambil marah-marah. Dia merasa sia-sia, dia sudah susah payah untuk mendapatkan Sidepak.

Dia mencari-cari disekitar rumah Sidepak seperti orang kesetanan. Dengan ilmu sihirnya dia dapat menemukan kadal jelmaan Sidepak. Kemudian Datu Delapan Panjang duduk bersilah dan memejamkan matanya. Lalu dia membaca mantera sihir berubah wujudnya. Beberapa saat kemudian ada angin kencang dan muncul kabut menutupi tubuh Datu Delapan Panjang. Saat kabut hilang, seekor kadal besar merayap. Kadal jelmaan Datu Delapan Panjang berlari menuju semak-semak. Di kepala kadal jelmaan Pagarepa ada menempel mutiara. Mirip mutiara yang menempel diikat kepala Datu Delapan Panjang.

*****

Sementara itu, Nanri jatuh pingsan. Dia ingat sumpah Putri Sidepak tadi. Sedangkan Marara, Ruruna, dan Kandapu sudah turun dari atas langit-langit rumah. Mereka mengintip keluar dan mata mereka terbelalak. Mayat prajurit Datu Delapan Panjang bergelimpangan tersambar petir, dan terbunuh. Mereka melihat jenazah ayah, ibu, dan kakak-kakak mereka. Mereka juga menyaksikan semua perbuatan Datu Delapan Panjang. Termasuk saat dia berubah menjadi kadal besar. Ruruna, Marara dan Kandapu sepakat untuk membantu Sidepak. Mereka mengambil senjata yang tergeletak di dekat mayat-mayat prajurit Datu Delapan Panjang.

“Kita harus membalaskan kematian Ayah, Ibu, dan Kakak-Kakak kita. Kita cari kadal jelmaan Datu Delapan panjang tadi. Sebelum dia kembali menjadi manusia.” Kata Marara. Mereka mencari kadal besar yang berciri, ada batu permata di kepalanya.

*****

Sementara itu, kadal jelmaan Sidepak terus berlari diantara sarap dan semak-semak. Dia harus lari jauh menghindari Datu Delapan Panjang. Kadal jelmaan Datu Delapan Panjang dengan susa paya akhirnya menemukan kadal jelmaan Sidepak. Kadal jelmaan Sidepak kaget melihat ada kadal besar menghadang di jalannya. Lidah kadal besar tampak menjulur-julur.

Membuat takut kadal jelmaan Sidepak. Kemudian dia berlari ke sisi kanan. Kadal jelmaan Datu Delapan Panjang mengejar. Kejar mengejar terus berlanjut, sampailah di tebing Sungai Keruh yang lebar. Di tanah agak lapang diteduhi rindang pohon. Kadal jelmaan Sidepak benar-benar tidak dapat berlari lagi. Maju dia akan jatuh ke Sungai Keruh. Mundur dia akan tertangkap oleh kadal besar itu.

“Kalau kau tidak menjadi istriku sebagai manusia. Kau akan menjadi istriku sebagai kadal.” Kata kadal jelmaan Datu Delapan Panjang. Lama kadal jelmaan Sidepak tidak bergerak. Mungkin dia sedang berdoa pada yang maha kuasa. Kadal jelmaan Datu Delapan Panjang mendekat perlahan-lahan. Lidanya terus dijulur-julurkan dan sorot mata tajam. Kadal jelmaan Sidepak tiba-tiba berlari menuju tebing sungai dengan cepat. Lalu tubuhnya meluncur ke dalam Sungai Keruh. Tidak ampun lagi tubuh kadal jelmaan Sidepak lenyap di dalam air. Terdengar suara tubuh kadal jatuh ke air. Tampak gelombang dipermukaan air sungai disaksikan kadal jelmaan Datu Delapan Panjang.

“Heeeaaaahhhh.” Teriak Datu Delapan Panjang dalam wujud kadal besar.

Kadal jelmaan Datu Delapan Panjang hanya menatap lesuh menyaksikan itu. Dia merasa putus asa dan sia-sia. Kemudian dia berbalik hendak meninggalkan tebing sungai. Saat kadal itu berbalik. Tidak menyangkah tiga orang anak-anak menghunus Pibang di tangannya. Lalu mengayunkan pibang membabat kearah kadal jelmaan Datu Delapan Panjang. Tidak ampun lagi, kadal besar itu terpotong tiga. Satu mata pibang memotong leher, satu memotong tengah, dan satu mata pibang memotong ekor. Kadal jelmaan Datu Delapan Panjang tewas seketika. Pagarepa atau Datu Delapan Panjang tidak lagi terdengar ceritanya sampai sekarang. Dia Tewas di tangan anak-anak adik Putri Sidepak.

*****

Marara, Ruruna, dan Kandapu berdiri disisi tebing sungai. Mereka berharap menemukan kadal jelmaan dari Sidepak sang kakak. Namun apa daya, mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Duduk di tebing Sungai Keruh memandang permukaan air yang berwarna kekuningan mirip keruh itu.

“Kopek. Kopek dimana?.” Itulah kata mereka berkali-kali sambil menangis.

Dalam kesedihan itu, tiba-tiba di permukaan air sungai muncul seekor ikan. Ukurannya sebesar lengan tangan orang dewasa. Ikannya besisik, mirip ikan ruan (gabus). Tapi bukan ikan ruan. Melompat-lompat dipermukaan air dihadapan mereka. Ketiganya merasa aneh dengan ikan itu. Namun ikan terus melompat riang. Berenang kesana kemari seakan mengajak ketiganya bermain.

Menjelang malam ikan itu mendekati tebing sungai. Lalu membuka mulutnya, ada kilauan emas. Ruruna mengambil benda itu dari mulut ikan. Saat mereka perhatikan ternyata itu sebuah cincin. Yang paling membuat mereka terkejut saat mengenali, itu cincin Sidepak. Mereka bertiga menangis dan menjerit-jerit. Kakak mereka yang menjelma menjadi kadal, sekarang telah menjadi seekor ikan. Rupanya doa sebelum kadal jelmaan Sidepak melompat ke air. Dia meminta untuk menjadi ikan pada yang maha kuasa.

Sejak saat itu, Marara, Ruruna, dan Kandapu selalu bermain di tepian Sungai Keruh di sisi Talang Gajah Mati. Mereka menangkap belalang, mencari serangga dan memberikannya pada ikan Sidepak. Ikan sidepak juga tidak pernah pergi jauh. Selalu di sekitar tepian mandi mereka. Saat mereka mandi ikan Sidepak datang bermain menemani. Membuat Marara, Ruruna, dan Kandapu menjadi terhibur walau mereka telah menjadi yatim piatu. Penduduk Talang Gajah Mati akhirnya juga tahu dari cerita mereka bertiga dan Nanri. Mereka menjadi yakin saat diajak ketepian sungai.

Penduduk semuanya menangis bersedih melihat keadaan Sidepak. Gadis yang sangat cantik, baik, suci, dan berbudi luhur. Harus menjalankan takdir yang sangat berat. Apapun yang terjadi seorang gadis harus membelah kehormatannya dan kehormatan keluarganya.

Bertahun-tahun kemudian ikan Sidepak hidup bersama penduduk. Saat mandi mereka selalu memanggil-manggil Ikan Sidepak. Ikan Sidepak muncul dipermukaan dan bermain. Terobatilah rindu keluarga, teman, sahabat, dan semua warga, pada Putri Sidepak.

Ikan Sidepak juga bertelur akhirnya. Anaknya banyak bertebaran di Sungai Keruh. Penduduk mengenali keturunan dari Ikan Sidepak. Sehingga saat penduduk memancing, memasang bubu, apabila mendapatkan anak ikan Sidepak mereka melepaskan kembali.

Penduduk Talang Gajah Mati tidak mau memakan anak keturunan Ikan Sidepak. Karena Ikan Sidepak jelmaan seorang manusia. Seiring waktu cerita Ikan Sidepak hanya diingat sedikit saja oleh masyarakat.

Nama Ikan Sidepak seribu tahun kemudian beransur-ansur berubah dengan sendirinya. Kata Sidepak akhirnya bergeser menjadi, Kedak. Itulah mengapa masyarakat Desa Gajah Mati dan sekitarnya tidak mau makan Ikan Kedak (Sidepak). Kepercayaan mitos ini sampai sekarang masih bertahan pada masyarakat Desa Gajah Mati dan desa-desa lain di Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.


Oleh. Joni Apero.
Editor. Selita. S. Pd.
Palembang, 24 Desember 2019.

Arti kata:Puyang: Pemimpin yang dipilih masyarakat bukan keturunan bangsawan. Adat marasan: sama seperti taaruf, tapi ditambah syarat-syarat adat. Lama pelaksanaan adat marasan tiga bulan. Pibang: Senjata tradisional masyarakat Dataran Negeri Bukit Pendape yang berbentuk pedang pendek. Bunang: Keranjang besar untuk mengangkut dan menyimpan bulir padi.

Dataran Negeri Bukit Pendape nama kawasan tradisional masyarakat. Sekarang terdiri dari Kecamatan Sungai Keruh, Kecamatan Jirak Jaya, Kecamatan Palakat Tinggi, dan sebagian dari wilayah-wilayah kecamatan lain. Perbatasan, berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten PALI dan tebing Sungai Musi. Sarap: Tumpukan daun-daun kering di atas permukaan tanah atau di dalam sungai.

Sy. Apero Fublic
Via Dongeng
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

Post a Comment

PWI Sumatera Selatan

PWI Sumatera Selatan
Seluruh Wartawan PWI Sumatera Selatan Mengucapkan Selamat HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 80 Tahun

Post Populer

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Wabup Muba Rohman Tegaskan BUMD dan OPD Harus Proaktif Dukung Pemeriksaan BPK

Wabup Muba Rohman Tegaskan BUMD dan OPD Harus Proaktif Dukung Pemeriksaan BPK

Wednesday, September 03, 2025
Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025

BULETIN APERO FUBLIC

BULETIN APERO FUBLIC

Translate

Search This Blog

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
vimeo Subscribe
instagram Follow
rss Subscribe

Featured Post

Pemkab Muba Sambut Baik Kehadiran Himpera Sumsel untuk Program Perumahan Rakyat

PT. Media Apero Fublic- Monday, September 08, 2025 0
Pemkab Muba Sambut Baik Kehadiran Himpera Sumsel untuk Program Perumahan Rakyat
APERO FUBLIC . MUSI BANYUASIN .- Pemkab Musi Banyuasin menegaskan dukungannya terhadap Program Tiga Juta Rumah yang digagas Himpunan Pengembang Permukiman dan …

PUBLIKASI PEMKAB

PUBLIKASI PEMKAB
Kabupaten Musi Banyuasin

Most Popular

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Sunday, November 10, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Tuesday, October 15, 2019
Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Saturday, March 21, 2020
Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Thursday, November 07, 2019
Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Tuesday, June 25, 2019
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Powered by Blogger
Apero Fublic

Website Archive

  • 2025338
  • 2024203
  • 2023142
  • 2022103
  • 2021365
  • 2020435
  • 2019281

MAJALAH KAGHAS

MAJALAH KAGHAS

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

TABLOID APERO FUBLIC

TABLOID APERO FUBLIC

SELAK MAJO

SELAK MAJO
Karikatur

Labels

Andai-Andai APERO FUBLIC Apero Herbal Apero Popularity Arkeologi Artikel Berita Berita Daerah Berita Internasional Berita Nasional Biruisme Bola Brand Budaya Daerah Budaya Dunia Buku Populer Buletin AF Cerita Bersambung Cerita Kita Cerita Rakyat Cerpen Daratan Daratan dan Hutan Dongeng Dongeng Dunia Dunia Anak e-Biografi Tokoh Ekonomi Ekonomi Islam Elektronik Energi FASHION Fauna Film Flora Fotografi Gatget Healthy & Fitness Himpunan Muslim Hukum Hukum Islam Ibu dan Anak Ilmu Kesastraan Info Desa Islam dan Budaya Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Masyarakat Islam dan Negara Islam dan Sosial Jurnal AF Jurnalisme Kita Kabar Buku Kabupaten HST Kampar Kampus Kata Mutiara Kepemimpinan Kesehatan Kesehatan dan Pendidikan Wanita kesenian Kisah Legenda Kriminal Kuliner Laporan Penelitian Majalah Kaghas Mask Meranti Mitos MUBA Musik Olah Raga Opini Otomotif Pantun Pariwisata PDF Pemerintahan Pendidikan Penyakit Masyarakat Pertanian dan Alam Politik Populer Bisnis Populer Iklan Populer Produk Populer Profesi PraLeader Problematika Seks Propaganda Public Figure Puisi Puisi Akrostik Pustakawan PWI PWI SumSel Sampah dan Limbah Sastra Kita Sastra Klasik Sastra Lisan Sastra Moderen SDA Sejarah Daerah Sejarah Islam Sejarah Kebudayaan Sejarah Umum Seniman Sepeda Listrik Sepeda Motor Skil Wanita Smart TV Sosial dan Masyarakat Sport Sudut Pandang Sumber Air Surat Kita Syarce Tablet Tabloid AF Teknologi Tokoh Wanita UKM-Bisnis Video Women World

Laman Khusus

  • Cahaya
  • Daftar Kata Istilah Baru
  • e-Galeri Apero Fublic
  • Mari Kita Hijrah
  • Nasihat dan Motivasi
  • Apero Quote
  • Pribahasa Indonesia
  • Picture Indonesia
  • Pangeran Ilalang I
  • Pangeran Ilalang II

Pages

  • Pecakapan Sunset Sunrise
  • Flora Pangan Indonesia
  • Fauna Indonesia
  • Dawnload PDF Gratis
  • Dawnload Feature Gratis (PDF)

Recent Posts

Popular Posts

  • Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal
    APERO FUBLIC. MUBA.- Setelah berhasil melakukan peralihan pengelolaan kelistrikan dari PT MEP ke PLN, Bupati Muba H M Toha bersama Wakil Bup...
  • e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II
    Apero Fublic.- Ilalang atau juga sering di sebut alang-alang memiliki nama ilmiah  imperata cylindrica . Ilalang jenis rumput berdaun ...
  • Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series
    Goda Series e-Bike APERO FUBLIC.- Berbicara tentang e-Bike atau sepeda Listrik saat ini memang tidak ada habisnya. Kendaraan praktis tanp...
  • Wabup Muba Rohman Tegaskan BUMD dan OPD Harus Proaktif Dukung Pemeriksaan BPK
    APERO FUBLIC . MUSI BANYUASIN .- Wakil Bupati Muba Kyai Rohman menegaskan agar seluruh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Organisasi Perang...
  • Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah
    APERO FUBLIC. SUMATERA SELATAN.- Palembang – Bupati Muba H. M Toha, didampingi Kepala Dinas Kominfo Muba Herryandi Sinulingga dan Kepala Ba...
  • Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.
    APERO FUBLIC.- Raden Kamandaka sebuah cerita rakyat dari dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Rakyat ini bercerita tentang Keraja...
  • Malam Grand Final Pelopor Anak Muba 2025: Selamat Alya dan Rakha Terpilih sebagai "Pelopor Anak Muba 2025"
    APERO FUBLIC. MUSI BANYUASIN.- Malam gemilang Grand Final Pemilihan Pelopor Anak Muba Tahun 2025 di Gedung Dharma Wanita Sekayu, Kamis (21/...
  • Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly
    Sepeda Motor Listrik Produksi U^Winfly APERO FUBLIC.- U^Winfly merupakan Perusahaan Industrial pada sektor bergerak industri kendaraan list...
  • Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G
    Oppo A3 Pro 5G selain tahan benturan kuat juga tahan siraman air APERO FUBLIC.- Pihak Oppo telah merilis ponsel pintar terbaru dari seri A...
  • Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara
    Apero Fublic.- Pada suatu masa yang lampau. Berkisah tentang dua sahabat, si kera dan si bangau. Keduanya berencana berladang bersama...

Editor Post

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
Legenda Kisah Cinta  I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Legenda Kisah Cinta I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Tuesday, January 14, 2020

Popular Post

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Wabup Muba Rohman Tegaskan BUMD dan OPD Harus Proaktif Dukung Pemeriksaan BPK

Wabup Muba Rohman Tegaskan BUMD dan OPD Harus Proaktif Dukung Pemeriksaan BPK

Wednesday, September 03, 2025
Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Malam Grand Final Pelopor Anak Muba 2025: Selamat Alya dan Rakha Terpilih sebagai "Pelopor Anak Muba 2025"

Malam Grand Final Pelopor Anak Muba 2025: Selamat Alya dan Rakha Terpilih sebagai "Pelopor Anak Muba 2025"

Saturday, August 23, 2025
Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sunday, July 14, 2024
Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Monday, July 15, 2024
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020

Populart Categoris

Andai-Andai 1 Artikel 38 Berita 332 Berita Daerah 507 Berita Internasional 20 Berita Nasional 409 Brand 117 Budaya Daerah 29 Cerita Bersambung 20 Cerita Kita 25 Cerita Rakyat 12 Cerpen 10 Dongeng 66 Ekonomi 14 Elektronik 21 FASHION 9 Fauna 4 Flora 62 Healthy & Fitness 14 Ibu dan Anak 1 Islam dan Budaya 11 Islam dan Lingkungan Hidup 7 Islam dan Masyarakat 2 Jurnalisme Kita 17 Kampus 109 Kesehatan 6 Kisah Legenda 10 Kuliner 20 Mitos 15 Olah Raga 41 Opini 63 PDF 3 Pantun 6 Pariwisata 36 Penyakit Masyarakat 6 Problematika Seks 6 Puisi 47 Puisi Akrostik 5 Sampah dan Limbah 1 Sastra Kita 22 Sastra Klasik 53 Sastra Lisan 12 Sejarah Daerah 24 Sejarah Kebudayaan 28 Sepeda Listrik 15 Sport 2 Surat Kita 7 Tablet 20 Teknologi 126 Tokoh Wanita 9 UKM-Bisnis 12 Video 20 Women 4 World 3 e-Biografi Tokoh 23 kesenian 3
APERO FUBLIC

About Us

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan Publikasi dan Informasi yang bergerak dalam bidang Industri Kesusastraan. Apero Fublic merupakan bidang usaha utama bidang jurnalistik.

Contact us: fublicapero@gmail.com

Follow Us

© Copyright 2023. PT. Media Apero Fublic by Apero Fublic
  • Disclaimer
  • Tentang Apero Fublic
  • Advertisement
  • Contact Us