Di daratan banyak
sekali binatang-binatang liar, gajah, harimau, kijang, rusa, kancil, napu,
kera, tapir, babi hutan dan lainnya. Banyak juga jenis unggas, seperti elang, ayam
hutan atau Beruge, itik hutan, dan sebagainya. Diantara unggas-unggas
itu, ayam hutan adalah unggas yang paling terkenal. Memiliki bulu-bulu yang
indah dan suaranya yang merdu. Saat berkokok semua hewan hutan terbangun di
pagi hari.
*****
Waktu itu musim
kemarau, sehingga hewan-hewan sangat kesulitanmencari air minum. Siang itu,
cuaca sangat panas dari biasanya. Seekor anak tikus menemukan air di lubang
bambu yang terbelah. Anak tikus begitu gembira lalu minum dengan rakus karena
kehausan. Tanpa disadari-nya seekor ayam beruge jantan telah berdiri di
belakangnya. Tiba-tiba cakar ayam menerkam kearahnya. Leher terjepit di selah
cakar ayam beruge.
“Dapat minum dan
dapat makanan. Ha..ha..ha..ha...ha.” Kata Beruge seraya membentak. Anak tikus
terkejut dan ketakutan, berteriak memanggil ibunya. Dari jauh ibu tikus
mendengar dan berlari menghampiri. Ibu tikus melihat anaknya sudah tertangkap
oleh Beruge. Ibu tikus berusaha tenang menghadapi si Beruge, untuk
menyelamatkan anaknya. Ibu tikus tau kalau Beruge sangat suka dipuji, dia suka
membanggakan dirinya. Ibu tikus berkata pelan dan lembut. Dia tidak mau
mengambil resiko, karena ayam beruge bukan lawannya. Salah sedikit, sekali
patuk daging anaknya bisa terkoyak oleh paru beruge.
“Baginda raja unggas,
unggas terindah di hutan ini. Sebab apa kiranya anak hamba ditangkap
paduka." Kata si ibu tikus memelas. Diam-diam si ayam beruge merasa
tersanjung juga. Saat dipanggil dengan sebutan baginda.
"Oh, kau ibunya.
Apa kesalahannya!!?. Dia telah mencuri minumku, dan gantinya dia akan Aku
makan." Kata ayam beruge dengan nada mengancam.
“Oh. Kiranya baginda
raja unggas. Ampun beribu ampun. Baginda yang bersuara nan merdu. Dapalah memberi
ampun dan belas kasih pada kami yang hina dan lemah ini. Mohon dimaafkan atas
kesalahan anak hamba. Yang telah lancang mencuri air minum paduka." Ujar
ibu tikur sambil berlutut.
"Tidak,
sebaiknya engkau pergi. Atau kau, aku makan juga. Kata si Beruge keras. Ibu
tikus menunduk, dan terus berusaha lembut dan sabar.
“Baginda, tidakkah
baginda sadari betapa indah diri baginda itu. Berbulu emas dan berbulu perak.
Bersuara merdu, lagi bijaksana. Hamba pikir kenapa bukan baginda yang menjadi
raja, di hutan kita ini. Tuan juga selalu membangunkan seisi hutan dengan suara
tuan yang merdu. Bukan hamba bermaksud menyanjung tuan, bukankah itu memang
kenyataannya. Kenapa bukan tuan yang menjadi raja hutan?. Kata ibu tikus.
"Ibu tikus,
jangan bermimpi dirimu, bagaimana pula aku bisa menjadi raja hutan, hah.
"Jawab beruge sambil menghardik. Ayam beruge tampak menjulurkan leher dan
mengepak-ngepakkan sayapnya. Tanda dia mulai termakan pujian ibu tikus.
"Begini baginda
yang mulia, saya punya usul. Ada baiknya baginda menantang bertanding lomba
makan dengan raja hutan kita, si gajah tua. Apabila baginda menang, maka
baginda akan menjadi raja di hutan kita ini. Tuan akan memiliki kekuasaan dan
hidup senang, banyak pelayan, dan kehormatan.” Kata ibu tikus. Si beruge
berpikir sejenak, sambil manggut-manggut.
"Bagaimana caranya aku bisa mengalahkan si
gajah tua itu.” Tanya si ayam Beruge.
“Baginda, sifat gajah
kalau makan dia rakus. Lalu dia akan makan cepat dan perutnya cepat kenyang. Sedangkan
baginda makannya lama. Karena memakan butir-butir padi atau
biji-bijian. Jadi aturan perlombaannya. Siapa yang paling tahan lama
makan, dia pemenangnya. Pertaruhannya, apabila baginda menang, maka baginda
meminta kedudukan sebagai raja hutan.” Saran si ibu tikus.
"Heemmmm!!!.
Benar juga ide engkau, ibu tikus. Akhirnya ayam beruge termakan juga oleh
bujuk dan puji-puji ibu tikus.
"Baiklah, karena
kau telah baik padaku, Aku akan memaafkan anakmu, yang nakal ini.” Kata
Beruge.Setelah kaki ayam Beruge diangkat. Anak tikus berlari dan memeluk
ibunya, sambil menangis.
"Baginda, kami
hendak pamit, dan kami ucapkan terima kasih atas kemurahan hati baginda.
Banginda akan menjadi raja kami.” Ibu tikus dan anaknya pergi, lalu menghilang
di balik semak-semak. Waktu berlalu, ayam beruge mencari gajah raja hutan untuk
menantang perlombaan makan. Gajah Tua dia dipilih rakyat hutan menjadi raja
hutan. Dia sangat bijaksana dan jujur, itulah mengapa dijadikan Raja Hutan.
*****
Suatu sore, pertemuan
Beruge dengan Gajah si Raja Hutan pun terjadi. Melihat gajah tua itu, mata si
Beruge bersinar. Dia tampak meremehkan Gajah Tua itu.
"Pucuk dicinta ulam
pun tiba. Bertemu juga yang aku cari-cari.” Kata Beruge. Beruge mengepak-ngpakkankan
sayapnya dan berkokok panjang. Dia berdiri di tengah jalan menghadang si gajah.
Gajah Tua berhenti memperhatikan beruge dengan penuh tanda tanya.Lagaknya tidak
sopan dan angkuh sekali. Gajah Tua menarik nafas dalam melihat kelakuan Beruge.
“Kuku-kruuuuyyuuuukkkkk,
kuku-kruyuuukkkkkkkkkkk.” Kokok Beruge berulang-ulang.
"Ada apa
denganmu, ayam Beruge. Kenapa kau menghalangi jalanku!. Nanti terinjak!, patah
kakimu.” Kata Gajah Tua.
Tidak langsung
menjawab, dia malah menggelepakkan bulu-bulunya, seakan tidak mengindakan
kata-kata sang gajah. Kemudian mengais-ngais tanah, dan mematuk-matuk makanan
yang dia dapat. Hal ini, terus dilakukan si ayam beruge, yang juga
diselingi dengan berkokok menantang. Betapa gusar Gajah Tua itu.
“Beruge, kalau tidak
ada suatu hal, maka tolong jangan menghalangi jalanku. Aku ada urusan penting
di atas bukit Pendape.” Kata Gajah Tue.
“Baiklah gajah yang
besar, langsung saja pada intinya. Aku hendak menantangmu untuk bertanding
makan. Tubuh besarmu atau tubuh kecilku yang akan menang. Kalau Aku menang, kau
harus menyerahkan kedudukanmu sebagai raja hutan padaku.” Kata Beruge.
“Sudahlah Beruge,
banyak hal yang dapat dilakukan. Memimpin bukan perkara mudah atau perkara
kedudukan, tapi masalah tanggung jawab.” Kata Gajah Tua.
“Apakah kau takut,
Gajah Tua.” Kata Beruge. Gajah tidak menjawab, dia menganggap beruge seperti
anak kecil dan tidak mau meladeninya. Gajah bergerak untuk pergi. Dari tadi,
tanpa disadari Gajah Tua dan Beruge percakapan mereka didengar oleh beberapa
hewan lainnya. Seekor burung Lamukan, dua ekor kadal, empat ekor tupai, ular
daun dan tiga ekor monyet. Berita tantangan pertandingan dari si Beruge
menyebar dengan cepat. Seantero hutan geger dan membicarakan keberanian ayam
beruge menantang gajah raja hutan.
“Baginda Raja,
benarkah takut pada beruge. Bagaimana baginda nantinya melindungi kami kalau
dengan beruge saja kalah.” Kata beruang. Gajah benar-benar terdesak oleh
rakyatnya.
Gajah pemimpin
bijaksana itu menarik napas dalam. Dia tidak tahu bagaimana lagi. Semuanya
mendesak untuk menyambut tantangan Beruge. "Bukan masalah takut atau
berani, wahai Beruang. Kalian adalah rakyatku, tidak pantas dan tidak boleh
seorang raja bertarung, mengadu kekuatan, dengan rakyatnya sendiri.” Kata si
gajah dengan berwibawa.
“Tapi baginda, tidak
ada salahnya apabila baginda bertanding secara adil dan jujur. Dengan rakyat
baginda sendiri. Pertandingan ini juga hanya sebatas makan-makan. Tidak juga
berperang atau mengadu otot.” Jelas monyet sambil makan pisang dan duduk santai
di akar yang menjuntai.
“Betul baginda, apa
kata rakyat baginda apabila baginda menolak bertanding dengan Beruge kecil
begitu.” Kata burung Lamukan. Akhirnya, karena banyak desakan, dengan berat
hati gajah yang bijaksana itu, terpaksa menyetujui tantangan beruge.
Selanjutnya, ditentukanlah hari dan waktu pertandingan. Bertempat di tanah
terbuka dan bersih. Pertandingan diumumkan ke seluruh pelosok hutan.
*****
Begitupun persiapan
juga dimulai. Ribuan burung pipit ditugaskan mencari bulir padi atau
biji-bijian. Untuk makanan ayam beruge saat pertandingan. Ratusan rusa dan
kijang juga mencari rumput-rumputan untuk makanan Gajah Tua saat bertanding.
Semua hewan membantu untuk hari pertandingan itu. Tibalah hari pertandingan,
ribuan hewan penghuni hutan datang untuk menyaksikan pertandingan antara
si Beruge dan Gajah tua si raja hutan.
Seekor orang hutan
berdiri di tengah lapangan pertandingan, dan berkata. "Hadirin semua, penghuni
hutan di Dataran Pedatuan Bukit Pendape. Hari ini adalah hari pertandingan
besar dalam sejarah para hewan-hewan. Yaitu, pertandingan antara baginda raja
hutan kita, Gajah Tua. Melawan Si ayam hutan, Beruge.” Katanya, disambut meriah
tepuk tangan.“Dialah si Berugeeeee yang pemberani.” Teriak orang hutan
menyambut kedatangan Beruge. Beruge berkokok nyaring dan mengepak-ngepakkan
sayapnya.
“Aturan
pertandingannya, siapa yang paling lama makan. Maka dialah pemenang dan menjadi
akan menjadi raja hutan kita. Apa kalian semua sepakat?.” Orang Hutan berkata
setengah berteriak. Semua sepakat dengan tepukan tangan riuh dan sorakan. Gajah
datang perlahan memasuki arena pertandingan. Dia berdiri di dekat tumpukan
rumput dan beruge berdiri di dekat tumpukan biji-bijian.
*****
Pertandingan dimulai,
kebiasaan semua gajah makan cepat sesuai prediksi ibu tikus. Dalam waktu cepat
setengah rumput habis dan perut gajah mulai tidak muat. Gajah memaksa dan
perutnya kekenyangan, sampai terasa sakit. Gajah beristirahat dan tertidur
nyenyak.
Sementara ayam terus
makan dan makan. Dia tersenyum penuh kemenangan melihat gajah telah tertidur.
Sorakan dan pujian diberikan pada Beruge yang pemberani. Beruge yang bersifat
suka dipuji dan sombong, menjadi lupa diri. Puji dan sanjungan membuat dia melayang
tinggi.
Beruge terus makan
dan makan diiringin teriakan sorakan pendukungnya. Seekor katak tua yang lemah
melompat mendekatinya.
“Berugeee. Berugee.
Berugee.” Teriak pendukung Beruge.
“Cucuku Beruge, sudah
cukup makannya. Ingat, kau tidak bisa makan terlalu banyak bijian, berbhaya.”
Katak tua yang lemah mengingatkan. Beruge marah dan berkata padanya penuh
keangkuhan.
“Pergi kau katak tua,
atau kau aku makan juga. Lihat gajah saja akan kalah olehku apalagi dirimu yang
hanya katak yang rendah.” Kata Beruge tidak mau menerima nasihat dan saran
katak. Beruge merasa dirinya sangat hebat, kuat dan pintar sekali. Katak pergi
meninggalkan beruge, dan langsung pulang ke sarangnya.
"Ayo Beruge yang
berbulu indah, bersuara merdu. Makan terus, ayo kalakan Gajah Tua dan
jadilah Raja Hutan. " Teriak kijang
*****
Gajah akhirnya
menyerah dan kembali duduk di bawa pohon karena kekenyangan. Semua pendukungnya
kecewa dan sedih. Sedangkan pendukung ayam beruge terus bersorak. Sebab ayam
terus makan dan makan, calon pemenang. Ayam Beruge begitu bangga karena sorakan
pendukungnya, hingga dia lupa diri. Makan terus dan terus.
Orang hutan maju ke
arena pertandingan lagi. Dia akan mengumumkan pemenang lomba makan terlama.
Beruge dinilai telah menang sedangkan gajah telah tertidur. Semua bertepuk
tangan menyambut kemenangan Beruge.
“Inilah dia, Raja
Hutan yang baruuu.” Kata Orang Hutan keras, yang disambut pekikan seru. Orang
Hutan memegang sayap Beruge, dan menuntun berjalan.
“Akkkk, hueeekkkk.”
Berkali-kali suara tercekik dari tenggorokan ayam hutan, lalu dia roboh ke
tanah. Semua terkejut dan terdiam. Ternyata biji-biji yang dimakan Beruge
terlalu banyak. Karena panas tubu dan pengolahan makan oleh tubuhnya membuat
biji-biji mengembang. Maka lambung dan wadah makanan tidak kuat menahan. Beruge
tercekik terus dan akhirnya dia tidak dapat bernafas, dan tubuhnya
kejang-kejang lalu mati.
Oleh. Joni Apero.
Editor. Desti. S. Sos.
Fotografer. Dadang Saputra.
Sungai Keruh, 19 Juli 2018.
Catatan: Yang mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi teman-teman yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun, cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara dan sebagainya.
Kirim saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama pengirim.
Sertakan nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat email: fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com. idline: Apero Fublic. Messenger. Apero fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Cerita rakyat..dari Sungai Keruh Musi Banyuasin
ReplyDelete