Cerita Kita
Kampus
Opini
Pendidikan
Oleh. Habib Rahmawan
Aku Seorang Mahasiswa : Aku Juga Seorang Driver Online
APERO FUBLIC. CERITA KITA.- Perkenalkan namaku Habib Rahmawan, umurku sekarang 22 tahun. Aku adalah seorang mahasiswa yang juga merupakan anak laki-laki bungsu dalam keluargaku. Sebagai anak bungsu, saya merasakan bangga dapat membantu meringankan beban hidup kedua orang tuaku. Rasa tanggung jawab sebagai anak laki-laki tumbuh dengan alami sejak kecil. Pikirku, Rahmawan si anak bungsu bukanlah anak manja, dan tidak dapat berdiam diri meminta ini-itu pada kedua orang tua. Itulah sebabnya, Aku memutuskan untuk bekerja sambil kuliah, mengisi waktuku dengan menjadi pengemudi ojek online dan juga supir mobil.
Pekerjaan sebagai driver Gojek memberikan pengalaman dan pelajaran berharga yang tidak saya dapatkan di bangku kuliah. Saya belajar bagaimana berinteraksi sosial dengan berbagai macam orang dari latar belakang yang berbeda. Kehidupan sosial masyarakat memberikan pelajaran yang berharga untuk memahami kehidupan. Terkadang, kesulitan dan kepahitan hidup kita tidaklah seberat yang orang lain derita. Ini mengajarkanku untuk menjadi pribadi yang lebih sabar dan bijaksana. Tidak jarang aku menghadapi pelanggan yang sulit, cerewet, namun Aku selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik demi menjaga reputasiku.
Selain menjadi driver ojek online, saya juga menjadi supir mobil. Pekerjaan ini cukup menantang karena memerlukan ketekunan dan konsentrasi yang tinggi, terutama saat menghadapi kemacetan kota yang tidak dapat diprediksi. Namun, pekerjaan itu juga memberiku waktu singkat yang penting untuk kuliah dan belajar. Saya bisa mengatur jadwal saya sendiri sehingga tidak mengganggu perkuliahan.
Dari kedua pekerjaan itu, saya mendapatkan penghasilan yang cukup untuk membantu orang tuaku memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga biaya kuliahku. Aku tahu betul bagaimana perjuangan orangtuaku dalam membesarkanku dan saudara-saudaraku, sehingga Aku merasa wajib hadir di antara keluargaku. Setiap rupiah yang saya hasilkan adalah bukti usaha dan rasa terima kasihku kepada mereka.
Menjadi anak paling bungsu, menjadikanku tetap anak kecil dirumah. Itulah mengapa Aku selalu berusaha sendiri sebab masih diibaratkan bermain seperti kecil dulu. Bukanlah hal yang buruk, memang kewajiban orang tua memperhatikan anak-anaknya, terutama hal yang lebih mendesak. Aku yakin dengan doa orang tuaku dan usahaku kerja kerasku akan membuat mereka bangga suatu hari nanti. Aku ingin membuktikan bahwa anak bungsu tidak harus manja, tapi dapat juga mandiri dan bertanggung jawab.
Kegiatan kuliah yang padat tidak membuat saya mudah menyerah untuk bekerja. Tentu manajemen waktu belajar diatur dengan baik agar tidak ada yang terabaikan, antara belajar, bekerja, dan beristirahat. Ini memang melelahkan, tapi bagi anak muda seperti itu adalah latihan kecil dikehidupan ini. Aku percaya kalau ini adalah investasi masa depan yang berharga. Aku berusaha lulus dengan nilai baik sekaligus punya pengalaman hidup yang kuat.
Sebagai mansia biasa terkadang ada rasa lelah yang datang setelah bekerja seharian mengantarkan orderan atau menyetir mobil. Tapi semangat dengan impian sukses serta tujuan besar yang ingin aku capai. Tenaga dan semangatku kembali dan tidak ada kata menyerah.
Pengalaman menjadi driver Gojek mengajarkanku banyak tentang kehidupan. Aku melihat bagaimana orang-orang berjuang dengan cara mereka sendiri. Dari tukang ojek, karyawan, hingga pengusaha kecil yang aku antar, semuanya memiliki cerita berbeda namun punya mimpi yang sama: kehidupan yang lebih baik.
Saya merasa pekerjaan ini bukan hanya sekedar mencari uang, tapi juga media belajar sosial dan komunikasi. Aku belajar bagaimana menghadapi masalah dengan sabar dan menemukan solusi cepat di situasi sulit, misalnya saat mengantar penumpang di waktu mendesak.
Sebagai anak bungsu yang bekerja, saya paham bahwa saya harus menjadi contoh bagi saudara-saudara dan keluargaku. Aku ingin membuktikan bahwa kita tidak boleh bergantung sepenuhnya pada orang tua, tapi harus belajar mandiri dan bertanggung jawab sejak dini.
Salah satu tantangan terbesar adalah menyeimbangkan tuntutan akademik dengan pekerjaan. Ada kalanya tugas kuliah menumpuk saat aku harus kerja larut malam. Namun aku belajar disiplin dan memprioritaskan yang penting agar semuanya berjalan lancar.
Aku juga bersyukur punya orangtua yang mendukung dan memahami kondisiku. Mereka selalu memberi semangat dan nasehat agar aku tidak mudah putus asa. Dengan dukungan itu, aku semakin kuat menghadapi segala tantangan.
Bekerja sebagai pengemudi membuat saya sadar bahwa uang itu tidak mudah didapat, sehingga saya semakin menghargai setiap rupiah yang saya peroleh. Saya juga lebih bijak dalam mengelola keuangan, mengutamakan kebutuhan pokok dan tabungan untuk masa depan.
Kadang ada rasa kesepian saat bekerja malam atau sendirian mengantar penumpang, tapi aku belajar untuk mensyukuri kehadiran Allah SWT yang selalu menemani. Doa adalah sumber kekuatan dan ketenanganku di tengah kerasnya perjuangan hidup.
Aku bangga bisa membantu meringankan beban orangtuaku, yang telah berjuang keras untuk membesarkan aku. Aku ingin mereka merasa bangga melihat aku tidak hanya sebagai anak yang belajar, tapi juga bekerja keras demi masa depan keluarga.
Kesadaran bahwa aku adalah anak bungsu membuat aku lebih berempati dan peduli pada keluarga. Aku ingin menjadi tulang punggung ketika saudara-saudaraku sudah mandiri dan bisa merawat orang tua bersama-sama.
Jalan hidup mungkin tidak mudah, tapi aku percaya semua pengalaman ini akan membentuk karakter dan mental yang kuat. Aku yakin suatu hari nanti semua kerja keras ini akan menghasilkan hasil yang manis, baik secara akademis maupun kehidupan.
Saya berharap bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan nilai yang memuaskan, sekaligus memiliki pengalaman kerja yang cukup untuk membuka peluang karier yang lebih baik. Kebergantungan pada pekerjaan driver hanyalah sementara.
Menjadi pengemudi Gojek dan supir mobil juga mengajarkanku tentang pentingnya disiplin waktu dan tanggung jawab diri. Aku harus selalu tepat waktu mengantar penumpang dan menjaga keamanan saat mengemudi. Ini nilai yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pekerjaan ini, saya juga belajar beradaptasi dengan teknologi dan aplikasi digital yang dipakai untuk menerima pesanan. Ini menambah kecakapanku dalam menggunakan teknologi modern yang mendukung pekerjaan dan kehidupan.
Aku sadar bahwa perjuangan yang aku jalani ini bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman seangkatan yang juga menghadapi kesulitan serupa. Saya ingin menunjukkan bahwa dengan tekad dan kerja keras, kita bisa melewati segala rintangan.
Ketika mendapat waktu senggang, saya tetap berusaha untuk fokus pada kuliah dan mengembangkan diri, baik dengan belajar mandiri maupun mengikuti kegiatan organisasi. Aku percaya keseimbangan antara kuliah dan kerja adalah kunci keberhasilan.
Bekerja sambil belajar sebagai anak bungsu bukanlah hal yang mudah, tapi saya siap untuk menghadapi berbagai ujian dan cobaan. Saya yakin, niat baik dan usaha keras tidak akan menghasilkan hasil.
Aku mengucapkan terima kasih kepada orang tua, dosen, teman, dan semua yang mendukung perjuanganku. Dukungan ini menjadi bahan bakar semangat untuk terus melangkah maju, berjuang demi masa depan yang cerah.
Di akhir cerita, saya ingin berkata bahwa menjadi pelajar sekaligus pekerja adalah pilihan yang penuh tantangan, namun juga penuh nilai kehidupan. Aku bangga menjadi anak bungsu yang tidak hanya bergantung pada doa, tapi juga aksi nyata untuk masa depanku dan keluargaku.
Oleh. Habib Rahmawan
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Fakultas Adab dan Humaniora. Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Sy. Apero Fublic
Via
Cerita Kita
Post a Comment