PT. Media Apero Fublic

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada bidang usaha Publikasi dan Informasi dengan bidang usaha utama Jurnalistik.

Buletin Apero Fublic

Buletin Apero Fublic adalah buletin yang mengetengahkan tentang muslimah, mulai dari aktivitas, karir, pendidikan, provesi, pendidikan dan lainnya.

Penerbit Buku

Ayo terbitkan buku kamu di penerbit PT. Media Apero Fublic. Menerbitkan Buku Komik, Novel, Dongeng, Umum, Ajar, Penelitian, Ensiklopedia, Buku Instansi, Puisi, Majalah, Koran, Buletin, Tabloid, Jurnal, dan hasil penelitian ilmiah.

Jurnal Apero Fublic

Jurnal Apero Fublic merupakan jurnal yang membahas tentang semua keilmuan Humaniora. Mulai dari budaya, sejarah, filsafat, filologi, arkeologi, antropologi, pisikologi, teologi, seni, kesusastraan, hukum, dan antropologi.

Majalah Kaghas

Majalah Kaghas, meneruskan tradisi tulis tradisional asli Sumatera Selatan.

Apero Fublic

Apero Fublic, merupakan merek dagang PT. Media Apero Fublic bidang Pers (Jurnalistik).

Apero Book

Apero Book merupakan toko buku yang menjual semua jenis buku (baca dan tulis) dan menyediakan semua jenis ATK.

Buletin

Buletin Apero Fublic merupakan buletin yang memuat ide-ide baru dan pemikiran baru yang asli dari penulis.

4/15/2022

BANYUASIN: Warga Hebat Menimba Jalan Raya

APERO FUBLIC.- BANYUASIN. Siang itu, tampak sekelompok warga sedang menimba air yang tergenang di jalan raya.  Sepintas lalu mereka tampak seperti sedang menangkap ikan di sungai. Mereka sedang bergotong royong menimba air yang tergenang di badan jalan yang berlobang besar. Sehingga membuat jalan hampir putus (15/4/2022).

Lokasi jalan tergenang air terletak di Desa Lubuk Rengas, Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.  Kegiatan gotong royong tersebut atas inisiatif warga. Mereka melakukan swadaya mem perbaikan jalan sesuai kemampuan mereka.

Menurut warga jalan rusak dan berlobang akibat curah hujan yang tinggi karena di musim penghujan. Diduga juga, jalan bertambah mudah rusak akibatkan aktivitas pertambangan pasir di Desa Lebung. Dimana setiap hari mobil angkutan pasir melalui jalan tersabut. Jalan kemudian semakin rusak dan tidak kunjung di mendapat perhatian Pemerintah setempat atau instansi terkait.

Hal demikian sangat di keluhkan oleh masyarakat di  tiga desa, yaitu Desa Lebung, Desa Lubuk Rengas, dan Desa Lubuk Saung. Begitu juga dengan warga masyarakat di kelurahan Kedondong Raye tepatnya di Talang Keban. Dengan demikian warga-warga setempat berharap ada penertiban, musyawarah atau tindakan-tindakan tertentu sehingga tidak merugikan pihak manapun. (Joni)

Editor. Tim Redaksi Apero Fublic
Palembang, 15 April 2022.

Sy. Apero Fublic

4/12/2022

Leluhur Di Napa (Toraja)

Apero Fublic.- Kisah ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Patora Langiq yang menikah dengan seorang laki-laki gagah perkasa bernama Datu Banua. Dari pernikahan mereka lahir dua belas orang anak. Sebelas anaknya mendiami dan menyebar di seluruh tanah Toraja. Seorang anak mereka bernama Saredadi berangkat dan pergi ke daerah disebelah barat Toraja, Rante Karua. Saredadi diwariskan oleh orang tuanya dua jimat, “Baloq Baik Ballang dan Doke Dua Loloq. Doke Dua Loloq berupa tongkat sakti berkepala dua yang sakti diwariskan oleh ayahnya. Kedua benda sakti itu selalu diberi babi peliharaan setiap malam bulan purnama.

Setelah menikah disana Saredadi kemudian mendapatkan dua orang anak. Anak laki-lakinya bernama Tali Sibaqbaq dan anak kedua seorang wanita bernama Karaeng Dua. Karena Dua seorang wainta oleh sebab itulah dia tidak merantau dan tinggal dilingkungan tempat tinggalnya saja. Saredadi kemudian mewariskan jimat pemberian orang tuanya pada kedua anaknya.

Pekerjaan Karaeng Dua berdagang kecil-kecilan di daerah Duri dan Mangkedek (Kabupaten Enrenkang-Kabupaten Tanah Toraja). Setiap kali dia pergi berdagang tongkat warisan selalu dia bawa. Wilayah sekitar berdagang terdiri batu-batu cadas berbentuk lempengan dan tanah kering. Kalau  dia haus di perjalanan, Karaeng Dua menunjuk batu dengan tongkatnya yang sakti itu. Kemudian air mengalir dari batu tersebut. Kejadian tersebut membuat semua orang yang melihat menjadi heran dan kagum.

Pedagang-pedagang yang berlalu di jalan tersebut ada juga dari daerah Palopo (Kabupaten Luwu) dan ada juga dari daerah Duri. Keajaiban yang diperbuat Karaeng Dua menjadi buah bibir semua orang di pasar. Baik oleh parah pedagang dan para pembeli. Tersiarlah berita ke seluruh wilayah Duri  dan di Kerajaan Luwu. Raja Luwu mendengar berita tersbut dan dia datang melihat keajaiban yang diperbuat oleh Karaeng Dua.

Berangkatlah Raja Luwu bersama pengawalnya dan melihat keajaiban itu. Setelah itu Raja Luwu pulang dan ke istanah. Beberapa hari kemudian Raja Luwu mengutus penghulu untuk melamar Karaeng Dua. Lamaran raja di terimah dan menikahlah Karaeng Dua dengan Raja Luwu. Setelah menikah Karaeng Dua ikut tinggal di Kerajaan Luwu.

Warisan tongkat sakti Karaeng Dua Doke Dua Loloq yang selalu diberi sajian babi peliharaan setiap bulan purnama. Sekarang tiba waktunya untuk diberi makan babi peliharaan. Sebab sewaktu itu, masyarakat di daerah Kerajaan Luwu masih memelihara babi sama seperti di tanah Toraja. Menurut berita hanyalah Raja Luwu (Datu Luwu) yang tidak memelihara babi. Menurut raja babi sangat kotor karena dia seorang Muslim.

Ketika Karaeng Dua memberi sajian babi peliharaan pada jimatnya “Doke Duo Loloq” datanglah roh leluhur babi itu, lalu mendengus-dengus dengan suara keras dari dalam rumah raja. Warga yang tinggal di sekitar istanah raja merasa heran dan bertanya-tanya di dalam hati. “Mengapa ada suara dengusan babi dari kediaman raja.”

Raja Luwu menjadi murkah sehingga seluruh wilayah kerajaannya menjadi gelap. Tidak ada sinar matahari  kecuali di komplek istanah raja yang masih normal terjadi siang dan malam. Setelah itU, Raja Luwu mengadakan musyawarah dengan seluruh tokoh-tokoh adat diseluruh wilayah kerajaan Luwu. Hasil musyawarah memutuskan bahwa tidak ada seorang pun diperkenankan memelihara babi di wilayah kerajaan. Sedangkan babi-babi yang sudah dipelihara warga dilepaskan ke hutan. Konon itulah sebabnya mengapa banyak babi hutan di daerah Luwu.

Sedangkan benda-benda pusaka seperti tongkat ajaib “Doke Duo Loloq” jimat baloq Bai Ballang, dan palung babi belang menjadi warisan kerajaan Luwu dan masih tetap disimpan di museum kerajaan sekarang ini.

Rewrite. Tim Apero Fublic
Editor. Rama Saputra.
Palembang, 12 April 2022.
Sumber: Muhammad Sikki, Dkk. Struktur Sastra Lisan Toraja. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986.

Sy. Apero Fublic