12/04/2021

PUISI: Nangkul

APERO FUBLIC.- Puisi berikut sangat erat dengan geografis dan sosial budaya masyarakat Melayu di Musi Banyuasin. Dalam puisi selain menyelipkan pesan juga menceritakan sosial masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Jelas sekali kalau penyair terinspirasi dari lingkungan sekitarnya.

Nangkul

1
Berdiri tenang di batang sungai musi.
Himpit di paha pangkal buluh panjang.
Masukan joran tangkul dibentangkan.
Jatuhkan pelan ke alir air pasang.
Tuan puan ini bukan sembarang jeratan.
Ini jeratan ikan mudik di tepian.
 
2
Berenang anak jangan lepas pandang.
Kelokan sirip anak lawan arus kencang.
Hati hati anak perangkap datang.
Berjuang sayang jangan hilang juang.
Demi air mata yang menunggu.
Menunggu peluk ibu kepadamu.


3
Hati hati sayang doa ibu menyertai.
Di lubuk kayuara ibu setia menanti.
Ini langit kita bersama.
Ini sungai kita semua.
Sembunyi sayang susur bawah batang.
Berkelok diri bila perangkap datang.
Sedikit lagi sayang kelam membayang.
Dan mereka kelak akan pulang.
Berenanglah sampai lewat terang.
Menghilanglah dalam gelap malam.
Bersama ayah, ibu harap engkau datang.
Tenang sayang, ibu rela menjadi bintang.
Penuntun matamu untuk pulang.


4
Ayo ibu untal lagi tangkulnya.
Lama nian tak makan pempek,
dan tekwan.
Ayo ibu lempar jaring tangkulnya.
Lama tak bersua pais jeruk.
dan ikan panggang bungkus.
Ayo ibu lempar lagi.
Lempar lagi ibu.
Ini hanya setahun sekali.


5
Tuhan tersenyum,
di Arsinya.

Oleh: Herdoni Syafriansah.
Kayuara, Januari 2018
Editor. Totong Mahipal. Catatan: Buat sahabat semua kirimkan karya tulis kamu ke Apero Fublic. Ingat, jangan copy paste atau plagiat. Saya juga mengucapkan terimakasih atas publikasi puisi saya. Jaya selalu Apero Fublic.

Sy. Apero Fublic

0 komentar:

Post a Comment