PT. Media Apero Fublic

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada bidang usaha Publikasi dan Informasi dengan bidang usaha utama Jurnalistik.

Buletin Apero Fublic

Buletin Apero Fublic adalah buletin yang mengetengahkan tentang muslimah, mulai dari aktivitas, karir, pendidikan, provesi, pendidikan dan lainnya.

Penerbit Buku

Ayo terbitkan buku kamu di penerbit PT. Media Apero Fublic. Menerbitkan Buku Komik, Novel, Dongeng, Umum, Ajar, Penelitian, Ensiklopedia, Buku Instansi, Puisi, Majalah, Koran, Buletin, Tabloid, Jurnal, dan hasil penelitian ilmiah.

Jurnal Apero Fublic

Jurnal Apero Fublic merupakan jurnal yang membahas tentang semua keilmuan Humaniora. Mulai dari budaya, sejarah, filsafat, filologi, arkeologi, antropologi, pisikologi, teologi, seni, kesusastraan, hukum, dan antropologi.

Majalah Kaghas

Majalah Kaghas, meneruskan tradisi tulis tradisional asli Sumatera Selatan.

Apero Fublic

Apero Fublic, merupakan merek dagang PT. Media Apero Fublic bidang Pers (Jurnalistik).

Apero Book

Apero Book merupakan toko buku yang menjual semua jenis buku (baca dan tulis) dan menyediakan semua jenis ATK.

Buletin

Buletin Apero Fublic merupakan buletin yang memuat ide-ide baru dan pemikiran baru yang asli dari penulis.

12/10/2020

Milenial Muara Enim: Aksi Yang Luar Biasa?

Apero Fublic.- Muara Enim.- Himpunan Mahasiswa Muara Enim, HKTI Muara Enim, DPD PGK Muara Enim, Forum Milenial Sriwijaya Muara Enim, dan Perwakilan Pemuda Karantaruna Desa Lingga dan Desa Keban Agung melakukan kunjungan Serta Sosialisasi ke tempat Budidaya Tanaman Rosella Binaan CSR PTBA (Bukit Asam), Tbk di SIBA Centre di Jalan Pasar Baru, Desa Lingga, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan (10/12/2020).

Tanaman Rosella memiliki nama latin hibiscus sabdariffa adalah jenis tanaman obat-obatan. Memiliki banyak kandungan bahan kimia alami yang terdapat di bagian batang, daun dan buahnya. Selain itu, rosella juga dapat diolah menjadi minum seperti teh dan lainnya. Untuk kesehatan dapat mengobati penyakit jantung, memperlambat perkembangan kanker, mengatasi peradangan, meredahkan demam dan banyak lagi. Sehingga tanaman rosella sangat bermanfaat. Di zaman sekarang budidaya rosella adalah peluang bisnis (alodokter).

Dalam kunjungan Ketua Himpunan Mahasiswa Muara Enim Adie Kusuma mengungkapkan. “Bahwasanya, kunjungan ini adalah perpanjangan silahturahmi kami saat kami ketemu pihak CSR PTBA yang membina Budidaya tanaman Rosella dan juga hal ini bagian dari program pembinaan ekonomi kreatif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Muara Enim Serasan Sekundang.

perwakilan CSR PTBA, Tbk yang juga merupakan pembina dari Sentral Industri Bukit Asam (SIBA) yaitu ibu Listati yang didampingi oleh Dian Afriana selaku ketua SIBA Rosella menyampaikan. “Kami berharap anak-anak muda milenial ini dapat ikut berperan serta dalam  bidang promosi dan pemasaran produk-produk Sentral Industri Bukit Asam baik Rosella, Kopi, Batik Kujur,  Rajut dan Songket,” tuturnya.

Ditempat yang sama, Ketua Forum Milenial Sriwijaya Muara Enim, Adi Saputra. Sekaligus yang mengkoordinatori beberapa lembaga dalam kegiatan hari ini. Mengungkapkan harapan dan tujuan dari kegiatan mereka kemarin. “Melalui kegiatan ini, para generasi milenial yang tergabung dalam kunjungan ke tempat budidaya Tanaman Rosella. Didorong untuk mampu mengasah diri tentang Industri Rumahan atau home industry melalui Tanaman Herbal rosela ini. Apalagi impian para kaum milenial itu salahsatunya sukses dalam bisnis, seperti budidaya rosela. Dalam kunjungan ini, kami diedukasi oleh Tim SIBA Rosella tentang pembudidayaan Tanaman Rosella. Kegiatan kemudian dilanjutkan melihat langsung pengolahannya serta dijamu dengan produk olahan yang bahan bakunya dari tanaman Rosella. Diantaranya Kue pai Rosela, seduhan Teh Rosela dan Sirup Herbal Rosella,” tutur Adi.

Foto dokumentasi saat kunjungan.

Oleh. Rama Saputra
Editor. Selita, S.Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra
Palembang, 11 Desember 2020.


Sy. Apero Fublic

Sejarah Hari Jadi Kota Batam

Apero Fublic.- Batam adalah sebuah Kotamadia di Provinsi Kepulauan Riau. Batam sekarang dikenal dengan daerah industri di Indonesia. Kota Batam termasuk kawasan yang sangat pesat kemajuaannya. Karena menjadi sentra industri dan terletak setrategis diantara Selat Malaka dan Selat Singapura. Batam menjadi daerah tujuan pencari kerja di Indonesia setelah Jakarta.

Kota Batam pada awalnya hanyalah wilayah kecil dalam kekuasaan Kesultanan Riau-Lingga. Batam merupakan pulau sepi yang terletak di perairan Selat Malaka. Sehingga menjadi sangat setrategis untuk wilayah Industri.

Semasa Kesultanan Riau-Lingga dipimpin oleh Sultan Abdul Rahman Muazam Syah I dan Yang Dipertuan Muda VI Raja Jakfar pada 18 Desember 1829 atau 22 Jumadil Akhir 1245 Hijrah,  memberikan kuasa untuk memimpin daerah pulau Batam sekarang kepada Nong Isa.

Nong Isa atau Raja Isa adalah bangsawan keturunan Melayu Bugis. Nong adalah nama panggilan sewaktu kecil atau nama kecil beliau. Kata nong dalam terminologi Melayu adalah anak sulung.

Raja Isa atau Nong Isa adalah putra sulung Yang Dipertuan Muda V Raja Ali Ibni Daeng Kamboja ibni Daeng Parani. Setiba di Pulau Batam Nong Isa atau Raja Isa membangun sebuah kampung bersama kaum kerabat Melayu dan Bugis. Kemudian kampung bernama Kampung Nongsa atau kampung Nong Isa.

Dari Kampung Nongsa, Raja Isa memulai menata pemerintahan di Pulau Batam atau Nongsa. Pembukaan perkebunan dan terus berdatangan masyarakat dari daerah lain. Sehingga daerah Nongsa terus menjadi ramai. Sepeninggal Raja Isa atau Nong Isa pada tahun 1831. Kampung Nongsa dan Pulau Batam telah terbentu tiga wilayah Pemerintahan sebagai wakil Yang Dipertuan Muda X Raja Muhammad Yusuf al-Ahmadi.

Meliputi wilayah Nongsa dan sekitarnya yang wilayahnya dipisahkan oleh Sungai Ladi dan sampai ke Pantai Utara Batam. Ke sebelah Timur sepanjang pantai sampai ke Kampung Bagan dekat Sungai Duriangkang, Kangboi, dan Sungai Asiamkiang.

Bagian wilayah kedua adalah Pulau Bulu meliputi seluruh wilayah selain Nongsa di Pulau Batam. Ditambah Pulau Galang, Rempang, Tanjung Sauh, Setokok, Bulan, Bulang, Bulang Kebam, Lamba, Sambu, dan Belakangpadang.

Wilayah ketiga adalah Wilayah Sulit, yang meliputi Pulau Cembol, Kepala Jeri, Kasu, Telaga Tujuh, Geranting, Mecam, Sugi, Moro, Kateman, dan Durai. Kelak pada masa berikutnya dalam Pemerintahan Kolonial Belanda dari ketiga wilayah itu dilebur menjadi dua bagian wilayah yang dipimpin oleh Amir. Seorang Amir (pemimpin) berkedudukan di Pulau Bulu dan seorang berpangkat Kepala yang berkedudukan di Nongsa.

Pada masa awal kemerdekaan Pulau Batam dan sekitarnya menjadi kecamatan dan pusat pemerintahannya di Pulau Buluh, kemudian pindah ke Pulau Belakangpadang. Sekarang Pulau Batam sudah menjadi sebuah Pemerintahan Kota atau Kotamadia Batam.

Hari jadi Kota Batam diambil dari keluarnya surat mandat pada Raja Isa atau Nong Isa sebagai pemegang kekuasaan wakil Kesultanan Riau-Lingga pada 18 Desember 1829.

Oleh. Joni Apero
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra
Palembang, 10 November 2020.
Sumber. Ahmad Dahlan. Sejarah Melayu. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2014.
 
Sy. Apero Fublic