12/10/2020

Sejarah Hari Jadi Kota Batam

Apero Fublic.- Batam adalah sebuah Kotamadia di Provinsi Kepulauan Riau. Batam sekarang dikenal dengan daerah industri di Indonesia. Kota Batam termasuk kawasan yang sangat pesat kemajuaannya. Karena menjadi sentra industri dan terletak setrategis diantara Selat Malaka dan Selat Singapura. Batam menjadi daerah tujuan pencari kerja di Indonesia setelah Jakarta.

Kota Batam pada awalnya hanyalah wilayah kecil dalam kekuasaan Kesultanan Riau-Lingga. Batam merupakan pulau sepi yang terletak di perairan Selat Malaka. Sehingga menjadi sangat setrategis untuk wilayah Industri.

Semasa Kesultanan Riau-Lingga dipimpin oleh Sultan Abdul Rahman Muazam Syah I dan Yang Dipertuan Muda VI Raja Jakfar pada 18 Desember 1829 atau 22 Jumadil Akhir 1245 Hijrah,  memberikan kuasa untuk memimpin daerah pulau Batam sekarang kepada Nong Isa.

Nong Isa atau Raja Isa adalah bangsawan keturunan Melayu Bugis. Nong adalah nama panggilan sewaktu kecil atau nama kecil beliau. Kata nong dalam terminologi Melayu adalah anak sulung.

Raja Isa atau Nong Isa adalah putra sulung Yang Dipertuan Muda V Raja Ali Ibni Daeng Kamboja ibni Daeng Parani. Setiba di Pulau Batam Nong Isa atau Raja Isa membangun sebuah kampung bersama kaum kerabat Melayu dan Bugis. Kemudian kampung bernama Kampung Nongsa atau kampung Nong Isa.

Dari Kampung Nongsa, Raja Isa memulai menata pemerintahan di Pulau Batam atau Nongsa. Pembukaan perkebunan dan terus berdatangan masyarakat dari daerah lain. Sehingga daerah Nongsa terus menjadi ramai. Sepeninggal Raja Isa atau Nong Isa pada tahun 1831. Kampung Nongsa dan Pulau Batam telah terbentu tiga wilayah Pemerintahan sebagai wakil Yang Dipertuan Muda X Raja Muhammad Yusuf al-Ahmadi.

Meliputi wilayah Nongsa dan sekitarnya yang wilayahnya dipisahkan oleh Sungai Ladi dan sampai ke Pantai Utara Batam. Ke sebelah Timur sepanjang pantai sampai ke Kampung Bagan dekat Sungai Duriangkang, Kangboi, dan Sungai Asiamkiang.

Bagian wilayah kedua adalah Pulau Bulu meliputi seluruh wilayah selain Nongsa di Pulau Batam. Ditambah Pulau Galang, Rempang, Tanjung Sauh, Setokok, Bulan, Bulang, Bulang Kebam, Lamba, Sambu, dan Belakangpadang.

Wilayah ketiga adalah Wilayah Sulit, yang meliputi Pulau Cembol, Kepala Jeri, Kasu, Telaga Tujuh, Geranting, Mecam, Sugi, Moro, Kateman, dan Durai. Kelak pada masa berikutnya dalam Pemerintahan Kolonial Belanda dari ketiga wilayah itu dilebur menjadi dua bagian wilayah yang dipimpin oleh Amir. Seorang Amir (pemimpin) berkedudukan di Pulau Bulu dan seorang berpangkat Kepala yang berkedudukan di Nongsa.

Pada masa awal kemerdekaan Pulau Batam dan sekitarnya menjadi kecamatan dan pusat pemerintahannya di Pulau Buluh, kemudian pindah ke Pulau Belakangpadang. Sekarang Pulau Batam sudah menjadi sebuah Pemerintahan Kota atau Kotamadia Batam.

Hari jadi Kota Batam diambil dari keluarnya surat mandat pada Raja Isa atau Nong Isa sebagai pemegang kekuasaan wakil Kesultanan Riau-Lingga pada 18 Desember 1829.

Oleh. Joni Apero
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra
Palembang, 10 November 2020.
Sumber. Ahmad Dahlan. Sejarah Melayu. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2014.
 
Sy. Apero Fublic

0 komentar:

Post a Comment