PT. Media Apero Fublic

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada bidang usaha Publikasi dan Informasi dengan bidang usaha utama Jurnalistik.

Buletin Apero Fublic

Buletin Apero Fublic adalah buletin yang mengetengahkan tentang muslimah, mulai dari aktivitas, karir, pendidikan, provesi, pendidikan dan lainnya.

Penerbit Buku

Ayo terbitkan buku kamu di penerbit PT. Media Apero Fublic. Menerbitkan Buku Komik, Novel, Dongeng, Umum, Ajar, Penelitian, Ensiklopedia, Buku Instansi, Puisi, Majalah, Koran, Buletin, Tabloid, Jurnal, dan hasil penelitian ilmiah.

Jurnal Apero Fublic

Jurnal Apero Fublic merupakan jurnal yang membahas tentang semua keilmuan Humaniora. Mulai dari budaya, sejarah, filsafat, filologi, arkeologi, antropologi, pisikologi, teologi, seni, kesusastraan, hukum, dan antropologi.

Majalah Kaghas

Majalah Kaghas, meneruskan tradisi tulis tradisional asli Sumatera Selatan.

Apero Fublic

Apero Fublic, merupakan merek dagang PT. Media Apero Fublic bidang Pers (Jurnalistik).

Apero Book

Apero Book merupakan toko buku yang menjual semua jenis buku (baca dan tulis) dan menyediakan semua jenis ATK.

Buletin

Buletin Apero Fublic merupakan buletin yang memuat ide-ide baru dan pemikiran baru yang asli dari penulis.

11/09/2019

Atfecs: Penyakit Masyarakat Pemakan Kotoran Sosial.

Apero Fublic.- Atfecs adalah  suatu penyakit sosial masyarakat. Sering juga di sebut dengan kelompok manusia-manusia pemakan kotoran sosial. Atfecs diambil dari dua kata dalam bahasa Inggris, ate dan fecesAte yang bermakna makan atau memakan. Sedangkan kata feces adalah kotoran manusia atau tinja.

Zaman sekarang penyakit ini menyerang hati dan pemikiran manusia. Para pengidapnya terdiri dari bermacam-macam kelompok masyarakat. Terdiri dari berbagai profesi dan tingkatan. Penyakit ini sangat merusak dan salah satu penyebab akutnya korupsi di Indonesia. Berikut ulasannya.

Misalnya dia seorang kepala Dinas   di suatu departemen. Gaji bulanannya sepuluh juta. Kemudian dia ingin terlihat berhasil dan hebat. Ingin memenuhi kebutuhan yang banyak dalam waktu yang cepat. Kebutuhan misalnya beli mobil anak-anaknya, henpon anak-anak yang mahal, kebutuhan makan yang mewah.

Semua itu, bentuk dari keinginan terlihat kaya. Itulah yang menyebabkan orang-orang tersebut mengidap penyakit atfecs atau parasit pemakan kotoran sosial masyarakat. Misalnya ada keluarga si kepala dinas yang ulang tahun. Kemudian makan keluar dan menghabiskan uang tiga sampai empat juta untuk sekali makan saja. Belum lagi untuk membeli hadiahnya.

Atau makan keluar dengan keluarga dengan hura-hura. Sehingga dia bangga dilihat khalayak ramai bahwa dia orang kaya dan orang sukses. Di dalam hatinya berkata, "aku ini seorang kepala dinas loh." Tapi apakah dia sukses!!! Tidak, dia sedang bermain teater sendiri. Sutradara sendiri, panggung sendiri dan menulis sekenario sendiri.

Dari mana si kepala dinas ini mencari untuk uang-uang tersebut. Gajinya hanya sepuluh juta sebulan. Belum biaya-biaya yang lainnya. Tanpa gaya-gaya demikian dia merasa bukan kepala dinas. Untuk memenuhi gaya-gayanya tersebut. Maka dia mencari jalan pintas. Misalnya, minta Pe dari kontraktor dari proyek-proyek. Menunda SK pegawai honorer dan meminta uang saat mau menjadi PNS. Atau jual beli jabatan istilahnya, dan sebagainya.

Penyakit atfecs ini menyebar kemana-mana. Dimana paham materialisme dan simbol-simbol meningkat. Manusia menjadi homoriaisme yang melampaui batas. Homoriaisme adalah manusia yang gila pamer-pamer dan suka dipuji-puji, olok-olok tentang diri sendiri. Padahal semua penghasilannya mendapatkannya sangat kepayahan dan haram.

Dari korupsi, kreditan, ngutang, sampai menipu dan kadang juga mencuri. Kita lihat misalnya seorang individu polisi nakal yang mencari-cari kesalahan sepeda motor. Lalu pura-pura mau menilang dan mengajak damai. Itulah salah satu cara menipu dan berbarengan dengan korupsi. Untuk apa uangnya, untuk jadi kaya atau terlihat sukses.

Pengidap penyakit atfecs bisa jadi orang miskin yang pura-pura kaya. Atau orang yang sedikit punya kelebihan. Misalnya seorang yang tinggal di kota pulang kampung dia menipu penampilan agar terlihat sukses. Orang yang sedikit punya kedudukan misalnya dia seorang individu Polisi, TNI, DPR Pusat atau Daerah.

Seorang dosen, seorang bupati, gubernur, mentri, PNS, dokter, sarjanah dan sebagainya. Dikalangan swasta juga demikian. Tidak lepas dari penyakit atfecs tersebut. Misalnya dia seorang stap disebuah perusahaan.

Karena ingin terlihat berhasil dan sukses di tengah masyarakat. Maka dia tidak suka lagi makan makanan tradisional. Menurutnya kampungan sedangkan dia di kota dan seorang stap perusahaan terkenal. Tapi beberapa tahun lalu dia, atau ayahnya, mungkin juga kakeknya dari kampung.

Sehingga dia hanya mau makan makanan yang mahal-mahal, ditempat terlihat mewah, ikut gaya-gayaan. Sehingga keuangan mereka habis oleh gaya-gayaan tersebut. Lupa masah depan lebih baik, lupa bayar pajak sepeda motor, lupa nyumbang panti asuhan, lupa membantu keluarga yang kesusahan, dan sebagainya.

Demikianlah sedikit gambaran para pengidap penyakit atfecs  atau para pemakan kotoran sosial. Pengidap penyakit atfecs juga korban sinetron, loh. Mereka mencontoh gaya-gaya peran orang kaya disinetron-sinetron. Padahal itu cuma cerita yang di tulis oleh penulis atau kreasi sutradara.

Tidak masalah kalau kamu memang mampu. Tidak masalah kalau kamu memang perlu. Tidak masalah kalau tidak menilai semua itu sebagai tanda keberhasilan. Tidak masalah kalau tidak ada niat ingin terlihat kaya.

Tidak masalah kalau tidak merasa tinggi dan hebat. Tidak masalah kalau tidak meremehkan orang lain. Tidak masalah kalau kamu biasa saja dan menilai sama rata. Lagi ada uang cukup makan ke tempat mewah. Lagi keuangan sulit makan di warung biasa. Membumi dan melangit jadi anda tidak perlu bersandiwara.

Dalam urusan kuliner tersebut penyakit atfecs ini biasanya merendahkan, seumpama gado-gado. Penjual gado-gado ibu-ibu di warung sederhana. Kamudian membandingkan dengan KFC dan merasa lebih bangga makan di sana.

Padahal KFC itu cuma ayam goreng dan nasinya hasil tanaman orang kampung. Juga ayam KFC hasil ternakkan orang kampung. Sausnya juga tomat dan cabai yang ditanam orang kampung. Kalau kamu seorang laki-laki dan punya calon istri.

Coba uji ajak makan di warteg. Lihat, apakah dia mau atau dia hanya terpaksa dan merasa malu. Itu berarti dia seorang wanita pengidap penyakit pemakan kotoran sosial, atfecs. Sulit anda memenuhi gaya hidupnya nanti kalau ganji anda masih pas-pasan. Korupsi  nanti kalau kamu jadi seseorang.

Kalau si pengidap atfecs belanja di pasar tradisional menawar dan takut sekali dibohongi pedagang kecil, merasa pintar dan merasa kelas tinggi. Kalau belanja di supermaket, misalnya membeli sayur kangkung tidak nawar karena sudah bertarip. Karena dia pengidap penyakit sosial atfecs kembaliannya di sedekahin ke kotak amal di sebelah kasir.

Itulah orang-orang pemakan kotoran sosial atau pengidap penyakit atfecs. Coba nilai dirimu, apakah termasuk pemakan kotoran sosial atau pengidap penyakit atfecs. Sederhana kenapa sihhh...!!!. Tak perlu sandiwara kenapa sihhh..!!!! Membumi dan melangit aja lah. Tak perlu terlihat sukses kalau kamu memang sukses. #Salam Revolusi Biru.

Oleh. Joni Apero.
Editor. Selita. S.Sos.
Palembang, 10 November 2019.

Sy. Apero Fublic

11/07/2019

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

APERO FUBLIC.- Pada zaman dahulu, keadaan bumi belum seperti sekarang. Seiring zaman bumi selalu berubah-ubah dengan kejadian-kejadiannya. Hutan-hutan masih sangat lebat di manapun, bahkan di kawasan Timur Tengah yang tandus masih ditutupi hutan lebat. Sungai Musi pada waktu itu belum memiliki banyak anak sungai. Baru berupa sungai panjang membentang. Mengalir dari kaki Bukit Barisan munuju Selat Malaka.

*****

Tersebutlah sebuah daerah yang sudah di diami oleh sekelompok manusia. Pemukiman mereka namakan dengan Talang. Setiap talang terdiri dari kelompok-kelompok keluarga besar yang dinamakan Tumang. Talang tersebut terletak di sebuah kaki bukit. Sering penduduk talang yang tidak bernama itu memandang ke puncak bukit dari rumah mereka.

Lalu mereka berkata, “lihat hari mau hujan. Mendung tampak di atas bukit.” Begitulah percakapan mereka, sehingga waktu demi waktu bukit tersebut bernama, Bukit Mandung. Karena seringnya mereka berkata demikian. Talang mereka di kaki bukit Mandung. Lama kelamaan, talang tidak bernama itu dikenal dengan nama Talang Mandung.

*****

Sebuah keluarga tinggal di Talang Mandung. Namaya Gurana dan istrinya bernama Nanra. Karena Gurana orangnya sakti, bijaksana, dan berbudi luhur. Oleh penduduk dia diangkat menjadi Datu Talang Mandung, bergelar Datu Puyang Gurana. Karena Gurana orang pertama mendapatkan gelar puyang. Sehingga dikemudian hari dikenal di kenal dengan sebutan Puyang Dulu. Puyang Dulu berarti puyang yang pertama kali atau lebih dahulu memakai gelar puyang.

Puyang Dulu memiliki enam orang anak. Tiga laki-laki dan dua perempuan. Anak pertama dan kedua laki-laki, bernama Kartaju dan Kartaja. Anak ketiga perempuan bernama Kartani. Anak keempat dan kelima laki-laki bernama Rangas dan Ratan. Sedangkan anak bungsu bernama Putri Kuning. Mereka memiliki seekor kucing yang berwarna, belang tiga. Mereka menamakan kucing itu, si Belang. Si Belang selalu ikut Putri Kuning bermain kemana saja.

Suatu pagi, seperti biasa keluarga Puyang Dulu akan pergi ke ladang. Karena musim menanam padi, banyak pekerjaan di ladang. Maka anaknya yang sudah dewasa dimintai bantuan menanam padi. Kartaju, Kartaja dan Kartani ikut membantu. Sementara Rangas, Ratan dan Putri Kuning tetap tinggal di rumah. Mereka masih anak-anak. Ratan dan Rangas yang kembar berumur sepuluh tahun, Putri Kuning delapan tahun.

Sebelum berangkat ke ladang. Puyang Dulu memberi peringatan dan nasihat agar jangan bermain di hutan. Banyak hewan buas dan tidak boleh bermain,  di hutan Bukit Mendung. Sebab di bukit tersebut ada semacam kekuatan gaib, Wujud Kato. Kekuatan tak terlihat yang dapat merubah perkataan seseorang menjadi kenyataan.

“Rangas, Rattan dan Kuning, ingat pesan Bak.” Kata Puyang Dulu, dan ketiganya mengiakan.

Kita semua tahu kalau anak-anak suka berkata-kata hayalan. Nanti mereka berkata-kata yang aneh-aneh. Dikhawatirkan mereka akan berubah sesuai apa yang mereka katakan. Ketiganya mematuhi nasihat sang ayah. Berbulan-bulan telah berlalu kemudian. Sekarang masanya panen, menuai padi di ladang. Kali ini, istri Puyang Dulu juga yang memperingatkan lagi ketiga anak-anaknya.

*****

 

Rangas dan Ratan, jangan main jauh dari rumah. Ingat jaga adik kalian baik-baik. Ibu pulang agak sore, sebab kita sedang menuai padi. Nanti ibu bawakkan tebuh yang manis.” Kata sang ibu sambil mempersiapkan keranjang yang berisi bekal dan air minum. Ratan dan Rangas tampak gembira sekali mendengar akan dibawakan tebuh yang manis.

“Iya Ibu. Kami akan menjaga adik terus sampai kapan pun. Walau pun adik menjadi sungai sekalipun masih akan kami jaga, betulkan Koyong.” Kata Rangas, dengan nada menyakinkan sang ibu. Ratan juga mengiakan sambil memainkan senjata mainan pibang dari kayunya. Terdengar petir menyambar di atas Bukit Mendung, setelah Rangas berkata demikian. Istri Puyang Dulu jadi khawatir. Kemudian anak sulungnya Kartaju berkata.

“Cepatlah Bu, nanti hujan. Kita belum sampai ke ladang. Bak sudah berangkat bersama Kartaja.” Ujarnya.

Mendengar kata-kata Kartaju istri Puyang Dulu berpikir. Lalu kekhawatirannya teralihkan. Mungkin memang hari mau hujan pikirnya. Sepanjang hari itu, istri Puyang Dulu menjadi tidak enak makan. Berkali-kali perkataan Rangas terngiang di telinganya. Waktu berlalu dengan cepat, empat bulan pun telah berlalu.

*****

Rangas, Ratan dan Putri Kuning masih anak-anak. Dunia mereka adalah dunia bermain. Pagi itu, pada awalnya mereka bermain di sekitar rumah saja. Tidak ada maksud bermain jauh. Rangas dan Ratan sangat menyayangi Putri Kuning adik bungsu mereka. Mereka bermain kuda-kudaan dan perang-perangan. Putri Kuning selalu menjadi penunggang kuda. Ratan dan Rangas bergantian menjadi kuda-kuda adiknya. Yang tidak menjadi kuda menjadi harimau-harimau, mengejar.

Mereka tertawa dan bergembira ria. Karena asik bermain mereka lupa sudah berada di pinggir hutan di kaki Bukit Mandung. Si belang yang selalu ikut mereka bertiga, tampak berlompatan kesana kemari. Seakan juga ikut bermain. Sesampai di kaki bukit mereka menemukan seekor anak napu yang cantik dan jinak.

“Napu kecil, jangan lari.” Ujar Kuning, dia kemudian mengejar terus. Ratan dan Rangas ikut mengejar anak napu itu, sekaligus menjaga adik mereka.

“Tangkap, Tangkap.” Teriak mereka dengan riangnya.

Tanpa sadar mereka tiba di atas Bukit Mandung. Karena sudah lama bermain mereka kelelahan dan beristirahat. Rangas merasa sangat haus sekali. Menyesal mereka tidak membawa air minum, katanya. Kemudian mereka bertiga istirahat sambil berbincang-bincang.

“Dimana ada air, Aku haus sekali.” Kata Rangas sambil berkipas-kipas. Dia berkata berceloteh saja, tidak serius.

“Mana ada air, inikan bukit. Air ada di sungai. Sungai pasti ada di bawah bukit." Jawab Ratan.

“Biarlah Kuning yang menjadi sungai. Biar kakak bisa minum sepuasnya. Huppp..hupp..hupp.” Canda Putri Kuning dengan manja. Dia seakan-akan menimbah air lalu dia berikan pada Rangas. Putri Kuning melepas gelangnya lalu dia lemparkan supaya si Belang bermain. Maka si Belang melompat mengejar gelang yang di lempar Putri Kuning.

“Mana bisah jadi sungai. Jadi anak nakal adik Kuning pasti bisa.” Kata Rangas menggoda Putri Kuning. Putri Kuning tertawa riang. Dia berkilah kalau dia tidak nakal, lalu melanjutkan.

“Bisa saja Koyong, kalau sang pencipta berkehendak.” Jawab Putri Kuning lembut. Dia masih anak-anak sehingga semua kata-katanya hanyalah hayalan saja.

“Iyalah, iyalah. Bungsu dilawan.” Kata Rangas. Lalu dia memegang dua kupingnya dan menjulurkan lidahnya. Putri Kuning menjadi tertawa gembira. Karena wajah kakaknya terlihat lucu.

“Pulang saja kita, nanti ibu sudah pulang, pasti marahlah dia.” Kata Ratan.

“Aku nak digendong, Kuning capek.” Kata Putri Kuning manja.

Begitulah percakapan kakak beradik yang sudah melanggar larangan ayah dan ibunya. Dimana mereka tidak boleh bermain jauh dari rumah. Juga tidak boleh bermain di atas Bukit Mandung yang ada kekuatan gaib yang dapat mengubah apa saja yang diucapkan manusia. Alasan Puyang Dulu tepat sekali, karena memang nak-anak suka berkata-kata sesuai hayalan mereka, terutama dalam permainannya.

*****

 

“Wuussss. Wussss.” Tiba-tiba angin bertiup kencang menderu-deru, menggoyangkan pepohonan dan menerbangkan daun-daun kering. Ketiga kakak beradik menjadi takut, bangkit berdiri memulai berjalan pulang. Langkah ketiganya terhenti saat petir menyambar keras, disertai hujan deras yang berkabut.

“Kuning. Kuninggg.” Rangas dan Ratan memanggil-manggil, di antara derasnya hujan. Beberapa waktu kemudian hujan redah, langit pun cerah kembali.

Mereka terkejut ketika melihat dari dalam tanah keluar air berwarna kuning. Tepat dimana Putri Kuning berdiri tadi. Tanah sekitar itu bergetar-getar seperti ada sesuatu yang bergerak dari dalam tanah. Lalu air dengan deras mengalir memancar. Kucing mereka mengeong-ngeong tiada henti. Dari mata air itu kemudian hanyut baju Putri Kuning. Maka menangislah Ratan dan Rangas. Teringat akan pesan ayahnya. Jangan bermain di atas Bukit Mandung.

Ratan mengambil baju Putri Kuning dan dia peluk sambil menangis. Mereka menyesal telah melanggar perintah ayah dan ibunya. Sekarang mereka berpikir bagaimana menghadapi ayah dan ibunya.

“Kita sudah berjanji pada ibu. Kalau kita akan tetap menjaga adik walaupun dia menjadi sungai sekalipun.” Ujar Rangas.

“Benar, kita harus menepati janji. Kasihan adik Kuning sendiri di sini.” Jawab Ratan. Kemudian keduanya meletakkan pakaian Putri Kuning di dekat mata air berwarna kuning yang terus membesar dengan cepat itu. Lalu Ratan dan Rangas duduk di sisi mata air itu. Lalu mereka berkata bersamaan.

“Wahai sang pencipta. Sungguh kuasamu segalahnya. Kami hambamu hanya menerimah dengan relah. Janji kami pada ibu harus ditepati. Jadikan kami penjaga adik. Penjaga adik sepanjang masa. Sampai akhir umur dunia.” Doa mereka berdua. Lalu bernyanyi, diiringi suara petir dan kilat. Hujan lebat seketika, kembali Bukit Mandung diselimuti kabut.

“Ratan dan Rangas kakak beradik.
“Kakak kembar Putri Kuning.
“Biar bagai mana tetap adik beradik.
"Saudara tak terpisahkan jua.
“Penjaga adik Putri Kuning.
“Adik bungsu yang manja.
“Adik kecil yang disayang.
“Ayah dan ibu maafkan kami.
“Kakak-kakak selamat tinggal.

Mereka bernyanyi berulang-ulang. Nyanyian menghilang saat kabut juga menghilang. Di tempat duduk Ratan dan Rangas telah tumbuh sebatang pohon yang tumbuh cepat secara ajaib. Kemudian ada semacam tumbuhan merambat berduri melingkari pohon itu. Di dahan pohon itu tersangkut baju Rangas. Sedangkan tumbuhan merambat yang membelit pohon tergantung baju Ratan. Si Belang mengeong-eong beberapa kali. Lalu pulang ke rumah, berlari cepat menuruni Bukit Mandung.

*****

Sementara itu, di rumah mereka. Ayah, ibu, dan kakak-kakak mereka sibuk mencari. Bertanya pada warga talang satu persatu. Namun tidak ada yang tahu. Ada yang bilang terakhir melihat mereka bertiga bermain kuda-kudaan di samping rumah. Tapi kemudian menghilang dan entah kemana. Puyang Dulu dan Istrinya menjadi khawatir kalau anak-anaknya bermain ke atas bukit. Tapi mereka mencoba berharap yang terbaik. Warga berkumpul dan menyarankan untuk mencari bersama-sama.

Dalam panik itu, si belang mereka pulang. Ada gelang rotan milik Putri Kuning di mulutnya. Kartani langsung menggendong si belang kesayangannya. Lalu dia mengambil gelang itu dari mulut kucingnya. Mereka mengenali kalau itu gelang milik Putri Kuning. Setelah gelang diambil dari mulut si belang. Kucing itu, mengeong-ngeong terus dan gelisa.

Kemudian si Belang melompat dari pangkuan Kartani. Lalu berlari ke arah Bukit Mandung. Berhenti dan menoleh ke Puyang Dulu dan Istrinya, lalu menoleh ke Kartani, Kartaju, dan Kartaja bergantian. Si Belang mengeong kembali dengan keras. Si Belang memberi isyarat agar mengikutinya. Maka, Kartani dan keluarganya mengikuti si Belang dari belakang. Warga juga mengiringi mereka ke Bukit Mandung. Dari jauh mereka telah mendengar suara gemericik deras air mengalir. Aneh dan ajaib, ada aliran air dari atas bukit, pikir mereka. Padahal dahulu tidak ada sungai.

Beberapa saat kemudian, sampailah mereka di dekat mata air berwarna kuning, dan pohon yang dilingkari tumbuhan merambat berduri. Berkat petunjuk si Belang. Mereka menemukan tempat Rangas, Ratan, dan Putri Kuning berada tadi. Ada baju Putri Kuning tergeletak di dekat mata air.

Baju Ratan tergantung di tumbuhan melingkar berduri. Sedangkan baju Rangas menggantung di dahan pohon. Maka mengertilah Puyang Dulu, Istrinya, dan semuanya kalau ketiga anaknya itu telah berubah wujud. Menjelma menjadi mata air besar itu, menjadi pohon dan menjadi tumbuhan merambat. Istri Puyang Dulu teringat kata-kata Rangas berbulan-bulan lalu.

"Ibu, kami akan selalu menjaga adik, walaupun dia menjadi sungai sekalipun."

Istri Puyang Dulu menangis sepanjang hidupnya. Dia sering berada di dekat mata air, duduk bersandar pada  batang pohon yang dirambati pohon berduri.

*****

Suatu malam Puyang Dulu bermimpi bertemu dengan ketiga anak-anaknya. Mereka meminta maaf karena telah melanggar larangan ayahnya. Kelak dihari akhir kita akan bertemu lagi ayah, kata mereka bertiga. Sementara gemuruh aliran air yang semakin deras terdengar dari Talang Mandung. Derasnya arus air terus menerus mengikis tanah dan merobohkan pohon-pohon dan menghanyutkan apa yang diterpanya. Aliran terus menerus ke hilir dan terbentuk semacam parit panjang.

Mata air yang terus menerus mengalir dan membesar itu. Dalam waktu lima tahun saja menjadi sebuah sungai besar bermuara ke Sungai Musi. Karena air sungai baru itu berwarna kuning mirip air yang keruh. Maka orang Talang Mandung menamakannya, Sungai Keruh. Pohon jelmaan Rangas mereka namakan Pohon Rengas. Sedangkan tumbuhan merambat yang melingkari Pohon Rengas mereka namakan Rotan.

Rengas menciptakan akar yang besar bergulung-gulung disertai gambut kecil. Sehingga tebing sungai menjadi kuat. Selain itu, akar-akarnya menjadi sarang ikan, labi-labi, udang, kepiting, keong dan siput. Akar rotan yang tumbuh berumpun juga demikian menguatkan tebing sungai.

Pohon rengas dan rotan berkembang biak dengan buah. Buah pohon rengas masak pada musim banjir. Kemudian buah-buah jatuh ke air. Lalu hanyut terbawa arus kemana-mana. Buah rengas terdampar dimana saja. Disekitar banjiran, di tebing sungai, rawa-rawa dan lainnya, dan tumbuh. Tersebarlah pohon rengas di muka bumi.

*****

Sungai Keruh, Pohon Rengas dan Rotan adalah jelmaan anak Puyang Dulu. Sehingga Puyang Dulu kemudian bersumpah atas nama Penguasa Alam.

“Barang siapa dari anak manusia atau anak cucuku, yang meracuni sungai-sungai, terutama meracuni Sungai Keruh. Menangkap ikan dengan cara tidak dibenarkan hukum. Menebang pohon rengas tanpa alasan yang baik. Seperti untuk bisnis, membuat rumah, karena membuka ladang. Maka Aku sumpahi kehidupannya tidak akan menjadi orang berhasil dan hidupnya tidak akan pernah selamat.” Bunyi sumpah Puyang Dulu sambil mencabut pibang saktinya. Kemudian terdengar kilat dan petir pertanda kekuatan gaib di atas Bukit Mandung menyetujui. Kekuatan wujud kato bersarang dalam sumpah Puyang Dulu.

*****

Untuk mengobati kerinduan pada tiga anaknya Puyang Dulu suka berperahu menyusuri Sungai Keruh. Ditemani anak-anak laki-lakinya. Kadang Kartaju, terkadang Kartaja. Dia bahagia melihat Pohon Rengas dan Pohon Rotan yang tumbuh subur. Suatu hari dia berperahu kehilir ditemani oleh Kertaju. Juga diikuti beberapa tetangganya.

Menjelang soreh Puyang Dulu merasa capek dan pusing. Maka mendaratlah mereka ke daratan, untuk beristirahat. Maklumlah Puyang Dulu sekarang sudah tua renta. Perahu ditambatkan dan mereka berkemah di sana. Ternyata sakit Puyang Dulu bertambah parah. Kemudian Puyang Dulu meninggal dunia. Jasad beliau dimakamkan tidak jauh dari tebing Sungai Keruh.

Entah apa yang terjadi, makam Puyang Dulu tumbuh meninggi. Sehingga menyerupai tanah tumbuh. Kartaju akhirnya pindah ke dekat makam Puyang Dulu bersama keluarganya. Kelak tempat mereka menjadi sebuah talang. Talang mereka namakan Talang Kartaju. Kartaju pun juga menjadi Datu diangkat penduduknya. Untuk mengenang ayahnya Datu Kartaju setiap tahun mengadakan sedekah rame.

Kartaju mengundang semua penduduk yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Keruh. Sehingga semua datang bersama-sama dan ramailah acara sedekahan di Talang Kartaju. Penduduk zaman dahulu kalau datang ke tempat hajatan orang selalu membawa banyak makanan. Dari waktu ke waktu kebiasaan itu terbentuk, dan dikenal dengan Sedekah Rami. Sampai sekarang sedekah rami masih dilaksanakan masyarakat di Desa Kertayu dan dikunjungi oleh masyarakat di seluruh Kecamatan Sungai Keruh.

Jangan meracuni sungai, dan mari kita jaga pohon rengas, rotan dan pohon-pohon yang berada di tebing sungai agar terhindar dari sumpah Puyang Dulu.” Kata orang tua-tua dahulu.


Oleh. Joni Apero.
Editor. Selita. S. Pd.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang,   November 2019.
Sumber cerita rakyat: Di sarikan dari cerita-cerita orang tua di Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Sy. Apero Fublic

Fakta-Fakta Jalan Cerita Sinetron di Indonesai


Apero Fublic.- Kamu suka menonton sinetron di televisi-televisi swasta di Indonesia. Atau memiliki sinetron kegemaran sendiri. Selama menonton sinetron-sinetron tersebut, adakah yang memberikan kesan cerita yang baik dalam kehidupan sosial, menurut anda.

Atau dalam jalan cerita sinetron sesuai dengan keadaan sosial budaya masyarakat di Indonesia. Hal yang harus digaris bawahi adalah. Catatan: jangan mengumpamakan sinetron dengan kehidupan nyata kita. Karena sinetron hanyalah cerita-cerita rekaan penulis skenario dan sutradara.

Mereka membuat sinetron sedang berbisnis. Jadi, sinetron bukan contoh kehidupan nyata. Jangan sampai anda membawa cara-cara sinetron ke dunia nyata. Apalagi sampai meniru-niru adegan-adegan di dalam sinetron. Banyak orang-orang meniru adegan di dalam sinetron. Sehingga di dunia nyata mereka menjadi lebay dan over akting.

Sintron hanyalah hiburan bukan tuntunan. Hampir semua sinetron di Indonesia jalan cerita itu-itu saja. Hanya berbeda peran dan cenal televisinya saja. Berikut ini, beberapa fakta-fakta jalan cerita sinetron-sinetron di Indonesia. Miskin kreativitas, miskin adab dan budaya, dan bukan tontonan baik untuk anak-anak.


1. Rebutan Harta.
Sinetron Indonesia selalu bercerita tentang sebuah keluarga rebutan harta. Misalnya adegan ibu tiri yang jahat ingin menguasai harta suaminya. Dia tidak ingin harta itu jatuh ketangan anak suaminya sedikitpun. Sehingga dalam jalan cerita selalu membahas itu-itu saja. Dari mencuri sertifikat, menghasut, intrik, lalu menyiksa atau berencana membunu dengan pembunuh bayaran, dengan racun. Kadang ada juga yang meracun kemudian terminum oleh anaknya sendiri. Lalu menyalakan anak tirinya.

Ada juga jalan cerita anak tertua merebut semua harta dan adik-adiknya tidak di kasih sedikitpun. Kemudian adik-adiknya juga berusaha melawan dan mencari-cari cara merebut harta juga. Pokoknya rebutan harta menghabiskan jalan cerita sinetron. Akhir cerita yang jahat mati kena azab. Ngakak-kan. Tema rebutan kadang bukan cuma masalah harta, tapi masalah cinta.

Merebut suami orang karena harta, merebut istri orang karena harta. Merebut tunangan orang karena harta, atau pacar orang karena harta. Para penulis skenario jelas-jelas orang yang tidak mengerti budaya Indonesia dan berpaham materialistik. Sehingga sangat dibuat-buat namun sangat merusak jalan pemikiran masyarakat kota. Merusak citra Indonesia di dunia perfileman. Tidak ada sinetron yang jalan ceritanya dibuat menurut standar kesusasteraan Indonesia.


2. Percintaan.
Dalam jalan cerita sinetron Indonesia hampir setengah jalan cerita habis mengurus urusan cinta. Kadang sinetron Indonesia juga mengisyaratkan berbuat zina walau tidak di tampilkan. Namun otak kecil penonton menangkap isyarat tersebut. Permasalahan cinta tidak ada habis-habisnya. Sehingga kehidupan dalam sinetron hanyalah dunia cinta. Hancur karena cinta, putus asah karena cinta. Sakit keras karena cinta. Menderita karena cinta, dan sebagainya.


Mulai dari cinta bertepuk sebelah tangan. Cinta segi tiga, cinta terlarang kemudian selingkuh dan berzina. Istri orang bermain serong dan bercerai. Selain itu, dalam dunia cinta sering menampilkan adegan ranjang walau tidak menampilkan adegan perzinahan.

Tapi orang sudah menangkap kalau mereka itu saat mati lampu akan berzina. Pokoknya hampir semua urusan, tema apa saja, urusan cinta setengah dari jalan cerita. Sehingga sinetron mirip dongeng anak-anak. Kalau cemburu sangat ditampakkan. Seperti mengamuk, menangis tersedu-seduh, tidak mau makan, marah-marah. Terlihat seperti anak-anak umur lima tahun, atau diistilahkan lebay.

Padahal orang cemburu hanya terlihat pada raut wajahnya saja. Kemudian dia merasa sedih dan berusaha menutupi. Kalau dia ingin mengeluarkan emosi. Biasanya hanya menyendiri atau mendengar lagu-lagu. Barulah ada air mata menetes sebutir.


Jauh berbeda dengan sinetron luar. Misalnya sinetron tentang watak orang keras kepala. Di sepanjang jalan cerita dia mendapat kerugian, jauh dari kata baik. Kemudia dari  gara-gara keras kepalanya banyak menemui kesulitan hidup.

Keras kepalanya membuat dia buta mata hati, dan lainnya. Kisah cinta memang tidak dapat dipisahkan. Tapi jalan cerita tentang cinta hanya sepuluh sampai limabelas persen saja dari jalan cerita. Dalam cerita dan kata-kata banyak nasihat dan kebijakan. Selayaknya kehidupan normal manusia dan tidak terlalu dibuat-buat.

Sinetron luar menampilkan kreatifitas besar dengan mengangkat cerita yang baik. Seumpama sinetron tentang seorang gadis berjuang dalam kemiskinan dan merawat ibunya. Sehingga jalan ceritanya penuh penderitaan dan ketabahan. Wajar kalau dia jatuh cinta. Tapi cerita cinta tersebut tidak mendominasi jalan cerita seperti sinetron Indonesia.


3. Tahayul.
Tahayul adalah suatu paham pemikiran yang percaya dengan hal ghaib aneh, keberadaan hantu, jin, roh, yang ditranspormasikan kedalam dunia nyata yang dikarang-karang, diduga-duga, dibuat-buat oleh manusia. Sehingga muncul bualan yang tidak logis dan tidak berdasar.

Sinetron Indonesia selalu mengusung tentang tahayul seperti ini. Misalnya dalam cerita sintron orang jahat menggunakan jasa dukun untuk berbuat jahat. Orang mati kemudian menjadi arwa penasaran, gentayangan. Atau memang memproduksi sinetron-sinetron yang bertema tahayul, misalnya sinetron kafir, atau sinetron Azab, Taubat dan lainnya.

4. Menunjukkan Gelagat.

Menunjukkan gelagat pada penonton. Sinetron Indonesia akting jahatnya selalu ditampakkan. Menandakan pemikiran orang Indonesia masih sangat rendah. Dalam hal ini, misalnya pemeran antagonis sedang berencana jahat. Dalam adegan dia menampakkan pada penonton gelagat jahat. Misalnya mata didelik-delikkan. Mengangguk-angguk dan bibir dimonyong-monyongkan.

Kemudian terdengar suara-suara gaib. Maksudnya suara hati si jahat dari dalam hati. Hanya sinetron Indonesia kata-kata di dalam hati manusia dapat didengar. Sangat jauh berbeda dengan sinetron-sinetron luar dimana sikap, sifat, tindakan adegan halus dan membedakan manusia jahat dari kata-kata dan cara bertingkah laku keseharian. Sehingga terkesan tidak kaku dan di buat-buat.


4. Penonton Jadi Sutradara.
Penonton jadi sutradara disini adalah dimana penonton sudah dapat menerkah jalan cerita kedepannya. Misalnya dalam adegan cerita si miskin yang terlunta-lunta. Nanti akan menjadi orang yang sangat kaya raya. Kemudian yang menghinanya dulu menjadi miskin dan ditolong oleh orang yang dia hina dulu. Lalu si penghina dulu menjadi baik dan berteman dengan si miskin sebelumnya. Atau juga si miskin menjadi kaya. Kemudian dia menjadi sombong dan menjadi miskin lagi.

Dalam urusan percintaan misalnya dalam adegan sinetron si miskin dihina oleh pacar kaya seorang gadis yang dia sukai. Namun si gadis akhirnya mencintai si miskin dan dia putus dengan pacar kayanya. Kemudian si miskin mendadak kaya dan membeli perusahaan si penghina dahulu. Penonton sinetron tidak khawatir lagi dalam menonton adegan genting. Sebab saat genting itu selalu ada yang datang menolong atau membantu. Begitulah, sinetron Indonesia belum selesai sudah dapat diterkah oleh penontonnya.


5. Adegan Atau Isyarat Tidak Senono.
Sinetron Indonesia dibuat secara cepat dan pesanan kilat. Mengapa demikian, karena dalam jalan cerita tidak terlihat dari alur cerita menghantar penonton ke maksud dan tujuan. Semua jalan cerita praktis dan langsung. Dalam adegan jalan cerita tidak banyak keterhubungan yang luas.

Tidak ada dialog-dialog yang masuk akal dan bijak. Sehingga dalam mencari ketenaran, kemegahan di dalam cerita maka dimunculkan adegan-adegan tidak senono atau melampaui batas.  Misalnya seks tidak sehat. Perzinahan dan perselingkuhan. Atau menyajikan kejahatan-kejahatan yang melampaui batas-batas kemanusiaan.


Misalnya, dalam jalan cerita seorang anak kurang ajar pada orang tuanya. Alasan kurang ajar tersebut biasanya karena hal kecil. Seumpama si anak meminta uang untuk poya-poya sedangkan mereka miskin. Tidak diberikan ibunya lalau marah dan memukul ibunya.

Padahal ibunya adalah seorang buru cuci atau pedagang kecil. Dalam akal manusia jahat sekalipun, anak-anak akan tahu soal ekonomi keluarganya. Dia tahu hitungan uang dari hasil upah mencuci ibunya. Yang makan saja tidak cukup. Di dalam adegan si anak buru cuci memaksa ibunya memberikan uang yang banyak. Itukan cerita tidak masuk akal, bagaimana si ibu memenuhi.

Ketika uang tidak dapat diberikan. Lalu sang anak memukul ibunya. Atau berbuat nekad, misalnya menjual diri, memakai narkoba, mabok-mabokkan, dan jadi geng. Itukan tidak masuk akal sekali. Kalau di dalam jalan cerita, misalnya mereka hidup sebagai orang kaya.

Anaknya tumbuh menjadi orang manja dan semua keinginannya selama ini dituruti. Kemudian mereka bangkrut. Karena usahanya terbakar dan tidak ada ansurasi aset mereka. Sehingga mereka menjadi sangat miskin. Anaknya yang tumbu menjadi anak manja. Kemudian berlaku kurang baik.

Lalu dia mempertahankan sikap manjanya karena dia merasa keluarga masih ada uang, seumpamana tabungan. Tapi tanpa sepengetahuan anaknya tabungan tersebut juga sudah habis membayar tunjangan karyawan. Ceritanya masih dapat dibenarkan. Sebab alur, tokoh, watak, paham itu tidak dibuat-buat menemui alurnya.


Pernah ada jalan cerita dalam sinetron Indonesia yang tayang setiap sore. Jalan ceritanya, seorang laki-laki dan seorang wanita berteman lalu bekerja sama dalam rencana jahat. Setelah sepakat dengan akan jahat keduanya. Lalu si laki-laki berkata, “Malam ini kamu jadi milik aku ya. “Malam ini kamu jadi milik aku ya!!.

Dalam adegan ini mengisyaratkan prilaku ingin berbuat tidak senono, yaitu berzinah. Sinetron ditonton semua generasi anak bangsa. Hal tersebut memberi pengaruh pree seks dan wanita tidak lagi mempermasalahkan harga diri dan kehormatannya sebagai wanita. Menunjukkan pemproduksi dan penulis cerita sinetron itu adalah penjahat sosial dan bukan orang yang beriman.


6. Mendadak.
Sinetron Indonesia selalu serba mendadak, mendadak baik, mendadak jahat, mendadak cinta dan mendadak insyaf. Dalam mendadak cinta misalnya sekali bertemu saja, lalu berpandangan mata dan jatuh cinta. Dalam kehidupan nyata tidak pernah wanita mendadak cinta.

Butuh proses dan rasa nyaman dulu baru bisa cinta, ngakakkan. Sinetron di Indonesia dapat menjadi kaya mendadak dan dapat miskin mendadak. Orang yang miskin dengan usaha sedikti tiba-tiba sudah punya segalahnya. Baru masuk kerja sudah menjadi orang nomor satu di perusahaan. Orang yang sangat kaya raya, tiba-tiba bangkrut dan menjadi sangat miskin.

Karena semua hartanya disita oleh bank. Dari rumah, mobil, dan semua rekening bank di blokir, tinggal baju di badan saja. Berati peran itu bukan peran orang kaya, tapi peran orang banyak hutang dan kredit. Begitulah sinetron di Indonesai, hampir semua jalan kebangkrutan usaha diikuti dengan bank menyita seluruh hartanya.


Apakah anda penikmat sinetron Indonesia atau penghobi sinetron semacam itu. Maka kehidupan anda tidak jauh-jauh dari urusan sandiwara-sandiwara yang ada di dalam sinetron. Ingat, sinetron itu hanya hiburan, bukan tuntunan.

Oleh. Joni Apero.
Editor. Desti. S.Sos.
Palembang,   November 2019.

By. Apero Fublic