-->
Search
24 C
en
  • Penerbit MAF
  • Apero Book
  • JAF
  • LinkedIn
APERO FUBLIC
Terbitkan Artikel Anda
  • Apero Fublic
  • Popular
    • Politik
    • Ekonomi
    • Fotografi
    • Dunia Anak
    • Sosial & Masyarakat
  • Apero Fublic
  • Women
    • Women
    • Tokoh Wanita
    • Skil Wanita
    • Ibu dan Anak
    • Pendidikan & Kesehatan Wanita
  • Gatget
    • Video
  • World
  • Video
  • Featured
    • Penyakit Masyarakat
    • About
    • e-Galeri
    • Post Search
    • Daftar Kata
    • Peribahasa
    • Antologi Puisi INew
    • Antologi Puisi IINew
  • Find
    • Download Artikel
    • Download Feature
    • Andai-Andai
    • Post All
    • Flora Pangan
    • Fauna
    • Picture IndonesiaNew
    • Kamus Bahasa MusiNew
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Brand
    • Sport
    • Fashion
    • Fitness
    • Sunset-Sunrise
    • HijrahNew
    • NasihatNew
APERO FUBLIC
Search

Ruang Sponsor Apero Fublic

Ruang Sponsor Apero Fublic
Home Dongeng ANDAI-ANDAI: Ragata dan Tiga Suban Nama.
Dongeng

ANDAI-ANDAI: Ragata dan Tiga Suban Nama.

PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic
24 Jun, 2019 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp








APERO FUBLIC.- Waktu kecil Aku pernah ikut nenek menengok seorang kerabat yang baru selesai melahirkan.

“Berilah nama anakmu, nanti suban nama datang dan memberikan nama yang tidak baik pada anakmu.” Kata nenek. Kerabat itu tidak menanggapi dengan serius. Lalu nenek bercerita andai-andai pada kami. Sehingga dengan cepat mereka memberi nama pada anaknya yang baru lahir.

*****

Tersebutlah sebuah talang orang Melayu yang damai. Talang kecil berhuni tujuh puluh rumah. Talang tersebut bernama Talang Meranti. Penduduk menamakan Talang Meranti, karena saat membuka Talang dahulunya banyak terdapat pohon meranti. Terletak tidak jauh dari aliran Sungai Keruh.

Disuatu sore yang cerah, seorang pemuda berumur dua puluh lima tahun, sedang membelah kayu bakar di belakang rumahnya. Beberapa orang adiknya bermain di pekarangan rumah. Ibu dan adik perawannya sibuk memasak di dapur. Sedangkan sang ayah sedang sibuk mengolah bambu untuk dijadikan bubu, di serambi dapur. Seekor elang terbang berputar-putar di angkasa. Dan ayam jantan berkokok bersahut-sahutan. Angin berhembus menggoyangkan dedaunan kelapa yang tumbuh subur di samping rumah. Seekor tupai berlompatan di dahan-dahan pohon duku, dan pepohonan buah lainnya.

“Crakkk. Caraakk.” Suara kayu bakar terbelah.

Suara kapak beradu memecah kayu bakar. Keringat membasahi tubuh, menetes dikeningnya. Telah banyak mendapat kayu bakar. Menjelang sore dia istirahat melepas lelah. Di jalanan talang ramai orang pulang dari ladang, dan perempuan pulang pergi mandi di sungai.

Malampun mulai merayap, suasana gelap gulita di Talang Meranti. Hanya lampu-lampu lentera yang menerangi. Jauh di dalam hutan terdengar suara harimau mengaum. Setelah makan malam, keluarga si pemuda bercengkrama berkumpul di ruang tengah rumah panggung basepat.

Lama percakapan, dan senda gurau di antara adik dan kakak. Sang ayah menikmati minuman madu hangat, dan ubi rebus. Di sela-sela percakapan itu, si anak mudah itu berkata pada ayahnya.

“Bak, Aku hendak pergi berpetualang barang beberapa waktu. Tak pantas anak jantan hanya berlaku macam anak perawan, di rumah saja. Aku hendak menjelajah wilayah Pedatuan kita ini. Seberapa luas dan seberapa banyak penduduknya. Aku hendak mencari pengalaman baru walau hanya menjelajah daerah sendiri. Sebagai anak muda tidak pernah berbuat sesuatu yang berkesan. Hanya bekerja di ladang dan mengambil kayu bakar. Hidup hanya sekali, masa muda tidak akan berulang. Aku ingin menguji kemampuanku, keberanian, dan ketangguhan ilmu silatku. Aku meminta izin, Umak, dan Bak.” Kata si pemuda.

“Anakku, Aku orang tuamu tidak keberatan dengan keinginanmu. Hanya saja apakah tekadmu sudah bulat, dan kau merasa sanggup, siap menanggung semua akibatnya. Karena kau akan menghadapi banyak tantangan. Bertemu dengan orang jahat, binatang buas, suban, kelaparan dijalan, atau tersesat. Memang seorang pemuda harus berpetualang agar membuka mata hati dan menambah pengetahuan hidup.” Kata ayahnya.

“Bak, Aku berharap apabila Aku sudah ditempa oleh pengalaman dan pengetahuan kelak apabila ada pemilihan prajurit, Aku dapat mengikuti. Bukan hanya mengadalkan ilmu bela diri tetapi pengetahuan yang luas juga.” Katanya. Lalu matanya memandang ibunya dan berkata.  “Bagaimana menurut umak.” Tanyanya.

“Kalau seorang ibu tidak akan relah anaknya pergi jauh darinya. Khawatir sesuatu hal buruk menimpa. Tetapi apabila itu sudah menjadi keputusanmu, dan tekadmu. Ragata anakku, Aku mengizinkan kepergianmu. Umak mengerti seorang pemuda mempunyai jiwa berpetualang. Anak laki-laki tak dapat dikurung. Kapan engkau hendak berangkat, nak.” Kata ibunya.

“Lusa pagi Mak, besok Aku hendak bersiap dan berpamitan dengan keluarga, dan melapor ke Datu.” Jelas Ragata.

Setelah berpamitan dengan keluarga besarnya dan melapor ke datu, Ragata pergi memulai petualangannya menjelajahi Pedatuan Bukit Pandape. Membawa buntalan pakaian, panah, pibang kidau dan pibang kanan. Pibang adalah senjata adat di Pedatuan Dataran Negeri Bukit Pendape. Pibang bukan hanya menjadi senjata yang di bawa kemana-mana, tetapi juga menjadi syarat dalam adat pernikahan. Yaitu adat genti duduk namanya. Genti duduk bermakna sebagai pengganti keberadaan si anak perempuan yang sudah menikah.

Ragata memulai petualangannya dengan berakit kehilir Sungai Keruh. Menuju muara di Sungai Musi. Sampai di muara, Ragata mengayuh ke hulu dengan perlahan. Satang dia dorong perlahan dan mengamati sepanjang tebing sungai. Banyak hewan liar yang dia temui, buaya, ular besar, ikan besar, bermacam-macam burung. Semunya dia amati dengan seksama. Pepohon rengas besar dan tinggi tumbuh subur di tebing Sungai Musi. Banyak lebah bersarang di dahan yang tinggi. Burung elang bersarang.

“Plungggg.” Buah rengas berjatuhan ke dalam air.

Menurut Ragata, seandainya di setiap tebing sungai terdapat banyak pohon rengas yang tumbuh maka tebing sungai akan kuat dan terhindar dari longsor. Banyak ikan bersarang pada akarnya yang bergambut dan hewan-hewan lain bersarang di dahannya. Setelah puas berakit beberapa hari menyusuri Sungai Musi. Sekarang Ragata naik ke darat. Dia melihat arah matahari, dan memastikan arah yang dia ambil nanti tepat menuju Bukit Pendape. Dia ingin mengelilingi Pedatuan Bukit Pendape.

Menembus hutan, menyeberangi rawa-rawa, dan sungai-sungai. Kadang dia melewati ladang dan talang-talang orang. Di mampir dan bertanya arah. Para penduduk yang baik menawarkan makan dan minum. Suatu hari dia dihadang beberapa pemuda.

“Hai kau, mengapa lewat di sini.?” Bentak seorang pemuda garang.

“Aku hanya numpang lewat kawan, tidak ada maksud lain.” Jawab ragata ramah. Tapi pemuda-pemuda seumuran dengannya itu tidak mau memberi jalan. Lalu mereka bertarung dan mengeluarkan kemampuan silat masing-masing. Ragata mampu mengalahkan mereka, dan dia segerah pergi. Dia pun selalu melapor ke Datu talang yang dia lalui.

“Auuummmm.” Seekor harimau jantan menerkam Ragata, untung dia dapat mengelak dan pertarungan terjadi. Ragata mencabut pibang kiri dan pibang kanan. Beberapa saat kemudian dia dapat mengalahkan harimau itu. Teringat perkataan ayahnya, kalau berpetualang itu banyak tantangannya.

“Benar sekali kata, Bak.” Kata hati Ragata.

*****

Seorang kakek-kakek tua yang sudah bongkok, rambut putih dan janggut pun sudah putih. Dia sibuk membakar ayam hutan di sisi jalan setapak. Keringat mengucur karena panas bara api. Ada bumbung bambu wadah air yang dia panaskan di atas api. Tidak jauh dari situ, mengalir sungai Rawas.

“Kakek, boleh bertanya kiranya.” Kata Ragata. Si kakek tersenyum, dia tidak langsung menjawab. Kemudian berdiri dan menghadap Ragata. Tercium oleh Ragata harumnya ayam panggang. Perutnya yang lapar dan haus membuat air liurnya menetes.

“Bujang, baiknya duduk dahulu, sepertinya kau datang dari jauh.” Kata si Kakek dan mengajak Ragata duduk pada potongan kayu besar tidak jauh dari api. Karena lelah akhirnya Ragata setuju dan kakek membagi dua ayam bakar lalu diberikan pada Ragata. Keduanya berbincang sambil makan dan banyak yang Ragata tanyakan.

“Bujang mau ke mana, apa tujuanmu?. Tanya si Kakek. Ragata berkata kalau dia ingin menjelajahi Pedatuan Bukit Pendape, mencari pengalaman. Sekarang dia ingin menuju Bukit Pendape. Kakek itu manggut-manggut dan banyak memberi nasihat. Beberapa saat kemudian Ragata mengantuk dan dia tertidur. Dalam tidurnya dia bermimpi kakek itu memberinya sesuatu.

“Bujang, ini tulang bertua namanya, di balut kulit harimau kumbang, di ikat abuk sakti. Orang memilikinya dapat mendengar dan melihat bangsa suban.” Kata si kakek, lalu dia pergi entah kemana. Ragata terbangun, dia melihat benda itu ada di tangannya. Api sudah padam, tampak bumbung bambu berisi air minum sudah terletak didekatnya. Kakek itu sudah tidak ada lagi, sunyi dan sepi sekeliling.

“Cuittt. Cuuiittt.” Hanya suara burung-burung terdengar.

*****

Dua bulan telah berlalu. Ragata sangat kelelahan karena mendaki dan menuruni Bukit Pendape. Sebentar lagi hari akan gelap. Menurut keterangan dari warga Talang Kulim, dalam satu setengah hari perjalanan dia baru tiba di talang warga lagi, Talang Rengas namanya. Itu berarti dia terpaksa bermalam di tengah hutan malan ini.

Ragata memutuskan bersiap bermalam. Dia mengumpulkan ranting kering dan mencari tempat baik menurutnya. Dia beristirahat di bawa pohon marabungan. Pohon itu, rindang dan banyak dahan-dahan yang dapat dia jadikan tempat tidur. Di atas pohon akan aman dari harimau dan ular. Dia membuat api dan membakar ubi bano yang dia temukan di sekitar itu. Setelah minum, dan perutnya kenyang dia naik ke pohon marabungan. Badannya dia ikat dengan akar pohon yang dia siapkan. Agar saat tidur dia tidak jatuh kebawah.

“Apinya sudah padam, kita bisa berbincang-bincang lagi.” Bunyi suara orang berbincang-bincang. Mendengar itu, mata Ragata terbuka lebar melihat ke sekeliling. Ragata gemetar, berusaha melawan rasa takut.

“Dia tidur di rumah kita. Terpaksa kita mencari tempat lain untuk tidur malam ini.” Kata suara satunya lagi. Ragata berpikir pastilah yang berbincang-bincang itu suban hutan itu. Dia memegang benda pemberian kakek beberapa bulan lalu dan teringat kalau dia akan dapat melihat suban dan mendengar suara mereka. Ragata tidak takut lagi, sebab suban hanyalah mahluk halus yang berupa bayang-bayang saja.

“Grrusuk. Grusak. Grusaak.” Terdengar suara seakan-akan orang berjalan disemak-semak.

“Hei, istri Datu Talang Rengas baru saja melahirkan dua hari yang lalu. Anaknya kembar semua laki-laki. Anak itu belum diberi nama.” Kata suara ketiga yang baru datang sepertinya.

“Yah, di sebelah hulu Talang Rengas ada juga wanita melahirkan. Anaknya juga laki-laki, belum diberi nama juga.” Kata suara pertama tadi.

“Ayo kita kasih nama anak-anak itu.” Kata suara kedua tadi.

“Anak Datu Talang Rengas yang kembar akan Aku namakan, Mangsa Buaya.” Kata suara ketiga.

“Kalau anak perempuan di hulu Talang Rengas aku namakan, Datu Kemenangan.” Kata suara pertama.

“Kalau anak Datu Talang Rengas yang satunya Aku namakan, Makanan Buaya.” Kata suara kedua ikut menyahut.

“Ayo kita pergi, sebelum terlambat. Nanti sudah diberi nama oleh orang tuanya.” Kata suara ketiga, kembali terdengar orang berjalan di antara semak-semak. Ragata mendengar dengan jelas semua itu. Beberapa saat dia pun tertidur dan bangun saat matahari menyinari tubuhnya.

*****

Talang Rengas tampak damai dan tenang, ibu-ibu menumbuk padi, orang tua mengayam keranjang dan bubu di serambi rumah. Anak bermain-main di lapangan berumput, banyak juga yang pulang dari ladang dan menggendong kayu bakar.

“Mamak, dimana rumah Datu Talang Rengas.” Tanya seorang pemuda pengembara.

“Rumah datu tidak jauh dari sini, lurus. Apabila menemukan rumah besar dan halaman luas, itulah rumahnya.” Jawab laki-laki itu sambil menunjuk arah. Ragata mengucap terimakasih dan pergi. Dia tersenyum ramah saat berpapasan dengan penduduk. “Sepertinya seorang pengembara.” Kata penduduk saat melihat Ragata.

Ragata masuk halaman rumah, dia menemui seorang laki-laki berumur empat puluhan tahun yang sedang membuat perahu bidar. Di sisi rumah seorang ibu-ibu tua sedang menjemur padi. Di dalam rumah terdengar tangisan dua bayi.

“Apakah Uwa Datu Talang Rengas.” Tanya Ragata sesampai di depan rumah.

“Benar. Bujang sendiri siapa, dari mana dan hendak ke mana.” Jawabnya, dia bangkit dan menemui Ragata.

“Aku Ragata, dari Talang Meranti Puyang.” Jawab Ragata. Datu menawarkan untuk mampir. Ragata menolak dengan halus, karena dia akan segerah menemui sebuah keluarga di hulu talang. Ragata menceritakan peristiwa di hutan semalam. Tiga siluman nama berbincang-bincang tentang penamaan anak datu yang baru dilahirkan, dan belum diberi nama. Datu terkejut, dia mengakui sampai hari itu belum dapat nama untuk kedua anaknya.

“Apa nama diberikan suban nama itu.” Tanya Datu.

“Mangsa Buaya dan Manan Buaya.” Jawab Ragata, membuat Datu Talang Rengas terkejut dan takut.

“Baiklah Puyang, saya mohon diri.” Kata Ragata. Dia pergi ke arah hulu talang. Beberapa kali dia bertanya pada beberapa warga yang dia jumpai. Dimana rumah orang yang baru melahirkan anak. Ragata menemukan sebuah rumah yang sederhana. Beratap daun serdang, dan berdinding bambu. Terdengar suara bayi menangis.

“Bujang, ada apa kiranya kau mampir ke rumah kami yang buruk ini?.”

“Koyong, boleh saya bicara sebentar.” Ujar Ragata. Laki-laki itu mengangguk. Kemudian ragata menceritakan kejadian di hutan semalam. Dia menyampaikan kalau suban menakan anaknya, Datu Kemenangan. Dia bilang hanya mau menyampaikan berita gembira itu saja. Mendengar itu, lelaki itu menjadi tertarik. Dia meminta agar Ragata mampir sebentar. Ragata tidak menolak dan masuklah kedalam rumah.

“Ayo cicipi nira panas, ubi rebusnya.” Ragata dihidangkan minuman dan makan. Mereka berbincang ringan dan saling memperkenalkan diri. Nama orang itu, Batang Kilu.

“Benar, Aku belum memberi nama anak kami. Entah mengapa saya rasa namanya tidak ada yang cocok.” Cerita Batang Kilu. Setelah itu, Ragata pamit untuk pulang. Dia sudah lelah berpetualang berbulan-bulan.

“Pakailah rakit saya di tepian.” Kata Batang Kilu. Betapa berterimakasih Ragata sebab dia tidak lagi perlu membuat rakit. Batang Kilu di ikuti istri yang menggendong anaknya mengantar Ragata ke tepian mereka di Sungai Keruh.

“Dik, ini bekalmu diperjalanan. Kau akan berakit selama seminggu baru tiba di Talang Meranti.” Kata istri Batang Kilu seraya memberikan keranjang kecil berisi makanan. Sebuah pancing juga di berikan Batang Kilu.

“Terimakasi Kopek, Koyong maaf telah merepotkan. Kalau sedang ke hilir, mampirlah ke Talang Meranti.” Kata Ragata. Dia mulai mengayunkan satang mendorong rakit menghilir Sungai Keruh. Batang Kilu dan istrinya memperhatikan Ragata yang terus menjauh di tengah sungai, kemudian menghilang dari pandangan di kelokan sungai.

“Dia bujang yang hebat. Kita namakan anak kita sama seperti namanya, Ragata. Agar kelak dia mengenali kalau seandainya anak kita memang menjadi seorang datu.

*****

Setelah cerita Ragata itu, Datu Talang Rengas mengumumkan akan memburu semua buaya di Sungai Keruh. Warga Talang Rengas semuanya membantu. Begitupun Depati Pedatuan dan datu-datu talang lainnya membawa pasukan membantu memburu buaya-buaya di Sungai Keruh. Mereka membuat jebakan di Sungai Keruh. Saat buaya melintas pasti tertangkap. Mereka berburu sepanjang waktu, bertahun-tahun sehingga habislah seluruh buaya Sungai Keruh. Sehingga sampai sekarang tidak ada lagi buaya di Sungai Keruh.

Tapi, ada seekor buaya besar yang sulit sekali ditangkap. Buaya ini gesit dan sangat lincah, tidak mudaah terkecoh jebakan. Datu Talang Rengas tidak putus asa. Dia membuat pagar dengan bambu-bambu panjang melintasi badan sungai. Di tengahnya dibuat muara dengan pintu di buat menggantung di atas. Tali penggagung cukup sekali potong maka pagar sungai akan tertutup rapat. Sehari, sebulan, dua bulan, dan bulan yang ketiga, si buaya yang cerdik itu juga terkecoh, lalu terkurung dalam jebakan.

Musim kemarau tiba, air sungai surut sekali. Sehingga buaya yang terkurung dapat ditangkap Datu Talang Rengas. Buaya ditombak beberapa kali sehingga tewas. Badan buaya dibawa ke halaman rumah datu yang luas. Datu begitu gembira, dia yakin sekarang kalau dia telah menghilangkan ancaman pada dua anak laki-lakinya. Penamaan suban pada anaknya dengan nama “mangsa buaya” tidak akan terjadi. Diadakan perjamuan makan untuk semua warga dan mengundang para datu talang lain juga depati. Banyak sapi dan kambing yang di potong dan makanan yang di siapkan.

Anak datu yang kembar bermain-main di dekat buaya yang sudah mati itu. Kemudian keduanya bermain di dekat bangkai buaya. Tanpa sengaja kaki mereka tersandung dan terjatuh. Kaki dan tangan keduanya tergores oleh kuku buaya. Tampak luka kecil dan berdarah, membuat keduanya menangis.

Hari demi hari berlalu. Luka goresan terus membengkak dan bernanah. Semua obat telah di coba oleh Datu Talang Rengas dan keluarganya. Ternyata luka itu trus melebar dan bengkak. Akhirnya ke dua anak kembar sang datu meninggal dunia.

*****

Dua puluh lima tahun kemudian anak yang dinamakan Datu Kemenangan oleh suban nama, benar-benar menjadi datu di Talang Rengas. Dia menggantikan datu pemburu buaya yang sudah tua. Dia tidak ada pewaris karena dua anaknya meninggal karena terluka goresan kuku buaya.

Kisah bermulah saat Pedatuan Bukit Pendape di serang perompak. Serangan pasukan perompak yang banyak dan tiba-tiba. Membuat Depati terpaksa mundur dan menyusun kekuatan di Talang Rengas. Kemudian diadakan pemilihan hulubalang-hulubalang untuk memimpin perang. Datu Kemenangan terpilih menjadi seorang hulubalang.

Saat Datu Talang Rengas meninggal dunia. Dia tidak ada pewarisnya, maka diadakan pemilihan Datu baru oleh warga Talang Rengas. Hulubalang Ragata ikut pemilihan Datu. Karena memang dia orang yang baik dan hebat maka rakyat memilihnya. Depati kemudian menobatkannya menjadi Datu Talang Rengas dan digelari Puyang Ragata Datu Kemenangan.

*****

Suatu ketika, Pedatuan Bukit Pendape diserang suku liar dari hutan. Yang dikenal dengan suku Kubu. Karena dianggap memiliki kemampuan perang Depati menunjuk Datu Kemenangan menjadi Panglima Perang. Peperangan terjadi selama satu bulan, dan mereka berhasil memenangkan perang. Setelah perang usai seorang datu tua menghampiri Datu Kemenangan.

“Apakah kau anak Paman Batang Kilu.” Tanya seorang Datu tua dari Talang Meranti.

“Benar paman, tapi ayah saya telah meninggal dunia.” Jawab Datu Kemenangan.

“Siapa nama mamak datu.” Tanya Puyang Ragata Datu Kemenangan.

“Ragata.” Jawab Datu tua itu.

“Oh, mamak datu yang diceritakan Bak duluh.” Jawab Datu Kemenangan.

Ragata menjadi datu Talang Meranti, sebab datu dan pewarisnya sebelumnya mati sewaktu perang melawan perompak. Mendengar itu, Datu Kemenangan terkejut dan berbahagia. Dia sekarang berjumpa dengan orang yang diceritakan oleh ayahnya dua puluh lima tahun lalu.


Oleh: Joni Apero.
Editor. Desti. S. Sos.
Palembang, 23 Juli 2018.

Pengertian kata: 1. Bumbung: potongan ruas bambu. 2. Bak: Ayah. 3. Umak: Ibu. 4. Talang: Kampung. Nama suatu pemukiman penduduk dimana penduduknya masih sedikit. 5. Datu: kepala desa. Pemimpin. 6. Suban: Siluman. 7. Pibang: nama senjata tradisional masyarakat Kecamatan Sungai Keruh.

8. Dataran Negeri Bukit Pendape adalah nama wilayah Marga Sungai Keruh dahulunya. Datarannya terbentang luas dari perbukitan Bukit Pendape sampai ke Tebing Sungai Musi, di Kabupaten Musi Banyuasin. 9. Bujang: anak muda, perjaka. Lelaki yang belum pernah menikah.

10. Pedatuan adalah suatu kawasan wilayah, terdiri dari daerah datu (Talang) yang bersatu membentuk pemerintahan di bawa otoritas Kedatuan Sriwijaya. Sama dengan kecamatan atau kabupaten zaman sekarang. 11. Depati. Gelar pemimpin Pedatuan.
Catatan: Yang mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi teman-teman yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun, cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara dan sebagainya.

Kirim saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama pengirim.

Sertakan nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat email: fublicapero@gmail.com atau duniasastra@gmail.com. idline: Apero Fublic. Messenger. Apero fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.


Sy. Apero Fublic
Via Dongeng
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

Post a Comment

Post Populer

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sunday, July 14, 2024
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Mengoptimalkan Peran Kepala Sekolah dan Guru dalam Manajemen Sumber Daya: Kunci Peningkatan Mutu Pendidikan

Mengoptimalkan Peran Kepala Sekolah dan Guru dalam Manajemen Sumber Daya: Kunci Peningkatan Mutu Pendidikan

Monday, December 08, 2025
Natal: Saat Kasih Menyapa Kaum Miskin sebagai Jantung Injil. (Renungan Natal berdasarkan Lukas 2:1–20)

Natal: Saat Kasih Menyapa Kaum Miskin sebagai Jantung Injil. (Renungan Natal berdasarkan Lukas 2:1–20)

Thursday, December 18, 2025

BULETIN APERO FUBLIC

BULETIN APERO FUBLIC

Translate

Search This Blog

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
vimeo Subscribe
instagram Follow
rss Subscribe

Featured Post

Peringati Hari Ibu ke 97: Ketua PKK Provinsi Bengkulu, Ny. Khairunnisa Helmi Hasan, Bertindak Sebagai Inspektur Upacara

PT. Media Apero Fublic- Monday, December 22, 2025 0
Peringati Hari Ibu ke 97: Ketua  PKK Provinsi Bengkulu, Ny. Khairunnisa Helmi Hasan, Bertindak Sebagai Inspektur Upacara
APERO FUBLIC  I  BENGKULU .-  Pemerintah Provinsi Bengkulu memperingati Hari Ibu ke-97 dengan tema “Perempuan Berdaya dan Berkarya Menuju Indonesia…

Most Popular

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Sunday, November 10, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Tuesday, October 15, 2019
Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Saturday, March 21, 2020
Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Tuesday, June 25, 2019
Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Thursday, November 07, 2019
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Powered by Blogger
Apero Fublic

Website Archive

  • 20251075
  • 2024203
  • 2023142
  • 2022103
  • 2021365
  • 2020435
  • 2019281

MAJALAH KAGHAS

MAJALAH KAGHAS

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

TABLOID APERO FUBLIC

TABLOID APERO FUBLIC

SELAK MAJO

SELAK MAJO
Karikatur

Labels

Aceh Aceh Besar Alor Amerika Serikat Andai-Andai Angkat Besi APERO FUBLIC Apero Herbal Apero Popularity Arkeologi Artikel Asahan Atambua Badan Pemerintah Bali Bandung Bangka Barat Bangkinang Banten Banyuasin Batu Bara Batusangkar Baubau Bawaslu Beladiri Belanda Belu Belum Bencana Bener Meriah Bengkayang Bengkulu Berita Berita Daerah Berita Daerah Berita Nasional Berita Internasional Berita Nasional Binjai Biruisme Bisnis BNN Bogor Bola BOLMONGUT BOLTARA Brand Brazil Budaya Budaya Daerah Budaya Dunia Buku Populer Buletin AF Bulungan Cerita Bersambung Cerita Kita Cerita Rakyat Cerpen Cililin Dairi Daratan Daratan dan Hutan Deli Serdang Desa Dongeng Dongeng Dunia DPR RI DPRD DRPD Dunia Anak e-Biografi Tokoh Ekonomi Ekonomi Islam Elektronik Energi Esai FASHION Fauna Film Flora Fotografi Gatget Healthy & Fitness Himpunan Muslim HSS HST Hukum Hukum Islam Ibu dan Anak Ilmu Kesastraan Indragiri Hulu Info Desa Iran Islam dan Budaya Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Masyarakat Islam dan Negara Islam dan Sosial JABAR Jakarta Jambi JATENG JATIM Jatinangor Jembrana Jepang Jurnal AF Jurnalisme Kita Jurnalistik KABAR Kabar Buku Kabar Desa Kabupaten HST KALBAR KALSEL KALTARA KALTENG KALTIM Kampar Kampus Kanada Karo Kata Mutiara Katolik Kekristenan Kepemimpinan Kerinci Kesehatan Kesehatan dan Pendidikan Wanita kesenian Ketapang Kisah Legenda Kolaka Konawe Selatan Korupsi Kriminal Kubu Raya Kuliner Kupang Labuhan Bajo Labuhanbatu LABURA Lamandau Lampung Tengah Langkat Laporan Penelitian Lebak Lebong Lembata Lewoleba Lingkungan Hidup Lombok Lubuk Linggau Lubuk Pakam Lubuklinggau Mahasiswa Majalah Kaghas Makassar Malang Malaysia Mappi Marinir Mask Medan Mempawah Menembak Meranti Merauke Militer Mitos Morut MORUT Muara Enim Muaro Jambi MUBA Muratara MUSI Musi Rawas Musik NTT Ogan Ilir OKI OKU Selatan OKU Timur Olahraga Opini Otomotif Padang Padang Lawas Padang Panjang Pagaruyung Palangkaraya Palembang Panjat Tebing Pantun Papua Barat Daya Papua Selatan Parigi Moutong Pariwisata Partai Pasuruan PDF Pekanbaru Pemerintahan Pendape Pendidikan Penyakit Masyarakat Perkebunan Perpustakaan Pertanian Pertanian dan Alam Pesisir Selatan Pinrang Politik Populer Bisnis Populer Iklan Populer Produk Populer Profesi Prabumulih PraLeader Problematika Seks Propaganda Public Figure Puisi Puisi Akrostik Purworejo Pustakawan PWI PWI Sumatera Selatan PWI Sumsel PWI SumSel Renang Riau Rote Ndao Samarinda Samosir Sampah dan Limbah Sastra Kita Sastra Klasik Sastra Lisan Sastra Moderen SDA Sejarah Daerah Sejarah Islam Sejarah Kebudayaan Sejarah Umum Sekayu Semarang Senam Seniman Sepak Bola Sepeda Listrik Sepeda Motor Serang Seruyan Sibolga Silat Simalungun Singapura Skil Wanita Smart TV Solok Solok Kota Sorong Sosial dan Masyarakat Sosial Masyarakat Sport Suara Rakyat Sudut Pandang Sukabumi Sukamara SULSEL SULTENG SULTENGRA SUMBAR SUMBER Sumber Air Sumedang SUMSEL SUMUT Surabaya Surat Kita Syarce Tablet Tabloid AF Tamiang Tanah Datar TANAH DATAR Tangerang TANJABAR Tanjung Selor Tapanuli Utara TAPANUSEL TAPUT Tebing Tinggi Teknologi Temanggung TNI TNI AD TNI AL TNI AU Tokoh Wanita Tradisi UKM UKM-Bisnis UMKM Video Women World Yogyakarta

Laman Khusus

  • Cahaya
  • Daftar Kata Istilah Baru
  • e-Galeri Apero Fublic
  • Mari Kita Hijrah
  • Nasihat dan Motivasi
  • Apero Quote
  • Pribahasa Indonesia
  • Picture Indonesia
  • Pangeran Ilalang I
  • Pangeran Ilalang II

Pages

  • Pecakapan Sunset Sunrise
  • Flora Pangan Indonesia
  • Fauna Indonesia
  • Dawnload PDF Gratis
  • Dawnload Feature Gratis (PDF)

Recent Posts

Popular Posts

  • Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series
    Goda Series e-Bike APERO FUBLIC.- Berbicara tentang e-Bike atau sepeda Listrik saat ini memang tidak ada habisnya. Kendaraan praktis tanp...
  • Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly
    Sepeda Motor Listrik Produksi U^Winfly APERO FUBLIC.- U^Winfly merupakan Perusahaan Industrial pada sektor bergerak industri kendaraan list...
  • Mengenal Buah Raman
    APERO FUBLIC.- Buah raman atau dikenal juga dengan nama buah aman, dan gandario. Buah asli endemik Indonesia ini banyak tumbuh di pulau ...
  • Mengoptimalkan Peran Kepala Sekolah dan Guru dalam Manajemen Sumber Daya: Kunci Peningkatan Mutu Pendidikan
    APERO FUBLIC  I  ARTIKEL .-    Manajemen sumber daya merupakan fondasi penting bagi peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Pada era perub...
  • Natal: Saat Kasih Menyapa Kaum Miskin sebagai Jantung Injil. (Renungan Natal berdasarkan Lukas 2:1–20)
    APERO FUBLIC    I    MAHASISWA .-  Natal selalu membawa pesan sukacita, namun sukacita itu tidak lahir dari kemegahan dunia. Da...
  • Media Sosial: Manfaat Besar atau Risiko Nyata bagi Remaja ?
    Perubahan Interaksi Sosial Remaja di Era Digital APERO FUBLIC   I  OPINI .-  Media sosial kini menjadi ruang utama bagi remaja Indonesia . D...
  • Membangun Ekosistem Cerdas melalui Transformasi Digital
    APERO FUBLIC  I  OPINI .-  Di era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, transformasi digital menjadi keniscayaan bagi pembangunan...
  • Banjir Dayeuhkolot Kenapa Kita Masih Kena Bencana yang Sama?
    Banjir Dayeukolot (dok. internet) APERO FUBLIC  I    OPINI .-  Banjir besar yang melanda Dayeuhkolot lagi-lagi bikin warga kerepotan. Cura...
  • Pimpin Konsultasi RANWAL RKPD Kota Tebing Tinggi Tahun 2027 : Wali Kota Ajak OPD Berpikir Terbuka dan Inovatif
    APERO FUBLIC   I  TEBING TINGGI .-  Wali Kota Tebing Tinggi, H. Iman Irdian Saragih , didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) H. Erwin Suheri D...
  • Memahami Hukum Jaminan Fidusia di Indonesia
    Penulis: Rurry Windhi Muttaqin APERO FUBLIC  I  OPINI .-  Dalam setiap transaksi utang-piutang, jaminan memegang peran krusial. Hukum jamin...

Editor Post

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sunday, July 14, 2024
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020

Popular Post

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sunday, July 14, 2024
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Mengoptimalkan Peran Kepala Sekolah dan Guru dalam Manajemen Sumber Daya: Kunci Peningkatan Mutu Pendidikan

Mengoptimalkan Peran Kepala Sekolah dan Guru dalam Manajemen Sumber Daya: Kunci Peningkatan Mutu Pendidikan

Monday, December 08, 2025
Natal: Saat Kasih Menyapa Kaum Miskin sebagai Jantung Injil. (Renungan Natal berdasarkan Lukas 2:1–20)

Natal: Saat Kasih Menyapa Kaum Miskin sebagai Jantung Injil. (Renungan Natal berdasarkan Lukas 2:1–20)

Thursday, December 18, 2025
Media Sosial: Manfaat Besar atau Risiko Nyata bagi Remaja ?

Media Sosial: Manfaat Besar atau Risiko Nyata bagi Remaja ?

Wednesday, December 10, 2025
Membangun Ekosistem Cerdas melalui Transformasi Digital

Membangun Ekosistem Cerdas melalui Transformasi Digital

Wednesday, December 10, 2025
Banjir Dayeuhkolot Kenapa Kita Masih Kena Bencana yang Sama?

Banjir Dayeuhkolot Kenapa Kita Masih Kena Bencana yang Sama?

Thursday, December 18, 2025
Pimpin Konsultasi RANWAL RKPD Kota Tebing Tinggi Tahun 2027 : Wali Kota Ajak OPD Berpikir Terbuka dan Inovatif

Pimpin Konsultasi RANWAL RKPD Kota Tebing Tinggi Tahun 2027 : Wali Kota Ajak OPD Berpikir Terbuka dan Inovatif

Wednesday, December 10, 2025
Memahami Hukum Jaminan Fidusia di Indonesia

Memahami Hukum Jaminan Fidusia di Indonesia

Friday, December 12, 2025

Populart Categoris

Andai-Andai 3 Artikel 51 Berita 1012 Berita Daerah 1124 Berita Internasional 31 Berita Nasional 1055 Brand 117 Budaya Daerah 33 Cerita Bersambung 20 Cerita Kita 28 Cerita Rakyat 12 Cerpen 10 Dongeng 67 Ekonomi 24 Elektronik 21 FASHION 12 Fauna 4 Flora 62 Healthy & Fitness 14 Ibu dan Anak 1 Islam dan Budaya 11 Islam dan Lingkungan Hidup 7 Islam dan Masyarakat 3 Jurnalisme Kita 17 Kampus 178 Kesehatan 16 Kisah Legenda 10 Kuliner 22 Mitos 15 Opini 126 PDF 3 Pantun 6 Pariwisata 39 Penyakit Masyarakat 6 Problematika Seks 6 Puisi 48 Puisi Akrostik 5 Sampah dan Limbah 1 Sastra Kita 22 Sastra Klasik 53 Sastra Lisan 13 Sejarah Daerah 24 Sejarah Kebudayaan 28 Sepeda Listrik 15 Sport 2 Surat Kita 7 Tablet 20 Teknologi 139 Tokoh Wanita 9 UKM-Bisnis 12 Video 20 Women 4 World 3 e-Biografi Tokoh 23 kesenian 4
APERO FUBLIC

About Us

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan Publikasi dan Informasi yang bergerak dalam bidang Industri Kesusastraan. Apero Fublic merupakan bidang usaha utama bidang jurnalistik.

Contact us: fublicapero@gmail.com

Follow Us

© Copyright 2023. PT. Media Apero Fublic by Apero Fublic
  • Disclaimer
  • Tentang Apero Fublic
  • Advertisement
  • Contact Us