PT. Media Apero Fublic

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada bidang usaha Publikasi dan Informasi dengan bidang usaha utama Jurnalistik.

Buletin Apero Fublic

Buletin Apero Fublic adalah buletin yang mengetengahkan tentang muslimah, mulai dari aktivitas, karir, pendidikan, provesi, pendidikan dan lainnya.

Penerbit Buku

Ayo terbitkan buku kamu di penerbit PT. Media Apero Fublic. Menerbitkan Buku Komik, Novel, Dongeng, Umum, Ajar, Penelitian, Ensiklopedia, Buku Instansi, Puisi, Majalah, Koran, Buletin, Tabloid, Jurnal, dan hasil penelitian ilmiah.

Jurnal Apero Fublic

Jurnal Apero Fublic merupakan jurnal yang membahas tentang semua keilmuan Humaniora. Mulai dari budaya, sejarah, filsafat, filologi, arkeologi, antropologi, pisikologi, teologi, seni, kesusastraan, hukum, dan antropologi.

Majalah Kaghas

Majalah Kaghas, meneruskan tradisi tulis tradisional asli Sumatera Selatan.

Apero Fublic

Apero Fublic, merupakan merek dagang PT. Media Apero Fublic bidang Pers (Jurnalistik).

Apero Book

Apero Book merupakan toko buku yang menjual semua jenis buku (baca dan tulis) dan menyediakan semua jenis ATK.

Buletin

Buletin Apero Fublic merupakan buletin yang memuat ide-ide baru dan pemikiran baru yang asli dari penulis.

12/22/2022

Mengenal Sayuran: Lumai

 

APERO FUBLIC.- Lumai adalah sejenis tanaman terong-terongan dengan nama latin solanum nigrum L dan dikenal juga dengan nama, Leuca. Lumai memiliki nama-nama berbeda di berbagai daerah di Indonesia. Orang Jawa menyebutnya dengan, ranti. Orang Ternate menamakannya bobose, dan orang-orang Eropa umumnya menyebut lumai dengan nightshade.

Tanaman ini diduga berasal dari Eropa dan Asia Barat. Lalu menyebar ke benua Amerika, Australia, kemudian di Indonesia dan Malaysia. Tinggi batang pohon lumai tergantung kesuburan, dengan maksimum mencapai 120 sentimeter.

Lumai termasuk tumbuhan terna, karena batangnya tidak keras berkayu. Sebagaimana jenis terong-terongan yang batang dan daunnya berbulu halus, demikian juga batang dan daun lumai. Di kawasan lain Lumai dijadikan obat herbal sejak 2000 tahun yang lampau.

Sementara di Indonesia dan Malaysia umumnya dijadikan sayuran dan ulam saat makan. Lumai dapat diolah menjadi bahan kosmetik, terutama bidang tabir surya. Lumai atau Leunca sangat banyak manfaatnya dalam dunia kesehatan. Misalnya dapat menjadi obat tuberclosis, rematik, sembelit. Masih banyak kasiat lumai yang sering kita makan.

Ada sepuluh manfaat sayuran Lumai: Pertama, dapat mengatasi penyakit kulit, kedua menyembuhkan disentri, ketiga mengatasi keputihan, keempat meredahkan batuk, kelima menurunkan kolesterol, keenam memperbaiki kinerja hati, ketujuh menurunkan demam, kedelapan anti peradanga, kesembilan mengatasi infeksi pada saluran kemi, kesepuluh anti kanker.

Lumai mengandung nilai gizi, protein, energi, lemak, karbo, vitamin B1, Vitamin C, Tembaga, B-Karoten, natrium, air. Lumai juga dapat di masak dengan berbagai olahan sayur. Seperti tumis lumai dan petai, cabai terung-lumai, tumis lumai tempe buncis, tumis sayur daun lumai, tumis kuas lumai tempe, sayur lumai bening, lalapan lumai dan lainnya.

Disusun: Redaksi AF
Editor: Ramadhani.

Sy. Apero Fublic

MUSI BANYUASIN: KWT BUKIT KEMANG

 

APERO FUBLIC.- KWT atau Kelompok Wanita Tani suatu program penyuluhan pertanian khusus kaum ibu. Dengan harapan mereka dapat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam mendampingi kaum laki-laki dalam bertani. Selama ini, pertanian dianggap pekerjaan yang keras dan sedikit kaum wanita yang terlibat. Tapi pada dasarnya kaum wanita memiliki potensi lain, dimana kaum wanita lebih ulet, rajin, teliti dan telaten dalam bekerja (12/10/2022)

Salah satu KWT yang cukup berhasil adalah KWT Bukit Kemang. KWT yang seluas lima ratus meter persegi itu ditanami bermacam-macam sayuran. Seperti terong, kacang panjang, kangkung, tomat ceri, cabai, jenis labu sayur, bayam, jagung dan lainnya. Mayoritas mengerjakan semua KWT anggota kelopok KWT.

Ibu-ibu anggota KWT Bukit Kemang sangat antusias dalam bertani. Dengan bersama-sama dan disertai senda gurau membuat semuanya nyaman bekerja. Tidak terasa panasnya sinar matahari yang menerpa kulit mereka.

Cita-cita akan mendapat ilmu dalam bercocok tanam menjadi tujuan mereka. Program KWT untuk mendidik dan mengajak masyarakat terjun dalam dunia wirausaha pertanian kemungkinan akan berhasil. Mengingat selama ini ibu-ibu banyak yang belum mengerti cara bercocok tanam yang baik dan benar.

Harapan-harapan dari pemerintah adalah kemandirian pangan pada masyarakat. Masyarakat juga hendaknya mampu mengolah KWT mereka secara mandiri kedepannya. Selain sebagai sarana pelatihan juga mereka mendapat bagi hasil saat panen. Tentu sangat membantu mereka dalam pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga. Mungkin nanti, di setiap rumah-rumah ibu-ibu akan banyak tanaman sayuran di dalam pot-pot atau volibek. Sehingga kebutuhan sayur mayur tidak lagi tergantung pada pasar. Semoga KWT Bukit Kemang terus maju dan panen melimpah.

Liputan: Joni Apero
Editor. Rama Saputra, S. Hum

Sy. Apero Fublic

KWT: Membangun Keterampilan dan Kemandirian Pangan Masyarakat

APERO FUBLIC.- Kelompok Wanita Tani adalah hal terbaik dalam program pertanian dari pemerintah. Dimana kemandirian dalam belajar dan penerapan yang sesuai kultur masyarakat setempat. Pengerjaan yang berkelompok membuat mereka menjadi semangat. Ketua kelompok orang yang mereka sukai dan yang mereka hormati. Sehingga tidak ada masalah dalam hal kepemimpinan.

Namun, di balik semua itu pada beberapa KWT yang Apero Fublic amati. Sistem cocok tanam dan penerapan teknologi masih sangat kurang. Boleh dikatan mereka mengerjakan dengan tenaga sepenuhnya. Seperti pengolahan tanah dan pola tanam bibit. Teori perawatan dan sistem tanam berkelanjutan. Maksud sistem tanam berkelanjutan adalah dimana proses tanan tidak sekali panen. Misalnya menanam kangkung sekali cabut habis. Kemudian menanam lagi sehingga stok kangkung tidak ada. Kalau sistem panen berkelanjutan adanya jedah tanam. Sehingga saat satu bedengan panen, beberapa hari kemudian panen dapat kembali dilakukan. Maka masuk dalam kelompok sistem pertanian semi-tradisional.

Selain itu, diharapkan KWT juga memiliki pendamping yang mengerti tentang bagaimana membuat pupuk kompos, mengolah tanah dan mengenalkan sistem irigasi tetes untuk menghemat penggunaan air. Hasil panen KWT juga diutamakan dalam memenuhi dan mendesain irigasi air, penampungan air agar menjelang kemarau tidak kesulitan air. Selama ini, sistem irigasi KWT yang ada masih manual. Dengan cara menyiram langsung tanaman melalui pipa air. Selain boros air juga boros tenaga listrik.

Hal-hal yang diperlukan adalah bimbingan-bimbingan teknis cara kerja tim, bagaimana mengorganisasi tim, juga bagaimana menjadi pemimpin orang banyak. Juga diperlukan, agar mereka tidak terjadi konflik kepentingan. Akses pupuk subsidi, pestisida yang terjamin keasliaanya, juga bagaimana memilih bibit yang baik. Haruslah mereka pahami.

Kemudian yang tidak kalah penting, bagaimana mereka memasarkan hasil pertanian mereka. Bagaimana mereka mengolah keuangan, dan menganggarkan hasil penjualan panen mereka. Pembagian yang adil dan merata. Keuangan yang transparan dan akuntabel.

KWT juga dapat dijadikan sarana wisata botani. Pengelolah KWT dapat menyulap lahan yang banyak tanaman dengan dekorasi layaknya di tempat wisata. Orang akan berfoto-foto dengan gembira sambil menikmati indahnya kebun sayur KWT. Mereka dapat menerapkan sistem karcis masuk yang terjangkau utuk satu orang. Tentu juga memerlukan kelompok yang berperan dalam memandu pengunjung.

Seandainya ada kondisi lahan yang dapat di jadikan KWT sekaligus tempat wisata. Misalnya di sekitar danau, lebung, atau aliran sungai yang indah. Tentu hal demikian sangat mendukung terbentuknya ekosistem pariwisata baru yang tentunya akan menambah income KWT. Selamat belajar ibu-ibu Indonesia, semoga indonesia kedepannya swasembada pangan. (Red).

Berikut foto-foto dari kegiatan sebuah KWT bernama Bukit Kemang di Desa Gajah Mati Kecamatan Sungai Keruh, Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.




Peran dari kaum laki-laki dalam membantu pengolahan lahan.


Redaksi: Apero Fublic

Editor. Rama Saputra, S. Hum

Sy. Apero Fublic

12/21/2022

Fenomena atau Kenyataan: Orang-orang Membenci Pertanian.

APERO FUBLIC.- Dunia pertanian terus berkurang peminatnya. Dari waktu ke waktu jumlah petani di dunia terus berkurang, begitu juga di Indonesia. Doktrin kehidupan kita telah salah selama ini. Menganggap dunia pertanian sebagai provesi dan pekerjaan yang rendah derajadnya. Hampir semua orang malu mengaku dirinya sebagai petani. Selain itu, tidak ada orang tua yang berharap, bahkan mengajarkan anaknya menjadi petani atau peternak.

Doktrin inverior dan efek penjajahan dan perbudakan telah merubah mental dan pikirian bangsa Indonesia. Saat mereka melihat kehidupan kaum penjajah yang makmur, bekerja di kantor dan berpakaian rapi. Saat itulah anggapan mereka muncul bahwa petani adalah pekerjaan kelas rendah. Hanya menjadi PNS atau abdi negara yang mereka doktrinkan pada anak-anaknya. Menjadi polisi, menjadi dokter, menjadi artis atau lainnya.

Tidak satupun para orang tua ingin anaknya menjadi petani. Padahal dunia pertanian adalah pekerjaan paling penting. Dimana semua sektor kehidupan di dorong dan ditopang oleh sektor pertanian. Kita tidak perlu membahas kekurangan beras. Saat cabai harganya melambung sudah membuat panik seluruh masyarakat.

Kita lihat dunia pertanian kita yang benar-benar tertinggal. Mulai dari SDM sampai ke teknologi para petani. Semua tidak memadai dan amburadul dimana-mana. Pertanian masyarakat kita sangat sederhana. Mengandalkan cangkul dan parang dalam mengolah lahan mereka. Pengairan mengandalkan curah hujan atau air sungai sekitar. Kemudian kesulitan dalam mengurus hama, pupuk, dan pemasaran. Sehingga panen tidak menentu dan saat hasil panen melimpa. Harga turun dan menjadi sangat murah.

Di sepanjang jalan pedesaan kita menemukan perkebunan sawit atau perkebunan karet yang ditanam tradisional. Sawit untuk beberapa tahun terlihat subur dan bersih. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya akan mulai tidak terawat. Kesuburan perkebunan sawit terus menurun. Panen telah menurun dan bahkan tidak ada lagi hasil panen kemudian.

Karet yang ditanam seadanya bermodal linggis dan pembersihan dengan parang. Hanya sebatas usaha perkebunan tradisional yang bermodal kecil. Kelak, saat pembukaan kebun karet rakyat mereka. Getah karet tidak begitu banyak dan hanya cukup di jual harian atau mingguan. Dimana hasilnya hanya cukup dimakan sehari-hari.

Dalam kuwalitas SDM masyarakat kita dibidang pertanian masih sangat rendah. Sistem tradisional yang mereka kuasai dari meniru cara orang tua mereka. Demikian juga untuk lahan yang telah digarap bertahun-tahun tentu akan menurun kesuburannya. Tak ayal lagi, kehidupan petani terus merosot dan terpuruk. Kesulitan hidup terus melanda mereka. Bahan-bahan pokok naik tak seimbang dengan pendapatan lagi. Jangankan untuk mengkuliahkan anak di Perguruan Tinggi, makan sehari-hari pun seadanya.

Lalu adakah anak muda yang bercita-cita menjadi petani. Ingin membangun dunia pertanian dan mensejahterakan petani. Membuat orang menjadi bangga berprovesi sebagai petani. Memang itu hal mustahil, tapi bukan tidak mungkin. Kita berharap suatu hari nanti ada terobosan dalam dunia pertanian kita. Jangan seperti sekarang, pupuk subsidi pun menghilang. Bukan karena tak dianggarkan. Tapi disulap dengan sedemikian cara, itu tak ada tapi nyatanya ada. Hal ini, hanya tuhan yang dapat menjawabnya.

Demikianlah, orang-orang tua yang berputus asah. Mereka mulai membenci kehidupan petani. Dari zaman dahulu sampai dengan zaman sekarang. Ditambah lagi ada larangan membakar lahan, sehingga tambah sulit mereka menanam. Dengan alasan mencegah kebakaran hutan dan lahan. Yang namanya petani pastilah orang miskin, hidup susah dan kekurangan. Lihat mereka PNS, Pekerja Kantoran yang bersih tampak gemuk dan sejahtera. Demikianlah kisah petani kita, yang semakin lama semakin sedikit. (Red)

Disusun: Tim Apero Fublic
Editor. Rama Saputra.

Sy. Apero Fublic