-->
Search
24 C
en
  • Penerbit MAF
  • Apero Book
  • JAF
  • LinkedIn
APERO FUBLIC
Terbitkan Artikel Anda
  • Apero Fublic
  • Popular
    • Politik
    • Ekonomi
    • Fotografi
    • Dunia Anak
    • Sosial & Masyarakat
  • Apero Fublic
  • Women
    • Women
    • Tokoh Wanita
    • Skil Wanita
    • Ibu dan Anak
    • Pendidikan & Kesehatan Wanita
  • Gatget
    • Video
  • World
  • Video
  • Featured
    • Penyakit Masyarakat
    • About
    • e-Galeri
    • Post Search
    • Daftar Kata
    • Peribahasa
    • Antologi Puisi INew
    • Antologi Puisi IINew
  • Find
    • Download Artikel
    • Download Feature
    • Andai-Andai
    • Post All
    • Flora Pangan
    • Fauna
    • Picture IndonesiaNew
    • Kamus Bahasa MusiNew
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Brand
    • Sport
    • Fashion
    • Fitness
    • Sunset-Sunrise
    • HijrahNew
    • NasihatNew
APERO FUBLIC
Search

Ruang Sponsor Apero Fublic

Ruang Sponsor Apero Fublic
Home Sejarah Islam KISAH NYATA: Tujuh Kesatria dalam Perang Praya II (1891-1894)
Sejarah Islam

KISAH NYATA: Tujuh Kesatria dalam Perang Praya II (1891-1894)

PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic
21 May, 2022 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

APERO FUBLIC.- Kisah tujuh kesatria Praya bukan legenda atau sastra lisan, tetapi kisah nyata yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada masa akhir abad ke sembilanbelas. Peristiwa terjadi pada saat perang Praya II pecah. Perang Praya bentuk perlawanan masyarakat Melayu Islam di Lombok terhadap kezaliman Kerajaan Mataram di Lombok.

Sasak adalah nama salah satu kelompok masyarakat Melayu Nusantara yang mendiami Pulau Lombok. Pada abad ke sembilanbelas Lombok dikuasai oleh Kerajaan Mataram Hindu. Penduduk Lombok hampir semuanya orang Islam. Hukum mereka adalah hukum Islam yang dipadukan dengan hukum adat. Hukum demikian sama seperti hukum masyarakat di Nusantara kala itu, seperti masyarakat Melayu Palembang, Melayu Riau, Melayu Minang, Melayu Aceh dan berbagai tempat lainnya di Nusantara. Dengan demikian kekuatan Islam di Lombok sangat teguh di hati masyarakatnya, dan sampai sekarang. Hal demikian membuat resah penguasa Mataram.

*****

Perang Praya II dipimpin oleh Lalu Ismail atau Guru Bangkol dan Mamiq Srinata meletus pada tanggal 8 Agustus 1891. Awal perang Praya II terjadi karena pemerintah Kerajaan Mataram terus berbuat sewenang-wenang. Kemudian dendam atas perbuatan kejam Mataram saat perang Praya I. Ketiga karena terbunuhnya seorang ulama bernama Guru Ayang oleh seorang Perbekel Bali di Praya tanpa kesalahan yang nyata.

Satu hal yang paling membuat masyarakat Sasak marah adalah karena pembunuhan Guru Ayang. Saat mereka meminta keadilan pada raja Mataram tidak ditanggapi. Maka, jalan terakhir adalah dengan mengangkat senjata. Lebih-lebih mendapat janji dari seorang Arab yang mengaku bernama Tuan Syarif, mengatak kalau Syayid Abdullah dan Datu Pangeran telah siap di Cakranegara. Begitu juga desa-desa lain siap membantu. Namun kenyataanya hanya dua desa yang telah dihubungi, yaitu Desa Penujak dan Desa Puyung. Kemudian Desa Puyung berkhianat pada Praya dan memihak Mataram. Akibat laporan orang Desa Puyung, pasukan Praya diserang pasukan Mataram di Penenteng Aik. Dalam pertempuran itu, pasukan Mataran terdesak dan beberapa waktu kemudian datang pasukan bantuan dari Mataram. Pasukan Praya mundur dan Pasukan Mataram mengejar lalu mereka bermarkas di Desa Puyung. Disana dipimpin langsung oleh Anak Agung Made putra mahkota Mataram dan para panglimanya.

Keadaan Desa Praya menjadi sepi karena di tinggal oleh penduduknya mengungsi ke hutan. Hanya tujuh orang yang masih tinggal mempertahankan Desa Praya. Yaitu, Guru Bangkol, Mamiq Sapian, Haji Yasin, Mamiq Diraja, Amaq Lembain, Amaq Tombok, dan Amaq Gewar. Mereka bertahan di dalam masjid.

Untuk menipu pasukan Mataram disekeliling mereka tanam bumbung bambu. Lalu di belakang diikatkan tombak yang diikat satu sama lain. Saat tali penghubung ditarik maka tombak-tombak dapat bergerak bersamaan. Saat dilihat dari luar tampak ada ratusan orang menggerakkan tombak-tombak siap berperang. Masjid di kepung oleh pasukan Mataram, dan tidak dapat mendekati masjid. Ketujuh orang secara bergiliran menyusup keluar masjid lalu mengamuk menghabisi satu demi satu pasukan Mataram. Setiap hari masjid ditembak dengan senapan dan meriam. Tapi tidak ada kerugian jiwa karena memang tidak ada pasukan selain ketujuh satria itu.

Sementara itu, orang Desa Praya yang mengungsi ke hutan kembali masuk desa dan mulai membantu tujuh kesatria melakukan perang fisabilillah itu. Semangat yang tinggi tumbuh dan kekuatan mereka bersatu. A.A. Made berusaha sekeras mungkin untuk menjatuhkan Praya. Namun mereka tidak dapat menembus pertahanan Praya.

Benteng pertahanan dan sarang meriam Pasukan Mataram di Ruak diserang dan bahan-bahan beserta senjatanya diangkut pasukan Praya dalam satu malam saja. Kemudian A.A. Made berencana membuat benteng stelsel mengelilingi Praya. Benteng dibuat sepanjang dua setengah kilo meter di barat Praya. Dia berusaha mencegah orang Praya yang keluar untuk mencari makan. Benteng itu diserang pasukan Praya pada suatu malam. Beratus-ratus pasukan mataram tewas dan senapan, bahan makanan, dan alat-alat diangkut oleh pasukan Praya juga selesai dalam satu malam itu juga. A.A. Made menjadi sangat gusar, ditambah lagi desakan ayahnya raja Mataram untuk menyelesaikan perang secepatnya.

Pasukan bantuan kembali didatangkan ke Praya dipimpin oleh A.A. Ketut. Namun pasukan Mataram masih tidak dapat menembus pertahanan Praya yang semakin kuat. Bahkan mereka terus menderita kerugian terutama korban jiwa. A.A. Made dan A.A. Ketut mencurigai kalau pasukannya dari orang Melayu Sasak berperang tidak sungguh-sungguh. Untuk itu, pemimpin orang Sasak, Mamiq Wirata dan anaknya dilucuti lalu dikirim ke Cakranegara. Di sana keduanya dibunuh dengan kejam. Selanjutnya, pemimpin orang Sasak bernama Haji Ali dan Mamiq Nursasih dari Sakra akan disingkirkan juga oleh A.A. Made. Keduanya masih sempat melarikan diri bersama pengikutnya kembali ke Sakra. Dari Sakra keduanya menyerukan dan mengobarkan perang fisabilillah yang disambut oleh semua desa di Lombok Tengah dan Lombok Timur.

Mereka menceritakan kekejaman A.A. Made yang telah menangkap empat ratus lima puluh orang sasak yang ikut memerangi Praya dan membunuh Mamiq Wirata bersama anaknya. A.A. Made juga berencana akan membunuh semua haji-haji di Lombok.

Dalam beberapa hari perang fisabilillah diumumkan. Semua desa-desa di Lombok Tengah dan Timur berbalik menyerang kedudukan Mataram. Sehingga semua orang Mataram disapu bersih. Diantara orang Mataram yang berusaha bertahan segerah terbunuh.

Pemimpin masyarakat Sasak waktu itu yang bersatu menjadi satu kekuatan. Yaitu, Mamiq Mustiaji dari Kopang, Mamiq Nursasi dan Haji Ali dari Sakra, Guru Bangkol dari Praya, Raden Wiranom daro Pringgabaya, Raden Ratmawa dari Rarang, Raden Melaya dari Masbagik, Raden Umas dari Jonggat. Setelah kekuatan Mataram di Lombok Timur jatuh, kemudian kekuatan ditujukan menyerbu desa-desa yang dipertahankan Mataram di sebelah barat Sungai Babak.

Semua masyarakat bergabung dan membentuk kesatuan-kesatuan menurut kelompok mereka. Dalam pertempuran di Pringgarata tempat pesanggrahan A.A. Made dia terpukul mundur ke Sintung. Di Sintung pasukan Mataram di hancurkan, bahkan A.A. Made hampir tewas kalau tidak segerah dilarikan anak buahnya. Bahkan tandu A.A. Made dirampas dan dihancurkan pasukan Mamiq Mustiaji.

Kedudukan pasukan Mataram di Desa Puyung penghianat yang dipimpin A.A. Ketut juga mendapat giliran serbuan masyarakat Sasak. Lalu A.A. Ketut dan sisa pasukan melarikan diri ke Kediri. Tidak berapa lama Kediri dan menyusul daerah Bengkel juga direbut orang Sasak. Sampai akhirnya wilayah kerajaan tinggal di Kota Mataram, Cakranegara dan Narmada.

Tapi Mataram belum putus asa untuk memenangkan peperangan dengan orang Islam Melayu Sasak. Pertahanan mereka kuat dan mereka menggunakan waktu dalam waktu tiga tahun antara perang dan damai Mataram untuk mengumpulkan kekuatan. Kerajaan Mataram membeli dua buah kapal dari Singapura untuk patroli laut disekitar Pulau Lombok. Selain itu, Mataram membeli senjata api terbaru juga dari Singapura. Setelah perang Bali selesai bantuan dari Karangasem didatangkan dibawa pimpinan A.A. Gede Jelantik. Belanda memberi nasihat agar tidak terlalu kejam dalam menumpas perlawanan masyarakat Sasak. Namun nasihat tersebut hanya dianggap angin lalu saja oleh Mataram.

Pasukan Mataram dibagi menjadi dua bagian, fron timur bermarkas di Kotaraja dan fron selatan bermarkas di Mujur. Masyarakat Sasak juga membagi pasukan mereka dua fron untuk menghadapi pasukan Mataram. Sejak perang masyarakat di Lombok meninggalkan pertanian sehingga kelaparan mengancam mereka. Melalui orang Melayu Bugis, Belanda menyelidiki keadaan masyarakat Melayu Sasak.

Pemimpin Sasak mengirim surat permohonan bantuan pada Gubernur Belanda pada 20 Februari 1894. Pada 3 Maret 1894 utusan gubernur yaitu Liefrinch menuju Lombok dan berlabu di Tanjung Luar kemudian menuju Sakra. Setelah berunding dengan pemimpin rakyat, Liefrinch kembali ke Buleleng. Beberapa hari kemudian Liefrinch kembali lagi dengan beberapa kapal perang. Mereka bermusyawarah dan menurunkan bahan makanan. Masa itu, perang sedang meredah walau tidak ada perdamaian.

*****

Belanda sudah lama tertarik dengan Lombok dan sekitarnya. Namun peperangan diberbagai daerah di Nusantara menyibukkan Belanda. Sehingga mereka untuk sementara mengabaikan Kerajaan Mataram. Lombok sangat kaya akan hasil beras, sejak berabad-abad lalu sudah diekspor ke luar negeri, seperti ke  Australia, Borbon, Manila, dan Cina. Sehingga sangat menarik bagi Kolonial Belanda untuk memenuhi suplai beras.

Selain itu, Belanda juga tidak ingin Inggris menancapkan pengaruhnya di Mataram. Berbekal kekhawatiran akan kekuasaan Inggris di sana, Belanda mengambil tindakan pencegahan dengan cara menaklukkan Kerajaan Mataram. Untuk itu, mereka mau membantu masyarakat Sasak dalam menghadapi Mataram. Bagi Belanda, Kerajaan Mataram tidak begitu kuat dari sisi taktik perang zaman itu. Sebab orang Lombok dimana kekuasaan Mataram penduduknya hampir semuanya beragama Islam. Belanda juga tahu bagaimana kelakuan orang Mataram pada masyarakat di Lombok. Maka dengan dalih menyelamatkan masyarakat Melayu Sasak, Belanda campur tangan dan menyerang Mataram bersama masyarakat Lombok. Namun penyerangan juga atas penghianatan Mataram pada perjanjian yang telah disepakati. Entah benar atau tidak memang pada dasarnya cara memerintah Kerajaan Mataram memang tidak baik. Sehingga menimbulkan kebencian dan dendam yang tersimpan bagaikan bara api di dalam jiwa setiap orang Lombok pada Mataram.

*****

Karena berbagai tuntutan tidak dihiraukan pihak Mataram. Maka Belanda melalui Surabaya memulai ekspedisi ke Lombok pada 3 Juli 1894. Bersamaan dengan itu, dibuat peraturan memperketat impor dan ekspor serta penyaluran kebutuhan perang ke Lombok. Selain itu, pencegahan mendatangkan bantuan perang dari Karangasem dan mencegah A.A. Made melarikan diri keluar Lombok. Anak Agung Made dianggap anak raja yang paling jahat selama ini. Dia mengancam seusai perang akan membunuh semua pemimpin masyarakat Sasak dan para haji agar tidak ada lagi pemberontakan.

Ekspedisi berkekuatan lima kapal, yaitu Prins Hendrik, Koningin Emma, Trom, Sumatra dan Borneo. Seratus tujuh orang perwira, seribu tiga ratus dua puluh orang prajurit Eropa, sembilan ratus empat puluh delapan orang prajurit bumiputra, tiga ratus delapan puluh enam ekor kuda, tiga puluh tujuh ekor keledai, dua ratus enam belas orang pembantu, enam puluh empat orang mandor, seribu tujuh ratus delapan belas orang narapidana, dan beberapa orang pegawai sipil. Panglima ekspedisi Mayor Jenderal J.A. Vetter, wakil panglima Mayjen P.P.H. Van Ham. Tiba di Ampenan pada 5 Juli 1894, kemudian langsung mengirim ultimatum disampaikan pada raja Mataram dan harus disetujui sebelum matahari terbit keesokan harinya (6 Juli 1894).

1.Raja harus tunduk seluruhnya di bawah Pemerintah Kolonial Belanda.
2. Raja harus meminta maaf atas semua kesalahan-kesalahannya selama ini.
3.A.A. Made harus diserahkan kepada Belanda.

Pada Tanggal 11 Juli 1894 baru saja pasukan akan diberangkatkan menyerbu istana Mataram. Datang utusan bahwa menyetuji menyerahkan A.A. Made, tapi dengan syarat rajalah yang akan membuang A.A. Made. Sehingga diminta untuk mengirim panitia yang menyaksikan A.A.Made yang akan bunuh diri. Maka dikirmlah Liefrinck dan dua punggawa Buleleng yang sudah mengenal A.A. Made. Sekembali dari Mataram Liefrinck menceritakan pada J.A. Vetter kalau A.A. Made bunuh diri atau dibunuh sesaat sebelum dia datang. Buktinya saat dia tiba mayatnya masih menggelepar. Orang-orang menduga kalau A.A. Made dibunuh atas perintah raja karena dia telah berbuat maksiat bersama anak gadis saudara laki-lakinya. Mayat keduanya kemudian dibuang ke laut atas perintah raja.

*****

Setelah peristiwa itu, perang tidak terjadi. Maka Belanda menjadi pasukan sahabat. J.A. Vetter membangun pos-pos militer antara Mataram dan Karangjongkong berhadapan dengan Puri Raja. Panglima Belanda dan wakilnya tinggal di Puri Gusti Gede Jelantik. Kemudian diadakan perundingan-perundingan antara masyarakat Sasak dengan pihak Kerajaan Mataram.

1.Masyarakat Melayu Sasak akan membentuk pemerintahan sendiri yang otonom sederajad dengan pemerintahan Mataram dibawah pengawasan Pemerintah Belanda.

2.Kerajaan Mataram diwajibkan membayar biaya perang sebesar satu juta fonsterling sebelum ekspedisi meninggalkan Lombok.

3.Setiap tahun Mataram dibebani kewajiban menyumbang 25.000 fonsterling untuk biayah Pemerintah Belanda di Lombok.

Karena semua syarat di terima Mataram dan masyarakat Sasak. Maka Vetter memerintahkan menghancurkan semua benteng-benteng pertahanan kedua belah pihak sebelum dia meninggalkan Lombok. Untuk memastikan dikirim pasukan ke pedalaman memastikan perjanjian ditepati semuanya.

*****

Tidak berapa lama Raja Mataram mulai menghianati perjanjian tersebut atas anjuran dari orang Rusia, bernama Malingin. Dia mengusulkan agar pasukan Mataram menyergap pasukan Belanda saat akan menyebarang. Rencana penyergapan dilaporkan oleh Kapten Infanteri Schmidhamer kepada Vetter. Laporan itu, sebelumnya disampaikan oleh seorang penduduk yang mendengar rencana tersebut bernama Amaq Amat dari Sukaraja. Pihak Belanda berusaha mengecek kebenaran itu, dengan bersurat pada A.A. Ketut. Tapi dia tidak tahu menahu. Vetter kemudian tenang-tenang saja dan menambah kekuatan pasukannya di Cakra, Vetter dan wakilnya Van Ham tidur diantara prajuritnya. Menjelang tengah malam terdengar letusan senjata terus menerus. Sehingga terjadilah perang antara pasukan Mataram dan pasukan Belanda, pada 25 Agustus 1894.

Keesokan harinya Vetter dibawah hujan peluru terus menerus berhasil meloloskan diri menuju pasukan induknya di Ampenan. Sedangkan Van Ham tertembak di perutnya dan kemudian meninggal dunia. Sementara Raja Mataram menyalahkan penyerangan itu pada Gusti Ketut Gusa yang memimpin penyerangan malam itu. Sehingga dia melarikan diri ke Praya dengan dalih akan masuk Islam. Tapi masyarakat Sasak tidak percaya lagi pada orang Mataram. Kemudian Gusti Ketut Gusa dan dua orang utusan raja di penggal, lalu kepala mereka di serahkan pada Jenderal Vetter di Ampenan, 18 September 1894.

*****

Sudah sejak tanggal 30 Agustus 1894 Mataram sudah dibombardir Belanda. Seluruh pantai barat dan utara pulau Lombok dijaga ketat sehingga tidak mungkin Mataram mendapat bantuan dari Bali. Sebelumnya pada 7 Agustus 1894 Gusti Gede Jelantik telah meninggalkan pulau Lombok dari Kombal menuju Karangasem, Bali.

Pihak Mataram mulai bermain politik untuk menghadapi Belanda. Mereka memberikan janji-janji muluk pada orang Sasak untuk berperang bersama mereka untuk melawan Belanda. Memberikan banyak uang dan menyerahkan Datu Pangeran, dan A.A. Ketut yang beragama Islam pada Guru Bongkol di Praya. Namun luka yang dibuat orang Mataram terlalu dalam sehingga tidak mungkin bagi mereka membantu Mataram. Sementara itu, orang-orang di Lombok Tengah dan Lombok Timur telah dipersenjatai untuk menggempur Kerajaan Mataram.

Belanda bersama masyarakat Lombok mengepung pertahan terkuat Mataram di Pagesangan dan Pagutan. Pada 17 September tempat itu jatuh. Di sana ikut tewas anak laki-laki almarhum A.A. Made bernama Gusti Luki. Pada malam tanggal 20 September pasukan Mataram mencoba merebut Pagutan tapi dicegat pasukan rakyat Sasak. Bahkan mereka berhasil menangkap bekas pemimpin Pagutan, Ida Nyoman Kosong dan diserahkan pada jenderal Vetter.

Kota Mataram mulai diserang dari tanggal 27 September 1894. Di bawah pimpinan Jenderal M. Segov meriam-meriam gunung Belanda membombardir kota Mataram. Pada tanggal 29 September 1894 tiga setengah batalyon menyerbu kota Mataram dari semua penjuru. Serangan Belanda dipimpin langsung Vetter, dan pihak Mataram dipimpin Putra Mahkota. Putra mahkota bertahan mati-matian di dalam puri raja. Korban berjatuhan dikedua belah pihak. Termasuk putra mahkota dan sejumlah keluarga dan pembesar kerajaan. Sisanya mengungsi ke Cakranegara dan menyerah. Puri Mataram dibakar dan diratakan dengan tanah, menggunakan mesin, dinamit, linggis dan sekop. Kota Mataram jatuh dan penduduknya mengungsi ke gunung atau meminta perlindungan pada masyarakat Sasak.

*****

Pada 15 November 1894 bantuan pihak Belanda kembali datang dari Ampenan. Tiga hari kemudian Jenderal Vetter memimpin menyerang Cakranegara. Sebelumnya Cakranegara telah di bom berhari-hari. Pertempuran dimulai dari subuh sampai menjelang soreh. Pasukan Belanda mendapat perlawanan sengait, mereka ditembaki dari setiap sudut dan dari atas pagar dan pepohonan. Pasukan Belanda merangsek masuk ke sekitar Puri. Tapi saat mendekati petak penyimpanan harta benda pasukan Belanda terpukul mundur. Jenderal Vetter menunda pembersihan sampai esok hari. Kesempatan itu digunakan raja untuk melarikan diri ke Sasari di tengah malam. Puri ditinggalkan kosong dan tidak ada seorangpun. Menjelang subuh petak yang dipertahankan mati-matian itu telah dipenuh oleh orang Sasak. Mereka mengambil harta benda, uang dan lainnya. Belanda menemukan 230 kilogram emas, 3.180 kilogram uang perak. Sebuah naskah Keropak Negarakertagama berhasil diselamatkan Brandes seorang ahli bahasa yang ikut ekspedisi. Naska tersebut menceritakan tentang Kerajaan Majapahit.

*****

Sesungguhnya orang-orang Melayu Islam di Lombok sangat kuat dan pemberani. Namun yang menjadi kelemahannya adalah mereka tidak bersatu. Kalau mereka bersatu Kerajaan Mataram tidak akan dapat bertahan lama. Sebagai contoh bentuk tidak bersatunya masyarakat Lombok saat terjadinya perang Kalijaga.

Dea Guru dan Dea Meraja berani menolak lamaran raja Mataram. Karena sebelumnya Raden Amir dan Raden Kardiyu menjanjikan bantuan kalau Kalijaga diserang Mataram. Namun dalam perjalanan perang rahasia mereka dibocorkan oleh seorang pengikut Kalijaga bernama Pe Sriyaman. Kemudian Raden Amir dan Raden Kardiyu juga berbelok menyerang Kalijaga hanya karena janji dari raja Mataram agar mereka diampuni.

Kemudian pada perang Praya I, dimana Mataram ingin menguasai seluruh Pulau Lombok. Mataram melakukan politik pecah belah diantara desa-desa otonom atau yang mempunyai pemimpin sendiri. Mataram yang ingin menguasai Lombok juga menggunakan siasat halus. Dengan cara melamar seorang Putri Raden Wiracandra di tolak oleh Praya. Untuk menyerang Praya Mataram menghasut desa-desa tetangga Praya, seperti Kopang, Batukliang, Rarang dan Sakra agar memusuhi Praya. Akibat hasutan seolah-olah Kopang dan Batukliang musuh utama dari Praya. Kemudian terjadi persengketaan batas wilayah antara Praya dan Batukliang dan Kopang. Praya kemudian menyerang Batukliang dan Kopang, lalu Mataram datang membantu. Mataram mengirim Ratu Gede Wanasara yang di dampingi Ida Made Rai dan Gusti Made Kaler. Praya di kepung selama satu setengah tahun membuat kelaparan, kemudian diakhir perang Raden Wiracandra  dan semua pembantunya bertekad untuk mati fisabilillah. Begitu juga pasukan Haji Umar juga menjalani perang fisabilillah. Keluarga Raden Wiracandra banyak yang ditawan, dibunuh, dibuang. Hanya Raden Tunggul putra Raden Wiracandra yang berhasil meloloskan diri ke Sumbawa dan berlayar ke Bugis.

Hancurnya Praya membuat kebanggaan bagi Batukliang dan Kopang. Namun kebaikan Mataram pada kedua desa itu hanyalah siasat melemahkan dan bagian dari politik adu domba. Lima bulan setelah Kopang dihancurkan Mataram. Berlanjut dengan kehancuran Batukliang. Satu tahun kemudian tiba giliran Raden Amir dari Mamben dan Raden Kardiyu dari Korleko, yang sebelumnya menghianati Dea Meraja dan Dea Guru. Lalu Kalijaga dan Penguasa Kalijaga Raden Meraja juga dihancurkan Mataram.

Karena tidak bersatunya orang-orang Sasak di Lombok membuat mereka lemah. Mudahnya diadudomba sehingga masyarakat Melayu Sasak selalu rusuh dan bertikai satu sama lainnya. Sehingga mereka tidak dapat mengalahkan Kerajaan Mataram yang kecil menjajah mereka. Kalau mereka dapat bermusyawarah dan mengedepankan persatuan umat dan Islam, pastilah mereka sangat kuat. Sebagaimana saat terjadi perang Praya II yang dimulai dari tujuh kesatria Praya. Dalam waktu singkat Mataram hampir jatuh.

Dunia berputar dan zaman berubah-ubah. Kezaliman Mataram yang memerintah dengan tangan besi dan sewenang-wenang juga akhirnya berakhir. Perang Lombok terjadi masyarakat Lombok dan Belanda berhasil menghancurkan Mataram. Kalau sebelumnya Mataram yang melakukan pembunuhan, pembersihan keluarga musuh-musuhnya, menawan, membuang, dan melarikan diri. Saat terjadi perang antara tahun 1891-1894 giliran keluarga Raja Mataram, orang Mataram dan pembesar Mataram yang menerima hukum karma. Mereka juga yang terbunuh, dibuang, dan melarikan diri tanpa tahu arah.

Kekalahan Mataram adalah pelajaran bagi penguasa dan kita semua. Kesewenangan dan kekejaman pada rakyat hanya melemahkan kekuatan negara. Kesombongan dan keserakahan A.A. Made Karangasem membuat penderitaan dan luka bagi rakyat Sasak. Sehingga dia dibenci oleh orang Lombok. Maka dalam serbuan Belanda masyarakat Sasak tidak mau membantu Mataram dan justru membantu Belanda untuk meruntuhkan Mataram. Mataram runtuh pada tahun 1894. A.A. Made yang selalu meneror haji atau ulama yang menyebabkan kemarahan rakyat Sasak Islam. Juga mati terhina sebagaimana perlakuannya pada orang Sasak.

Kita dapat melihat bagaimana pemerasan pada rakyat dan akhirnya harta yang terkumpul juga dirampas rakyat. Tembok-tembok istana yang dibangun atas jerih payah rakyat juga akhirnya dibongkar rakyat. Lalu apa yang dihasilakan sebuah pemerintahan demikian selain kelelahan dan penderitaan orang banyak. Oleh karena itu, hal yang menjadi pelajaran bagi kita adalah ahlak, adab, kebaikan dan kemanusiaanlah yang perlu kita perjuangankan, bukan nafsu dan keserakahan materialisme. Sebuah peradaban seperti tumbuhan yang tumbuh, berkembang dan mati. Tetapi setiap kehancuran dinasti atau pemerintahan semuanya disebabkan dari dalam terutama rusaknya moral pemimpin dan pembesarnya itu sendiri.

Disusun: Tim Apero Fublic.
Editor. Joni Apero.
Palembang, 21 Mei 2022.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Sumber: Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977/1978.

Sy. Apero Fublic

Via Sejarah Islam
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

Post a Comment

PWI Sumatera Selatan

PWI Sumatera Selatan
Ayo, ikuti dan ramaikan.

Post Populer

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

Friday, June 06, 2025

BULETIN APERO FUBLIC

BULETIN APERO FUBLIC

Translate

Search This Blog

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
vimeo Subscribe
instagram Follow
rss Subscribe

Featured Post

Bupati Muba H M Toha Semarakkan Syukuran Hari Bhayangkara ke-79 Polres Muba

PT. Media Apero Fublic- Tuesday, July 01, 2025 0
Bupati Muba H M Toha Semarakkan Syukuran Hari Bhayangkara ke-79 Polres Muba
APERO FUBLIC. MUSI BANYUASIN.- Suasana hangat penuh keakraban mewarnai acara syukuran Hari Bhayangkara ke-79 yang digelar Polres Musi Banyuasin di Pendopoan G…

Most Popular

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Sunday, November 10, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Tuesday, October 15, 2019
Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Saturday, March 21, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Thursday, November 07, 2019
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Powered by Blogger
Apero Fublic

Website Archive

  • 2025225
  • 2024203
  • 2023142
  • 2022103
  • 2021365
  • 2020435
  • 2019281

MAJALAH KAGHAS

MAJALAH KAGHAS

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

TABLOID APERO FUBLIC

TABLOID APERO FUBLIC

SELAK MAJO

SELAK MAJO
Karikatur

Labels

Andai-Andai APERO FUBLIC Apero Herbal Apero Popularity Arkeologi Artikel Berita Berita Daerah Berita Internasional Berita Nasional Biruisme Bola Brand Budaya Daerah Budaya Dunia Buku Populer Buletin AF Cerita Bersambung Cerita Kita Cerita Rakyat Cerpen Daratan Daratan dan Hutan Dongeng Dongeng Dunia Dunia Anak e-Biografi Tokoh Ekonomi Ekonomi Islam Elektronik Energi FASHION Fauna Film Flora Fotografi Gatget Healthy & Fitness Himpunan Muslim Hukum Hukum Islam Ibu dan Anak Ilmu Kesastraan Info Desa Islam dan Budaya Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Masyarakat Islam dan Negara Islam dan Sosial Jurnal AF Jurnalisme Kita Kabar Buku Kampus Kata Mutiara Kepemimpinan Kesehatan Kesehatan dan Pendidikan Wanita kesenian Kisah Legenda Kriminal Kuliner Laporan Penelitian Majalah Kaghas Mask Mitos Musik Olah Raga Opini Otomotif Pantun Pariwisata PDF Pemerintahan Pendidikan Penyakit Masyarakat Pertanian dan Alam Politik Populer Bisnis Populer Iklan Populer Produk Populer Profesi PraLeader Problematika Seks Propaganda Public Figure Puisi Puisi Akrostik Pustakawan PWI PWI SumSel Sampah dan Limbah Sastra Kita Sastra Klasik Sastra Lisan Sastra Moderen SDA Sejarah Daerah Sejarah Islam Sejarah Kebudayaan Sejarah Umum Seniman Sepeda Listrik Sepeda Motor Skil Wanita Smart TV Sosial dan Masyarakat Sport Sudut Pandang Sumber Air Surat Kita Syarce Tablet Tabloid AF Teknologi Tokoh Wanita UKM-Bisnis Video Women World

Laman Khusus

  • Cahaya
  • Daftar Kata Istilah Baru
  • e-Galeri Apero Fublic
  • Mari Kita Hijrah
  • Nasihat dan Motivasi
  • Apero Quote
  • Pribahasa Indonesia
  • Picture Indonesia
  • Pangeran Ilalang I
  • Pangeran Ilalang II

Pages

  • Pecakapan Sunset Sunrise
  • Flora Pangan Indonesia
  • Fauna Indonesia
  • Dawnload PDF Gratis
  • Dawnload Feature Gratis (PDF)

Recent Posts

Popular Posts

  • Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan
    Apero Fublic.- Pada masyarakat Melayu ada sistem adat tatacara memanggil seseorang. Orang yang tidak mengikuti adat peraturan dalam mem...
  • Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah
    APERO FUBLIC. SUMATERA SELATAN.- Palembang – Bupati Muba H. M Toha, didampingi Kepala Dinas Kominfo Muba Herryandi Sinulingga dan Kepala Ba...
  • Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
    Apero Fublic.- Pantun Daerah dari Dataran Negeri Bukit Pendape ini adalah warisan pantun berbahasa Melayu. Hadir dari buah pemikiran ne...
  • Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal
    APERO FUBLIC. MUBA.- Setelah berhasil melakukan peralihan pengelolaan kelistrikan dari PT MEP ke PLN, Bupati Muba H M Toha bersama Wakil Bup...
  • PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H
    Suasana di Kantor PWI di Kota Palembang APERO FUBLIC. PALEMBANG.- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel rangkaian menyambut Hari Raya I...
  • Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113
    APERO FUBLIC. SEKAYU.- Dalam rangka memperingati Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113. Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Musi Banyuasin M...
  • Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba
    APERO FUBLIC. MUSI BANYUASIN.- Pembukaan Festival Kuliner Kitek Nia Tahun 2025 dengan tema The Taste of Musi Banyuasin yang berlangsung di ...
  • Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK
    APERO FUBLIC. MUBA-JIRAK JAYA.- Untuk mengoptimalkan Program Kerja. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Musi Ba...
  • e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II
    Apero Fublic.- Ilalang atau juga sering di sebut alang-alang memiliki nama ilmiah  imperata cylindrica . Ilalang jenis rumput berdaun ...
  • Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.
    APERO FUBLIC.- Raden Kamandaka sebuah cerita rakyat dari dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Rakyat ini bercerita tentang Keraja...

Editor Post

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Legenda Kisah Cinta  I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Legenda Kisah Cinta I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Tuesday, January 14, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Thursday, November 28, 2024
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019

Popular Post

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

Friday, June 06, 2025
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113

Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113

Thursday, June 19, 2025
Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba

Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba

Thursday, June 26, 2025
Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

Sunday, June 15, 2025
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020

Populart Categoris

Andai-Andai 1 Artikel 38 Berita 225 Berita Daerah 403 Berita Internasional 20 Berita Nasional 305 Brand 117 Budaya Daerah 29 Cerita Bersambung 20 Cerita Kita 22 Cerita Rakyat 12 Cerpen 9 Dongeng 66 Ekonomi 12 Elektronik 21 FASHION 4 Fauna 4 Flora 62 Healthy & Fitness 14 Ibu dan Anak 1 Islam dan Budaya 11 Islam dan Lingkungan Hidup 5 Islam dan Masyarakat 2 Jurnalisme Kita 16 Kampus 104 Kesehatan 5 Kisah Legenda 10 Kuliner 18 Mitos 15 Olah Raga 30 Opini 58 PDF 3 Pantun 6 Pariwisata 36 Penyakit Masyarakat 6 Problematika Seks 6 Puisi 47 Puisi Akrostik 5 Sampah dan Limbah 1 Sastra Kita 22 Sastra Klasik 53 Sastra Lisan 12 Sejarah Daerah 24 Sejarah Kebudayaan 28 Sepeda Listrik 15 Sport 2 Surat Kita 7 Tablet 20 Teknologi 125 Tokoh Wanita 6 UKM-Bisnis 12 Video 20 Women 4 World 3 e-Biografi Tokoh 23 kesenian 2
APERO FUBLIC

About Us

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan Publikasi dan Informasi yang bergerak dalam bidang Industri Kesusastraan. Apero Fublic merupakan bidang usaha utama bidang jurnalistik.

Contact us: fublicapero@gmail.com

Follow Us

© Copyright 2023. PT. Media Apero Fublic by Apero Fublic
  • Disclaimer
  • Tentang Apero Fublic
  • Advertisement
  • Contact Us