-->
Search
24 C
en
  • Penerbit MAF
  • Apero Book
  • JAF
  • LinkedIn
APERO FUBLIC
Terbitkan Artikel Anda
  • Apero Fublic
  • Popular
    • Politik
    • Ekonomi
    • Fotografi
    • Dunia Anak
    • Sosial & Masyarakat
  • Apero Fublic
  • Women
    • Women
    • Tokoh Wanita
    • Skil Wanita
    • Ibu dan Anak
    • Pendidikan & Kesehatan Wanita
  • Gatget
    • Video
  • World
  • Video
  • Featured
    • Penyakit Masyarakat
    • About
    • e-Galeri
    • Post Search
    • Daftar Kata
    • Peribahasa
    • Antologi Puisi INew
    • Antologi Puisi IINew
  • Find
    • Download Artikel
    • Download Feature
    • Andai-Andai
    • Post All
    • Flora Pangan
    • Fauna
    • Picture IndonesiaNew
    • Kamus Bahasa MusiNew
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Brand
    • Sport
    • Fashion
    • Fitness
    • Sunset-Sunrise
    • HijrahNew
    • NasihatNew
APERO FUBLIC
Search

Ruang Sponsor Apero Fublic

Ruang Sponsor Apero Fublic
Home Mitos Andai-Andai: Lubuk Lesung dan Raksasa Ompong
Mitos

Andai-Andai: Lubuk Lesung dan Raksasa Ompong

PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic
29 Aug, 2021 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

APERO FUBLIC.- Dikisahkan pada suatu masa yang lampau, terdapat sebuah Talang orang Melayu di pedalam Sumatera Selatan. Masa itu, manusia masih sedikit dan kehidupan sangat tradisional sekali. Belum ada kerajaan-kerajaan, masyarakat masih hidup dalam kelompok-kelompok yang dipimpin orang yang dituakan. Pemimpin dipilih dan mereka menggelari pemimpin dengan, Datu. Talang tersebut bernama Talang Gajah Mati. Nama diberikan karena kelompok pendiri Talang menemukan seekor gajah yang sudah mati di dalam sebuah sungai kecil di sisi Talang.

Masa itu, tersebutlah seorang datu yang baik hatinya. Dia memimpin dengan adil dan bijaksana, sehingga warganya menyayanginya. Nama beliau Tan Maranu, dan istrinya bernama Tan Manana.  Namun, telah lama dia hidup berumah tangga dengan istrinya, namun belum juga mendapatkan seorang anak pun. Suatu saat bedoalah datu itu pada yang maha kuasa dengan sungguh-sungguh. Agar dia mendapat seorang seorang anak. Datu Tan Maranu sangat sedih, sebab umur sudah mulai lanjut. Doa sang datu dikabulkan oleh yang kuasa, dan hamilah istrinya walau sudah berusia agak lanjut. Dimana manusia biasa apa bilah seumuran dengnya tentu tidak lagi bisa hamil.

“Kanda, sepertinya adinda hamil.” Istrinya menceritakan di suatu hari. Bukan kepalang bahagianya suami istri itu. Mereka akhirnya merayakan kehamilan itu, dengan mengundang banyak warganya. Mengadakan jamuan makan-makan enak. Semua bahagia, dan mengucapkan selamat.

Waktu berlalu cepat, sudah sembilan bulan umur kandungan. Namun belum juga ada tanda-tanda akan melahirkan. Datu dan Datuna sang istri sudah tidak sabar ingin menggendong anak mereka. Baru setelah sepuluh bulan umur kandungan, melahirlah istri Datu. Dengan sangat kesakitan, proses berhari-hari istri datu melahirkan seorang anak laki-laki. Datu menamakan anaknya dengan Punta Balarai. Arti dari namanya adalah seorang pemuda yang cepat dan gesit.

*****

Bertahun-tahun sudah terlewati penuh kebahagiaan. Sekarang besarlah anak Datu, Punta Balarai. Sudah lima belas tahun umur Punta Balarai. Dia banyak belajar ilmu alam dan ilmu beladiri. Sehingga dia menjadi pemuda yang tangkas dan gesit. Selain itu, Punta Balarai juga pintar dan banyak akalnya. Semua pemuda di Talang Gajah Mati menjadi sahabatnya. Banyak pula gadis tergila-gila padanya.

Suatu, hari Punta Balarai berkeliling Talang. Dia ditemani dua sahabatnya, Kadra Puju dan Kadra Pacung. Yang menjadi aneh bagi mereka bertiga. Sejak kecil mereka selalu menyaksikan aktivitas, dimana semua penduduk Talang Gajah Mati sering menumbuk buah padi bersama-sama beberapa kali dalam setahun. Ratusan keranjang tepung beras entah dibawa kemana. Suara alu beradu dengan lesung bertalu-talu bagai musik yang luas.

Perlu diketahu kalau masa itu buah padi masih besar-besar, sebesar buah kelapa. Belum kecil-kecil seperti zaman kita sekarang, bertangkai berbulir-bulir. Punta Balarai berhenti di depan rumah seorang warga, lalu bertanya. Dia sangat penasaran, sebab dari kecil memendam keingin tahuan itu. Namun jawaban orang-orang tidak ada yang meyakinkan Punta.

“Bibik, apa yang menyebabkan warga kita menumbuk padi beberapa kali dalam setahun, dan sebanyak ini.” Tanya Punta. Punta selalu bertanya pada orang yang berbeda-beda. Namun jawaban juga simpang-siur tanpa ada penjelasan.

“Sudah, ini pekerjaan orang-orang tua, nanti kalau kalian sudah dewasa, dan mulai menjadi orang tua, akan diberitahu yang sebenarnya.” Jawab bibik itu, kemudian dia mulai menumbuk padi lagi. Punta dan dua sahabatnya pergi dan bermain di sisi Talang mereka.

“Aku merasa aneh, mengapa warga kita menumbuk padi begitu banyak. Padahal warga talang kita masih kekurangan makanan.” Tanya Punta pada dua sahabatnya.

“Aku juga tidak mengerti, Punta. Mengapa orang-orang tua kita melakukan itu.” Jawab Kadra Puju.

“Ada baiknya kita selidiki saja, Aku juga penasaran. Aku sering meminta Umak untuk menanak nasi lebih banyak. Sebab di bilik banyak buah padi.” Kata Kadra Pacung.

“Setiap kali bertanya, Umak-Bak selalu bilang, "untuk sesuatu dan keselamatan Talang kita.” Ujar Kadra Puju.

“Betul katamu, Pacung. Kita selidiki saja, sebab ada yang aneh dan semua ini merugikan warga.” Kata Punta Balarai.

"Kasihan, orang-orang tua kita." Sahut Kadra Puju, menanggapi. Mereka kemudian bermain-main di sisi tebing sebuah lubuk yang tidak jauh dari Talang. Ada juga beberapa pemuda datang untuk bersantai di sana, bertambah seruhlah mereka bermain. Di Sungai Keruh sesekali lewatlah perahu atau rakit warga.

*****

Beberapa hari berlalu, penduduk selesai menumbuk buah padi.  Sekarang buah padi sudah sudah menjadi tepung beras. Sudah dikemas di dalam bunang (keranjang besar). Jumlahnya dua ratus bunang, dan telah siap diberangkatkan. Dua ratus sepuluh orang laki-laki berkumpul di halaman rumah datu. Mereka, dipimpinan datu mulai bergerak. Masing-masing laki-laki menggendong satu bunang. Lima orang laki-laki membawa getuk dari cangkang kura-kura sungai. Mereka berjalan beriringan menuju suatu tempat. Lima lagi membawa perbekalan mereka.

Sementara itu, Punta Balarai dan dua sahabatnya mengawasi dari jauh. Mereka bertiga mengikuti, kemana tujuan Datu dan warga membawa tepung beras itu. Perjalanan berlanjut, siang dan malam. Jalan semakin lama semakin menanjak dan berbukit-bukit. Terdengar dari percakapan mereka kalau mereka menuju Bukit Pendape. Tiga hari-tiga malam sampailah di tempat tujuan. Di kaki Bukit Pendape. Meletakkan dan mengumpulkan keranjang di tanah terbuka berumput hijau. Lima orang warga memukul getuk (kentongan). Suara getuk bertalu-talu memekakkan telinga.

Dari kejauhan terdengar suara bergemuruh makhluk besar berjalan. Pohon besar bergoyang-goyang dan burung-burung berterbangan. Sosok besar itu semakin dekat, warga mulai berlarian bersembunyi di balik pepohonan disekitar lapangan berumput itu. Hanya datu yang masih berdiri di sekitar keranjang berisi beras yang sudah di tumbuk. Tidak lama kemudian muncul raksasa yang sudah tua. Rambut putih, wajah keriput. Ada tongkat besar, dan bercawat terbuat dari kulit hewan. Tampak berjalan mendekati lapangan itu. Tanah bergetar saat kakinya melangkah.

“Kalian sudah mengantar upeti kalian, wahai manusia?” Kata raksasa. Saat dia berkata, terlihat kalau dia tidak lagi memiliki gigi dan taring, ompong.

“Benar Puyang Raksasa Pendape, ini semua tepung beras sebagaimana permintaanmu setelah panen.” Kata Datu. Raksasa menghitung dan jumlahnya seperti yang dia syaratkan, 200 bunang.

“Baiklah, sekarang kalian boleh pulang. Ingat, 200 hari lagi kalian datang mengantarkan tepung beras lagi, kalau tidak kalian yang akan Aku makan dan Talang kalian Aku hancurkan.” Kata Raksasa itu mengancam. Sebagai gertakan dia memukulkan tongkat kayu ulinnya ke tanah lapang itu. Terdengar suara seperti pohon besar yang roboh. Datu mengiakan, kemudian dia pulang bersama rakyatnya. Sementara itu, Punta dan kedua sahabatnya menyaksikan semua yang terjadi dari tempat persembunyian mereka.

"Grubakkkkk. Grubakkkk. Grubakkk." Bunyi langkah kaki raksasa itu membawa bunang ke puncak Bukit Pendape.

*****

Waktu berlalu, sudah mendekati dua ratus hari lagi. Sekarang warga Talang Gajah Mati bersiap menumbuk buah padi lagi. Punta Balarai dan dua sahabatnya Kadra Puju dan Kadra Pacung mulai menyusun rencana. Mereka ingin mengalahkan raksasa ompong yang selalu makan bubur nasi hasil memeras warga. Menindas warta Talang Gajah Mati untuk memenuhi kebutuhan makannya.

“Pantasnlah raksasa itu meminta tepung beras karena dia sudah ompong.” Kata Kadra Puju.

“Betul, lalu bagaimana kita menghadapi raksasa itu.” Tanya Kadra Pacung.

“Aku sudah berpikir sejak lama, sepertinya Aku memiliki ide untuk mengalahkan raksasa ompong itu.” Ujar Punta.

“Baiklah, apa rencanamu Punta. Kami akan membantumu.” Kata Kadra Puju.

“Tapi, jangan sampai warga talang dan ayahku tahu tentang ini.” Kata Punta. Lalu punta memberi tahu rencananya dan mereka diminta mulai membantu untuk membuat jebakan raksasa tua yang sudah ompong itu, agar tidak menindas masyarakat mereka lagi. Pagi-pagi keesokan harinya mereka berangkat ke hutan, membawa parang masing-masing.

“Mau kemana kalian, koyong-koyong.” Tanya seorang wanita agak tua yang sedang menumbuk padi di sisi jalan.

“Kehutan, mencari onak rotan, Uwa.” Jawab Punta.

“Kenapa buah padi semakin mengecil Aku perhatikan, Uwa.” Tanya Kadra Pacung basa-basi.

“Ya, beginilah tak sebesar dahulu, Bujang. Kata orang tua buah padi sebesar keranjang pada mulanya. Namun karena sering di tumbuk manusia di setiap tahun, membuat buah padi mengecil." Jelas ibu-ibu itu.

"Mengapa bisa demikian, Uwa." Tanya Punta.

"Karena padi punya jiwanya. Dia mengecil sebab manusia selalu mengecilkan buahnya." Jelas nenek itu. Punta dan kedua sahabatnya baru mengerti mengapa buah padi terus mengecil. Bisa-bisa natinya sebesar buah embacang, atau lebih kecil lagi pikir mereka. Sebab di tumbuk warga setiap tahun untuk diberikan pada raksasa Bukit Pendape. Ketiganya juga kesal sekali, sebab buah padi menjadi kecil karena ulah raksasa itu.

*****

Punta Balarai dan dua sahabatnya mengambil onak berduri sebanyak-banyaknya. Kemudian mereka menjalin seperti susunan jaring. Ada bagian yang mereka buat seperti tali dan melingkar seperti jerat tali. Ada juga onak yang mereka rangkai seperti tali-tali melintang. Kemudian mereka juga menjalin onak berduri seperti jala-jala. Banyak onak mereka ikatkan pada batang dan dahan-dahan pohon di sekitar sebuah lubuk dimana mereka sering bermain. Lubuk tidak bernama itu, kemudian mereka penuhi dengan onak berduri. Sekarang, jebakan onak berduri mereka sudah siap. Rencana mulai dilaksanakan.

Pekerjaan menumbuk padi mulai dilaksanakan. Pada malam harinya, Punta Balarai, dan dua sahabatnya mencuri semua lesung-lesung milik warga. Lalu mereka lemparkan semua lesung-lesung itu di dalam lubuk tidak bernama dimana mereka sering bermain. Lesung tersangkut dijalinan onak-onak berduri, sehingga tampak mengambang tapi tidak hanyut. Dua ratusan lesung berserakan di lubuk itu.

Setelah itu, mereka juga mencuri bunang-bunang yang baru saja selesai dianyam untuk wadah tepung beras, Kemudian mereka menghancurkannya. Keesokan harinya, ibu-ibu dan warga semuanya menjadi ribut dan bertanya-tanya kemana kiranya lesung dan keranjang besar (bunang) mereka. Semua warga menjadi, panik, takut dan khawatir akan kemarahan raksasa yang tinggal di Bukit Pendape.

“Datu, bagaimana ini. Sepertinya lesung kita telah dicuri. Begitu juga dengan bunang-bunang yang kita anyam. Waktu kita tinggal satu hari lagi, tentu raksasa itu marah sekali. Kita akan menjadi makanannya, dan talang kita akan dia hancurkan.” Kata seorang warga, dan yang lainnya menjadi takut.

“Aku tidak habis pikir, bagaimana ada orang mencuri lesung dan keranjang-keranjang itu. Ini adalah perbuatan yang sangat membahayakan. Kalau dia perlu makanan atau harta, tentu dia dapat memintanya daripada dia mencuri lesung-lesung itu.” Kata Datu dengan rasa kesal dipenuhi rasa khawatir.

“Lalu bagaimana, kita sekarang. Apakah kita perlu membuat lesung dan keranjang kembali. Mungkin kita bisa bermusyawara dengan raksasa itu.” Kata seorang ibu-ibu memberi saran.

“Iya, kita akan membuat lesung dan keranjang kembali. Tapi untuk berjaga-jaga ada baiknya, wanita, anak-anak dan orang tua kita sembunyikan terlebih dahulu. Kalau musyawara gagal tentu akan aman bagi mereka. Sementara yang lain mulailah membuat lesung dan menganyam keranjang. Aku da hulubalang juga lima orang prajurit akan menemui raksasa itu, untuk musyawara.” Kata Datu.

Lalu dia memerintahkan lima orang prajurit untuk mengambil lima getuk dari cangkang kura-kura untuk memanggil raksasa. Dia naik ke rumah, mengambil pibang kidau dan pibang kanan, lalu dia selipkan di pinggangnya.

“Ampun Datu, tiga buah getuk juga hilang.” Lapor seorang prajurit, sementara dua lainnya membawa dua getuk yang tersisa.

“Kurang ajar, siapa yang melakukan ini. Sepertinya mereka ingin kita semua mati oleh raksasa itu. Akan Aku hukum berat mereka kalau ketahuan." Kata Datu sangat marah sambil menggenggam telapak tangannya. Dia memerintahkan prajurit untuk menyelidiki dan menggeledah seluruh Talang. Namun mereka tidak menemukan, kemudian semua warga juga dikumpulkan. Tapi sia-sia, semua memang tidak tahu menahu. Hanya ada yang aneh, Punta Balarai, Kadra Puju dan Kadra Pacung tidak ada. Saat dicari juga tidak ada, dan timbul tuduhan kalau mereka bertigalah yang berbuat. Tapi belum ada bukti, jadi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kalau anakku, Punta Balarai adalah pelakunya, dia akan tetap di hukum." Kata Datu Tan Maranu tegas, dia tidak pilih kasih. Walau anaknya dia tetap dihukum. Menandakan dia pemimpin sejati yang bijaksana.

“Sudah dari nenek moyang kita dahulu tidak pernah kejadian seperti ini. Kita selalu tepat waktu menghantarkan tepung beras pada Raksasa Bukit Pendape.” Ujar seorang Jurai Tue.

*****

Sementara itu, Punta Balarai, Kadra Puju, dan Kadra Pacung sudah sampai di kaki Bukit Pendape. Mereka berdiri di padang rumput luas dimana biasanya warga memberikan persembahan dua ratus keranjang besar tepung beras. Raksasa ompong itu tidak bisa menungu lagi. Karena dia memakan bubur yang terbuat dari tepung beras satu keranjang dalam satu hari. Karena raksasa itu tidak bisa bertani dan tidak mau berusaha. Maka dia memaksa masyarakat Talang Gajah Mati memberikan hasil panen padi padanya. Sudah ribuan tahun pemerasan dan kejahatan raksasa itu. Bahkan bua padi terus mengecil gara-gara ditumbuk terus menerus. Saatnya kita menghentikan raksasa itu. Kata Punta geram dan jiwa mudanya yang memberontak berapi-api.

“Tungggg. Tuuungggg. Tuuunggg.” Begitulah bunyi getuk yang dipukul berulang-ulang. Mereka memanggil raksasa itu agar datang ke padang rumput. Sementara raksasa di atas bukit mendengar suara getuk itu. Dia tersenyum, manusia telah datang mengantar makanan untuknya. Maka dia bergegas bangkit dan berjalan menuju Padang Rumput.

“Wahai manusia, di mana keranjang tepung beras untukku.” Tanya Raksasa dengan marah.

“Maaf raksasa, kami datang mengadu padamu. Bahwa lesung-lesung penumbuk padi di Talang kami telah dicuri oleh raksasa lainnya. Ayah dan banyak warga ditangkap olehnya. Kalau kau ingin kami memberikan tepung beras lagi padamu, tolong ambilkan lesung yang diambil Raksasa itu. Kami tidak bisa melawannya, hanya dirimu yang sama besar dan sama kuat.” Kata Punta Balarai.

“Kalian ingin menipuku, tidak ada raksasa lagi di dunia ini selain Aku.” Jawab Raksasa itu.

“Apakah kau takut, pada raksasa itu sehingga kau begitu marah dan tidak mau melawannya.” Ujar Kadra Pacung, sengaja memancing amarah raksasa.

“Kurang ajar, Aku tidak pernah takut. Awas kalian berbohong akan Aku hancurkan Talang kalian dan Aku makan kalian bertiga. Tunjukkan padaku raksasa lain kata kalian itu, dan dimana lesung-lesung itu dia buang, Aku akan mengambilnya.” Kata Raksasa ompong itu.

Raksasa itu, berjalan menju Talang Gajah Mati diikuti Punta dan dua sahabatnya. Setibanya di Talang mereka, Punta terus menunjukkan dimana lesung-lesung berada. Sementara penduduk talang menjadi takut dan mereka mulai berlarian bersembunyi. Mereka berpikir kalau raksasa itu mulai marah, sebab mereka terlambat memberikan upeti tepung beras dua ratus keranjang besar seperti biasa. Tibalah di dekat Sungai Keruh, Raksasa itu melihat lesung berserakan di dalam sebuah lubuk di Sungai Keruh.

Tanpa ragu raksasa itu melangkah masuk ke lubuk itu, dimana kedalam air Sungai Keruh sedang naik. Sungai sedalam itu, hanya sebatas pinggangnya. Saat dia mulai memunguti lesung-lesung itu. Tiba-tiba kakinya dibelit sesutau yang tajam dan banyak. Semakin lama semakin banyak dan terus berbelit belit. Aneh juga, semakin dia bergerak semakin rapat juga pada kaki dan pinggangnya. Rupanya, Punta dan kedua temannya membuka ikatan onak berduri yang sudah mereka siapkan di hulu lubuk. Lalu hanyut terbawa arus air yang deras. Semakin lama semakin banyak. Raksasa sulit bergerak sebab kaki sudah terpilin onak berduri. Saat dia ingin menarik terasa sangat sakit menggores kulitnya. Selain itu, duri onak yang melekuk juga saling mengait membuat onak tidak bisa dilepaskan.

Semakin lama semakin berat dan rapat, membuat tubuh raksasa roboh kedalam air sungai. Kemudian dari sisi tebing seberang melesat onak berduri seperti jala ikan. Tubuh raksasa itu sekarang dibaluti onak berduri dengan kuat. Sehingga dia tidak bisa bergerak sedikit pun. Lesung-lesung mulai hanyut ke hilir. Begitu juga raksasa mulai tenggelam kedalam sungai.

Dalam waktu cukup lama raksasa itu tidak dapat bernafas di dalam air. Lalu mati dan jasadnya menghilang di dalam aliran sungai entah kemana. Mungkin hanyut terbawa arus air. Kejadian tersebut disaksikan Datu ayah Punta beserta warga Talang Gajah Mati. Punta dan kedua sahabatnya merasa gembira, begitu juga semua masyarakat Talang Gajah Mati menjadi bahagia. Sekarang mereka terbebas dari raksasa yang kejam itu. Semua memuji atas keberanian dan kecerdasan Punta dan dua sahabatnya.

Setelah semua berlalu dan suasana tenang kembali. Barulah Punta Balarai menceritakan semuanya pada ayah dan warganya. Mereka meminta maaf karena telah mencuri lesung dan tiga getuk. Datu dan warga memaafkan mereka bertiga. Mereka juga bersyukur sebab memiliki calon pemimpin di masa depan. Kelak Punta Balarai akan menjadi seorang Datu yang hebat. Kadra Puju dan Kadra Pacung menjadi hulubalang yang luarbiasa.

Lubuk dimana Punta Balarai dan dua sahabatnya Kadra Puju dan Kadra Pacung meletakkan lesung-lesung untuk menjebak raksasa kemudian dinamakan dengan, Lubuk Lesung. Sampai sekarang Lubuk Lesung masih ada, yang terletak di Sungai Keruh, di Desa Gajah Mati, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin. Karena seringnya warga menumbuk buah padi. Akhirnya buah padi semakin kecil seperti sekarang. Orang tidak lagi menyebut buah padi, tapi biji padi atau bulir padi.

Oleh. Joni Apero.
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 26 Agustus 201.
Sumber Andai-andai: Sastra lisan masyarakat di Kecamatan Sungai Keruh, Musi Banyuasin.

Arti Kata: Datu: Gelar pemimpin tradisonal Melayu. Puyang: Gelar Bangsawan/orang yang dihormati/tokoh agama/ketua adat. Lubuk: Bagian badan sungai yang terletak di pengkolan/tikungan aliran sungai, dimana kedalaman dan luas badan sungai lebih lebar dan dalam. Talang: Nama pemukiman tradisional zaman dahulu. Umak: Ibu. Bak: Ayah. Bilik: Tempat menyimpan hasil panen, terutama padi. Embacang: Nama buah-buahan sejenis buah mangga. Bunang: Keranjang besar yang dibuat dari anyaman bambu. Keranjang ini khusus untuk mengangkut padi karena rapat dan besar. Getuk: Kentongan, biasanya dibuat dari cangkang kura-kura atau labi-labi sungai.

Sy. Apero Fublic.

Via Mitos
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

Post a Comment

Post Populer

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Monday, July 15, 2024
Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sunday, July 14, 2024
Mengenal Pohon Serdang

Mengenal Pohon Serdang

Saturday, August 05, 2023
Naskah Palembang: Hikayat Galuh Digantung

Naskah Palembang: Hikayat Galuh Digantung

Monday, August 03, 2020

BULETIN APERO FUBLIC

BULETIN APERO FUBLIC

Translate

Search This Blog

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
vimeo Subscribe
instagram Follow
rss Subscribe

Featured Post

PT Muba Energi Maju Berjaya Catat Capaian Positif, Targetkan PI Capai Rp240 Miliar pada 2026

PT. Media Apero Fublic- Saturday, November 08, 2025 0
PT Muba Energi Maju Berjaya Catat Capaian Positif, Targetkan PI Capai Rp240 Miliar pada 2026
APERO FUBLIC   I  PALEMBANG .— Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin terus memperkuat kinerja Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD ) untuk mendukung per…

Most Popular

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Sunday, November 10, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Tuesday, October 15, 2019
Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Saturday, March 21, 2020
Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Thursday, November 07, 2019
Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Tuesday, June 25, 2019
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Powered by Blogger
Apero Fublic

Website Archive

  • 2025740
  • 2024203
  • 2023142
  • 2022103
  • 2021365
  • 2020435
  • 2019281

MAJALAH KAGHAS

MAJALAH KAGHAS

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

TABLOID APERO FUBLIC

TABLOID APERO FUBLIC

SELAK MAJO

SELAK MAJO
Karikatur

Labels

Aceh Aceh Besar Amerika Serikat Andai-Andai Angkat Besi APERO FUBLIC Apero Herbal Apero Popularity Arkeologi Artikel Atambua Badan Pemerintah Bali Bandung Bangka Barat Bangkinang Banten Batu Bara Batusangkar Baubau Bawaslu Belanda Belu Bencana Bengkayang Bengkulu Berita Berita Daerah Berita Daerah Berita Nasional Berita Internasional Berita Nasional Binjai Biruisme Bisnis BNN Bogor Bola BOLTARA Brand Brazil Budaya Budaya Daerah Budaya Dunia Buku Populer Buletin AF Bulungan Cerita Bersambung Cerita Kita Cerita Rakyat Cerpen Dairi Daratan Daratan dan Hutan Deli Serdang Dongeng Dongeng Dunia DPRD Dunia Anak e-Biografi Tokoh Ekonomi Ekonomi Islam Elektronik Energi FASHION Fauna Film Flora Fotografi Gatget Healthy & Fitness Himpunan Muslim HSS HST Hukum Hukum Islam Ibu dan Anak Ilmu Kesastraan Indragiri Hulu Info Desa Iran Islam dan Budaya Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Masyarakat Islam dan Negara Islam dan Sosial JABAR Jakarta Jambi JATENG Jatinangor Jembrana Jepang Jurnal AF Jurnalisme Kita KABAR Kabar Buku Kabupaten HST KALBAR KALSEL KALTARA KALTIM Kampar Kampus Kanada Karo Kata Mutiara Kepemimpinan Kesehatan Kesehatan dan Pendidikan Wanita kesenian Ketapang Kisah Legenda Kolaka Korupsi Kriminal Kubu Raya Kuliner Kupang Labuhan Bajo Labuhanbatu LABURA Laporan Penelitian Lebak Lembata Lombok Lubuk Linggau Lubuk Pakam Lubuklinggau Mahasiswa Majalah Kaghas Malang Malaysia Marinir Mask Medan Mempawah Menembak Meranti Merauke Militer Mitos Morut Muaro Jambi MUBA Musik NTT Ogan Ilir OKU Selatan OKU Timur Olah Raga Olahraga Opini Otomotif Padang Padang Lawas Padang Panjang Palembang Panjat Tebing Pantun Papua Barat Daya Papua Selatan Parigi Moutong Pariwisata PDF Pekanbaru Pemerintahan Pendidikan Penyakit Masyarakat Perkebunan Pertanian Pertanian dan Alam Pesisir Selatan Pinrang Politik Populer Bisnis Populer Iklan Populer Produk Populer Profesi Prabumulih PraLeader Problematika Seks Propaganda Public Figure Puisi Puisi Akrostik Pustakawan PWI PWI Sumatera Selatan PWI Sumsel PWI SumSel Renang Riau Rote Ndao Samarinda Samosir Sampah dan Limbah Sastra Kita Sastra Klasik Sastra Lisan Sastra Moderen SDA Sejarah Daerah Sejarah Islam Sejarah Kebudayaan Sejarah Umum Sekayu Senam Seniman Sepak Bola Sepeda Listrik Sepeda Motor Sibolga Silat Simalungun Skil Wanita Smart TV Solok Solok Kota Sorong Sosial dan Masyarakat Sosial Masyarakat Sport Sudut Pandang Sukabumi SULSEL SULTENG SULTENGRA SUMBAR Sumber Air Sumedang SUMSEL SUMUT Surat Kita Syarce Tablet Tabloid AF Tanah Datar TANJABAR Tanjung Selor Tapanuli Utara TAPUT Tebing Tinggi Teknologi Temanggung TNI TNI AD TNI AL TNI AU Tokoh Wanita Tradisi UKM-Bisnis UMKM Video Women World

Laman Khusus

  • Cahaya
  • Daftar Kata Istilah Baru
  • e-Galeri Apero Fublic
  • Mari Kita Hijrah
  • Nasihat dan Motivasi
  • Apero Quote
  • Pribahasa Indonesia
  • Picture Indonesia
  • Pangeran Ilalang I
  • Pangeran Ilalang II

Pages

  • Pecakapan Sunset Sunrise
  • Flora Pangan Indonesia
  • Fauna Indonesia
  • Dawnload PDF Gratis
  • Dawnload Feature Gratis (PDF)

Recent Posts

Popular Posts

  • Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series
    Goda Series e-Bike APERO FUBLIC.- Berbicara tentang e-Bike atau sepeda Listrik saat ini memang tidak ada habisnya. Kendaraan praktis tanp...
  • Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G
    Oppo A3 Pro 5G selain tahan benturan kuat juga tahan siraman air APERO FUBLIC.- Pihak Oppo telah merilis ponsel pintar terbaru dari seri A...
  • Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly
    Sepeda Motor Listrik Produksi U^Winfly APERO FUBLIC.- U^Winfly merupakan Perusahaan Industrial pada sektor bergerak industri kendaraan list...
  • Mengenal Pohon Serdang
    Proses penganyaman atap dari daun serdang oleh masyarakat. (doc: internet/anoname). APERO FUBLIC.- Pohon serdang merupakan tumbuhan yang san...
  • Naskah Palembang: Hikayat Galuh Digantung
    Apero Fublic.- Mengenal naskah klasik Melayu Palembang, Hikayat Galuh Digantung. Nakah ini juga sering dikenal dengan Hikayat Inu Kertapati...
  • Mengenal Buah Raman
    APERO FUBLIC.- Buah raman atau dikenal juga dengan nama buah aman, dan gandario. Buah asli endemik Indonesia ini banyak tumbuh di pulau ...
  • Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.
    APERO FUBLIC.- Raden Kamandaka sebuah cerita rakyat dari dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Rakyat ini bercerita tentang Keraja...
  • Mengenal Buah Petai
    Apero Fublic.- Petai adalah jenis buah-buahan sayur dan paling terkenal dijadikan ulam. Makan dengan ulam petai sangat menggoda dan men...
  • Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik
    Apero Fublic.- Lembar pertama dari naskah Sayir Khadamuddin, diawali dengan basmalah. Syair Khadamuddin adalah bentuk sastra lama dari ...
  • Mata Cantik Aisyah Part III: Aisyah dan Geng Mio
    APERO FUBLIC.- Bulan Ramadhan 1439 Hijriah telah berlalu, sekitar sebulan lalu. Aktivitas perkuliahan Aisyah dalam libur smester. Kampu...

Editor Post

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020

Popular Post

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Monday, July 15, 2024
Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sunday, July 14, 2024
Mengenal Pohon Serdang

Mengenal Pohon Serdang

Saturday, August 05, 2023
Naskah Palembang: Hikayat Galuh Digantung

Naskah Palembang: Hikayat Galuh Digantung

Monday, August 03, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Mengenal Buah Petai

Mengenal Buah Petai

Tuesday, June 23, 2020
Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Tuesday, June 25, 2019
Mata Cantik Aisyah Part III: Aisyah dan Geng Mio

Mata Cantik Aisyah Part III: Aisyah dan Geng Mio

Sunday, August 18, 2019

Populart Categoris

Andai-Andai 1 Artikel 39 Berita 732 Berita Daerah 872 Berita Internasional 30 Berita Nasional 803 Brand 117 Budaya Daerah 29 Cerita Bersambung 20 Cerita Kita 25 Cerita Rakyat 12 Cerpen 10 Dongeng 66 Ekonomi 23 Elektronik 21 FASHION 12 Fauna 4 Flora 62 Healthy & Fitness 14 Ibu dan Anak 1 Islam dan Budaya 11 Islam dan Lingkungan Hidup 7 Islam dan Masyarakat 3 Jurnalisme Kita 17 Kampus 114 Kesehatan 16 Kisah Legenda 10 Kuliner 21 Mitos 15 Olah Raga 84 Opini 64 PDF 3 Pantun 6 Pariwisata 36 Penyakit Masyarakat 6 Problematika Seks 6 Puisi 47 Puisi Akrostik 5 Sampah dan Limbah 1 Sastra Kita 22 Sastra Klasik 53 Sastra Lisan 12 Sejarah Daerah 24 Sejarah Kebudayaan 28 Sepeda Listrik 15 Sport 2 Surat Kita 7 Tablet 20 Teknologi 127 Tokoh Wanita 9 UKM-Bisnis 12 Video 20 Women 4 World 3 e-Biografi Tokoh 23 kesenian 4
APERO FUBLIC

About Us

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan Publikasi dan Informasi yang bergerak dalam bidang Industri Kesusastraan. Apero Fublic merupakan bidang usaha utama bidang jurnalistik.

Contact us: fublicapero@gmail.com

Follow Us

© Copyright 2023. PT. Media Apero Fublic by Apero Fublic
  • Disclaimer
  • Tentang Apero Fublic
  • Advertisement
  • Contact Us