11/14/2020

Hikayat Asal Usul Nama Langkat

Apero Fublic.- Dahulu kala Kabupaten Langkat berbentuk kerajaan yang belum mempunyai nama. Akan tetapi, kerajaan itu berpusat di satu kampung yang bernama Kampung Ulak Berayun dekat dengan kampung Karang Gading di Kecamatan Sicanggang. Pusat kerajaan tersebut ditandai dengan adanya dua kuburan yang nisannya berukirkan tulisan Arab. Kuburan yang satu bernama Dewa Syapri dan kuburan yang satunya lagi tidak terbaca lagi.

Letak kuburan ini di Buluk Cina, Kecamatan Hamparan Perak. Jarak dari Karang Gading tidak jauh karena sungai yang menghubungkan kedua daerah ini bermuara ke Karang Gading. Daerah inilah yang menjadi pusat kerajaan karena di sana ada seorang raja yang bernama Raja Benuang. Dia menetap di Kampung Ulak Berayun yang berdekatan dengan Karang Gading. Perkembangan kerajaan ini tidak besar, maka tidak banyak dikenal.

Seorang putra Raja Benuang pergi merantau ke Siak, Riau. Ketika sudah dewasa dia dinikahkan oleh Raja Siak dengan putrinya. Dari pernikahan keduanya lahir seorang anak yang mereka namakan Ahmad. Akan tetapi orang tua Ahmad atau anak Raja Benuang menghilang entah kemana. Tidak ada satupun orang yang tahu keberadaannya.

Ahmad kemudian beranjak dewasa, dia bertekad mencari ayah yang menghilang. Ibu Ahmad berkata, “kalau engkau hendak juga mencari ayahmu, pergilah ke arah timur.” Yang dimaksud dengan arah timur dalam pembicaraan mereka merujuk ke arah posisi Kabupaten Langkat sekarang. Pergilah Ahmad seorang diri mengikuti arah Sungai Langkat dan sampai ke Sungai Wampu, lalu tiba di Gebang.

Sesampai disana, penduduk daera itu menanyakan siapa dirinya. Ahmad menceritakan siapa dirinya dan apa tujuannya. Saat penduduk tahu kalau dia adalah cucu Raja Benuang, penduduk sepakat mengangkat Ahmad menjadi raja mereka. Ahmad bertekad membesarkan kerajaanya. Ahmad dibantu oleh dua orang Panglimanya.

Kerajaan diperluas sampai ke Kampung Cinta Raja (Namunggas) lalu menuju Bahorok. Di Bahorok yang penduduknya berasal dari daerah Karo. Raja Ahmad bertanya tentang seseorang yang dia cari, ayahnya. Penduduk Kampung Cinta Raja tidak tahu karena memang tidak mengetahui. Mereka menjawab, “ Lang Keteh.”

Dalam Bahasa Karo kata “tidak tahu” berbunyi, “lang keteh.” Karena bahasa agak berbeda, kata-kata itu diucapkan berkali-kali oleh Rajah Ahmad dan pasukannya. Dari kata tersebut Raja Ahmad terinspirasi penyebutan kata, Langkat. Yang kemudian dia namakan untuk nama Kerajaannya. Sejak saat itu, wilayah Kerajaan Raja Ahmad dinamakan Daerah Langkat.

Selain itu, cerita asal–usul nama Langkat ada versi lain. Bukan diambil dari kata “Lang Keteh” tetapi Nama Langkat diambil dari nama pohon Langkat yang sangat besar yang sangat mirip dengan pohon langsat. Pohon itu kemudian ditebang dan tinggal tunggulnya yang sangat lebar. Dari nama pohon tersebut dijadikan nama Daerah Langkat.

Sekarang daerah Langkat telah menjadi sebuah Kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia. Terdiri dari 23 Kecamatan dengan luas 6.273, 29 kilometer persegi. Berpenduduk sekitar 1.041.775 jiwa ditahun 2020. Langkat beribu kota di Stabat, Povinsi Sumatera Utara. Cerita ini tidak masuk dalam kategori sejarah, tetapi cerita hikayat.

Namun yang jelas Kabupaten Langkat berasal dari daerah Kekuasaan Kesultanan Langkat. Kesultanan Langkat berpusat di Tanjung Pura. Cerita asal nama Langkat ini berasal dari Tengku Usman di Binjai dan juga dari Datuk Sicanggang. Informan bernama Kadri Ahmadi, lahir di Tanjung Pura tahun 1926. Berbahasa Melayu, pendidikan Sekolah Guru dan seorang Pensiunan Pegawai Penerangan.

Rewrite: Tim Apero Fublic.
Editor. Desti, S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Palembang, 15 November 2020.
Sumber: Masindan, Dkk. Sastra Lisan Melayu Langkat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987.

Sy. Apero Fublic.

0 komentar:

Post a Comment