8/26/2020

Angklung Kita: Seniman Jalanan Pelestari Alat Musik Tradisional

Apero Fublic.- Sekayu. Seniman jalanan adalah salah satu bentuk seni terindah di Indonesia. Para pelaku seni jalanan hidup dengan kreativitas mereka dalam bertahan hidup. Bukan soal uang, namun jiwa senilah yang menggerakkan mereka dalam berusaha. Bagi seorang seniman, seni adalah jalan hidup mereka. Tidak heran kalau kita menyaksikan semangat hidup yang tinggi pada mereka.

Mungkin kamu pernah bertemu dengan sekelompok anak muda yang memainkan musik seiring berjalan. Suara musik yang merdu dengan alunan yang menggebu-gebu. Membuat para pendengar menjadi tertarik dan terpukau. Kelompok seniman jalanan selalu mengadakan pertunjukkannya di sepanjang jalan. Kita sebut saja kelompok seni mereka dengan, “Angklung Kita.

Di sebut dengan Angklung Kita karena musik mereka untuk semua kalangan masyarakat saat mereka berlalu membawakan musiknya. Kelompok seniman jalanan Angklung Kita, terdiri dari beberapa peran. Pertama pemain angklung, pemukul dram atau gendang dan seorang bertugas menerima apresiasi warga seikhlasnya.

Sedikit mengenai alat musik tradisional angklung. Angklung berasal dari daerah Sunda, Provinsi Jawa Barat. Alat musik yang terbuat dari bambu ini dimainkan dengan cara digoyang. Dari benturan-benturan bambu itulah menghasilkan suara yang khas dan unik tapi merdu.

Kami menjumpai kelompok seniman jalanan Angklung Kita di Kota Sekayu. Seorang pemain angklung, Kasnuri (30) mengungkap sedikit cerita (25/8/2020). “Kami menyukai musik Bang. Mencari rezeki halal dan menyalurkan hobi. Yang paling kami sukai adalah mengenalkan alat musik tradisonal kita, Angklung pada masyarakat luas. Agar masyarakat tahu bagaimana merdunya suara angklung. Betapa kayanya kebudayaan bangsa kita, Indonesia. Jelasnya.

Dalam perbincangan kami, mereka juga menjelaskan agak sulit mencari pekerjaan di daerah asal. Sehingga bersama-sama teman-teman membentuk kelompok seniman jalanan ini. Harapan mereka semoga masyarakat selalu mencintai alat musik tradisional angklung serta keberadaan angklung tetap lestari. Sebagai warisan budaya nenek moyang bangsa kita.

Oleh. Padli, S.Pd.
Editor. Desti. S.Sos.
Tatafoto. Dadang Saputra.
Sekayu, 25 Agustus 2020.

Sy. Apero Fublic.

0 komentar:

Post a Comment