-->
Search
24 C
en
  • Penerbit MAF
  • Apero Book
  • JAF
  • LinkedIn
APERO FUBLIC
Terbitkan Artikel Anda
  • Apero Fublic
  • Popular
    • Politik
    • Ekonomi
    • Fotografi
    • Dunia Anak
    • Sosial & Masyarakat
  • Apero Fublic
  • Women
    • Women
    • Tokoh Wanita
    • Skil Wanita
    • Ibu dan Anak
    • Pendidikan & Kesehatan Wanita
  • Gatget
    • Video
  • World
  • Video
  • Featured
    • Penyakit Masyarakat
    • About
    • e-Galeri
    • Post Search
    • Daftar Kata
    • Peribahasa
    • Antologi Puisi INew
    • Antologi Puisi IINew
  • Find
    • Download Artikel
    • Download Feature
    • Andai-Andai
    • Post All
    • Flora Pangan
    • Fauna
    • Picture IndonesiaNew
    • Kamus Bahasa MusiNew
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Brand
    • Sport
    • Fashion
    • Fitness
    • Sunset-Sunrise
    • HijrahNew
    • NasihatNew
APERO FUBLIC
Search

Ruang Sponsor Apero Fublic

Ruang Sponsor Apero Fublic
Home Budaya Daerah Kecepek. Senjata Api Tradisional Masyarakat di Indonesia dan Asia Tenggara
Budaya Daerah

Kecepek. Senjata Api Tradisional Masyarakat di Indonesia dan Asia Tenggara

PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic
04 Jan, 2020 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Apero Fublic.- Masyarakat Indonesia selama ini hanya mengetahui senjata tradisional di Indonesia hanya berupa senjata-senjata biasa yang belum maju. Seperti tombak, pedang, keris, golok, panah, pisau, rencong, kujang, dan masih banyak lagi lainnya. Karena setiap daerah di Indonesia selalu memiliki senjata tradisional. Sesungguhnya masyarakat Indonesia juga memiliki senjata api tradisional, yang dinamakan Kecepek. Generasi muda sekarang sebagian besar tidak tahu dan tidak mengenali jenis senjata api tradisional Indonesia.


Saat menonton film-film, membaca buku yang bercerita tentang perang dengan Belanda, Inggris, Portugis, atau perang antar wilayah di Nusantara. Orang Indonesia selalu digambarkan hanya memiliki senjata tradisional manual, seperti pedang, tombak, panah, bambu runcing. Padahal orang Indonesia sejak abad ke 15 sudah ada senjata api tradisional, kecepek.

Selain bedil kecepek, ada juga meriam-meriam di benteng atau di kapal-kapal laut. Kapal-kapal orang Indonesia tidak kalah dengan kapal-kapal Asing. Kekalahan orang Indonesia karena penghianat-penghianat dari dalam. Perebutan kekuasaan antar pemimpin berlanjut dengan perang saudara. Kalah, bukan karena bodoh dan primitif.

Belanda menerapkan politik adu domba atau politik belah bambu. Satu kelompok ditekan dan satu kelompok dibantu. Setelah itu yang dibantu diserang dari belakang. Baik itu diserang dengan senjata atau dengan intrik politik. Belanda menguasai daerah tidak bersamaan. Tapi berangsur-ansur, misalnya Aceh hanya 40 tahunan di kuasai Belanda.


Masyarakat dunia menemukan sejenis senjata api tradisional, meriam. Meriam adalah prototipe senjata api pertama yang dibuat manusia. Dengan alasan ingin memiliki senjata yang dapat menembak lebih ringan, serta dapat dibawak kemana-mana. Maka manusia memunculkan ide membuat meriam lebih kecil, dinamakan meriam tangan. Ukuran sebesar bambu betung atau sedikit lebih besar.


Seiring waktu meriam tangan berkembang dan berubah menjadi bedil. Karena manusia ingin yang lebih praktis lagi terutama saat perang dan berburu. Dapat menembak dengan akurat dan terorganisasi, ringan. Maka inovasi meriam tangan berubah menjadi senjata api tradisional atau bedil. Bedil merupakan prototive kedua dari perkembangan senjata api yang kita kenal sekarang.

Pada masa kesultanan-kesultanan senjata api tradisional adalah komoditas perdagangan (abad 15-19 M). Tentu pada masa itu, bedil termasuk barang mahal. Pihak kesultanan, para bangsawan dan prajurit-prajurit memiliki senjata tradisional tersebut. Banyak juga masyarakat biasa yang memiliki. Mereka membeli dari pedagang-pedagang Cina, Jepang, Inggris dan lainnya. Baik membeli senjata sudah jadi atau berupa pipa besi untuk senjata api tradisional.


Kemudian senjata api tersebut ditiru oleh penduduk lokal Indonesia. Dengan membuat tipe senjata api tradisional sendiri. Tapi memiliki kualitas yang sama dari produksi orang luar. Penduduk membeli pipa besi dari pedagang untuk merakit sendiri. Pipa bedil yang siap pasang. Penduduk tidak perlu lagi modipikasi. Seperti membuat lobang picu atau menyumbat salah satu ujung pipa dengan tima.


Oleh karena itu, di Nusantara dan Asia Tenggara umumnya berkembang senjata api tradisional Kecepek. Di Indonesia berkembang corak asli aliran senjata api tradisional Indonesia. Ukuran pipa besi seukuran jari telunjuk manusia. Panjang pipa kurang lebih satu meter. Ukuran yang disukai satu setengah meter. Karena bentuk ukuran pipa yang ideal. Ukuran tersebut tidak terlalu panjang untuk dibawak-bawak kemana-mana di dalam hutan. Pipa panjang memiliki tenaga dorong kuat untuk peluru.


Penduduk kadang  membuat kecepek dari pipa ranjang kuno. Pada lobang pipa belakang di sumbat dengan tima. Caranya, timah dipanaskan dan mencair lalu dituangkan sampai kurang lebih sepanjang 30 cm. Bagian yang disumbat diletakkan pada gagang kayu. Fungsi sumbatan untuk menutup lobang pipa dan menahan mesiu. Sekaligus menciptakan landasan dorong peluru dan tekanan udara.

Berjarak 5 cm dari sumbatan pipa. Dibuat lobang sebesar jarum. Istilah penduduk menyebutnya, lobang pusat. Dari samping gagang dipasang pemantik atau pelatuk. Pelatuk terhubung ke pemicu bagian bawah gagang. Saat pemicu diraih maka pelatuk akan memukul tepat diatas lobang kecil. Sehingga tercipta pijaran api yang masuk melalui lobang kecil dan menyambar mesiu yang ada di dalam pipa. Saat itulah ledakan terjadi dengan asap yang mengepul dari ujung pipa.


Dalam pembuatan gagang atau rumah-rumah kecepek. Penduduk memilih kayu-kayu berkualitas. Terutama kayu-kayu yang berwana indah seperti kayu sungkai, leban, dan lainnya. Pipa dan gagang disatukan dengan sejenis plat tipis yang melingkar dan dipaku pada gagang kayu. Di ujung gagang tepat sejajar dengan pipa kecepek, dibuat lobang untuk menempatkan palasak. Palasak terbuat dari besi kecil memanjang. Kalau sekarang seperti behal besi bangunan ukuran 6 ks. Panjang palasak sedikit lebih panjang dari pipa agar memudahkan saat pengisian kecepek.

Palasak alat pelengkap kecepek untuk pengisian. Palasak berfungsi untuk mendorong racikan mesiu. Karena racikan mesiu perlu dipadatkan dengan inal. Agar mesiu, peluru tidak tertumpa. Inal juga berfungsi untuk menciptakan tekanan dan ledakan. Tanpa inal tidak akan terjadi ledakan. Inal menjadi pengunci api mesiu saat dipantik dari atas pipa. Inal terbuat dari sobekan-sobekan sabut kelapa.


Ukuran pengisian mesiu dibuat dari potongan bambu yang seukuran dengan lobang pipa bedil kecepek. Panjang disesuaikan menurut pemilik, antara 15 sampai 30 cm. Penduduk menamakan dengan mentron. Senjata moderen sama dengan selonsong peluru namanya. Satu kali mengisi dituangkan beberapa mentron mesiu. Untuk peluru terbuat dari tima yang dibulatkan atau bulat panjang. Peluru dimasukkan setelah mesiu. Lalu dipadatkan dengan sabut kelapa (inal). Semakin erat inal maka akan semakin kuat dorongan peluru keluar.


Biasanya penduduk membuat sejenis keranjang kecil untuk wadah peralatan mesiu kecepek. Terbuat dari anyaman rotan atau anyaman bambu. Mesiu masyarakat lokal menyebutnya obat. Terbuat dari sejenis senyawa kimia dan bubuk arang. Bubuk arang kayu yang ringan dicampur bahan tersebut, lalu diapanaskan di dalam wadah penggorengan, misalnya kuali. Mesiu tradisional ini harus sejuk dan terjaga dari kelembaban.


Senjata kecepek tersebar luas di tengah masyarakat. Karena pada masa Kesultanan-kesultanan, harga bedil sangat mahal. Maka masyarakat petani berinisiatif membuat sendiri senjata tradisional kecepek. Sehingga masyarakat di Pulau Sumatera dan Kalimantan pada umumnya memiliki senjata kecepek.

Senjata kecepek paling banyak dan populer di provinsi Sumatera Selatan. Dibawah tahun 2000 hampir setiap rumah memiliki senjata api tradisional kecepek. Bahkan sampai sekarang dipedalam-pedalaman senjata api tradisonal kecepek masih digunakan penduduk untuk menjaga ladang, kebun dari gangguan hama babi. Karena mayoritas muslim membuat babi hutan sangat banyak hidup di dalam kebun-kebun karet, hutan-hutan.


Manfaat senjata api tradisional kecepek dari dahulu samapai sekarang tetap. Penduduk menggunakan senjata api tradisional kecepek untuk menjaga diri dan menjaga ladang. Karena penduduk di Pulau Sumatera dan Kalimantan mata pencahariannya berladang. Mereka harus berhadapan dengan harimau, beruang, dan ular piton besar. Maka senjata kecepek menjadi kebutuhan untuk bertahan hidup. Senjata kecepek juga dijadikan senjata berburu.

Kadang senjata kecepek ada yang menggunakan untuk kejahatan. Misalnya merampok atau membunuh orang. Namun biasanya apabila masyarakat telah menembak seseorang. Biasanya yang ditembak itu orang jahat dan mengganggu kehidupan mereka. Tahun delapan puluhan pernah terjadi gariti harimau atau krisis harimau. Dimana serangan harimau sangat tinggi. Sehingga penduduk harus memburu harimau. Kecepek menjadi senjata andalan masyarakat dalam mempertahankan diri.

Pada masa perang kemerdekaan, kecepek juga menjadi senjata andalan menghadapi penjajah. Banyak penembak gelap dengan kecepek. Di Sumatera Selatan ada tiga jenis atau tipe senjata kecepek. Jenis pertama kecepek pipa 38. Jenis senjata kecepek besar yang sangat mengerikan. Kedua, jenis kecepek pipa kipas kuat. Jenis ini ukuran pipanya lebih kecil dari jenis pipa 38.

Tapi kekuatan terjangan peluru dua kali lipat jenis pipa 38. Jenis ketiga yaitu pistol kecepek. Atau kecepek pipa pendek dengan jangkau peluru 50-an meter. Senjata api tradisional kecepek satu kali menembak dan diisi kembali. Lama pengisian antara lima sampai sepuluh menit tergantung keahlian pemiliknya.

Pemerintah dan aparat penegak hukum tidak perlu khawatir dengan keberadaan senjata kecepek di tengah masyarakat. Senjata ini sudah menjadi budaya bagi masyarakat pedalaman. Mereka menggunakan untuk kepentingan pertanian. Sekarang sedikit demi sedikt senjata api kecepek mulai hilang. Penduduk mulai tidak lagi peduli dengan kecepek.

Hanpir habisnya harimau di hutan-hutan membuat senjata ini tidak lagi begitu diperlukan. Pemerintah baiknya membuat sebuah musium kecepek. Sehingga masyarakat yang ingin menyerahkan senjata tradisionalnya dapat ditampung. Lalu menjadi bagian koleksi senjata tradisional Indonesia, tempat wisata. Sesungguhnya penduduk banyak yang ingin menyerahkan senjata kecepek mereka. Tapi mereka takut nanti berurusan dengan hukum, maka masih banyak yang menyimpannya.

Di kawasan Pulau Sumatera dan Kalimantan kecepek di digunakan penduduk di daerah pedalaman, misalnya suku anak dalam dan di petalangan. Di daerah yang sudah maju penduduk tidak lagi menyimpan kecepek karena kesadaran mereka. Mereka memusnakan atau senjata kecepek rusak tidak terawat lagi.

Oleh. Joni Apero.
Palembang, 4 Januari 2019.
Sumber foto kecepek Internet.

Sy. Apero Fublic
Via Budaya Daerah
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

Post a Comment

PWI Sumatera Selatan

PWI Sumatera Selatan
Ayo, ikuti dan ramaikan.

Post Populer

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

Friday, June 06, 2025

BULETIN APERO FUBLIC

BULETIN APERO FUBLIC

Translate

Search This Blog

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
vimeo Subscribe
instagram Follow
rss Subscribe

Featured Post

Investor Bakal Garap Pabrik CPO di Tungkal Jaya Muba. Nilai Investasi Capai Rp240 Miliar

PT. Media Apero Fublic- Thursday, July 03, 2025 0
Investor Bakal Garap Pabrik CPO di Tungkal Jaya Muba. Nilai Investasi Capai Rp240 Miliar
APERO FUBLIC. PALEMBANG.— Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) kembali dilirik investor yang bergerak dalam pengolahan minyak mentah kelapa sawit dan pabrik pengol…

Most Popular

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Sunday, November 10, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Tuesday, October 15, 2019
Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Saturday, March 21, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Thursday, November 07, 2019
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Powered by Blogger
Apero Fublic

Website Archive

  • 2025230
  • 2024203
  • 2023142
  • 2022103
  • 2021365
  • 2020435
  • 2019281

MAJALAH KAGHAS

MAJALAH KAGHAS

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

TABLOID APERO FUBLIC

TABLOID APERO FUBLIC

SELAK MAJO

SELAK MAJO
Karikatur

Labels

Andai-Andai APERO FUBLIC Apero Herbal Apero Popularity Arkeologi Artikel Berita Berita Daerah Berita Internasional Berita Nasional Biruisme Bola Brand Budaya Daerah Budaya Dunia Buku Populer Buletin AF Cerita Bersambung Cerita Kita Cerita Rakyat Cerpen Daratan Daratan dan Hutan Dongeng Dongeng Dunia Dunia Anak e-Biografi Tokoh Ekonomi Ekonomi Islam Elektronik Energi FASHION Fauna Film Flora Fotografi Gatget Healthy & Fitness Himpunan Muslim Hukum Hukum Islam Ibu dan Anak Ilmu Kesastraan Info Desa Islam dan Budaya Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Masyarakat Islam dan Negara Islam dan Sosial Jurnal AF Jurnalisme Kita Kabar Buku Kampus Kata Mutiara Kepemimpinan Kesehatan Kesehatan dan Pendidikan Wanita kesenian Kisah Legenda Kriminal Kuliner Laporan Penelitian Majalah Kaghas Mask Mitos Musik Olah Raga Opini Otomotif Pantun Pariwisata PDF Pemerintahan Pendidikan Penyakit Masyarakat Pertanian dan Alam Politik Populer Bisnis Populer Iklan Populer Produk Populer Profesi PraLeader Problematika Seks Propaganda Public Figure Puisi Puisi Akrostik Pustakawan PWI PWI SumSel Sampah dan Limbah Sastra Kita Sastra Klasik Sastra Lisan Sastra Moderen SDA Sejarah Daerah Sejarah Islam Sejarah Kebudayaan Sejarah Umum Seniman Sepeda Listrik Sepeda Motor Skil Wanita Smart TV Sosial dan Masyarakat Sport Sudut Pandang Sumber Air Surat Kita Syarce Tablet Tabloid AF Teknologi Tokoh Wanita UKM-Bisnis Video Women World

Laman Khusus

  • Cahaya
  • Daftar Kata Istilah Baru
  • e-Galeri Apero Fublic
  • Mari Kita Hijrah
  • Nasihat dan Motivasi
  • Apero Quote
  • Pribahasa Indonesia
  • Picture Indonesia
  • Pangeran Ilalang I
  • Pangeran Ilalang II

Pages

  • Pecakapan Sunset Sunrise
  • Flora Pangan Indonesia
  • Fauna Indonesia
  • Dawnload PDF Gratis
  • Dawnload Feature Gratis (PDF)

Recent Posts

Popular Posts

  • Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah
    APERO FUBLIC. SUMATERA SELATAN.- Palembang – Bupati Muba H. M Toha, didampingi Kepala Dinas Kominfo Muba Herryandi Sinulingga dan Kepala Ba...
  • Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan
    Apero Fublic.- Pada masyarakat Melayu ada sistem adat tatacara memanggil seseorang. Orang yang tidak mengikuti adat peraturan dalam mem...
  • Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
    Apero Fublic.- Pantun Daerah dari Dataran Negeri Bukit Pendape ini adalah warisan pantun berbahasa Melayu. Hadir dari buah pemikiran ne...
  • Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal
    APERO FUBLIC. MUBA.- Setelah berhasil melakukan peralihan pengelolaan kelistrikan dari PT MEP ke PLN, Bupati Muba H M Toha bersama Wakil Bup...
  • PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H
    Suasana di Kantor PWI di Kota Palembang APERO FUBLIC. PALEMBANG.- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel rangkaian menyambut Hari Raya I...
  • Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113
    APERO FUBLIC. SEKAYU.- Dalam rangka memperingati Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113. Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Musi Banyuasin M...
  • Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba
    APERO FUBLIC. MUSI BANYUASIN.- Pembukaan Festival Kuliner Kitek Nia Tahun 2025 dengan tema The Taste of Musi Banyuasin yang berlangsung di ...
  • Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK
    APERO FUBLIC. MUBA-JIRAK JAYA.- Untuk mengoptimalkan Program Kerja. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Musi Ba...
  • e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II
    Apero Fublic.- Ilalang atau juga sering di sebut alang-alang memiliki nama ilmiah  imperata cylindrica . Ilalang jenis rumput berdaun ...
  • Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.
    APERO FUBLIC.- Raden Kamandaka sebuah cerita rakyat dari dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Rakyat ini bercerita tentang Keraja...

Editor Post

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Legenda Kisah Cinta  I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Legenda Kisah Cinta I Jayaprana dan Ni Layonsari dari Bali

Tuesday, January 14, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Tradisi Ngobeng di Palembang: Simbol Kebersamaan dalam Setiap Suapan

Thursday, November 28, 2024
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019

Popular Post

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Tegaskan Komitmen Sinkronisasi Pembangunan Daerah

Sunday, June 15, 2025
Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Adat Peraturan dan Istilah Tujuh Keturunan

Thursday, August 01, 2019
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

PWI Sumsel Potong Hewan Kurban Sapi Idul Adha 1446 H

Friday, June 06, 2025
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113

Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Muba, Gelar Upacara Sebagai Peringatan Hari Bapak Pramuka Indonesia ke-113

Thursday, June 19, 2025
Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba

Bupati Muba HM.Toha : Festival Kuliner Dukung Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Muba

Thursday, June 26, 2025
Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

Optimalkan Program Kerja, Ketua TP PKK Muba Hj Patimah Toha Lakukan Pembinaan 10 Program Pokok PKK

Sunday, June 15, 2025
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020

Populart Categoris

Andai-Andai 1 Artikel 38 Berita 230 Berita Daerah 408 Berita Internasional 20 Berita Nasional 310 Brand 117 Budaya Daerah 29 Cerita Bersambung 20 Cerita Kita 22 Cerita Rakyat 12 Cerpen 9 Dongeng 66 Ekonomi 12 Elektronik 21 FASHION 4 Fauna 4 Flora 62 Healthy & Fitness 14 Ibu dan Anak 1 Islam dan Budaya 11 Islam dan Lingkungan Hidup 5 Islam dan Masyarakat 2 Jurnalisme Kita 16 Kampus 104 Kesehatan 5 Kisah Legenda 10 Kuliner 18 Mitos 15 Olah Raga 30 Opini 58 PDF 3 Pantun 6 Pariwisata 36 Penyakit Masyarakat 6 Problematika Seks 6 Puisi 47 Puisi Akrostik 5 Sampah dan Limbah 1 Sastra Kita 22 Sastra Klasik 53 Sastra Lisan 12 Sejarah Daerah 24 Sejarah Kebudayaan 28 Sepeda Listrik 15 Sport 2 Surat Kita 7 Tablet 20 Teknologi 125 Tokoh Wanita 6 UKM-Bisnis 12 Video 20 Women 4 World 3 e-Biografi Tokoh 23 kesenian 2
APERO FUBLIC

About Us

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan Publikasi dan Informasi yang bergerak dalam bidang Industri Kesusastraan. Apero Fublic merupakan bidang usaha utama bidang jurnalistik.

Contact us: fublicapero@gmail.com

Follow Us

© Copyright 2023. PT. Media Apero Fublic by Apero Fublic
  • Disclaimer
  • Tentang Apero Fublic
  • Advertisement
  • Contact Us